Anda di halaman 1dari 5

Pemurnian Uranium

Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan


tingkat kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsurunsur pengotor lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang
dihasilkan dapat berbeda bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari
proses pemurnian akan diperoleh produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam
yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam produk akhir proses pemurnian
itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar nuklir.
Konsentrat uranium Yellow Cake(YC) sebagai umpan pelarutan mengandung
uranium cukup tinggi(50-90 %) U3O8
Pengotor dalam konsentrat masih cukup banyak
Pengotor yang paling banyak justru dari bahan yang digunakan dalam
pengendapan ( contoh penggunakan NaOH dalam lar.carbonat) dan ion SO-4
terdapat dalam konsentrat yang dihasilkan dariIon Exchange
Selain itu terdapat Pengotor lainnya yang keberadaannya tidak diizinkan dalam
jumlah besar, seperti cadmium, boron, dan logam tanah jarang yang mampu
menyerap neutron sehingga mengganggu ekonomi neutron dalam reaktor.
Pemurnian uranium tersebut dilakukan dengan cara ekstraksi pelarut
menggunakan peralatan Mixer settler yang telah digambarakan sebelumnya.
Mixer Settler terdiri dari dua bagian yaitu bagian pencampur, yang merupakan
bagian tempat terjadinya kontak antara fase air dan fase organik. Dibagian ini
terjadi perpindahan massa dari fase air ke fase organik. Kemudian bagian lain
Mixer Settler adalah bagian pengenapan, yaitu tempat terjadinya pengenapan
dan pemisahan antara fase organik dan fase air
Dalam proses ekstraksi pelarut yang banyak digunakan : Pelarut TBP dengan
pengencer Kerosen.
Beberapa sifat TBP :
Sifat TBP pada suhu kamar berupa cairan tak berbau dan tak berwarna,
berwarna kuning kecoklatan.
Densitas ( g/ml)

0,973

Viskositas (millipoise)

33,2

Kelarutan dalam air(g/l)

0,39

Kelarutan air dalam TBP(g/l

64

Pemilihan TBP sebagai solven, karena pertimbangan keamanan. TBP stabil pada
konsentrasi asam nitrat tinggi, tidak eksplosif, modal rendah, biaya operasi
rendah. TBP dapat terhidrolisa menjadi DBP dan MBP walaupun kecil
diperkirakan peruraian TBP kurang dari 0,001 %. Persyaratan pengencer
( kerosen) adalah : tidak bercampur dengan air, harus campur sempurna dengan
TBP,viskositas rendah,harga murah
Pemurnian UO2
Proses ekstraksi dalam pemurnian uranium memegang peranan penting, sebab
dengan cara ekstraksi ini uranium dapat dipisahkan dari pengotor, shg
didapatkan UO2 murni nuklir dan pengotor dalam skala ppm
Larutan U murni nuklir hasil proses ekstraksi pelarut perlu dilakukan proses
lebih lanjut yaitu tahap pengendapan.
Pengendapan dengan amonia ( NH4OH ) memberi hasil berupa Ammonium
diuranate (ADU)= (NH4)2U2O7
Reaksi :
2UO2(NO3)2 + 6NH4OH

(NH4)2U2O7+ 4NH4NO3 + 3 H2O

Selain pengandapan dengan ammonia, juga dapat dilakukan pengendapan dengan


gas NH3 dan CO2 membentuk Ammonium uranyl Carbonat(AUC) dengan reaksi
sebagai berikut :

UO2(NO3)2 + 3NH4(CO3)

(NH4)4UO2(CO3)+ 2NH3

Faktor Yang berpengaruh : pH, suhu, konsentrasi U, amonia, carbonat


Hasil AUC lebih menguntungkan dari ADU
Endapan tidak bersifat koloidal,sehingga mudah disaring
Filtrat lebih sedikit,sehingga efisiensi lebih besar

Ukuran partikel lebih homogen bulat(ADU runcing)


Free flowing lebih baik
Dalam rangkaian pembuatan bahan bakar UO2, kalsinasi dilakukan sebelum
proses reduksi dan perlakuan panas dilakukan dalam atmosfer udara. Tujuan
dari kalsinasi adalah untuk menghilangkan semua zat yang tidak dibutuhkan
(senyawa non uranil) yaitu bahan volatil,H2O serta untuk membentuk U3O8.

