003.E.DIR2014 Petunjuk Pengadaan Barang Dan Jasa Di PT PLN 28persero29 PDF
003.E.DIR2014 Petunjuk Pengadaan Barang Dan Jasa Di PT PLN 28persero29 PDF
PENGADAAN BARANG/JASA
PT PLN (PERSERO)
DAFTAR ISI
BAB I
1.1
Pendahuluan ...................................................................................................................................... 1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
Etika Pengadaan................................................................................................................................ 7
1.8
1.9
1.10
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB III
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.2
4.2.3.2
4.2.3.3
4.3
Joint Procurement............................................................................................................................. 29
4.4
Metode Penawaran........................................................................................................................... 29
4.4.1 Request for Quotations (RFQ) ............................................................................................... 29
4.4.2 Invitation to Bid (ITB) .............................................................................................................. 30
4.4.3 Request for Proposals (RFP) ................................................................................................. 30
4.5
4.6
4.6.2
4.6.3
4.6.4
4.6.5
4.6.6
4.6.7
4.6.8
4.6.9
4.6.10
4.6.11
Evaluasi Penawaran.......................................................................................................... 39
4.6.12
4.6.13
4.6.14
Laporan Evaluasi............................................................................................................... 42
4.6.15
4.6.16
Penetapan Pemenang....................................................................................................... 42
4.6.17
Pengumuman Pemenang.................................................................................................. 43
4.6.18
Sanggahan ........................................................................................................................ 43
4.6.19
4.6.20
4.6.21
4.6.22
BAB V
5.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.1.5
5.2
5.3
5.4
5.5
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (Alih Daya) .................. 63
5.6
5.7
5.8
ii
6.2
6.3
Insentif .............................................................................................................................................. 66
6.4
7.1.2
7.1.3
Asuransi ............................................................................................................................... 70
7.1.4
Perpajakan ........................................................................................................................... 70
7.2
7.3
Mobilisasi .......................................................................................................................................... 71
7.4
7.5
7.6
7.4.1
7.4.2
7.5.2
7.5.3
7.5.4
7.5.5
7.7
7.6.1
7.6.2
7.7.2
7.8
7.9
Garansi. ............................................................................................................................................ 77
9.2
9.3
iii
PT PLN PERSERO
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2014
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN BARANG/JASA
PT PLN (PERSERO)
BAB I
KETENTUAN UMUM
1.1
Pendahuluan
Sebagai tindak lanjut Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0620.K/DIR/2013 tanggal 3 Oktober
2013 tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero), maka perlu diatur Petunjuk
Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) dengan Edaran Direksi PT PLN (Persero).
1.2
1.3
1.4
Meningkatkan efisiensi.
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
Ruang Lingkup
1.3.1
1.3.2
Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana lainnya, yaitu dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri
dan/atau Pinjaman Dalam Negeri yang secara langsung diberikan ke PT PLN (Persero),
sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines).
Pengertian/Istilah
1.4.1
APLN adalah Anggaran PLN yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) yang telah disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan
mendesak atau Keadaan Darurat (Emergency) yang belum ditetapkan di dalam RKAP.
1.4.2
1.4.2.2
1.4.3
Anak Perusahaan PLN adalah Perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh PLN.
1.4.4
Asuransi Pembangunan Proyek adalah asuransi yang menjamin segala macam risiko kerugian
yang mungkin timbul di lingkungan proyek pembangunan selama masa pelaksanaan
pembangunan.
1.4.5
Asuransi Masa Operasi adalah asuransi yang menjamin segala macam risiko kerugian yang
mungkin timbul atas harta benda atau asset milik perusahaan pada masa operasi dan dimulai
sejak proyek diserahterimakan Taking Over Certificate (TOC) atau proyek dioperasikan secara
komersial.
1.4.6
Barangadalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian meliputi antara lain bahan baku,
barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
1.4.7
Berita Acara Serah Terima Tahap Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik
pekerjaan mencapai 100% (seratus persen).
1.4.8
Berita Acara Serah Terima Tahap Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa
pemeliharaan selesai.
1.4.9
Daftar Penyedia Terseleksi yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar Penyedia Barang/Jasa
yang lulus penilaian kualifikasi yang dimutakhirkan secara periodik berdasarkan kinerja
Penyedia Barang/Jasa.
1.4.10
Dewan Komisaris yang selanjutnya disebut Dekom adalah organ PLN yang bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi.
1.4.11
Direksi adalah organ PLN yang terdiri dari anggota Direksi yang bertanggungjawab penuh atas
pengurusan PLN untuk kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan PLN.
1.4.12
1.4.13
Direksi Teknis adalah wakil Pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam
pengawasan pekerjaan (misalnya Unit Sertifikasi, Unit Enjiniring, Unit Penelitian dan
Pengembangan, Unit Pemeliharaan Ketenagalistrikan dan Unit Manajemen Konstruksi).
1.4.14
Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat Perencana Pengadaan
sebagai pedoman dalam Pelaksanaan dan Penilaian Kualifikasi.
1.4.15
Dokumen Aplikasi Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa
berdasarkan Dokumen Persyaratan Kualifikasi sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi.
1.4.16
Dokumen Rencana Pengadaan adalah daftar umum yang meliputi kebutuhan Korporat/Kantor
Pusat/Unit Induk/Unit Penunjang atas barang/jasa, lengkap dengan kuantitas atau volume,
waktu kebutuhan atau waktu penyerahan, estimasi anggaran, strategi pengadaan, metode
pengadaan, pelaksana pengadaan dan sistem pemaketan/grouping/joint procurement bila
diperlukan.
1.4.17
Dokumen Pelelangan atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)adalah dokumen yang
disiapkan oleh Pejabat Perencana Pengadaan sebagai pedoman dalam proses pembuatan
dan penyampaian penawaran oleh Calon Penyedia Barang/Jasa serta pedoman evaluasi
penawaran oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
1.4.18
1.4.19
Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya yang
disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa.
1.4.20
Due Diligence adalah bagian dari Penilaian Kualifikasi untuk melakukan verifikasi langsung,
lebih detail, dan komprehensif atas dokumen kualifikasi, kompetensi dan kemampuan usaha
Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan aplikasi untuk kategori Leverage,
Critical/Bottleneck, dan Strategis.
1.4.21
1.4.22
e-Procurement PLN adalah sarana Pengadaan Barang/Jasa yang diproses secara elektronik,
yang diakses melalui internet.
1.4.23
Excess Poweradalah energi listrik yang merupakan kelebihan dari pembangkit tenaga listrik
swasta yang sudah ada dan sudah beroperasi.
1.4.24
General Manager (GM)/Kepala adalah Pejabat yang memiliki kewenangan dan membawahi
suatu Unit Induk (Wilayah, Distribusi, Pembangkitan, Penyaluran dan Pusat Pengaturan
Beban, Pembangunan), Unit Penunjang (Enjiniring, Sertifikasi, Manajemen Konstruksi,
Pemeliharaan Ketenagalistrikan, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan),
atau Unit Induktertentu berdasarkan Keputusan Direksi.
1.4.25
Harga Perkiraan Engineering/HPE adalah perhitungan estimasi biaya pokok produksi atau
estimasi biaya pokok pekerjaan yang dihitung secara profesional sebagai dasar penyusunan
HPS.
1.4.26
Harga Perkiraan Sendiri/HPS adalah perhitungan harga perkiraan dari suatu barang/jasa yang
dihitung berdasarkanestimasi biaya pokok produksi atau estimasi biaya pokok pekerjaan yang
disesuaikan dengan kondisi ekonomi terkini dan faktor-faktor lain yang berfungsi untuk melihat
kewajaran harga penawaran.
1.4.27
Incoterms adalah syarat dan ketentuan penyerahan barang komersial yang diatur oleh
International Chamber of Commerce, dimana dideskripsikan kewajiban biaya dan risiko dari
pembeli dan penjual.
1.4.28
1.4.29
Jadwal Pengadaan Barang/Jasa adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang
mencakup sejak tahap proses perencanaan pengadaan sampai dengan tahap penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan.
1.4.30
1.4.31
Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang
dilaksanakan oleh perorangan atau badan usaha/lembaga.
1.4.32
Jasa Lainnya adalah layanan jasa selain Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
1.4.33
1.4.34
Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN yang membawahi Unit Induk/Unit Penunjang.
1.4.35
Kebutuhan Rutin adalah kebutuhan barang/jasa yang mempunyai karakteristik nilai rendah dan
risiko suplai rendah dalam Supply Positioning Matrix.
1.4.36
Kebutuhan Leverage adalah kebutuhan barang/jasa yang mempunyai karakteristik nilai tinggi
dan risiko suplai rendah dalam Supply Positioning Matrix.
1.4.37
1.4.38
Kebutuhan Strategis adalah kebutuhan barang/jasa yang mempunyai karakteristik nilai tinggi
dan risiko suplai tinggi dalam Supply Positioning Matrix.
1.4.39
Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada
Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi
penawaran.
1.4.40
Kualifikasi adalah
Barang/Jasa.
1.4.41
1.4.42
1.4.43
Masa
Pelaksanaan
Perjanjian/Kontrak
adalah
masa
sejak
ditandatanganinya
Perjanjian/Kontrak sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam
Perjanjian/Kontrak.
1.4.44
Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan
antara Pejabat Pelaksana Pengadaan dengan Penyedia Barang/Jasa.
1.4.45
Pabrikan (manufacture) adalah perusahaan yang membuat peralatan secara mandiri, dimana
perusahaan tersebut memiliki peralatan untuk proses produksi dan pengendalian kualitas
sendiri, termasuk Anak Perusahaan dari Pabrikan tersebut yang menjadi perwakilan tunggal di
Indonesia/negara lain.
tingkat/kedalaman
kompetensi
dan
kemampuan
usaha
Penyedia
1.4.46
Pagu Anggaran (Budget Ceiling) adalah anggaran maksimal yang terdapat dalam RKAP yang
dihitung secara profesional berdasarkan perkiraan biaya pekerjaan ditambah dengan perkiraan
penyesuaian karena kondisi ekonomi.
1.4.47
Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa,
Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan, Tim Evaluasi, Value for
Money Committee, Penyedia Barang/Jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan persekongkolan baik vertikal, horizontal maupun penyelewengan hukum lainnya
dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
1.4.48
1.4.49
Pejabat Pelaksana Pengadaan adalah pejabat struktural yang bertugas dan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa.
1.4.50
1.4.51
1.4.52
1.4.53
Pengadaan Khusus adalah segala pekerjaan dan/atau penyediaan barang/jasa selain jasa
konstruksi, jasa konsultansi dan jasa lainnya, antara lain pengadaan energi primer, pembelian
tenaga listrik, sewa menyewa/sewa beli, sewa guna usaha (leasing), asuransi dan penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain.
1.4.54
Pengawas Pekerjaan adalah wakil Pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan
dalam mengawasi pekerjaan.
1.4.55
Pengguna Barang/Jasa adalah Direksi atau Pejabat struktural satu tingkat di bawah Direksi,
GM/Kepala atau Pejabat struktural satu tingkat di bawah GM/Kepala yang diberi kuasa, yang
menggunakan dan/atau menerima manfaat baik langsung maupun tidak langsung dari
barang/jasa yang dihasilkan dari proses pengadaan barang/jasa.
1.4.56
Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha
Penyedia Barang/Jasa.
1.4.57
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan hukum publik lainnya, Badan UsahaMilik Daerah
(BUMD), lembaga, konsorsium, Joint Operation, Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap
(CV), persekutuan perdata (Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang
kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa.
1.4.58
PLN adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan
dengan Akta Notaris Sutjipto,SH Nomor 169 Tahun 1994 besertaperubahannya.
1.4.59
1.4.60
Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam bidang
Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property, asuransi
kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi kerugian yang dikeluarkan
oleh Departemen Keuangan.
1.4.61
Perusahaan Terafiliasi BUMN adalah perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki
olehAnak Perusahaan BUMN, gabungan Anak Perusahaan BUMN, atau gabungan Anak
Perusahaan BUMN dengan BUMN.
1.4.62
Perusahaan Terafiliasi PLN adalah perusahaan yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh
Anak Perusahaan PLN.
1.4.63
1.4.64
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran.
1.4.65
1.4.66
1.4.67
1.4.68
PO (Purchase Order atau Surat Pesanan) adalah dokumen pembelian yang mendeskripsikan
tipe, jenis, spesifikasi, jumlah dari barang yang akan dibeli, tempat dan waktu penyerahan,
persyaratan pembayaran, serta syarat dan ketentuan lainnya.
1.4.69
1.4.70
Re-insurance Company adalah Perusahaan Asuransi Dunia yang akan menerima risiko PLN
dan dipilih berdasarkan Rating dari Lembaga Rating Dunia yang diyakini dapat menjamin
keamanan risiko PLN apabila terjadi kerugian pada pertanggungan berjalan.
1.4.71
Request for Expression of Interest (REOI) adalah Metode untuk menyebarkan informasi seluas
mungkin kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk mendaftar sebagai DPT.
1.4.72
Request for Proposals (RFP) adalah Metode permintaan penawaran untuk kebutuhan yang
spesifikasinya/TOR tidak dapat dilakukan secara penuh pada saat undangan penawaran
diumumkan.
1.4.73
Request for Quotations (RFQ) adalah Metode permintaan penawaran untuk pengadaan yang
bersifat kecil atau rutin dengan spesifikasi yang mudah ditemui di pasar.
1.4.74
Invitation to Bid (ITB) adalah Metode permintaan penawaran untuk kebutuhan yang
spesifikasinya/TOR dapat dibuat secara jelas dan lengkap.
1.4.75
Riset Pasar adalah riset untuk mengidentifikasi dan mendapatkan seluruh informasi yang
relevan terkait kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa atau pekerjaan yang akan digunakan untuk
membuat strategi Pengadaan Barang/Jasa dan Perjanjian/Kontrak.
1.4.76
RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang merupakan organ PLN dan mempunyai
wewenang yang tidak dimiliki Direksi dan Dewan Komisaris.
1.4.77
Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi
dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh melalui ujian
sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa.
1.4.78
Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah suatu transaksi pembiayaan untuk penyediaan barang
modal secara sewa guna dengan hak opsi memiliki (Financial Lease) maupun sewa guna
tanpa hak opsi memiliki (Operating Lease) antara pihak penyedia pembiayaan atau barang
(Lessor) untuk digunakan oleh pihak yang membutuhkan pembiayaan atau barang (Lessee)
selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran secara berkala/bertahap.
1.4.79
Sumber Daya Aset (SDA) adalah sumber daya PLN berupa aset baik bergerak maupun tidak
bergerak yang dapat dimanfaatkan.
1.4.80
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sumber daya PLN berupa Pegawai Perusahaan.
1.4.81
Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) tahun takwim terhitung sejak tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember.
1.5
1.4.82
Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi
baik selaku konsultan perorangan maupun konsultan yang bekerja pada suatu badan usaha
atau lembaga.
1.4.83
Total Cost of Ownership (TCOO) adalah biaya keseluruhan dari pembelian barang/jasa, tidak
hanya merupakan harga awal yang ditawarkan (initial purchase price) tetapi merupakan biaya
keseluruhan yang dapat terjadi selama umur ekonomis barang/jasa tersebut.
1.4.84
Unit Induk/Unit Penunjang adalah unit organisasi satu tingkat dibawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan lapangan usaha PLN.
1.4.85
Value for Money Committee adalah fungsi yang melakukan kajian/analisa Value for Money
terhadap proses Pengadaan Barang/Jasa di PLN.
1.4.86
Wakil Pengguna Barang/Jasa adalah pejabat struktural yang ditunjuk oleh Pengguna
Barang/Jasa untuk mewakili Pengguna Barang/Jasa dalam halPengadaan Barang/Jasa.
Prinsip Dasar
Pengadaan Barang/Jasa di PLN wajib menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.5.1
Efisien
Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik
dalam waktu yang cepat dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin secara wajar
dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah.
1.5.2
Efektif
Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
1.5.3
Kompetitif
Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara Penyedia Barang/Jasa
yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas dan transparan.
1.5.4
Transparan
Semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa, termasuk syarat teknis
administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia
Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia Barang/Jasa yang berminat.
1.5.5
1.5.6
Akuntabel
Harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari
potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.
1.6
1.6.2
1.6.3
1.6.4
1.6.5
1.6.6
1.7
Etika Pengadaan
Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat
Pelaksana Pengadaan, Penyedia Barang/Jasa, dan Value for Money Committee dan para pihak yang
terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa baik secara internal maupun eksternal, harus
mematuhi etika sebagai berikut :
1.8
1.7.1
Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa.
1.7.2
Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
Dokumen Pelelangan/RKS yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
1.7.3
Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan
menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
1.7.4
Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak.
1.7.5
1.7.6
1.7.7
Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Perusahaan.
1.7.8
Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
Bantuan Hukum
Dalam hal Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan, Value for Money Committee dan pihak lain di
PLN, telah melaksanakan proses pengadaan sesuai dengan prosedur dan Etika Pengadaan
yang berlaku sebagaimana yang diatur dalam Edaran Direksi ini, namun terdapat tuntutan dan
tetap dipermasalahkan secara hukum, maka kepada yang bersangkutan akan mendapatkan
bantuan hukum dari PLN sesuai ketentuan Bantuan Hukum yang berlaku di PLN.
1.8.2
Reward
Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan,
Pejabat Pelaksana Pengadaan, Value for Money Committee dan pihak lain di PLN yang terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa diberikan insentif dan reward sesuai ketentuan yang berlaku
di PLN.
1.8.3
Punishment
Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan,
Pejabat Pelaksana Pengadaan, Value for Money Committee dan pihak lain di PLN yang terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa yang tidak sesuai dengan Prinsip Dasar Pengadaan, Etika
Pengadaan dan Prosedur yang berlaku, maka akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Disiplin
Pegawai PLN yang berlaku.
1.9
Pakta Integritas
1.9.1
Internal
Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan,
Pejabat Pelaksana Pengadaan, Value for Money Committee dan pihak lain di PLN yang terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa wajib menandatangani Pakta Integritas.
1.9.2
Eksternal
Calon Penyedia Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani Pakta
Integritas.
1.10
1.10.2
Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas batas kewenangannya yang diatur dalam
ketentuan Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PLN yang berlaku;
atau
1.10.3
BAB II
ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
2.1
Pengguna Barang/Jasa
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.2.2
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.6.2
2.1.6.3
b.
Jadwal Pengadaan.
c.
d.
Dokumen Pelelangan/RKS.
e.
HPS.
f.
2.1.6.4
2.1.6.5
2.1.6.6
2.1.6.7
2.1.6.8
2.1.6.9
2.2
Tugas Pokok Wakil Pengguna Barang/Jasa adalah membantu menyiapkan tugas Pengguna
Barang/Jasa.
2.2.2
2.2.3
Wakil Pengguna Barang/Jasa dapat ditunjuk sebagai Direksi Pekerjaan atau Pengawas
Pekerjaan atau Manajer Proyek.
2.2.4
2.2.5
Wakil Pengguna Barang/Jasa bukan Pejabat yang karena sifat pekerjaannya menimbulkan
benturan kepentingan, seperti Pejabat/Pegawai di bidang Pengawasan.
2.3
2.4
Fungsi Perencanaan Pengadaan di Kantor Pusat dan Unit Induk/Unit Penunjang dilaksanakan
oleh Pejabat Perencana Pengadaan.
2.3.2
Fungsi Perencanaan Pengadaan di Unit Pelaksana dilaksanakan oleh Pejabat yang ditunjuk
oleh Manajer Unit Pelaksana, dalam hal memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
angka 2.1.5.
2.3.3
2.3.4
2.3.4.2
2.3.4.3
2.3.4.4
Menyusun Dokumen Pelelangan Barang/Jasa atau Rencana Kerja dan Syaratsyarat (RKS) untuk diusulkan penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa,
termasuk Addendum bila diperlukan.
2.3.4.5
2.3.4.6
2.3.4.7
2.3.5
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, jika diperlukan Pejabat Perencana Pengadaan dapat
dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun eksternal PLN.
2.3.6
2.3.7
Fungsi Pelaksana Pengadaan di Kantor Pusat dan Unit Induk/Unit Penunjang dilaksanakan
oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
2.4.2
Fungsi Pelaksana Pengadaan di Unit Pelaksana dilaksanakan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh
Manajer Unit Pelaksana, dalam hal memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka
2.1.5.
2.4.3
10
2.4.4
2.4.4.2
2.4.4.3
2.4.4.4
2.4.4.5
2.5
2.4.4.6
2.4.4.7
2.4.4.8
2.4.4.9
2.4.4.10
2.4.4.11
2.4.4.12
2.4.4.13
Mengumumkan pemenang.
2.4.4.14
2.4.4.15
2.4.4.16
2.4.4.17
2.4.4.18
2.4.5
Dalam menjalankan tugas pokoknya, jika diperlukan Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat
dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun eksternal PLN.
2.4.6
2.4.7
Prinsip value for money, adalah pengadaan yang mengutamakan hasil terbaik untuk PLN
dalam jangka panjang, yang mempertimbangkan Total Cost of Ownership dan tidak selalu
merupakan harga pembelian awal terendah, serta memenuhi unsur tepat kualitas, tepat
kuantitas, tepat waktu, tepat tempat, tepat tujuan sosio-ekonomi, dan tepat biaya.
2.5.2
11
2.5.2.2
2.5.3
2.5.3.2
Di Kantor Pusat
a.
b.
2.6
2.5.4
2.5.5
Proses Pengadaan Barang/Jasa yang harus melaluireview dan rekomendasi Value for Money
Committee adalah Pengadaan Barang/Jasa yang masuk kategori kebutuhan
Critical/Bottleneck/Strategis dan kategori kebutuhan Leverage yang nilai pengadaannya
menjadi kewenangan Direksi/GM, sesuai Supply Positioning Matrix.
Procurement Agent
2.6.1
Tugas Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat dilakukan oleh pihak ketiga sebagai Procurement
Agent yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa.
2.6.2
Justifikasi atas penunjukan Procurement Agent yang menjalankan tugas Pejabat Pelaksana
Pengadaan diajukan oleh Pengguna Barang/Jasa kepada Value for Money Committee.
2.6.3
Mempunyai aspek Metode pengadaan yang spesifik/baru yang tidak di atur dalam
Edaran ini dan Pejabat Pelaksana Pengadaan tidak mempunyai keahlian untuk
menanganinya; dan
2.6.3.2
2.6.4
Procurement Agent dapat berupa badan usahaberbentuk Badan Hukum nasional atau
internasional, lembaga pemerintah dan non pemerintah, atau lembaga pendidikan yang
mempunyai keahlian dalam bidang procurement.
2.6.5
2.6.6
Procurement Agent dapat memakai prosedur pengadaan internal mereka, setelah mendapat
persetujuan Value for Money Committee.
12
BAB III
DAFTAR PENYEDIA BARANG/JASA TERSELEKSI (DPT)
3.1
3.2
3.3
Melakukan Riset Pasar untuk mendapatkan data dan informasi Penyedia Barang/Jasa yang
mempunyai kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
Data dan informasi yang dikumpulkan tergantung pada kategori dalam Supply Positioning
Matrix yaitu :
3.4
3.3.1.1
3.3.1.2
3.3.2
3.3.3
3.3.4
Dalam pelaksanaan angka 3.3.1, angka 3.3.2 dan angka 3.3.3 dapat dilakukan due diligence
(uji tuntas) antara lain untuk pekerjaan yang bersifat :
3.3.4.1
Kompleks atau Barang/Jasa yang bersifat spesifik, antara lain konstruksi atau
pembelian tenaga listrik.
3.3.4.2
Jenis barang atau pekerjaan teknis tertentu, yang dibutuhkan secara reguler,
seperti material distribusi utama yang akan diadakan dengan long term supply
agreements, pemeliharaan oleh workshop.
3.3.4.3
3.3.4.4
DPT Lokal dibuat oleh Pejabat Perencana Pengadaan di Unit Induk/Unit Penunjang untuk
dipergunakan dalam proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa setempat.
3.4.2
DPT Korporat dibuat oleh Pejabat Perencana Pengadaan di Kantor Pusat untuk dipergunakan
dalam proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara nasional.
3.5
Pengelolaan DPT
3.5.1
3.5.2
Pendaftaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang berminat dapat dilakukan setiap hari kerja,
selanjutnya akan dilakukan penilaian kualifikasi dan dapat dilakukan due diligent sebelum
dimasukkan di dalam DPT.
13
3.5.2
DPT harus dilakukan pemuktahiran secara berkala dan terus menerus antara lain berupa
penambahan/pengurangan Calon Penyedia Barang/Jasa dalam daftar DPT, pemuktahiran
data dan kinerja Calon Penyedia Barang/Jasa yang sudah terdaftar dalam DPT.
3.5.3
Untuk kategori pekerjaan Criticical/Bottleneck dan Strategis, setiap ada proses pemilihan
Penyedia Barang/Jasa harus dilakukan pemutakhiran kualifikasi teknis dan keuangan dari
Calon Penyedia Barang/Jasa dalam DPT.
3.6
3.7
3.5.4
Untuk kategori Leverage yang signifikan, pada setiap proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dapat dilakukan pemutakhiran kualifikasi teknis dan keuangan dari Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam DPT berdasarkan justifikasi Pejabat Perencana Pengadaan.
3.5.5
DPT memuat catatan Penyedia Barang/Jasa yang terkena daftar hitam (black list).
3.5.6
PLN mengakui daftar hitam (black list) dari lembaga yang mempunyai keterkaitan dengan
bisnis PLN, atau perusahaan yang sejenis dengan usaha PLN, atau mempunyai kesamaan
kepentingan dengan bisnis PLN.
Dokumen Kualifikasi
3.6.1
3.6.2
3.6.2.2
3.6.2.3
Persyaratan Kualifikasi
3.7.1
Persyaratan Administrasi
3.7.1.1
Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
3.7.1.2
3.7.1.3
3.7.1.4
3.7.1.5
Direksi/Pengurus yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak masuk
dalam daftar Penyedia Barang/Jasa yang terkena daftar hitam (blacklist).
3.7.1.6
3.7.1.7
3.7.1.8
3.7.2
Persyaratan Teknis
3.7.2.1
Memiliki kemampuan pada kategori pekerjaan yang sejenis atau setara yang
dibuktikan dengan daftar pengalaman pekerjaan yang pernah dan atau sedang
dilakukan, kecuali untuk pekerjaan yang hanya memerlukan teknologi sederhana,
risiko kecil, biaya kecil dan tidak memerlukan keahlian khusus.
14
3.7.3
3.8
3.7.2.2
3.7.2.3
Persyaratan Keuangan
3.7.3.1
3.7.3.2
Pelaksanaan Kualifikasi
3.8.1
Pengumuman kualifikasi dapat melalui papan pengumuman atau surat kabar atau portaleProcurement PLN.
