Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya berprofesi
sebagai petani. Lahan pertanian di Indonesia sangat luas dan kondisi tanah ratarata subur dengan kekayaan unsur hara yang melimpah. Pertanian sendiri
merupakan kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuhtumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja
menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna
mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut. Pertanian perlu dipenuhi
beberapa persyaratan : a) Adanya alam beserta isinya antara lain tanah sebagai
tempat kegiatan, dan tumbuhan serta hewan sebagai obyek kegiatan. b) Adanya
kegiatan manusia dalam menyempurnakan segala sesuatu yang telah diberikan
oleh alam dan atau Yang Maha Kuasa untuk kepentingan atau kelangsungan hidup
manusia melalui dua golongan yaitu tumbuhan atau tanaman dan hewan atau
ternak serta ikan. c) Ada usaha manusia untuk mendapatkan produk atau hasil
ekonomis yang lebih besar daripada sebelum adanya kegiatan manusia. (Van
Aarsten, 1953)
Pertanian yang mayoritas pelakunya adalah masyarakat menengah
kebawah membuat proses dalam pertanian mengalami beberapa masalah yang
kadang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pelaku pertanian. Penyelesaian
masalah dapat dibantu dengan adanya tindakan penyuluhan pertanian yang
dilakukan oleh pihak yang terkait. Penyuluhan pertanian memerlukan proses
belajar mengajar didalamnya.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses perubahan yang relatif
tetap dalam persediaan tingkah laku yang terjadi dari akibat adanya pengalaman.
Penyuluhan merupakan suatu proses belajar yang bisa dikatakan sebagai
pendidikan informal dan nonformal bergantung kepada tujuannya. Proses belajar
dalam penyuluhan terdapat beberapa jenis dan tahapan multi discrimination,
concept learning, principal learning, dan problem solving learning. Cara untuk

proses belajar mengajar dalam penyuluhan ada purposeful learning, imitation


learning, conditioning learning, dan meaningful learning.
Penyuluhan berguna bagi berkelanjutan pertanian Indonesia karena banyak
yang harus diperbaiki dalam pola pertanian Indonesia. Pokok pendidikan dari
penyuluhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak ada kurikulum, materi yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan petani, sasaran tidak terpaut batasan umur,
tidak bersifat paksaan jadi menyesuaikan dengan keinginan petani, tidak ada
sanksi apapun jika tidak ikut melaksanakan, dan tidak adanya batasan waktu
dalam menempuh pengajaran penyuluhan tersebut. Penyuluhan dapat dilakukan
dimana saja dan dalam kesempatan apa saja.
Penyuluhan dalam penyampaiannya banyak yang harus diperhatikan mulai
dari program yang menarik minat petani, hubungan antara pelajaran dengan
tujuan harus dipaparkan dengan jelas, keinginan masyarakat yang tidak sama,
harus berhubungan dengan kebutuhan terdesak, dilakukan secara bertahap, teori
dengan praktek berkaitan, dan masih banyak lagi. Minat petani yang kadang
kurang akan adanya penyuluhan menjadi tugas besar bagi penyuluh dalam
penyampaian proses belajar dalam penyuluhan. Penyuluhan biasanya dilakukan
langsung ketika masalah itu terungkap, dilakukan di desa dan sektor yang
ditangani berbagai macam. Desa Silo dan sektor perkebunan (kopi) juga menjadi
fokus utama penyuluhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil Kecamatan Silo Kabupaten Jember?
2. Bagaimana analisis lokasi Kecamatan Silo Kabupaten Jember menurut
data Profil Kecamatan?
3. Bagaimana langkah yang anda pilih jika anda menjadi penyuluh di
Kecamatan Silo Kabupaten Jember?

