Makalah Hukum Internasional (Konflik Antara Kamboja Dengan Thailand
Makalah Hukum Internasional (Konflik Antara Kamboja Dengan Thailand
dengan Thailand
Browse Home Makalah Hukum Internasional : Konflik Antara Kamboja dengan Thailand
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman prasejarah, yaitu sekitar tahun 2000 SM, seluruh kawasan
Asia Tenggara merupakan daerah penyebaran rumpun budaya dan bahasa
Melayu-Austronesia, maka lahirlah berbagai kerajaan yang berada di kawasan
ASEAN seperti Sriwijaya dan Majapahit yang merupakan kerajaan terbesar di
Asia Tenggara. Pada abat ke-16 bangsa-bangsa barat mulai datang dan merebut
pengaruh di kawasan ini, dan mereka mulai datang sebagai pedagang tetapi
kemudian sebagai penjajah karena kawasan ASEAN mempunyai suber kekayaan
yang sangat melimpah. Dilatarbelakangi perkembangan situasi di kawasan pada
saat itu, maka negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk suatu
kerjasama yang dapat meredakan saling curiga sekaligus membangun rasa
saling percaya serta mendorong untuk pembangunan di kawasan. Sebelum
terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan
berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra
maupun ekstra kawasan sepertiAssociation of Southeast Asia (ASA), Malaya,
Philippina, Indonesia (MAPHILINDO),South East Asian Ministers of Education
Organization (SEAMEO), South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia
and Pacific Council (ASPAC).
Meredanya rasa saling curiga diantara negara-negara Asia Tenggara
membawa dampak positif yang mendorong pembentukan organisasi kerjasama
kawasan. Pertemuan-pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif
antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan
Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang antara lain mencakup
kesadaran perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga
secara baik serta membina kerjasama yang bermanfaat diantara negara-negara
yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya. Maka pada tanggal 8
Agustus 1967 di Bangkok, lima Wakil Negara Pemerintahan Asia Tenggara yaitu
Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia dan para
Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura dan Thailand menandatangani
Deklarasi ASEAN atau yang di sebut juga dengan Deklarasi Bangkok. Deklarasi
tersebut
menandai
berdirinya
suatu
organisasi
regional
yang
diberi
nama Association of Southeast Asian Nations, ASEAN (Perhimpunan BangsaBangsa Asia Tenggara). Organisasi ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara
anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regional yang masih pada
tahap kooperatif dan belum bersifat integratif.
Maka dalam konflik Thailand-Kamboja, pentingnya organisasi regional
atau ASEAN sebagai aktor utama dalam mengamankan kawasan dari ancaman
konflik antar Negara-negara kawasan tersebut, yang dapat menghambat
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama dalam organisasi ASEAN. Konflik