Seperti halnya densitas, porositas merupakan salah satu karakteristik fisis yang
diperlukan terutama untuk mengkarakterisasi bahan padatan hasil proses maupun
yang akan diproses kembali. Sifat porositas bahan saling mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh besaran fisis yang lain maupun sifat thermalnya, misalnya bahan
yang porous akan mempunyai nilai kerapatan yang rendah, luas permukaan yang
lebih besar, konduktivitas panas yang rendah, dan sebagainya.

ADU : (NH4)2U2O7 2UO3 + 10H2O + O2 (500oC)


AUC : (NH4)4UO2(CO3) UO3 +2H2O+4NH3+3CO2

(400oC)

Salah satu proses dalam pembuatan UO2 adalah proses reduksi, Reduksi
merupakan proses konversi oksida-oksida uranium meliputi UO3 dan U3O8
menjadi UO 2 yang didahului dengan pelepasan air dan dekomposisi senyawa
organik . Reaksi reduksi U3O8 menjadi UO2 adalah sebagai berikut:

U3O8 (s) + 2H2(g) 3UO2(s) + 2H2O(g)

Reduksi terhadap l U3O8 dapat dilakukan dengan gas H2 dalam medium gas N2.
Reduksi berlangsung pada kondisi atmosfer, hal ini karena dengan kadar H2 yang
kecil dapat menghindari bahaya kebakaran bila terjadi kebocoran pada tungku
reduksi. Suhu yang terlampau tinggi memungkinkan terjadinya pelelehan sehingga
dapat menutup pori-pori . Prosesnya reduksi sangat dipengaruhi oleh suhu dan
waktu reduksi, Suhu reduksi merupakan faktor yang berpengaruh pada proses
reduksi dan biasanya berkaitan dengan waktu yang digunakan, semakin tinggi

suhu reduksi semakin singkat waktu yang digunakan. Suhu reduksi juga
bergantung dari kereaktifan bahan yang hendak direduksi dan sifat UO2 yang
dihasilkan. Perubahan fase selama proses reduksi U3O8 menjadi UO2 terjadi
dalam dua tahapan, yaitu:

U3O8 U4O9 UO2

Pada konversi U3O8 menjadi U4O9 terjadi reaksi pada permukaan antara
hidrogen dengan oksigen, laju reaksi proses ini sebanding dengan konsentrasi
hidrogen dan oksigen pada permukaan oksida. Selama proses reduksi ukuran
partikel butir kernel UO2 mengalami penyusutan.

Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses reduksi yaitu mula-mula terjadi
difusi gas hidrogen melalui film gas ke permukaan, kemudian gas hidrogen masuk
ke dalam butiran dan terjadi reaksi difusi, karena oksigen yang berada dibutiran
U3O8 sangat reaktif, maka hal ini merupakan suatu sebab terjadinya difusi dari
permukaan butiran ke dalam butiran. Suhu dan waktu dalam proses reduksi
U3O8 akan memberikan pengaruh pada kualitas UO2 yang dihasilkan,
diantaranya terhadap densitas, rasio O/U dan luas muka spesifik, volume pori
total, rerata jari-jari pori. Kenaikan suhu reduksi akan menaikkan kualitas kernel
UO2 yang dihasilkan. Waktu reduksi yang lebih lama akan menghasilkan kernel
UO2 yang lebih baik, karena semakin sempurnanya reaksi yang terjadi.

Reduksi : UO3 dan U3O8 jadi UO2

UO3(p) + H2(g) UO2(p)+H2O


U3O8(p) +2 H2(g) 3 UO2(p)+2H2O
UO2 yang dihasilkan dipakai sebagai bahan bakar nuklir. Oleh karena itu dituntut
mempunyai sifat kimia, fisis maupun thermodinamika yang baik , shg memenuhi

spesifikasi bahan bakar. Pemakaian UO2 sebagai bahan bakar dalam pil(pellet)
dan disintering dengan densitas lebih besar 95 % x10,96 g/Cm3(TD).

Bahan bakar reaktor nuklir yang menggunakan keramik uranium diantaranya UO2,
Struktur kristal UO2 adalah face centered cubic tipe CaF2 dan memiliki
densitas teoritis 10,96 gr/cm3.Keramik uranium sebagai bahan bakar memiliki
beberapa keuntungan yaitu tahan terhadap temperatur operasi reaktor yang
tinggi dikarenakan memiliki titik leleh yang tinggi, titik leleh dari UO2 yaitu
sekitar 2760o C ). Selain memiliki titik leleh yang tinggi, keramik uranium juga
memiliki kestabilan terhadap irradiasi yang baik (dimensi, struktur, volume)
karena tidak adanya transformasi fase pada suhu rendah, dan ketahanan korosi
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai