Anda di halaman 1dari 8

Mengenal Budi Yulianto, Pengusaha Sukses Asal

Bangka Belitung Pemilik 29 Perusahaan

Tidak banyak orang mengenal sosok Budi Yulianto (45). Namun siapa sangka,
pria kelahiran Bangka Belitung 18 Mei 1971 adalah salah satu pengusaha sukses
di Indonesia.
Budi Yulianto atau akrab disapa Budi adalah nakhoda bisnis dari perusahaan
bernama Multi Buana Group. Ia memiliki banyak sekali skill (kemampuan) dalam
berbagai bidang, khususnya di bidang jasa dan investasi.
Saat ditemui indotrading.com, Budi menceritakan kisah mula awal kesuksesan
dirinya. Ia memulai karier dengan bekerja di perusahaan Salim Group dan
memutuskan keluar untuk menata bisnis keluarganya.
Baca juga: Hebat! Surya Agung Saputra Terbangkan Salak Pondoh Hingga ke
China
Namun karena ada bisnis keluarga yang harus ditangani, saya keluar dari Salim
Group dan masuk ke dalam bisnis keluarga (dalam hal ini bisnis general trading).
Bisnis ini dibangun secara tradisional, belum memiliki sistem manajemen yang
baik, tutur Budi saat ditemui di Wisma SMR Sunter, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Menata bisnis keluarga bukan hal yang mudah. Budi melihat bisnis yang
dijalankan keluarganya ini sangat kacau dan berantakan. Namun karena memiliki
latar belakang pendidikan di bidang manajemen bisnis, Budi sangat diuntungkan
untuk segera menata bisnis keluarganya itu.
Foto: Budi Yulianto/Dok: indotrading.com
Pada waktu itu bisnis keluarga saya sangat kacau, tidak memiliki system, tidak
berstruktur organisasi, sehingga semua karyawan seolah menjadi pesuruh,
dalam arti bekerja karena ada perintah. Akhirnya saya membangun satu system
yang baik dan kokoh agar perusahaan kami terus berjalan dan berkembang,
tambahnya.

Budi melakukan segala macam cara agar bisnis keluarganya ini tetap berjalan.
Salah satu yang dia lakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Cara lain yang dilakuan adalah membuat konsep bisnis jangka
panjang.
Menurut saya kurangnya SDM menjadi salah satu kendala terberat bagi sebuah
perusahaan. Meskipun sebuah perusahaan memiliki system dan konsep yang
sangat bagus akan tetapi tidak ditopang dengan SDM yang memadai dan
mumpuni, maka sebuah perusahaan tidak akan berjalan, tegasnya.
Meniti Karier Sebagai Pengusaha
Singkat cerita bisnis keluarganya tersebut kembali berjalan normal. Sayangnya
Budi memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan lebih memilih
membangun bisnis sendiri secara profesional.
Setelah bisnis ini berjalan normal, kemudian saya keluar dan merintis bisnis
sendiri secara professional yang masih bergerak di bidang yang sama, yaitu
Multi Buana, sebutnya.
Multi Buana adalah perusahaan pertama yang didirikan Budi Yulianto pada 27
April 1992. Sektor yang digelutinya saat itu adalah di bidang jasa atau trading
yaitu kontraktor umum dan perdagangan umum.
Dari pola jasa, pelan-pelan kalau kita sudah punya modal, maka kita akan bisa
membeli aset, nah kalau sudah memiliki aset pasti kita memiliki omzet, dengan
itu kita bisa memperkenalkan diri kepada perbankan, tuturnya.
Baca juga: Pernah Terlilit Utang Rp 2 M, Wanita Ini Sukses Berbisnis Selai
Beromzet Rp 20 Juta/Bulan
Pelan tapi pasti usaha yang dijalaninya ini meningkat cukup pesat. Budi memiliki
banyak klien hingga pada akhirnya modal dari perbankan mengalir deras.
Awalnya mendapatkan credit dari supplayer karena pola trading itu. Sehingga
kita mendapat penjualan dari sana, selain itu juga menjadikan diri saya yang
paling terpercaya. Karena terpercaya itu saya pun memiliki banyak klien, dan
itulah yang membuat saya berani mengambil modal melalui bank. Karena semua
bank pasti akan sangat cepat merespon nasabah yang memiliki klien, omzet dan
aset, paparnya.
Foto: Budi Yulianto/Dok: indotrading.com
Usahanya ini kemudian menggurita dengan cepat. Awalnya pertama kali Budi
hanya merintis bisnis trading umum. Namun karena terlalu luas sektor yang
ditanganinya, akhirnya ia merintis bisnis trading instrumentasi seperti
permesinan, laboratorium, kelautan, dan pendidikan namun masih ditangani satu
perusahaan. Secara bertahap
akhirnya Budi mulai memisahkan perusahaan berdasarkan sektor jasa yang
ditanganinya.

