Pendahuluan
Salah satu isu penting dewasa ini adalah isu lingkungan. Pentingnya isi lingkungan
tersebut ditandai dengan meningkatnya pembicaraan dalam agenda politik dan sosial
khususnya masalah pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas hidup. Penetapan
peraturantentang
pengolaan
limbah,
pelarangan
pengrusakan
elemen-elemen
lingkungan dan persetujuan bersama beberapa negara dalam European Economic dan
ISO 13000 untuk produk yang memasuki negara mereka. Peristiwa-peristiwa yang
menggugah kesadaran manusia tentang pentingnya kelestarian sumber daya alam
pada akhirnya melahirkan paradigm etika lingkungan hidup (environmental ethics).
Dunia bisnis mau tidak mau harus memberikan tanggapan proaktif terhadap
peraturan-peraturan lingkungan dan gerakan hijau adae mampu bertahan dalam
jangka panjang. Kompleksitas dunia bisnis berakibat meluasnya tanggung jawab
suatu perusahaan. Perusahaan tak lagi hanya berranggung jawab atas maksiminasi
laba dan bertanggung jawab kepada pemegang saham, kerditor, pemerintah dan lainlain tetapi juga bertanggung jawab atas kesejahteraan lingkungan sosial ekonomis
sekitarnya. Selain karakteristik 3E (economy,efficiency dan effectivitas), perusahaan
perlu menambahkan karakteristik baru yaitu, environment, untuk melengkapi tujuan
sosial kepada masyarakat dan lingkungan.
Sejarah Perkembangan Akuntansi Lingkungan
Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada
pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International
Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsipprinsip akuntansi internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi
lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga
semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of
kuantitatif
tentang
(environmental protection).
biaya
dan
dampak
perlindungan
lingkungan
Gambar
Keterkaitan
Masing-masing
Faktor. Sumber:
Ministry
of
the
yang
bertentangan
dengan
criteria
lingkungan
serta
rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk
mempelajari informasi dengan cara yang rasional.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah
pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data
akuntansi. Informasi yang diungkapkan mereka hasil yang diukur secara kuantitatif
dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang
sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain
atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah
sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor,
penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus
memberikan
informasi
tentang
bagaimana
manajemen
perusahaan
lingkungan, biaya perbaiki fasilitas lingkungna, jasa atau fee kontrak untuk
menjalankan fasilitas pengolaan lingkungan, biaya tenaga kerja unruk
menjalankan operalitas fasilitas pengolaan lingkungan serta biata kontrak
untuk pengolaan limbah (recycling).
2. Biaya daur ulang yang dijual yang disebut sebagai cost incurred by upstream
and down-stream business operation is the fee paid ti Japan Container and
Package Recycling Association.
3. Biata penelitian dan pengembangan (litbang) yang terdiri dari biaya total
untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan
material yang ramah lingkungan, produk fasilitas pabrik.
Menurut Pramanik (2007) tujuan akuntansi lingkungan antara lain adalah untuk:
a. Mendorong pertanggung jawaban entitas dan meningkatkan transparansi
lingkungan.
b. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu
lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan
terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan
(pressure group) terkait isu lingkungan.
c. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh dana
dari kelompok dan individu hijau, seiring dengan tuntutan etis dari investor
yang semakin meningkat.
d. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian
membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif
dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan.
e. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup.
f. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada
area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima
tentangan dari masyarakat.
Eksternalitas
Tuanakota (2001: 253-254) menyatakan bahwa perusahaan sering mengabaikan
dampak dari kegiatan produksinya terhadap masyarakat disekitarnya.
Dalam ilmu ekonomi dampak ini bermacam-macam nama, seperti 3rd party
effect,Spillow
Effect,
atau
lebih
jelasnya
External
Economies
(jika
Usaha dalam melakukan penilaian erhadap eksternalitas ini cukup sulitm dikarenakan
oleh:
1. Kebanyakan eksternalitas memeang sulit untuk diukur karena adanya mata
rantai sebab akibat yang sangat rumit. Contohnya : Pencemaran udara bukan
saja akibat oleh volume produksi dan pembuangan sampah industry, tetapi
juga oleh adanya interaksi bermacam-macam variable yang saling bereaksi.
2. Pengukuran environment cost lebih kepada besarnya persepsi dan kesadaran
masyarakat tentang masalah tersebut, apakah masyarakat memberikan nilai
yang tinggi (tangible or intangible) kepada masalah tersebut.
3. Ada eksternalitas yang bersifat intangible, sehingga pengukuran dalam bentuk
uang tidak tepat.
Item biaya sosial yang utama bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
untuk
mengidentifikasi
bagaimana
cara-cara
mengurangi
atau
Contoh biaya yang termasuk ke dalam kelompok ini meliputi biaya gaji supervisor,
mandor, pemanfaatan limbah buangan. Banyak biaya lingkungan sering diperlukan
sebagai overhead dalam sistem akuntansi biaya perusahaan. Secara tradisional, biaya
overhead dikelompokkan ke dalam dua cara:
Jika biaya overhead dialokasikan tidak benar, produk dapat mengeluarkan alokasi
overhead yang lebih besar dibandingkan yang dijaminkan, letika biaya lainnya
dialokasikan ke hal-hal yang lebih kecil dibandingkan kontribusi nyatanya. Hasilnya
adalah biaya produk lemah, yang dapat mempengaruhi harga dan keuntungan.
Sebagai alternatif beberapa biaya overhead tidak lagi mencerminkan seluruh biaya
produk dan harga. Berdarkan pada kedua hal tersebut, para manager tidak dapat
mempersepsikan biaya yang besar dari menghasilkan produk dan oleh karenanya
laporan akuntansi internal tidak menyediakan cukup insentif dalam menemukan caracara kreatif dari pengurangan keseluruhan biaya-biaya.
Pemisahan biaya lingkungan dari jumlah overhead sering menyembunyikan dan
mengalokasikan biaya-biaya terhadap produk yang tidak tepat, pada proses, sistem
atau fasilitas yang secara langsung bertanggungjawab mengungkapkan biaya-biaya
ini bagi para manager, analis biaya insinyur, perancangan dan lainnya. Kritikan ini
tidak hanya untuk perusahaan dalam menghitung akurasi dari biaya produksi bagi
produk dan proses yang berbeda, tetapi juga untuk membantu target manajer
mengurangi biaya kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan.
untuk melakukan pemilihan berbagai alternatif kerja yang akan dicantumkan dalam
anggaran.
Sedangkan anggaran modal adalah bagian dari anggaran perusahaan. Anggaran modal
merupakan proses dari perencanaan pembangunan investasi modal yang ingin
dilakukan oleh perusahaan. Anggaran secara khusus mencoba untuk membandingkan
biaya yang diprediksi dengan arus pendapatan dari proses operasional perusahaan
saat ini serta alternatif perencanaan investasi yang bertolak belakang terhadap tolak
ukur keuangan dalam biaya modal perusahaan. Menjadi hal umum bagi para analis
keuangan dari alternatif investasi untuk mengesampingkan beberapa biaya terkait
biaya lingkungan, biaya savings maupun pendapatan-pendapatan. Sebagai hasilnya,
perusahaan tidak memperkenalkan investasi keuangan dalam pencegahan polusi dan
teknologi yang bersih.
Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul
dan melibatkan jumlah uang yang relatif besar, komitmen dana jangka panjang dan
ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan
dalam mengantisipasikan variabel-variabel pengembalian keputusan (jumlah arus kas,
penentuan waktu dan seterusnya). Beberapa contoh dari proyek anggaran modal
meliputi pembelian peralatan produksi yang tahan lama dan mahal, pembangunan
fasilitas pabrik baru atau pembentukan dan pengisian staf dari segmen perusahaan
besar yang baru (seperti divisi yang dimaksudkan untuk menghasilkan dan
memasarkan suatu lini produk baru). Kerana melibatkan jumlah dana yang begitu
besar, keputusan anggaran modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan,
masalah-masalah arus kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk
mengoptimalkan operasi perusahaan. Akibatnya, kebanyakan perusahaan melakukan
pendekatan terhadap keputusan ini dengan serius dan terus menerus mencari cara
untuk memperbaiki proses penyusunan anggaran modal.
Ketika melakukan evaluasi terhadap besaran potensi dari investasi modal, penting
untuk mempertimbangkan secara penuh aspek-aspek yang berkaitan dengan biaya
Analisis
data
kualitatif
dan
isu-isu
yang
tidak
dengan
mudah
seperti
ketidakpastian
dan
gambaran
perusahaan.
penerapan yang dilakukan harus secara sistematis atau didasarkan pada kebutuhan
dasar perusahaan. Bentuk yang diambil harus mencerminkan tujuan-tujuan dan
kebutuhan-kebutuhan dari pengguna perusahaan. Bagaimanapun juga, pada setiap
aspek bisnis, dukungan tim manajemen puncak dan tim fungsional yang bersebrangan
menjadi poin penting dalam mencapai keberhasilan implementasi dari akuntansi
lingkungan disebabkan:
1. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara baru dalam memperhatikan
biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan keputusan. Komitmen
manajemen puncak mampu menetapkan nada positif dan penghitungan
insentif bagi organisasi selama mengadopsi akuntansi lingkungan.
2. Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan
akuntansi lingkungan, termasuk di dalamnya desain, ahli kimia, ahli mesin,
manajer produksi, operator, staf keuangan,manajer lingkungan, personel, dan
para akuntan yang tidak mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena
akuntansi lingkungan bukan hanya suatu isu akuntansi, dan informasi penting
untuk dibagi kepada seluruh anggota kelompok, orang-orang butuh untuk
berbicara dengan orang lainnya dalam mengembangkan pandangan umum dan
bahasa serta memuat pandangan lebih nyata.
Perusahaan dengan sistem manajemen lingkungan fungsional formal perlu
melembagakan akuntansi lingkungan karena akuntansi lingkungan merupakan suatu
alat logis untuk mendukung keputusan sistem ini. Sama halnya dengan beberapa alat
manajemen perusahaan lainnya, penggabungan pendekatan manajemen bisnis yang
ada sebelumnya sangat sesuai dengan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan,
antara lain meliputi:
1. Biaya Berdasarkan Kegiatan/Management Berdasarkan Kegiatan
2. Total Manajemen Kualitas/Total Kualitas Lingkungan
3. Proses Bisnis Re-Engerineering/Pengurangan Biaya
4. Model Kualitas Biaya/Model Kualitas Lingkungan Biaya