mengajarkan
paham
Kristen.
Akibat-akiabat
tersebut
yang
mengakibatkan paham Budhisme mulai tergerus dan terlupakan di
Indonesia.
Bergama Islam. Sambil berdagang, mereka juga menyebarkan pahampaham agala Islam di masyarakat. Islam yang tidak mengenal kasta
dan tingkat, menjadi agama yang sangat berkembang pada saat itu.
Para pedagang tersebut juga membangun perkampungan, dan sering
mendatangkan ulama ulama dari negerinya untuk bersama-sama
menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Para pedagang Muslim tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia saat itu. Para penduduk pribumi
memandang para pedagang tersebut secara terhormat. Hal itu pula
yang menyebabkan para pengusaha local banyak yang ingin
menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang Arab itu.
Syaratnya, gadis tersebut haruslah memeluk agama Silam terlebih
dahulu, barulah pedagang tersebut mau menikahi anak-anak mereka.
Setelah menetap dan membuat perkampungan, mereka mulai
mendirikan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti madrasah atau
pesentren. Melalui fasilitas ini, diharapkan anak-anak nusantara dapat
mengetahui dengan benar agama Islam secara kaffah.
Para wali atau ulama-ulama yang menyebarkan agama Islam di
nusantara sangat menghormati adat masyarakat Indonesia pada saat
itu. Salah satu cara untuk menarik minat masyarakat ialah dengan
digagasnya penggunaan wayang sebagai media untuk berdakwah.
Diharapkan dengan adanya kehadiran kesenian dalam berdakwah,
menambah minat masyarakat untuk belajar agama Islam.