Karena dari trading kita melihat ada potensi kemitraan dan project, kita merintis
kemitraan dan project. Selanjutnya kami mengembangkan ke dalam investasi,
katanya.
Kemudian Budi memutuskan untuk membentuk 3 sub sektor holding. Yang
pertama adalah perusahaan yang menangani trading product, yang kedua
adalah perusahaan yang menangani kerjasama bisnis, dan yang ketiga adalah
perusahaan yang menangani bidang investasi. Tiga bidang tersebut kemudian
membawahi 10 perusahaan sektor dengan bidang yang berbeda-beda.
Kemudian setelah menjalankan bisnis kurang lebih 20 tahun, Multi Buana Group
membentuk sebuah badan hukum baru. Pada 18 Mei 2012, Multi Buana Group
menjadi induk perusahaan yang menaungi 3 sektor bisnis, yang diberi nama PT
Multi Buana Corporindo.
Ketiga sektor bisnis tersebut adalah :
1. PT Buana Mitra Krida Utama yang fokus menangani kemitraan atau kerjasama
bisnis,
2. PT Buana Artha Indopratama yang fokus menangani masalah produk dan
teknologi IT,
3. PT Buana Chandra Artha Pratama yang fokus menangani masalah keuangan
dan investasi.
Kemudian untuk lebih mempermudah lagi sektor yang ditangani dari ketiga
perusahaannya itu, Budi lantas membentuk 10 perusahaan sub sektor dan 16
anak perusahaan (sister company). Kesepuluh perusahaan itu adalah:
1. PT Buana Artha Labomedika (bisnis unit laboratorium dan medis),
2. PT Buana Pahala Multi Marindo (bisnis unit kemaritiman),
3. PT Buana Artha Mesindo (Bisnis Unit Permesinan),
4. PT Buana Artha Tekno Sains (Bisnis Unit Edukasi dan Multimedia),
5. PT Buana Artha Reka Tekindo (Bisnis Unit mekanikal dan Elektrikal),
6. PT Buana Energi Sarana Terpadu (Bisnis Unit Energi dan Lingkungan),
7. PT Buana Agro Marindo INC (Bisnis Unit Agrobisnis),
8. PT Buana Sarana Infrastruktur (Bisnis Unit Sarana Infrastruktur),
9. PT Multi Buana Kreasindo (Bisnis Unit Jasa Kreatif),
10. PT Buana Multi Techindo (Bisnis Unit Umum).
Saya berbisnis ini melihat potensi jangka panjangnya dan bisnis yang saya
jalankan ini bukan bisnis sesaat, tekannya.
Misalnya bisnis pendidikan yang digarap PT Buana Artha Tekno Sains. Pria
lulusan Pasca Sarjana Kajian Stratejik di Universitas Indonesia (UI) ini
berpendapat bisnis pendidikan tidak akan pernah selesai selama manusia masih
ada di muka bumi. Tinggal menurutnya bagaimana menentukan metode yang
tepat untuk proses belajar. PT Buana Artha Tekno Sains disebutnya telah
menyiapkan berbagai teknologi untuk mempermudah proses pembelajaran.
Begitupun dengan bisnis laboratorium yang digarap PT Buana Artha Labomedika.
Budi menganggap selama masih ada riset dan pengembangan, laboratorium
akan terus dibutuhkan.

Termasuk dengan bisnis kami yang lainnya yang memiliki waktu jangka
panjang. Jadi bisnis saya ini bisnis yang berkelanjutan jadi saya tidak mengikuti
bisnis trend, jelas.
Saat ini, operasional sebagian besar perusahaan dilakukan di Jakarta dan di
Singapura. Dari bisnis yang dijalaninya ini, Budi memiliki mitra bisnis hampir di
seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri yang mencakup kawasan Asia, Eropa
dan Amerika.
Dari trading product saja kita sudah memiliki jutaan vendor, tegasnya.

Strategi Bisnis Perusahaan


Bila melihat kesuksesan perjalanan bisnis yang dijalankan Budi Yulianto di bawah
bendera Multi Buana Group, tentu banyak kalangan menilai, bagaimana cara
perusahaan menggapai prestasi tersebut. Ada beberapa strategi yang dijalankan
Budi agar perusahaannya bisa besar dan menggurita.
Kita melihat dari kategori bisnis kita. Kalau dari trading product kita melihat
produknya. (lalu) Kita tawarkan melalui mekanisme direct selling, promosi dan
lain-lain. Kalau kategori manajemen solusi ya kita melalui kemitraan. Kalau
kategori investasi melihat ide-ide investasi apa yang menguntungkan, terutama
di Indonesia, kata Budi dengan sangat lugas.
Di dalam negeri, usaha Budi menyasar target market kalangan menengah ke
atas seperti ritel, BUMN, institusi pusat dan daerah hingga perusahaan
multinasional. Dengan memiliki 3 perusahaan holding plus 10 perusahaan sub
sektor dan 16 anak perusahaan, mau tidak mau dibutuhkan seorang pemimpin
yang tangguh. Budi memiliki cara bagaimana ia bisa mengatur seluruh
perusahaan yang jumlahnya terbilang cukup banyak itu.
Memimpin itu tidak mudah, gampang diucapkan tidak mudah dilaksanakan.
Pemimpin itu harus memiliki value, menjadi contoh untuk anak buah, modeling
yang baik, rela berkorban untuk yang kita pimpin, rela turun ke bawah jika ada
masalah yang sulit dipecahkan, mencari solusi sama-sama, tidak menyalahkan
karyawan yang gagal, karena
karyawan yang gagal juga adalah tanggung jawab saya sebagai pemimpin,
katanya dengan tegas.
Baca juga: Modal Rp 3 Juta, Kini Afrizal Raup Rp 100 Juta/Bulan Jual Casing
Ponsel
Selain itu, ia menjelaskan seorang pemimpin yang baik adalah yang harus
merelakan kenyamanan yang dimilikinya untuk dibagi kepada orang lain. Kalau
bisa semaksimal mungkin. Kadang resikonya harus sampai kepada personal
sendiri, tambahnya.
Pernah Jatuh dan Hampir Bangkrut

Meski saat ini Multi Buana Group telah meraih kesuksesan bukan berarti
diperoleh dengan cara mudah. Budi Yulianto sang pemilik perusahaan pernah
mengalami masa-masa sulit terutama saat terjadi krisis ekonomi di tahun 19971998.
Perusahaan saya sempat jatuh pada tahun 1997 waktu krisis moneter dan rezim
(Presiden) Soeharto, ungkapnya dengan nada serius.
Bahkan ia sempat berpikir untuk menutup bisnis yang dimulainya di tahun 1992
itu. Pilihan lainnya adalah ia pergi ke Jepang.
Saya juga sempat akan meninggalkan bisnis saya. Tapi saya berpikir kalau saya
meninggalkan bisnis karena krisis ekonomi pada waktu itu, sama saja saya lari
dari tanggung jawab. Saya tidak mau hal itu terjadi, tegasnya.
Sejumlah cara dilakukan agar bisnisnya tetap berjalan. Meski dengan
keterbatasan, namun perusahaan Multi Buana Group tetap berjalan.
Bentuk tanggung jawab saya terhadap bisnis dan client saya yaitu jujur dan
menjelaskan kepada stakeholder dengan apa yang tengah terjadi tanpa harus
takut apa yang akan terjadi dan mempertahankan kepercayaan dari klien. Kita
harus menghadapi situasi apapun yang menimpa bisnis kita. Itulah tindakan
yang saya lakukan sehingga saya bisa kembali mengembangkan usaha saya,
tuturnya.
Foto: Budi Yulianto/Dok: indotrading.com
Setelah berhasil bangkit, kembali bisnis yang djalankannya ini sempat down
pada tahun 2000-an. Tapi saya kembali bangkit dan mempertahankan bisnis
saya hingga terus berjalan dan berkembang sampai saat ini, singkatnya.
Dalam menjalankan bisnis ini, Budi mengakui bila masalah utama yang sering
terjadi adalah berhubungan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Bagi Budi,
perekrutan SDM yang berkualitas akan menentukan nasib perusahaan ke depan.
Yang paling sering dihadapi permasalahan dalam perusahaan saya adalah SDM.
Karena kesalahan dalam merecruit SDM akan berimbas pada semua elemen
seperti marketing, finance dan lain-lain, terangnya.
Lalu Budi juga mengakui tekanan dan persaingan pasar saat ini semakin ketat.
Dengan bendera Multi Buana Group, ia tetap optimis akan mendapatkan kue
pasar cukup besar dengan berbagai strategi yang inovatif.
Menghidari pasar yang jenuh dan masuk ke dalam pasar yang tidak banyak
saingannya, ungkapnya.
Baca juga: Dari Bisnis Cireng, Tiga Pemuda Ini Raup Omzet Hingga Miliaran
Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin yang menjadi kepala bagi 3
perusahaan holding dan 10 perusahaan sub sektor dan 16 anak perusahaan, ia
memiliki tanggung jawab untuk melebarkan sayap bisnisnya. Penting bagi Budi
untuk mempertahankan aset perusahaan, tentunya untuk mencapai target yang
diinginkan.

Intinya kepercayaan. Kita harus menjadi orang yang terpercaya, kita harus
menjadi terpercaya untuk karyawan, mitra dan client, tekannya.
Ia optimis usaha di sektor jasa akan terus tumbuh di Indonesia. Apalagi dengan
kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin baik dan jumlah penduduk
yang besar. Maka peluang bisnis di sektor jasa bakal terus meningkat.
Peluang bisnis di Indonesia sangat bagus, Indonesia memiliki penduduk yang
besar dan beragam. Iklim investasi Indonesia juga semakin baik, salah satunya
dengan ada kebijakan paket ekonomi dan itu cendrung lebih banyak peluang,
sebutnya.
Tips Sukses Budi Yulianto Bangun Multi Buana Group
Memiliki 3 perusahaan holding, 10 perusahaan sub sektor dan 16 anak
perusahaan adalah prestasi yang cukup memuaskan bagi Budi Yulianto. Budi
telah memulai bisnis ini sejak tahun 1992 dan telah memiliki mitra bisnis di
seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
Budi mengatakan membangun Multi Buana Group hingga meraih kesuksesan
saat ini tidak dilakukan dengan cara instan. Perlu waktu 20 tahun untuk
membesarkan nama Multi Buana Group. Selain itu Budi juga mengakui banyak
menemui sejumlah hambatan, bahkan sampai bangkrut alias gulung tikar
tepatnya di tahun 1997 dan tahun 2000-an.
Meski sempat goyang, rasa optimisme yang tinggi meyakinkan Budi untuk tetap
melanjutkan bisnisnya. Akhirnya Multi Buana Group benar-benar menjadi pemain
utama di sektor bisnis jasa di Indonesia. Bagaimana rahasia kesuksesan dari
seorang Budi Yulianto?
Dalam membangun bisnis modal memang penting. Tapi bagi saya modal tidak
terlampau penting. Karena kalau kita memiliki ide atau gagasan dalam bisnis
dan kita dipercaya oleh pihak lain, bisnispun dengan sendirinya akan berjalan,
ungkap Budi.
Misalnya ia memberikan contoh dari bisnis yang digelutinya yaitu di sektor jasa.
Menurutnya, yang paling penting dari bisnis jasa ini adalah memiliki pasar dan
tentu saja supplayer. Bila kedua hal tersebut sudah dimiliki, yang perlu dilakukan
adalah mempromosikan produk yang kita tawarkan kepada klien.
Modal dari pola trading (jasa) ini hampir tidak perlu mengeluarkan modal. Dan
modal utama saya dalam membangun bisnis adalah dengan membangun pola
trading atau jasa. Dari pola jasa pelan-pelan kalau kita sudah punya modal,
maka kita akan bisa membeli aset, nah kalau sudah memiliki aset pasti kita
memiliki omzet, dengan itu kita bisa memperkenalkan diri kepada perbankan.
Karena bank adalah salah satu mitra yang dapat membantu kita mengembangan
usaha kita, tuturnya.
Diakui Budi, bank memang sangat selektif terhadap nasabahnya. Namun ketika
Anda memiliki aset, omzet, dan manajemen keuangan yang jelas dan baik maka
Anda akan mudah mendapatkan bantuan modal oleh pihak bank.

Mereka akan melihat track record perusahaan kita seperti apa, laporan
keuangannya misalnya, sebutnya.
Foto: Budi Yulianto/Dok: indotrading.com
Oleh karena itu, Budi menyarankan agar para pebisnis terutama pebisnis pemula
di Indonesia agar mudah mendapatkan bantuan modal melalui perbankan harus
memiliki manajemen keuangan yang jelas, aset dan omzet yang didapat
perusahaan.
Karena itu pula hingga saat ini stakeholder terbesar dalam perusahaan saya
adalah perbankan, tambahnya.
Kemudian hal lain yang dilakukan Budi untuk membesarkan nama Multi Buana
Group adalah mengelola sistem tata kepegawaian perusahaan. Memiliki 3
perusahaan holding, 10 perusahaan sub sektor dan 16 anak perusahaan tidak
menyulitkan Budi untuk mengelola sumber daya manusia (SDM) yang ada.
Jika kita menunjuk person yang bukan ahlinya dalam bidang tersebut maka
permasalahan pun akan timbul. Saya sebagai pimpinan tertinggi atau induk
perusahaan yang akan menanggung resiko kalau terjadi kerugian. Dan jika
pemimpin-pemimpin dalam perusahaan itu tidak mempunyai kredibilitas untuk
menyelesaikan masalahnya, ya saya sendiri sebagai induk perusahaan harus
turun tangan dan menyelesaikannya, katanya.
Sebagai seorang pemimpin, Budi memang dituntut harus mengenal karakter
pegawai bawahannya. Ia mengaku selalu siap turun ke bawah bila ada masalah
yang memang tidak bisa diselesaikan oleh pemimpin perusahaan di setiap
sektor. Maka dari itu, ia menekankan kredibilitas SDM sangatlah penting.
Jadi intinya seorang pemimpin harus belajar cepat dan tangkas dalam berbagai
situasi untuk menghandel setiap masalah yang terjadi agar perusahaan atau
bisnisnya tetap berjalan. Struktur organisasi yang benar adalah salah satu
tombak memanage perusahaan dengan baik, bebernya.
Dalam mengelola sistem kepegawaian, Budi menerapkan sistem modelling atau
pemimpin perusahaan dijadikan sebagai role model bagi karyawan lainnya.
Dalam sistem itu, pemimpin di masing-masing sektor perusahaan diharuskan
memiliki rencana bisnis yang menarik dan inovatif hingga pola pikir serta
karakter yang baik. Otomatis anak buah pun akan mengikuti, tekannya.
Memang untuk menerapkan sistem modelling ini banyak ditemui sejumlah
kendala. Sejumlah pemimpin perusahaan sub sektor tidak mampu tampil
sempurna menjadi contoh pemimpin yang memuaskan bagi karyawannya. Tetapi
ia mewanti-wanti agar seluruh pemimpin perusahaan sub sektor mampu untuk
mengelola SDM yang ada.
Dalam Menangani SDM di sebuah perusahaan seorang pimpinan harus
menghilangkan benteng atau pembatas antara bos dan anak buah agar
pemimpin pun tahu permasalahan dari bawah seperti apa. Karena justru yang
menghancurkan sebuah perusahaan adalah ketidaktahuannya pemimpin
terhadap masalah yang terjadi di bawah yang justru menjadi pemicunya,
pesannya.
Baca juga: Ivan Diryana: Mantan Teknisi Peracik Bisnis Rendang Nenek

Sementara bagi karyawan, Budi memberikan kebijakan yang cukup adil. Budi
tidak ragu memberikan gaji yang cukup memuaskan bagi karyawan yang
memiliki prestasi, produktivitas, kreatifitas dan inovasi.
Bila perlu seorang karyawan tidak harus datang ke kantor pagi dan pulang
malam hari namun tidak menghasilkan apa-apa. Tapi ketika dia banyak
produktifitas di luar dan banyak menghasilkan untuk perusahaan sudah
sepatutnya karyawan itu diberikan gaji yang pantas, tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bila kesuksesan yang diraih Multi Buana Group
dijalankan murni dari hasil jerih payah perjuangannya sejak tahun 1992. Tidak
ada campur tangan dari pihak keluarga. Untuk hal ini ia memiliki alasan.
Jika perusahaan dimanage secara profesional itu lebih banyak positifnya. Kita
bisa jadi leluasa mengembangkan bisnis tanpa ada kata tidak enak karena
saudara atau keluarga. Negatifnya jika perusahaan dikelola oleh orang lain, bisa
saja orang tersebut resign setelah dia mendapatkan cukup pengalaman dan
membangun usaha yang sama
lalu kemudian menjadi kompetitor kita, papar Budi.
Terakhir, Budi juga tidak pelit untuk membagikan rahasia kesuksesan
membangun bisnis Multi Buana Group. Ia mengungkapkan tips dan trik
bagaimana menjadi seorang pengusaha sukses.
Menurut saya dalam usaha atau berbisnis itu tidak ada kata sukses, karena
sukses itu sifatnya sementara. Maka dari itu kita jangan mudah puas dengan apa
yang sudah dicapai. Terus melakukan yang terbaik, jangan berhenti berinovasi,
menjaga kepercayaan stakeholder, tidak boleh sombong, dan harus jujur. Hadapi
semua resiko dan semua yang terjadi di depan mata, pesan Budi.

Anda mungkin juga menyukai