3.8.2
Penyedia Barang/Jasa mendaftar dengan cara yang ditetapkan dalam Dokumen Kualifikasi.
3.8.3
3.8.4
Evaluasi kualifikasi dilakukan oleh Pejabat Perencana Pengadaan dan dapat dibantu oleh
Wakil Pengguna Barang/Jasa dan pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun eksternal
PLN, dan dilaksanakan sesuai dengan Metode evaluasi yang ditetapkan dalam Dokumen
Kualifikasi.
3.8.5
3.8.6
3.8.7
Bukti Sertifikasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi terakreditasi dapat dipergunakan
sebagai indikasi kualifikasi dalam bidang tertentu, namun apabila diperlukan dapat dilakukan
pengecekan terhadap kualifikasi tersebut sesuai prinsip substance over forms.
Apabila Penyedia Barang/Jasa terbukti tidak mempunyai kecakapan secara substantif, maka
PLN dapat mengabaikan Bukti Sertifikasi tersebut dan menyatakan Penyedia Barang/Jasa
tidak memenuhi kualifikasi.
3.8.8
Pejabat Perencana Pengadaan dapat melakukan due diligence (uji tuntas) sebagai
pembuktian kualifikasi, sebagai berikut:
3.8.8.1
3.8.8.2
3.8.8.3
3.8.9
Pejabat Perencana Pengadaan menyusun dan melaporkan hasil penilaian kualifikasi kepada
Atasan Langsung untuk selanjutnya disampaikan kepada value for money committee.
3.8.10
Berdasarkan rekomendasi value for money committee maka Pejabat Perencana Pengadaan
mengumumkan hasil penilaian kualifikasi Penyedia Barang/Jasa.
3.8.11
Pejabat Perencana Pengadaan menetapkan masa sanggah yang mencukupi atas hasil
kualifikasi setelah tanggal pengumuman hasil penilaian kualifikasi.
3.8.12
Sanggahan yang diterima adalah sanggahan yang disampaikan oleh peserta penilaian
kualifikasi dan ditujukan kepada Pejabat Perencana Pengadaan serta hanya untuk
ketidaksesuaian dengan Dokumen Kualifikasi.
15
3.9
3.8.13
Jawaban sanggahan diberikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan Pejabat Perencana
Pengadaan dalam Dokumen Kualifikasi dan bersifat final.
3.8.14
Sanggahan yang setelah diperiksa tidak benar, akan menjadi catatan itikad tidak baik bagi
penyanggah.
3.8.15
Penyedia Barang/Jasa harus lulus tahap Penilaian Kualifikasi untuk dimasukan dalam DPT
dan diterbitkan Surat Tanda DPT yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
Dalam hal untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Pengguna Barang/Jasa belum mempunyai
DPT maka proses pemilihan dapat dilakukan dengan melakukan Metode Prakualifikasi atau
Pascakualifikasi mengikuti ketentuan Persyaratan Kualifikasi dan Pelaksanaan Kualifikasi.
3.9.2
16
BAB IV
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
4.1
b.
c.
d.
2)
Melakukan
identifikasi
kebutuhan
pengadaan
barang/jasa
berdasarkan Supply Positioning Matrix untuk menetapkan strategi
pengadaan barang/jasa.
3)
4)
5)
6)
barang/jasa
sesuai
portofolio
4.1.1.2
b.
c.
17
1)
2)
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2)
Melakukan
kajian
strategi
pengadaan
yang
tepat
(pemaketan/grouping/joint procurement dan metode pengadaan),
termasuk rencana pengadaan yang ditangani bersama oleh
Direktorat Pengadaan, dengan memperhitungkan potensi konsolidasi
dan skala ekonomi berdasarkan Rencana Pengadaan Korporat.
3)
4)
4.1.1.3
4.1.2
b.
4.1.1.4
4.1.1.5
Dokumen Pelelangan/RKS.
4.1.2.1
18
4.1.2.2
4.1.2.3
4.1.2.4
b.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Jadwal Pengadaan.
2)
3)
Surat Penawaran.
4)
Jenis Perjanjian/Kontrak.
5)
6)
7)
Spesifikasi teknis.
8)
9)
10)
b)
c)
d)
e)
19
f)
g)
h)
Jadwal Pengadaan.
2)
3)
Surat Penawaran.
4)
Jenis Perjanjian/Kontrak.
5)
6)
7)
8)
4.1.3
a)
b)
c)
d)
4.1.3.2
HPS merupakan alat untuk melihat kewajaran harga penawaran dan tidak wajib
diumumkan serta tidak dapat dijadikan dasar sebagai satu-satunya penggugur
penawaran.
4.1.3.3
HPS dibuat oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan dan disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
4.1.3.4
b.
c.
20
4.1.3.5
d.
e.
f.
g.
Informasi yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS)
atau media cetak dan elektronik lainnya atau instansi yang berwenang.
h.
i.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b.
Risiko, Overhead Cost dan Keuntungan (ROK) yang wajar bagi Penyedia
Barang/Jasa, sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan
dan besarnya risiko, yang besarnya maksimum 10% (sepuluh persen),
kecuali ditentukan lain oleh Penguna Barang/Jasa berdasarkan
rekomendasi Value for Money Committee.
4.1.3.6
HPS tidak boleh memasukan biaya tak terduga (contingency), biaya lain-lain dan
Pajak Penghasilan (PPh).
4.1.3.7
4.1.3.8
2)
3)
4)
5)
6)
6)
7)
8)
9)
21
b.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
4.2
a)
b)
Pelelangan Terbatas
4.2.1.1
4.2.1.2
4.2.1.3
4.2.1.4
Undangan.
b.
c.
Pemberian Penjelasan.
d.
e.
f.
g.
h.
Penetapan Pemenang.
i.
Pengumuman Pemenang.
22
4.2.2
j.
Sanggah.
k.
l.
m.
n.
Penunjukan Pemenang.
o.
p.
q.
Perjanjian/Kontrak.
Pelelangan Terbuka
4.2.2.1
4.2.2.2
4.2.2.3
b.
c.
d.
Pembuktian Kualifikasi.
e.
f.
g.
Sanggahan kualifikasi.
h.
i.
j.
k.
Pemberian Penjelasan.
l.
m.
o.
p.
q.
Penetapan Pemenang.
r.
Pengumuman Pemenang.
s.
Sanggah.
t.
u.
w.
Penunjukan Pemenang.
23
x.
y.
z.
Perjanjian/Kontrak.
4.2.3
a.
Pengumuman pelelangan.
b.
c.
Pemberian Penjelasan.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penetapan Pemenang.
j.
Pengumuman Pemenang.
k.
Sanggah.
l.
m.
o.
Penunjukan Pemenang.
p.
q.
r.
Perjanjian/Kontrak.
Penunjukan Langsung
a.
b.
1)
2)
3)
24
4)
5)
6)
7)
b)
c)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
8)
25
c.
Apabila terdapat kondisi yang belum diatur pada angka 4.2.3.1 huruf b
diatas harus melalui persetujuan Direksi terlebih dahulu.
d.
Penunjukan
hal:
Langsung
Jasa
Konsultansi
dapat
dilakukan
dalam
1)
2)
3)
b)
4)
5)
6)
7)
8)
26
Apabila terdapat kondisi yang belum diatur pada angka 4.2.3.1 huruf d
diatas harus melalui persetujuan Direksi terlebih dahulu.
f.
g.
h.
4.2.3.2
1)
2)
3)
Pemberian penjelasan.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Perjanjian/Kontrak.
2)
3)
4)
Perjanjian/Kontrak.
Pembelian Langsung
a.
b.
c.
d.
jenis,
27
4.2.3.3
2)
meyakini
bahwa
anggaran
3)
4)
b.
c.
1)
2)
3)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
28
b)
c)
10)
11)
4.3
4.4
Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa
danPenandatanganan Kontrak/Perjanjian
Barang/Jasa
a)
b)
c)
oleh
Pengawasan Kontrak/Perjanjian
a)
Melakukan
pengawasan
terhadap
kontrak/perjanjianoleh Direksi Pekerjaan.
pelaksanaan
b)
c)
d)
Joint Procurement
4.3.1
4.3.2
4.3.2.2
4.3.2.3
4.3.2.4
Metode Penawaran
4.4.1
29
4.4.2
4.4.3
4.5
4.5.2
4.6
4.5.3
4.5.4
4.5.5
4.5.6
Jawaban atas sanggahan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya sanggahan.
4.5.7
4.5.8
4.6.1.2
4.6.1.3
a.
b.
4.6.2
Undangan Pelelangan/Pengumuman
Pejabat Pelaksana Pengadaan harus mengundang untuk Pelelangan Terbatas atau
mengumumkan Pelelangan Terbuka.
30
4.6.3
4.6.4
4.6.5
4.6.5.2
4.6.5.3
Penjelasan dapat
teleconference).
4.6.5.4
pula
dilakukan
secara
elektronik
(video
conference/
a.
4.6.6
b.
d.
Metode evaluasi.
e.
f.
g.
h.
4.6.5.6
4.6.5.7
4.6.5.8
4.6.5.9
Berita Acara Penjelasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pelelangan dan harus disampaikan secara tertulis kepada semua Calon
Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar.
31
4.6.6.2
4.6.6.3
Perubahan tersebut dilakukan dengan memberi waktu yang cukup kepada Calon
Penyedia Barang/Jasa untukmenyiapkan Dokumen Penawaran.
4.6.6.4
4.6.7
Dokumen Penawaran
4.6.7.1
4.6.7.2
4.6.7.3
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
b.
2)
Metode Pelaksanaan.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
32
4.6.8
4.6.8.2
b.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
b.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
33
4.6.8.3
4.6.9
9)
10)
Dua Tahap
a.
b.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
dilakukan
setelah
4.6.9.2
b.
34
Dua Tahap
Tahap pertama dilakukan Pembukaan Penawaran Sampul Tahap Satu
dilanjutkan dengan tahapan evaluasi Administrasi dan Teknis.
Tahap kedua dilakukan Pembukaan Penawaran Sampul Tahap Dua,
dilanjutkan dengan tahapan evaluasi harga.
4.6.10
4.6.9.3
4.6.9.4
Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari Pejabat Pelaksana
Pengadaan.
4.6.9.5
4.6.9.6
4.6.9.7
4.6.9.8
4.6.10.2
Jaminan Penawaran
1)
ii
(b)
35
c)
d)
2)
3)
4)
b.
b)
a)
b)
b)
c)
d)
e)
Jaminan Pelaksanaan.
1)
Pengadaan melalui
pelelangan terbuka :
pelelangan
terbatas
atau
(a)
(b)
36
ii.
iii.
(a)
(b)
(b)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2)
i.
ii.
b)
37
c.
4.6.10.3
c)
d)
3)
Jaminan
Pelaksanaan
diserahkan
minimal
pada
saat
Perjanjian/Kontrak ditandatangani dan dapat dikembalikan setelah
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance
Certificate (FAC).
4)
Jasa Konsultansi;
b)
c)
d)
e)
f)
Pekerjaan
penyediaan
dan/atau pengemudi;
g)
h)
i)
transportasi
(pengangkutan)
Anak
Perusahaan
5)
6)
2)
3)
b.
38
4.6.11
c.
Masa berlaku jaminan tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan
dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Evaluasi Penawaran
4.6.11.1
4.6.11.2
4.6.11.3
4.6.11.4
4.6.11.5
4.6.11.6
a.
b.
b.
39
4.6.11.7
4.6.11.8
4.6.11.9
4.6.11.10
4.6.11.11
spesifikasi
Dokumen
a.
b.
c.
Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat
penawaran tetap dibiarkan kosong;
d.
Dalam hal terdapat penawaran yang tidak wajar yaitu dengan nilai
penawaran 80% di bawah HPS, maka Pejabat Pelaksana Pengadaan
harus meminta penjelasan/klarifikasi secara tertulis kepada Calon
Penyedia Barang/jasa.
b.
c.
4.6.11.12
d.
e.
Klarifikasi Penawaran
a.
b.
c.
40
4.6.12
Metode Evaluasi
4.6.12.1
Lowest responsive/compliant/acceptableoffer
1)
b)
2)
Responsive/compliant/acceptable
merupakan
pemenuhan
keseluruhan Spesifikasi/TOR/Scope of Works (SOW), atau
mencapai batas minimum nilai yang disyaratkan dalam
spesifikasi/TOR/Scope of Works (SOW).
3)
4)
b.
c.
2)
4.6.12.2
4.6.13
b.
c.
Negosiasi Penawaran
4.6.13.1
4.6.13.2
Negosiasi teknis dan harga dapat dilakukan untuk metode penawaran Request
For Proposals (RFP), termasuk jika penawaran melewati HPS.
4.6.13.3
41
4.6.13.4
4.6.14
Laporan Evaluasi
4.6.14.1
4.6.14.2
4.6.14.3
4.6.15
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
4.6.15.2
4.6.16
Penetapan Pemenang
4.6.16.1
4.6.16.2
Dalam hal pengadaan barang/jasa yang masuk kriteria rekomendasi Value for
Money Committee, maka penetapan pemenang dilakukan setelah melalui
review dan rekomendasi Value for Money Committee.
4.6.16.3
b.
42
c.
d.
e.
4.6.17
Pengumuman Pemenang
Pemenang pengadaan diumumkan dan diberitahukan oleh Pejabat PelaksanaPengadaan
kepada para Calon Penyedia Barang/Jasa.
4.6.18
Sanggahan
4.6.18.1
4.6.18.2
4.6.18.3
4.6.18.4
4.6.18.5
Dalam hal sanggahan ditolak oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan, maka calon
Penyedia dapat mengajukan sanggah banding kepada Pengguna Barang/Jasa
disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan-ketentuan
pengadaan.
4.6.18.6
4.6.18.7
4.6.18.8
4.6.18.9
b.
4.6.18.10
4.6.18.11
4.6.18.12
43
4.6.18.13
4.6.19
Penunjukan Pemenang
4.6.19.1
Surat
Penunjukan
Penyedia
a.
b.
c.
d.
e.
4.6.19.2
4.6.19.3
4.6.19.4
4.6.19.5
4.6.20
Sanggah banding yang dinyatakan tidak benar akan menjadi catatan tidak
beritikad baik atas kinerja penyanggah di DPT.
a.
b.
b.
c.
SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan kepada
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
44
4.6.20.2
Dalam hal langkah tersebut tidak dapat dilakukan, maka Pejabat Pelaksana
Pengadaan dan Wakil Pengguna Barang/Jasa dapat mengajukan justifikasi
kepada Value for Money Committee untuk menyatakan Pengadaan Gagal.
4.6.20.3
Pengadaan Gagal
a.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
b.
c.
d.
e.
4.6.20.4
Pengadaan Ulang
Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal Pejabat Pelaksana
Pengadaan setelah mendapatkan persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa
dapat melakukan:
1)
2)
3)
Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada
penawaran yang memenuhi persyaratan, maka Pengguna Barang/Jasa
memutuskan proses Pengadaan Barang/Jasa dihentikan.
4.6.21
4.6.21.2
45
4.6.21.3
4.6.21.4
4.6.21.5
4.6.21.6
Pejabat Pelaksana
kepentingan.
4.6.21.7
Pengadaan
harus
memastikan
tidak
ada
konflik
a.
Aspek Teknis: garansi, after sale service, life cycle support maintenance
agreements, quality output issues.
b.
c.
d.
e.
f.
Personalia: key
arrangements.
team
members,
vocal
points,
subcontracting
4.6.22
Dokumen Perjanjian/Kontrak
4.6.22.1
4.6.22.2
4.6.22.3
4.6.22.4
4.6.22.5
Jenis Perjanjian/Kontrak
a.
b.
46
d.
e.
4.6.22.6
2)
3)
Kriteria KHS
a)
b)
c)
4)
5)
6)
7)
batas
maka
satu
hasil
47
b.
4.6.22.7
Perjanjian/Kontrak.
b.
c.
d.
Surat Penawaran.
e.
f.
g.
h.
Spesifikasi Teknis.
i.
j.
4.6.22.8
Pembukaan
1)
Judul Perjanjian/Kontrak
Menjelaskan tentang judul dan jenis pekerjaan (pekerjaan jasa
pemborongan, pengadaan barang, jasa lainnya, dan jasa
konsultansi) dari Perjanjian/Kontrak yang akan ditandatangani.
2)
Nomor Perjanjian/Kontrak
Menjelaskan nomor Perjanjian/Kontrak yang akan ditandatangani.
3)
4)
Kalimat Pembuka.
5)
b)
ii.
iii.
iv
48
v.
b.
Isi Perjanjian/Kontrak
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c.
7)
8)
Penutup
Penutup merupakan bagian dari Perjanjian/Kontrak yang memuat:
1)
2)
4.6.22.9
Ketentuan Umum
Ketentuanumum ini berlaku untuk semua jenis Perjanjian/Kontrak. antara
lain :
1)
Definisi
Definisi adalah uraian atau pengertian mengenai istilah-istilah yang
digunakan dalam Perjanjian/Kontrak. Istilah-istilah tersebut
dijelaskan dan diberi arti atau tafsiran sehingga isi
Perjanjian/Kontrak mudah dipahami oleh setiap orang yang
membacanya dan tidak ditafsirkan atau diartikan lain.
2)
Penerapan
Penerapan adalah ketentuan bahwa syarat-syarat umum dalam
Perjanjian/Kontrak ini diterapkan secara luas tetapi tidak boleh
melanggar
ketentuan-ketentuan
yang
ada
dalam
Perjanjian/Kontrak.
49
3)
Asal Barang/Jasa
a)
b)
4)
5)
6)
Jaminan
Jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus
disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa berupa, Jaminan
Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan.
7)
Asuransi
Asuransi adalah ketentuan mengenai asuransi yang harus
disediakan oleh pihak Penyedia Barang/Jasa dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan yaitu :
8)
a)
b)
Pembayaran
Pembayaran adalah ketentuan mengenai cara-cara dan termin
pembayaran serta mata uang yang digunakan. Cara pembayaran
harus disesuaikan dengan ketentuan dalam Dokumen Pelelangan.