bersenjata Thailand-Kamboja adalah konflik kepentingan nasional yang sangat
dalam. Candi berusia delapan abad itu memicu ketegangan setelah UNESCO
menetapkannya
sebagai
Warisan
Dunia. Sengketa
perbatasan
Thailand-
Kamboja dimulai pada bulan Juni 2008 sebagai babak terbaru dari sengketa
panjang yang melibatkan daerah sekitar abad ke-11 Preah Vihear, terletak
antaraKhsant
Choam kabupaten
di Preah provinsi
Kamboja
utara
latar
belakang
dan
batasan
masalah
diatas
penulis
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Negara Kamboja
1) Sejarah
Orang-orang Khmer yang tinggal di daerah Indocina selama setidaknya
2.000 tahun. Kerajaan Khmer, dengan ibukotanya di Angkor dari sekitar 900
Masehi, adalah negara yang paling kuat di Asia Tenggara daratan sebagian besar
periode 802-1432. Kamboja Kebanyakan menganggap diri mereka Khmer,
keturunan dari Kerajaan Angkor. Kerajaan menikmati masa kejayaannya sekitar
1200, ketika itu meliputi lebih dari sekarang Laos, Thailand dan Vietnam. Dari
1432 Kerajaan menurun, kehilangan banyak wilayah tetangga semakin kuat.
Kamboja diperintah dari Hanoi sebagai bagian dari Perancis Indo-China
dari 1864 sampai tahun 1953 ketika Raja Norodom Sihanouk, yang telah
ditempatkan pada takhta oleh Perancis pada tahun 1941, kemerdekaan penuh
dicapai. Ia memerintah Kamboja sampai tahun 1970, ketika Marsekal Lon Nol
digulingkan dia dalam kudeta. The Lon Nol pemerintah dikalahkan oleh pasukan
pemberontak Khmer Merah, sebuah partai sayap kiri ekstrim, dipimpin oleh
Saloth Sar (dikenal sebagai Pol Pot), yang memerintah Kamboja 1975-1979,
ketika diperkirakan sekitar 1,7 juta rakyat Kamboja ( lebih dari 20% dari
populasi) meninggal karena kelaparan, penyakit atau eksekusi. Pada awal 1979
Vietnam menginvasi Kamboja, mengusir Khmer Merah dan mendirikan Republik
Rakyat Kamboja (1979-1989), kemudian berganti nama menjadi Negara Kamboja
(1989-1991). Khmer Merah berkumpul kembali kekuatan mereka di sepanjang
perbatasan Thailand dan mengobarkan perang terhadap pemerintah Phnom
Penh, dalam aliansi longgar dengan royalis dan kelompok anti-Vietnam lainnya.
Vietnam akhirnya menarik pasukan mereka dari Kamboja pada tahun 1989.
Perjanjian Perdamaian Paris pada 1991 dan pembentukan UNTAC (Transisi PBB di
Kamboja Authority) dari tahun 1991-1993, membantu membawa stabilitas ke
Kamboja. Pada tahun 1993, negara ini mengadopsi nama sekarang Kerajaan
Kamboja. Pemilu demokratis pertama, yang diselenggarakan oleh UNTAC pada
tahun 1993, yang sempat dimenangkan oleh royalis Front Persatuan Nasional
untuk Kemerdekaan, Netral, Damai dan Koperasi Kamboja (Funcinpec) yang
membentuk pemerintahan koalisi dengan Partai Rakyat Kamboja (CPP). Namun,
pertempuran sengit pecah antara dua mitra koalisi pada tahun 1997 sebelum
pemilu tahun 1998, yang didirikan CPP sebagai pihak yang dominan. Pemilihan
berikutnya tahun 1998 dimenangkan oleh CPP. Sebuah pemerintahan koalisi baru
antara CPP dan Funcinpec dibentuk pada bulan November 1998 dengan Hun Sen
sebagai Perdana Menteri. Sebuah Senat didirikan pada tahun 1998.
2) Geografi
Total luas Kamboja adalah 181.040 km2, sedikit lebih kecil dari
Oklahoma. iklim Kamboja beriklim tropis dengan suhu sedikit variasi musiman:
musim musim hujan berlaku dari Mei sampai November, sedangkan untuk
musim kemarau berlangsung dari Desember hingga April. Geografi terdiri dari
dataran rendah, dataran datar, dengan pegunungan di barat daya negara dan
utara. Titik tertinggi adalah Aoral Phnum topping off pada 1.810 m. Kamboja
adalah negara yang kaya sumber daya, dengan minyak dan gas, kayu, batu
permata, beberapa bijih besi, mangan, dan fosfat. Kamboja Terletak di
Semenanjung Indochina, berbatasan darat di sebelah utara dengan Laos dan
Thailand, di sebelah timur dan selatan dengan Vietnam dan sebelah barat
dengan Teluk Thailand. Kamboja sebagian besara terdiri dari tanah datar yang
dikelilingi oleh gunung di Utara dan Baratdaya serta di sebelah timur mengalir
sungai Mekong sampai Vietnam di selatan.
3)
Budaya
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Budha Theravada.
Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi
budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu
nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak
bola. Hanya di bawah 14.000.000 orang tinggal di Kamboja. Harapan Hidup
61,29 tahun. Tingkat Kelahiran 25,53 kelahiran per 1.000. Tingkat Keaksaraan
adalah 73,6%. Bahasa yang di miliki oleh Negara ini adalah Khmer, Prancis,
Inggris. Etnis Khmer, Vietnam, Cina. Dan Agama 95% Buddha Theravada.