PEMBAHASAN

2.1 Profil Kecamatan Silo Kabupaten Jember


Silo merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Jember. Kecamatan silo terletak pada sisi paling timur sekitar 30 km dari
Kabupaten Jember. Kecamatan silo berbatasan langsung dengan:
Sebelah utara
: Kecamatan Ledokombo
Sebelah selatan
: Kecamatan Tempurejo
Sebelah barat
: Kecamatan Mayang
Sebelah timur
: Kabupaten Banyuwangi
Kecamatan Silo secara geofrafis memiliki topografi berbukit-bukit dengan
ketinggian antara 600 sampai 700 meter diatas permukaan laut dan memiliki hawa
yang termasuk sejuk. Daerah ini menyajikan keindahan alam perbukitan dengan
perpaduan kehidupan pertanian agraris. Kecamatan ini juga memiliki agrowisata,
misalnya agrowisata gunung gumitir (PTPN XII) dimana kita bisa menikmati
pembibitan, penanaman dan penggilingan kopi. Terdapat beberapa sungai yang
melintasi wilayah ini antara lain sungai merawan dengan panjang 0,45 km, sungai
curah mas 0,20 km, sungai garahan 0,40 km dan sungai gila 0,20 km.
Jumlah penduduk pada tahun 2013 tercatat sebanyak 105.752 jiwa,
sedangkan persentase penduduk perempuan terbesar 51 %. Nilai tersebut lebih
besar dibandingkan dengan penduduk laki-laki dengan persentase 49%. Rincian
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 51.975 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 53.77 jiwa. Pada tahun 2013 rasio jenis kelamin kecematan silo sebesar
95,65 berdasarkan hasil proyeksi penduduk. Rasio jenis kelamin seluruh jumlah
desa di Kecamatan Silo dibawah 100. Hal ini berarti jumlah penduduk perempuan
lebih banyak dari penduduk laki-laki di semua desa.
Kecamatan Silo, sebagaimana penduduk Jember pada umumnya adalah
mayoritas suku Madura dan sebagian suku Jawa, dan juga etnis Cina dan Arab.
Masyarakat Kecamatan Silo sebagian besar adalah pemeluk agama Islam.
Kecamatan Silo memiliki pondok-pondok pesantren, masjid, musholla dan
langgar-langgar yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam.
2.2 Analisis lokasi Kecamatan Silo Kabupaten Jember
Kecamatan Silo terletak pada sisi paling timur sekitar 30 km dari
Kabupaten Jember. Kecamatan silo terdiri dari sembilan desa yaitu Desa
Mulyorejo, Desa Pace, Desa Harjomulyo, Desa Karangharjo, Desa Silo, Desa

Sempolan, Desa Sumberjati, Desa Garahan dan Desa Sidomulyo. Luas


keseluruhan kecamatan silo adalah 30.998,23 Ha.
Sektor terbesar yang berada di Kecamatan Silo adalah perkebunan kopi.
Perkembangan sektor perkebunan kopi di Kecamatan Silo baik dan hasil
produksinya melimpah karena kepemilikan yang sebagian besar milik PTPN XII
(Persero). Mayoritas penduduk Kecamatan Silo adalah perempuan, jadi pekerja di
perkebunan kopi (pemetik) rata-rata adalah perempuan.
Lokasi Kecamatan Silo yang strategis membuat kecamatan ini
berkembang pesat. Banyak dijadikan tempat berrekreasi dan bersantai dengan
banyak pilihan. Kecamatan Silo memiliki sentra atau pusat yang banyak
dikunjungi seperti gumitir yang sudah dilengkapi dengan cafe dan berbagai
permainan dengan pilihan pemandangan alam yang bagus.
2.3 Langkah menjadi penyuluh
Penyuluh merupakan tindakan dimana seseorang atau suatu badan
memberi pembelajaran bagi petani atas masalah dan juga perkembangan dalam
sektor pertanian. Penyuluh harus menyesuaikan dengan sektor yang paling besar
dan juga masalah yang paling menonjol dalam lokasi yang dihadapi. Langkahlangkah yang akan diambil untuk menjadi penyuluh di Kecamatan Silo
diantaranya; a) pendekatan dengan petani atau pengelola agar mengetahui
permasalahan di sektor pertaniannya. b) pendekatan terhadap tokoh berperan
penting di Kecamatan Silo. c) karena Kecamatan Silo sektor terbesar merupakan
perkebunan kopi maka fokus permasalahan penyuluhan ke sektor tersebut. d)
penggunaan bahasa yang menyesuaikan dengan mayoritas penduduk agar mudah
dipahami. e) penggunaan bahasa yang mudah agar dapat dipahami. Penyuluhan
menjadi langkah yang dapat memperbaiki pertanian yang ada di Kecamatan Silo
karena didalam penyuluhan terdapat pembelajaran yang kadang belum diketahui
sebelumnya.

KESIMPULAN
1. Kecamatan Silo merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah
kabupaten Jember, dengan jumlah penduduk 105.752 jiwa pada tahun 2013,
dan sebagian besar masyarakat merupakan suku madura. Kondisi wilayah di
Kecamatan Silo yaitu berada pada ketinggian sekitar 600-700 meter di atas
permukaan laut dengan dataran pertanian serta perbukitan berhawa sejuk.
Daerah ini juga dilalui oleh beberapa aliran sungai serta dilengkapi pula oleh
adanya pusat agrowisata gunung gumitir (PTPN XII).
2. Kecamatan Silo dapat berpeluang sebagai pusat produsen kopi oleh adanya
perkebunan kopi yang diketahui telah menghasilkan produk yang melimpah.
Selain itu, sentra agrowisata seperti gumitir dapat dikembangkan menjadi
peluang wisata alam yang memukau para wisatawan.
3. Pembaharuan dan perbaikan sistem pertanian di Kecamatan Silo dapat

dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat dengan tetap mengacu


pada proses pendekatan para petani, tokoh masyarakat, target sektor, bahasa
serta budaya setempat.

Anda mungkin juga menyukai