9)
Harga
Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan
oleh Pengguna Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa atas
pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak. Harga Perjanjian/Kontrak
harus jelas, pasti, dan dirinci sumber pembiayaannya.
10)
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak adalah ketentuan
mengenai
perubahan
Perjanjian/Kontrak.
Perubahan
Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan meliputi :
50
a)
b)
c)
Mengubah
perubahan
pekerjaan.
11)
d)
e)
f)
12)
a)
b)
c)
Penyedia
Pengawasan
a)
b)
13)
14)
b)
c)
b)
51
c)
d)
15)
16)
e)
f)
b)
Pemutusan Perjanjian/Kontrak
Adalah ketentuan mengenai kapan Perjanjian/Kontrak dapat
diputuskan, dibagi dua yaitu :
17)
a)
Pemutusan Perjanjian/Kontrak
Barang/Jasa.
oleh
pihak
Penyedia
b)
Pemutusan Perjanjian/Kontrak
Barang/Jasa.
oleh
pihak
Pengguna
Penyelesaian Perselisihan
Adalah ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan atau
sengketa antara para pihak dalam kontrak. Cara yang diambil
dapat melalui pengadilan atau di luar pengadilan yaitu melalui
musyawarah, mediasi, konsiliasi atau arbitrase di Indonesia.
18)
b)
c)
19)
Perpajakan
Adalah ketentuan mengenai perpajakan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku di Indonesia.
20)
Korespondensi.
Adalah
ketentuan
Perjanjian/Kontrak
mengenai
semua
korespondensi yang dapat berbentuk surat, faksimili, atau e-mail
dan ditujukan kepada alamat para pihak. Dijelaskan alamat para
pihak yang digunakan sebagai alamat korespondensi.
52
b.
Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus berikut ini berlaku untuk
Perjanjian/Kontrak sesuai dengan jenis pekerjaannya.
1).
masing-masing
Standar
Adalah ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh
pihak Penyedia Barang/Jasa harus sesuai dengan standar
yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
b)
Pengepakan (Packaging).
Adalah ketentuan mengenai kewajiban penjual untuk
melakukan pengepakan atas barang-barang yang dikirim
dari asal barang sampai ke tujuan akhir yang telah
ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
c)
Pengiriman
Adalah ketentuan mengenai pengiriman barang yang
dilakukan Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan oleh Pengguna Barang/Jasa disesuaikan
dengan jadwal kebutuhan.
d)
Transportasi
Adalah ketentuan mengenai transportasi yang digunakan
untuk pengiriman barang (melalui laut, darat atau udara).
Biaya transportasi pada waktu pengiriman barang
dimasukan dalam harga Perjanjian/Kontrak.
e)
f)
Layanan Tambahan
Penyedia Barang/Jasa dapat dimungkinkan untuk
menyediakan beberapa atau semua layanan lanjutan,
termasuk penambahan layanan, yang dituangkan dalam
syarat-syarat khusus Perjanjian/Kontrak.
2).
ii
53
iii
iv
vi
vii
viii
b)
c)
ii
iii
iv
ii
54
iii
d)
e)
ii
ii
iii
iv
(b)
Pihak
Pengguna
Barang/Jasa
menginstruksikan kepada pihak Penyedia
Barang/Jasa untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak diketemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan.
Penangguhan (Suspension)
Pihak Pengguna Barang/Jasa secara tertulis
memberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa
tentang penangguhan hak pembayaran sesuai
dengan proporsi, jika pihak Penyedia Barang/Jasa
tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan tersebut, dan diberi kesempatan
kepada pihak Penyedia Barang/Jasa untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
55
Daftar pembayaran ditandatangani oleh
masing-masing pekerja dan dapat diperiksa
oleh Pengguna Barang/Jasa.
vi
4.6.22.10
(b)
(c)
Penyedia
Barang/Jasa
diwajibkan
memberikan
petunjuk
kepada
pihak
Pengguna
Barang/Jasa
tentang
pengoperasian dan petunjuk perawatan,
sebagaimana yang ditetapkan dalam
Perjanjian/Kontrak.
(b)
Penandatanganan Perjanjian/Kontrak
a.
setelah
Penyedia
b.
c.
d.
e.
Jumlah dokumen Perjanjian/Kontrak dibuat sesuai kebutuhan sekurangkurangnya 2 (dua) rangkap Perjanjian/Kontrak asli, Perjanjian/Kontrak asli
pertama untuk Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa, dan Perjanjian/Kontrak asli
kedua untuk Penyedia Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa.
f.
g.
4.6.22.11
56
4.6.22.12
b.
c.
4.6.22.13
b.
Pemberitahuan sebagaimana butir a diatas dapat dilakukan di portal EProcurement PLN atau secara tertulis.
57
BAB V
PENGADAAN KHUSUS
5.1
5.1.2
Energi Prime
5.1.1.1
Proses pengadaan energi primer mengikuti Edaran ini, kecuali ditentukan lain
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan / atau Peraturan Direksi
yang mengatur khusus pengadaan energi primer.
5.1.1.2
Energi Primer terdiri dari Energi Terbarukan (ET) dan Energi Tidak Terbarukan
(ETT).
5.1.1.3
Energi Terbarukan meliputi antara lain aliran dan terjunan air, panas bumi,
angin, sinar matahari, gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut dan bioenergi,
bahan bakar nabati.
5.1.1.4
Energi tidak terbarukan meliputi antara lain Minyak Bumi, Gas Bumi
/LNG/CNG/Gas Bumi lainnya, Batubara, Gambut dan serpihan bitumen.
Penyedia BBM dalam negeri yang memiliki Ijin Usaha Niaga BBM dari
Pemerintah; dan/atau
b.
5.1.2.2
5.1.2.3
5.1.3
5.1.3.2
5.1.3.3
b.
Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga.
b.
c.
d.
Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga; yang
memenuhi kriteria Penunjukan Langsung.
e.
Pemberian Penjelasan
58
5.1.3.4
c.
d.
e.
f.
g.
Khusus pengadaan Gas Bumi dengan PSC, penetapan harga dan PJBG
dari Pemerintah
h.
Penandatanganan PJBG
5.1.4
Pengadaan LNG atau CNG dilakukan dengan Metode Pelelangan Terbatas dari
DPT atau Penunjukan Langsung kepada LNG Plant/CNG Plant yang
mempunyai kepemilikan Gas Bumi oleh PSC dan penjual gas bagian Negara
yang ditunjuk langsung oleh instansi yang berwenang kepada PSC atau
Perusda / BUMD atau penyedia gas bumi sisi hilir.
5.1.4.2
Pengadaan LNG atau CNG yang bersumber dari luar negeri dilakukan dengan
Metode Pelelangan Terbatas atau Penunjukan Langsung kepada LNG
Plant/CNG Plant yang kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh Pemerintah
Negara Penjual LNG/CNG.
5.1.4.3
Pengadaan spot untuk LNG atau CNG dilakukan melalui Pelelangan Terbatas
atau Penunjukan Langsung untuk kondisi khusus.
Yang dimaksud kondisi khusus adalah kondisi emergency, terjadi shortfall atas
Perjanjian/Kontrak berjalan, kekurangan pasokan untuk tahun berjalan atau
kondisi-kondisi lain dengan Persetujuan Direksi.
5.1.4.4
5.1.5
Pengadaan Batubara
5.1.5.1
2).
Pemasok
Batubara
Pemegang
Perjanjian
Karya
Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), BUMN,
Anak Perusahaan atau Afiliasi BUMN, BUMD, atau
Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang clean and
clear sesuai dengan daftar yang dikeluarkan oleh Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara; dan
b)
c)
kepemilikan
59
b)
b.
c)
d)
e)
Pelelangan Terbatas
Pelelangan Terbatas dilakukan dalam hal apabila pada angka 5.1.5.1
huruf a angka 1 di atas, terdapat lebih dari 1 (satu) pemasok Batubara.
c.
Pelelangan Terbuka
Dalam hal belum tersedia DPT atau DPT tidak dapat memasok batubara
sesuai dengan spesifikasi batubara yang dibutuhkan maka pengadaan
batubara dapat dilakukan melalui Pelelangan Terbuka,sebagaimana
diatur pada angka 4.2.2.
5.1.5.2
b.
5.1.5.3
2)
Harga pembelian batubara oleh PLN dan Anak Perusahaan PLN dalam
rangka pengoperasian PLTU dari PKP2B adalah sebesar Harga
Patokan Batubara (HPB) dikurangi biaya penyesuaian sesuai dengan
peraturan yang berlaku, pada saat tercapainya kesepakatan antara
PLN dan Anak Perusahaan PLN dengan PKP2B.
b.
Harga pembelian batubara oleh PLN dan Anak Perusahaan PLN dalam
rangka pengoperasian PLTU dari pemegang Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Operasi Produksi adalah sebesar Harga Patokan Batubara (HPB)
dikurangi biaya penyesuaian sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan pengurang lainnya berdasarkan kesepakatan para pihak, pada saat
tercapainya kesepakatan antara PLN dan Anak Perusahaan PLN
dengan IUP Operasi Produksi Batubara.
c.
d.
60
5.2
5.2.1.2
5.2.2
5.2.1.3
5.2.1.4
c.
d.
5.2.1.5
5.2.1.6
Adanya project account sebesar 10% (sepuluh persen) dari total biaya proyek
dengan maksimal sebesar USD 5.000.000 (lima juta dollar Amerika Serikat).
5.2.3
5.2.4
5.3
Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam Perjanjian/Kontrak pembelian tenaga listrik,
antara lain :
5.2.4.1
5.2.4.2
5.2.4.3
5.2.4.4
Sewa menyewa adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri
dengan Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak
dan/atau tidak bergerak, selama waktu tertentu dengan pembayaran yang disepakati.
5.3.2
Sewa Beli adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri dengan
Penyedia Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak dan/atau
tidak bergerak dengan hak kepemilikan akan beralih dari Penyedia barang/Jasa kepada
Pengguna Barang/Jasa setelah diselesaikannya seluruh pembayaran.
Selama pembayaran yang disepakati belum diselesaikan seluruhnya, kepemilikan barang
tetap ada pada Penyedia Barang/Jasa dan pada akhir masa Perjanjian/Kontrak atau
pembayaran yang disepakati telah diselesaikan seluruhnya, Penyedia Barang/Jasa
menyerahkan dokumen yang diperlukan dan hak kepemilikan beralih kepada Pengguna
Barang/Jasa.
61
5.3.3
5.3.3.2
5.4
5.3.4
Khusus untuk barang tidak bergerak seperti gedung dan /atau tanah, sewa menyewa/sewa
beli dapat dilakukan dengan Penunjukan Langsung.
5.3.5
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisa bisnis (commercial analysis) dalam hal
menentukan barang yang dapat dilakukan sewa menyewa/sewa beli.
Financial Lease
a.
b.
c.
1)
2)
Jenis Barang:
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan barang yang dapat diadakan dengan
Financial Lease, antara lain pada:
5.4.1.2
1)
2)
Operating Lease
a.
Adalah obyek sewa guna usaha yang dioperasikan sendiri oleh Lessee
namun kepemilikan obyek sewa guna usaha tidak beralih kepada
Lessee.
b.
c.
1)
2)
Jenis Barang
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisis bisnis (commercial
analysis) dalam hal menentukan Barang yang dapat diadakan dengan
Operating Lease, seperti tetapi tidak terbatas pada :
5.4.2
1)
2)
Proses pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dilakukan mengikuti Edaran Direksi ini
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
62
5.4.3
5.5
Jangka waktu Perjanjian/Kontrak melalui sewa guna usaha (leasing) dilakukan sesuai
dengan kemampuan project cash flow.
5.6
5.7
5.6.1.2
5.6.1.3
5.6.1.4
5.6.2
5.6.3
Konsultan Perorangan yang berasal dari Perguruan Tinggi/Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib
mengajukan cuti atau mendapat ijin tertulis dari atasan yang bersangkutan.
5.6.4
Pengadaan Asuransi
5.7.1
Pengadaan Penyedia Jasa Asuransi dapat menggunakan Jasa Pialang Asuransi dan
Konsultan Asuransi.
5.7.2
5.7.3
2)
3)
4)
5)
Automobile Liability.
6)
Personal Accident.
b.
c.
Asuransi Construction All Risks (CAR)/Erection All Risks dan Third Party
Liability (EAR) dihitung sejak awal berlakunya awal Perjanjian/Kontrak
Pembangunan sampai dengan COD/SLO.
d.
63
5.7.3.2
b.
5.7.3.3
5.7.4
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
5.7.4.2
5.7.4.3
5.7.4.4
5.7.4.5
5.7.4.6
Pemenang Pengadaan secara otomatis akan menjadi leader dan dapat bekerja
sama secara co-insurance dengan Penyedia Jasa Asuransi lainnya dan
mempersiapkan Polis Asuransi, Perjanjian/Kontrak Asuransi dan Prosedur
Klaim.
5.7.4.7
5.7.4.8
5.7.5
Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Asuransi Masa Operasi untuk asset Pembangkit,
Transmisi, Distribusi dan Gardu Induk dan peralatan penunjangnya dapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
64
5.8
5.7.5.1
5.7.5.2
5.7.5.3
Pengadaan Parts Pembangkit dengan cara Reverse Engineering dan Re-Engineering adalah
pengadaan parts pembangkit dengan membuat duplikasi komponen seperti aslinya atau
lebih baik dengan cara melakukan pengukuran, pembuatan detail desain termasuk evaluasi
data teknik, analisa unjuk kerja dan pengujian.
5.8.2
Pola pengadaan parts pembangkit dengan cara Reverse Engineering dan Re-Engineering
dilaksanakan melalui workshop dan/atau pabrikan yang mampu, yang telah dilakukan
penilaian kualifikasi dan Due Diligence oleh Pejabat Perencana Pengadaan, dibantu oleh
unit PLN yang melaksanakan tugas penelitian dan pengembangan, kemudian dituangkan
dalam Daftar Workshop/Pabrikan dalam DPT.
Prosedur dan kriteria Due Diligence Workshop/Pabrikan disusun oleh Pejabat Perencana
Pengadaan bersama unit PLN yang melaksanakan tugas penelitian dan pengembangan.
5.8.3
5.8.4
Unit Induk/Unit Penunjang dan Anak Perusahaan PLN dapat mengadakan parts reverse
engineering dan re-engineering melalui Purchase Order kepada workshop/pabrikan dalam
DPT.
5.8.5
5.8.5.2
5.8.5.3
Drawing parts dikumpulkan dan disimpan oleh unit PLN yang melaksanakan
tugas penelitian dan pengembangan.
5.8.5.4
5.8.5.5
65
BAB VI
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
6.1
Barang yang bahan baku dan pembuatannya di Indonesia, diantaranya terdiri dari barang
jadi, barang setengah jadi, peralatan suku cadang, komponen utama, dan komponen
pembantu, bahan baku bahan pelengkap, dan bahan pembantu.
6.1.2
Jasa yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia meliputi jasa konstruksi, jasa
konsultansi, dan jasa lainnya.
6.2
6.3
Dalam Dokumen Pelelangan Barang/Jasa dimuat secara jelas ketentuan dan syarat
penggunaan hasil produksi dalam negeri.
6.2.2
6.2.3
6.2.4
Besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan oleh Penyedia Barang/Jasa
dapat diklarifikasi oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat evaluasi.
Insentif
6.3.1
Insentif dapat diberikan sebagai bagian dari Strategi Pengadaan dan Perjanjian/Kontrak
namun tidak terbatas pada yang telah diatur dalam Petunjuk Teknis ini, dengan
mempertimbangkan dan mengakui bahwa pabrikan dalam negeri telah berinvestasi cukup
besar dan memerlukan bisnis secara berkelanjutan dan bermitra dengan PLN, dengan tetap
menerapkan prinsip pengadaan yang sehat, seperti harga yang disepakati merupakan harga
yang wajar, dan maksimal sama dengan jika membeli dari penyedia luar negeri, kecuali
ditentukan lain.
6.3.2
b.
c.
d.
e.
Jika terdapat dua atau lebih Penyedia Barang/Jasa Dalam Negeri yang
bersedia den sanggup menyamai Harga Penawaran terendah, maka
penentuan Calon Pemenang akan diprioritaskan kepada Penyedia
Barang/Jasa Dalam Negeri dengan Harga Penawaran paling rendah.
66
6.3.2.2
b.
c.
d.
1)
2)
3)
6.3.2.3
6.3.2.4
b.
b.
plant
yang
6.3.2.5
Preferensi Harga
a.
67
b.
c.
Preferensi Harga untuk barang produksi dalam negeri paling tinggi 15%
(lima belas persen).
d.
e.
1)
2)
3)
6.4
1 x HP
1+PH
HEA
PH
Preferensi Harga
HP
f.
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang.
g.
6.4.1.2
6.4.1.3
Dalam hal kuantitas barang tidak dapat dipenuhi dari Penyedia Barang dalam
negeri.
6.4.2
6.4.3
Perusahaan
nilai:
6.4.4.1
6.4.4.2
6.4.4.3
asing
dapat
ikut
serta
di
dalam
Pengadaan
Barang/Jasa
dengan
6.4.4
Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada angka 6.4.3
di atas harus mendapatkan ijin yang berlaku dan melakukan kerjasama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, subkontraktor, dan lain-lain, apabila ada
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
6.4.5
Ketentuan pada angka 6.4.4.3 di atas dapat dikecualikan untuk pengadaan jasa konsultansi
perorangan.
68
BAB VII
MANAJEMEN PELAKSANAAN PERJANJIAN/KONTRAK.
7.1
Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak
7.1.1
7.1.1.2
7.1.2
7.1.1.3
7.1.1.4
7.1.2.2
Hak
dan
kewajiban
Perjanjian/Kontrak:
Pengguna
Barang/Jasa
dalam
pelaksanaan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Hak
dan
kewajiban
Perjanjian/Kontrak:
Penyedia
Barang/Jasa
dalam
pelaksanaan
pelaksanaan
a.
b.
c.
69
7.1.3
7.1.4
d.
e.
f.
penyerahan
Asuransi
7.1.3.1
7.1.3.2
Ketentuan pada angka 7.1.3.1 diatas tidak diwajibkan untuk Jasa Konsultansi.
7.1.3.3
7.1.3.4
Perpajakan
7.1.4.1
7.1.4.2
7.2
Ketentuan Umum
7.2.1.1
b.
kelancaran
pekerjaan
keuangan
berdasarkan
kemajuan
7.2.1.2
7.2.1.3
Sistem pembayaran
kemajuan(progress)fisik pekerjaan sesuai ketentuan
dokumen Perjanjian/Kontrak (angsuran/termijn atau bulanan/monthly certificate).
7.2.1.4
Barang/Jasa
dan
Sertifikat
Angsuran
dilaksanakan
dengan
70
b.
7.2.1.5
(Monthly
Certificate)
a.
b.
7.2.1.6
7.2.1.7
7.2.1.8
Setiap pembayaran harus dipotong denda (bila ada), pajak dan pungutan
Pemerintah yang berlaku.
7.2.1.9
7.2.1.10
7.3
Mobilisasi
7.3.1
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak penandatanganan Perjanjian/Kontrak atau serah terima lokasi pekerjaan sebagaimana
ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
7.3.2
7.3.2.2
7.3.2.3
7.3.2.4
7.3.2.5
7.4
Pemeriksaan Lapangan
7.4.1.1
71
7.4.1.2
7.4.1.3
7.4.2
b.
c.
7.5
7.4.2.2
7.4.2.3
Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam Perjanjian/Kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut
harus didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional oleh Direksi Pekerjaan dan wajib mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengguna Barang/Jasa sebelum pelaksanaannya.
7.4.2.4
Manajemen Perjanjian/Kontrak
7.5.1
Perubahan Perjanjian/Kontrak
7.5.1.1
7.5.1.2
7.5.1.3
Semua
perubahan
Perjanjian/Kontrak
dituangkan
dalam
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian/Kontrak.
7.5.2
7.5.2.1
7.5.2.2
72
7.5.2.3
7.5.2.4
7.5.2.5
7.5.3
Penyesuaian Harga.
Penyesuaian harga adalah ketentuan mengenai perubahan harga Perjanjian/Kontrak akibat
adanya perubahan keadaan yang menimbulkan konsekuensi finansial yang sangat material
dengan ketentuan sebagai berikut:
7.5.3.1
7.5.3.2
7.5.3.3
7.5.3.4
7.5.3.5
7.5.3.6
Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar
negeri dan dibayar dengan valuta asing menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut.
7.5.3.7
Harga satuan
dilaksanakan.
barang/jasa
pada
saat
pekerjaan
Ho
b, c, d
73
Bn, Cn, Dn
Bo, Co, Do
Catatan :
7.5.3.8
Untuk penyesuaian harga dalam mata uang rupiah, maka indeks harga
yang digunakan bersumber dari penerbitan Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS, maka digunakan
indeks harga yang disiapkan oleh instansi yang berwenang.
7.5.4
Pn
Hn
V1
Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
7.5.4.1
7.5.4.2
7.5.4.3
a.
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
74
7.5.5
7.5.5.2
Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan adalah sebagai berikut:
7.5.5.3
a.
Pekerjaan tambah;
b.
Perubahan disain;
c.
d.
e.
7.5.5.4
7.6
dituangkan
di
dalam
Denda Keterlambatan dan Kompensasi Kinerja Tidak Sesuai Perjanjian/Kontrak (Liquidated Damages)
7.6.1
7.6.2
Denda Keterlambatan.
7.6.1.1
7.6.1.2
Untuk pekerjaan yang sifatnya satu kesatuan, seperti EPC, jika ada
keterlambatan menyelesaikan pekerjaan dan ada konsekuensi ke sistem,
maka denda maksimum sebesar Jaminan Pelaksanaan dari harga
Perjanjian/Kontrak.
b.
b.
c.
misalnyaketidaksesuaian
d.
e.
75
7.7
7.7.1.2
7.7.2
7.7.1.3
7.7.1.4
7.7.1.5
Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai
Perjanjian/Kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan.Jaminan pelaksanaan berlaku sampai dengan 30
hari setelah FAC sesuai ketentuan pada angka 4.6.10.2. huruf b angka 2) huruf
a).
7.7.1.6
7.7.1.7
7.7.1.8
7.7.1.9
7.7.2.2
7.8
Mengkaji
dan
mengkonfirmasi
Perjanjian/Kontrak.
kegiatan
berdasarkan
checklist
penutupan
7.8.2
7.8.3
7.8.4
Mengeluarkan Surat Serah Terima Pekerjaan berdasarkan laporan dari Wakil Pengguna
Barang/Jasa.
7.8.5
7.8.6
7.8.7
Mencatat kewajiban yang masih tersisa, seperti garansi dan memberitahukan kepada
Penyedia Barang/Jasa dan pihak internal PLN.
76
7.9
Garansi
7.9.1
7.9.2
Garansi memberikan perlindungan kepada PLN jika terdapat kerusakan yang diketemukan
setelah dilakukan Serah Terima Pekerjaan.
7.9.3
7.9.4
7.9.5
7.10
7.9.4.2
Klaim
7.10.1
7.10.2
7.10.3
7.11
7.9.4.1
berdasarkan
klausul
yang
ada
di
7.10.3.2
7.10.3.3
7.10.3.4
7.11.1.2
Pengguna menentukan
standard pengukuran
7.11.1.3
7.11.2
77
BAB VIII
PENGADAAN BARANG/JASA
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK PLN (e-PROCUREMENT PLN)
8.1
8.1.2
8.1.3
8.1.1.2
8.1.1.3
8.1.1.4
PLN
dilakukan
melalui
8.1.2.2
Dalam hal dan kondisi tertentu yang menurut pertimbangan dan penilaian
Pejabat Pelaksana Pengadaan sulit dilaksanakan dengan e-Auction. Pejabat
Pelaksana Pengadaan dapat menentukan pelaksanaan e-Procurement PLN
melalui penawaran harga dengan e-Bidding.
8.1.2.3
8.1.2.4
8.1.3.2
Waktu pelaksanaan e-Procurement PLN dilakukan pada tanggal, hari dan jam
yang sama sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan.
8.1.3.3
8.1.4
8.1.5
8.1.6
Nilai total HPS tidak harus disampaikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa
sebelum pemasukan penawaran.
8.1.6.2
8.1.6.3
8.1.6.4
Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan sebelum batas waktu
akhir yang ditentukan.
8.1.7
8.1.7.1
Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan sebelum batas waktu
78
8.1.7.3
8.1.8
8.1.9
79
BAB IX
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
9.1
Sebagai bagian dari komitmen good governance, PLN memelihara sistem pengendalian
internal yang sehat, termasuk dalam hal proses pengadaan.
9.1.2
Pembagian tanggung jawab pengendalian dalam hal manajemen risiko proses pengadaan
:
9.1.3
9.1.4
9.2
9.1.2.1
9.1.2.2
9.1.2.3
9.1.3.2
9.1.3.3
9.1.3.4
Sebagai bagian dari Informasi dan Komunikasi, Pengguna Barang/Jasa wajib memastikan:
9.1.4.1
Semua laporan dalam bentuk hard copy dan/atau soft copy harus disampaikan
kepada SPI dalam rangka pre audit dan post audit.
9.1.4.2
9.1.4.3
9.2.2
Melalui fungsi pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan, memberikan saran untuk
pemecahan masalah (problem solver) jika terjadi masalah dalam manajemen pengadaan
atau proses pengadaan tertentu.
9.2.3
Menerapkan Risk-Based Audit Planning terhadap sistem dan praktek pengadaan barang
dan jasa.
9.2.4
Risk-Based Audit Planning terhadap sistem dan praktek pengadaan barang dan jasa.
80
9.3
9.2.5
Melakukan peran proaktif dalam mencegah suatu insiden (kesalahan, fraud) terjadi, dan
mencegah suatu insiden (kesalahan, fraud) meluas menjadi sistemik.
9.2.6
Dalam kondisi tertentu untuk pengadaan yang bersifat Strategis, nilainya besar, risiko
yang besar dan dapat merugikan kredibilitas perusahaan, PLN dapat menerapkan
konsep Probity dalam proses pengadaan barang dan/atau jasa tertentu.
9.3.2
Probity merupakan ketaatan terhadap prinsip tertinggi dalam hal proses, prosedur, dan
value for money suatu pengadaan.
9.3.3
Probity termasuk identifikasi, analisa dan manajemen terhadap risiko terkait pengadaan,
dan aspek good governance terhadap proses pengadaan tersebut.
9.3.4
9.3.4.1
Probity Advisor adalah pihak internal PLN, yaitu fungsi manajemen risiko dan
Probity Auditor adalah pihak eksternal PLN yang dilibatkan untuk menambah
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal
18 Juni 2014
DIREKTUR UTAMA
4[to*
ru{eeuruo.l
81