Metode Pelaksanaan CV
Metode Pelaksanaan CV
METODE PELAKSANAAN
Program
Kegiatan
Pekerjaan
Lokasi
: Sukajaya
Provinsi
PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam hal ini Proyek direncanakan dengan kriteria sbb :
1. Penempatan Direksi keet yang stategis.
2. Penempatan Peralatan dan Material yang tepat sasaran.
3. Pembuatan Drainase yang tepat guna, serta penanganan
buangan air yang baik.
4. Membuat Pengamanan-pengamanan/pelindung bagi operasional proyek.
5. Membuat Acces road yang baik, sehingga tidak terganggu saat hujan.
6. Menempatkan rambu-rambu keselamatan pada lokasi-lokasi
strategis, dll.
1. Lokasi
Lokasi tempat bangunan harus dibersihkan dari sampahsampah atau
benda lainnya, termasuk pembongkaran-pembongkaran dari lokasi
pekerjaan.
2. Papan pengenal proyek.
Papan pengenal proyek dibuat dari rangka kayu yang baik dan
papan/triplek dicat dengan cat minyak warna dasar putih dan tulisan
warna hitam. Papan pengenal proyek dipasang pada tempat strategis
dilokasi pekerjaaan agar masyarakat dapat melihatnya dan dipasang
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3. Pekerjaan pondok kerja / gudang alat-alat.
Pondok kerja dibuat berukuran minimum kapasitas tampung 30 (tiga
puluh) orang dan gudang alat-alat dibuat berukuran minimum 3 x 4 M2
dengan tiang kayu, atap seng, dinding papan, dan tempat
penyimpanan bahan dibuat lantai papan untuk mencegah supaya
bahan tidak rusak.
4. Pekerjaan bouwplank :
a. Bouwplank harus dibuat dari papan yang baik, pada sisi atas harus
diketam dan dipasang pada patok yang kuat dan tidak goyang.
b. Pemasangan bouwplank harus lurus dan datar, jika perlu diwater
pass dengan W. I.
PEKERJAAN TANAH
Motode kerja
Pekerjaan galian dilaksanakan secara open cut, dengan kemiringan
berm 1 : 0,5. Surveyor akan memberikan patok-patok panduan
serta kedalaman galian yang harus dicapai. Penggalian dilakukan
sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh
Pelaksana dan Pengawas. Material hasil galian sebagian
ditempatkan/distok disamping galian untuk timbunan kembali, jarak
penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang
berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali
dimuat langsung ke Dumptruk untuk dibuang ke Disposal area. Bak
agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak
terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Air pada lokasi pemadatan.
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug
diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering hingga pengecoran
beton selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar,
agar air tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sump pit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug.
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur
dengan pasir urug. Jika pasir urug tercampur dengan tanah lainnya, maka
Kontraktor wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan lainnya yang
bersih.
5. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga
seluruh lokasi dapat terus dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus
selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara
effektif untuk menanggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut
belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.
Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau
AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.
6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan..
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan
sistem "Field Density
Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standard Proctor Test.
b. Tidak berbau
c. Bisa digunakan untuk konsumsi (diminum)
d. Mempunyai kadar keasaman dan basa netral (Ph + 7)
e. Dapat diperoleh dengan mudah disekitar lokasi Proyek.
3. Pemasangan Pondasi Batu Kali
Pemasangan Pondasi Batu Kali harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut: Adukan/spesi yang digunakan minimal 1 Pc : 4 Ps
a. Sebelum pemasangan, dibuat profil yang ukurannya sesuai dengan
gambar gambar yang dimaksud.
b. sebelum pemasangan batu, dasar galian pondasi diberi lapisan pasir
pasang dan batu kosong yang ketebalannya masing-masing sesuai
dengan gambar.
c. Pemasangan dilakukan lapis demi lapis. Antara batu dengan batu
harus diberi spesi (antara batu dengan batu tidak boleh bersentuhan
langsung tanpa spesi), dan rongga-rongga diisi dengan batu yang sesuai
dengan besarnya serta diberi spesi secukupnya.
d. Permukaan bagian atas Pondasi Batu Kali harus rata (Water pass),
diberi spesi dan dikasarkan (digaris-garis silang). Pada tempat-tempat
yang akan dipasang kolom praktis harus diberi stick besi beton.
e. Pelaksanaan Pemasangan Pondasi Batu Kali tersebut harus dilakukan
sesuai dengan ukuran-ukuran dalam gambar serta petunjuk-petunjuk
dari direksi/pengawas lapangan.
boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus diatur
sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama.
Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua)
hari atas biaya Kontraktor.
4.2 Agregat.
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar/batu pecah dan agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis
agregat ini disyaratkan berikut ini. 1. Agregat kasar. Ukuran besar butir
nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil
antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau jarak
bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon
pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan
harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadinya
sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan
sebagai berikut :
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90 - 98
2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus
lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. :
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm 02
Ayakan 1.00 mm 10
Ayakan 0.25 mm 80 95
Ayakan 4.00 mm 02
Ayakan 1.00 mm 10
Ayakan 0.25 mm 80 95
MUTU BETON
K2
25
K2
50
K30
0
K35
0
K40
0
158
175
210
245
280
300
300
325
350
350
375
550
550
550
550
550
0.5
5
0.5
5
0.55
0.50
0.5
0
(kg/cm2)
Jumlah semen minimum
(kg/m3)
Jumlah semen maksimum
(kg/m3)
W/C faktor, maksimum
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka
harus dipenuhi syarat pada Table 4.5.1 Pedoman Beton Indonesia.
Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air.
Kondisi
lingkungan
Jenis Struktur
berhubungan
dengan
Beton Bertulang
Faktor air
Jumlah semen
semen
minimum
maksimum
(kg/m3)
0.50
290
Beton Pratekan
Air laut
0.45
360
0.50
300
Air laut
0.45
360
Jenis Struktur
Jumlah
minimum
benda uji
3
Beton
Bertulang
Beton
Pratekan
28
(fcfcr)
N1
Faktor Pengali S
15
1.16
20
1.08
25
1.03
30
1.00
2. Kuat tekan rata-rata - fcr Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari formula berikut ini :
fcr = fc + 1.64 S atau fcr = fc + 2.64 S - 40 kg/cm2.
3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan
tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri
dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai
nilai dibawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas
rekomendasi KP.
20 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari
uji tarik dan uji lentur.
2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan PENGAWAS. Contoh besi beton yang diambil
untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan PENGAWAS tidak diperkenankan
dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lainlain data yang perlu dicatat.
4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka
Konsultan PENGAWAS berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji
lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung
oleh Kontraktor.
5.5.2 Laporan hasil uji besi beton.
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan PENGAWAS dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi
beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
PEKERJAAN CAT
Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Balohan Kecamatan Sukajaya Sabang
a. Lingkup pekerjaan
1. Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang ada
hubungannya dengan pengecatan sesuai spesifikasi yang ditentukan.
2. Semua permukaan kayu dinding, plafond dan lain-lain dicat kecuali kalau
ditentukan lain dalam gambar.
Pengecatan terdiri dari :
a. Dinding ; plamur, cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum.
b. Kayu ; meni kayu, plamuur, cat dasar 1 kali dan warna kayu 2 minimal.
c. Plafond ; cat dasar 1 kali dan warna tembok 2 kali minimum.
b. Syarat-syarat
Pemborong harus memberikan jaminan kepada pemilik bahwa semua
pekerjaan cat sesuai dengan spesifikasi tidak menggelembung, mengelupas
dan cacat-cacat lain selama 2 tahun sesudah penyerahan terakhir dari
pekerjaan.
c. Bahan-bahan
1. Vinil acrylic emulsion untuk dinding dan langit-langit. Kualitas cat tembok
dipakai merk dulux.
2. Cat harus dalam bungkus asli dan utuh. Pada label tersebut ada
keterangan tentang nama pabrik, warna, susunan kimia dan aturan pakai.
Kualitas cat kayu dipakai merek "Avian/Kuda Terbang"
3. Pengujian
Contoh cat diambil secara periodik dari kaleng yang dibuka di Lapangan dan
diuji di Laboratorium. Bila dari hasil pengujian tersebut hasilnya tidak sama
dengan spesifikasi, maka biaya perbaikan/pengecatan kembali dibebankan
kepada pemborong.
d. Tata kerja
d. Tata cara
Cara pemasangan Genteng Metal untuk pekerjaan atap ini diserahkan
kepada Pemborong dengan mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
Pemasangan ini harus mengikuti petunjuk pabrik dan yang terdapat di dalam
gambar rencana.
PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan Lantai Beton Cor 1 : 3 : 5
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, penyiapan lantai yang
akan diselesaikan dengan bahan ini, serta pemasangannya pada lantai-lantai
dalam ruang-ruang yang tertera dalam gambar dan daftar bahan
penyelesaian (finish material schedule).
b. Bahan untuk penyelesaian ini berupa adukan beton yang terdiri dari
campuran semen pasir dan kerikil beton dengan perbandingan 1 : 3 : 5
diaduk dengan air secukupnya (plastis).
- Semen Portland yang dipakai seperti spesifikasi yang sesuai dengan apa
yang telah ditentukan dalam penjelasan. Pada umumnya semen termaksud
adalah semen biasa yang memenuhi syarat yang tercantum dalam NI-8.
- Pasir yang dimaksud harus bersih, asli dan bebas dari segala macam
kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 pasal
14 ayat 2.
- Kerikil beton yang dimaksud harus bersih dan bebas dari segala macam
kotoran tanah, satu dan lain hal sesuai dengan NI-2.
c. Lantai yang akan diselesaikan dengan beton tumbuk ini harus
dipersiapkan dulu dengan baik, ditumbuk (di stam) hingga cukup padat
kemudian diurug dengan pasir urug setebal minimal 10 cm atau sesuai
dengan gambar kerja dan dipadatkan lagi dengan menyiram dengan air.
d. Pengecoran lantai dengan adukan tersebut di atas dilakukan dengan hatihati dan empat yang akan dicor sudah bersih dari kotoran-kotoran yang
mungkin ada.
e. Pengecoran harus rata dan harus diusahakan tidak terjadi gelembunggelembung udara terperangkap yang kelak dapat menjadikan lantai menjadi
keropok. Ketebalan sesuai dengan gambar atau yang sudah diinstruksikan
dalam penjelasan pekerjaan.
f. Pengecoran dilakukan pias per pias(Blok demi blok)
Pekerjaan Drainase :
RINALDI
Direktur