4)
Ekonomi
Pendapatan
per
kapita
Kamboja
meningkat
tetapi
masih
rendah
stabil
dan pemerintah
mengurangi
tingkat
telah
membuat kemajuan
kemiskinan.
Pada
tahun
yang signifikan
2005
Pemerintah
dalam
Kamboja
pertumbuhan
ekonomi
berbasis
sempit
(terutama
dalam
Politik
Perancis
yang
menjadikan
negara
Kamboja
sebagai
wilayah
protektoratnya sejak 1863, mengangkat Sihanouk sebagai Raja pada tahun 1951
dan memberikan kemerdekaan kepada Kamboja pada 9 November 1953.
Sihanouk kemudian memproklamirkan Kamboja sebagai negara yang netral dan
berusaha tidak terlibat dalam Perang Vietnam. Periode 1970 1993, Kamboja
memasuki masa perang saudara yang menghancurkan infrastruktur fisik dan
kapasitas sumber daya manusia. Masa ini juga ditandai dengan berkuasanya
rezim Khmer Merah serta menjadikan Kamboja sebagai perebutan pengaruh
kekuatan negara asing sebagai akibat dari perang dingin. Kemudian pada 27 Juni
2004, Hun Sen dan Ranaridh seakat membentuk pemerintahan koalisi dengan
melakukan
power
sharing
koalisi
dengan
melakukan
power
sharing
di
yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja
Kamboja
menjabat
sebagai
Kepala
Negara,
tetapi
tidak
memerintah.
Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri
yang tergabung dalam Dewan Menteri ( Council of Minister ). Kepala Negara
Norodom Sihamoni naik tahta pada tanggal 29 oktober 2004.
B. Profil Negara Thailand
1)
Sejarah
Thailand (nama resmi: Muang Thai atau Pratht Thai), adalah sebuah
negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur,
Malaysia dan Teluk Siam di selatan, Myanmar dan Laut Andaman di barat.
Thailand dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai"
berarti "kebebasan" dalam bahasa Thailand, namun juga dapat merujuk kepada
suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan
orang Thai terutama kaum minoritas Tionghoa. Asal mula Thailand secara
tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan
Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan
Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran
lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan
kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa
dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat,
Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang
tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk
ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan
diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya
monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini
mengganti namanya menjadi Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya,
setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia
II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang
Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta
terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai
bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an. Kalender Thailand didasarkan
pada Tahun Buddha, yang lebih cepat 543 tahun dibandingkan kalender Barat.
Tahun 2000 Masehi sama dengan tahun 2543 dalam kalender Thailand. Pada 26
Desember 2004, pesisir barat Thailand diterjang tsunami setinggi 10 meter
setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang
di Thailand, dan setengahnya merupakan wisatawan. Pada awal 2005 terjadi
sebuah tragedi di Thailand Selatan yang mempunyai populasi dengan mayoritas
Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh rezim
Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini. Namun dalam
pemilihan kepala pemerintahan, Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara
ini untuk empat tahun berikutnya.
2)
Geografi
Thailand merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang
berbeda. Di sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya
berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan
Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara
didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan
mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra yang
melebar ke Semenanjung Melayu. Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan
muson. Ada muson hujan, hangat dan berawan dari sebelah barat daya antara
pertengahan Mei dan September, serta muson yang kering dan sejuk dari
sebelah timur laut dari November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di
sebelah selatan selalu panas dan lembab. Thailand berbatasan dengan Laos dan
Myanmar di sebelah utara, dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan
Myanmar dan Laut Timur di barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur.
Koordinat geografisnya adalah 5-21 LU dan 97-106 BT
3)
Budaya
Muay Thai, sejenis kick boxing ala Thailand, adalah olahraga nasional di
Thailand dan merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di
seluruh dunia pada tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan
muay Thai di negara-negara lain di Asia Tenggara. Ucapan penyambutan yang
umum di Thailand adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya mirip dengan
gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh
kepala seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masingmasing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah. Masakan Thailand
mencampurkan empat macam rasa yang dasar: manis, pedas, asam dan asin.
4)
Demografi
Populasi Thailand didominasi etnis Thai dan Lao, yang berjumlah 3/4 dari
seluruh penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang
secara sejarah memegang peranan yang besar dalam bidang ekonomi. Etnis
lainnya termasuk etnis Melayu di selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang
bukit. Sekitar 95% penduduk Thailand adalah pemeluk agama Budha aliran
Theravada, namun ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu.
Bahasa
Thailand
merupakan
bahasa
nasional
Thailand,
yang
ditulis
menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga bahasa daerah lainnya.
Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.
5)
Ekonomi
Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun
1985 hingga 1995 rata-rata 9% per tahun tekanan spekulatif yang meningkat
terhadap mata uang Thailand, Baht, pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya
krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan memaksa pemerintah
untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht
untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada
Januari 1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama.
Krisis ini kemudian meluas ke krisis finansial Asia. Thailand memasuki babak
pemulihan pada tahun 1999 ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada
tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang kuat, yang
meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat
ekonomi dunia yang melunak pada tahun 2001, namun kembali menguat pada
tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan yang kuat di RRC dan beberapa
program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh
pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan
mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.
Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Thailand, dan industri
ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas
Thailand. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan
kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1 juta)
6)
Politik
Sang raja mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi
namun merupakan pelindung Buddhisme Thailand dan lambang jati diri dan
persatuan bangsa. Raja yang memerintah saat ini dihormati dengan besar dan
dianggap sebagai pemimpin dari segi moral, suatu hal yang telah dimanfaatkan
terdiri
dari
Dewan
Perwakilan
(Sapha
Phuthaen
Ratsadon)
yang
kedua negara
terus-menerus terjadi
konflik,
berlanjut dengan
persoalan Kuil Preah Vihear dan wilayah yang ada di sekitar Kuil itu.
Memburuknya hubungan Thailand dan Kamboja diperparah dengan
konflik antara kedua negara yang semakin memanas belakangan ini, Penyebab
konflik kedua Negara adalah:
1)
Sebuah kuil berusia kurang-lebih 900 tahun tersebut kini sedang ramai-ramainya
diperbincangkan.
Penyebabnya
adalah
sala
satu
diantara
kedua
Negara
menguasai Kuil maka wilayah seluas 4,6 km2 di sekitar kuil tersebut kini akan di
kuasai oleh Negara yang telah merebut Kuil tersebut. Tetapi sedang diperebutkan
dua negara ASEAN, Thailand dan Kamboja. Kedua negara itu sama-sama
mengklaim wilayah tersebut sebagai wilayahnya, dan kedua Negara tersebut
sama-sama berpendapat penempatan tentara dari negara lainnya di wilayah
tersebut merupakan bukti pelanggaran kedaulatan nasional mereka. Juli 2008
lalu kedua negara yang bertikai tersebut sama-sama menempatkan tentaranya
yang keseluruhannya berjumlah lebih dari 4000 pasukan di kawasan Kuil Preah
Vihear tersebut.
2)
menjadi
perdebatan.
Akan
tetapi,
perdebatan
semakin
memanas
sejak
sudah dimulai sejak lama. Perdebatan ini muncul karena Kamboja, sebagai
negara bekas jajahan Perancis, dan Thailand menggunakan peta berbeda yang
menunjukkan teritori masing-masing negara. Dan karena peta yang digunakan
kedua negara tersebut berbeda (Kamboja menggunakan peta dari mantan
penjajahnya, Perancis sementara Thailand menggunakan petanya sendiri), tentu
saja banyak terjadi salah penafsiran mengenai besar wilayah masing-masing.
Salah satu wilayah yang disalahtafsirkan itu adalah wilayah seluas 4,6 km2 di
sekitar Kuil Preah Vihear tersebut. Dan apabila, misalnya klaim Kamboja tentang
wilayah 4,6 km2 ini lantas dikabulkan Thailand, Thailand khawatir Kamboja akan
semakin merajalela dan mencaplok pula wilayah-wilayah lain yang juga
disalahtafsirkan. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya. Karena itu, tidak heran
wilayah yang hanya seluas 4,6 km2 itu begitu diperebutkan, baik oleh Kamboja
maupun Thailand.
5)
Peningkatan Power
Kepemilikan akan sumber energy-terutama di masa-masa di mana energy
dipandang sebagai sesuatu yang langka dan diperjuangkan oleh setiap negara
seperti
sekarang
merupakan
hal
yang
dapat
menaikkan
dengan
ditandatanganinya
ASEAN
Charter
(Piagam
ASEAN)
dalam
Indonesia
memperlihatkan
sikap
proaktif
dalam
menyikapi
perbedaan
pandangan
dalam
domestik
Thailand
sendiri
antara
untuk
memulihkan
perdamaian
dan
keterlibatan
pihak
luar
tidak
Menlu
ASEAN
di
Jakarta,
untuk
menghormati
prinsip-prinsip
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik antara Kamboja dan Thailand adalah perebutan wilayah seluas 4,6
km2 di sekitar Kuil Preah Vihear tersebut. Sebenarnya sejak dahulu, wilayah
seluas 4,6 km2 ini memang sudah menjadi perdebatan. Akan tetapi, perdebatan
semakin memanas sejak dikeluarkannya keputusan UNESCO yang memasukkan
kuil itu ke dalam daftar warisan sejarah dunia, dan Makama internasional
mmengatakan bahwa kuil itu adalah milik kamboja, tetapi yang saat ini yang di
rebut hingga terjadi konflik adalah wilayah di sekitar kuil. Menyusul baku tembak
yang terjadi antara tentara Thailand dan Kamboja di perbatasan kedua negara
pada tanggal 4-6 Februari 2011 lalu, yang menewaskan sedikitnya 8 orang dan
mencederai beberapa orang lainnya, pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta
digelar Informal ASEAN Foreign Ministers Meeting (pertemuan informal para
Menlu ASEAN) dengan agenda tunggal pembahasan penyelesaian konflik
Thailand dan Kamboja.
Seperti dilaporkan Aris Heru Utomo, pegawai departemen luar negeri di
Kompasiana, pertemuan informal para Menlu ASEAN yang diprakarsai Indonesia
selaku Ketua ASEAN, merupakan tindak lanjut dari hasil sidang Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Sidang itu sebelumnya meminta Thailand
dan Kamboja bekerjasama dengan ASEAN sebagai mediator untuk menuntaskan
persoalan perbatasan melalui jalan damai. Di tengah upaya negara-negara
ASEAN mengimplementasikan kesepakatan yang tercantum dalam Piagam
ASEAN dan proses pembentukan Komunitas ASEAN 2015, pertemuan informal
para Menlu ASEAN kali ini memiliki arti yang sangat penting sebagai langkah
awal untuk memperlihatkan kredibilitas ASEAN dalam menangani masalah
internal kawasannya. Sebagai suatu organisasi kerjasama regional, ASEAN yang
didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima negara yaitu Indonesia, Filipina,
Malaysia, Singapura dan Thailand, terus tumbuh dan berkembang sebagai suatu
organisasi yang semakin solid. Dari suatu organisasi yang longgar, ASEAN
tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang berdasarkan hukum seperti
tercermnin dari diratifikasinya Piagam ASEAN pada akhir tahun 2008. Selain
Piagam ASEAN, negara-negara ASEAN juga memiliki Perjanjian Persahabatan dan
Kerjasama di Asia Tenggara(Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia) yang ditandatangani di Bali tahun 1976. Melalui Perjanjian Persahabatan
dan Kerjasama negara anggota ASEAN menyepakati code of conduct atau aturan
perilaku dalam pelaksanaan hubungan kerjasama antar negara anggota ASEAN
Sementara
itu
Filipina
yang
ditahun
1990-an
tengah
berupaya
negara anggota ASEAN di Istana Bogor Indonesia tersebut adalah menjaga serta
meningkatkan perdamaian dan keamanan kawasan, dalam rangka membentuk
pasar tunggal berbasis produksi yang kompetitif dan terintegrasi secara
ekonomi, memperkuat demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik,
menegakkan
hukum,
serta
mengedepankan
hak
asasi
manusia
pertumbuhan
ekonomi,
kemajuan
sosial
serta
memajukan
Pertemuan informal Menlu ASEAN di Jakarta kali ini bisa digunakan untuk
Sekarang
saatnya
ASEAN
bersikap
proaktif
dan
menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
Amsrudin.
2009.
Refleksi
Teori
Hubungan
Internasional
(Dari
Tradisional
ke