Anda di halaman 1dari 5

Tugas Etika Profesi

Pelanggaran Kode Etik


Profesi dalam Jasa
Konstruksi

KELAS C / SEMESTER 3
MUH. REYNALDI MANDAGIE (D211 15
515)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016

Pelanggaran Kode Etik Profesi dalam Jasa


Konstruksi
I. Pendahuluan
Pengertian Etika
Etika merupkan konsep yang dimiliki individu atau kelompok
untuk menilai tindakan-tindakan tersebut baik atau buruk. Etika
merupakan self control.
II. Peranan Kode Etik Profesi
Menjaga martabat serta kehormatan profesi itu sendiri
Melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupun penyalahgunaan keahlian
III. Pelanggaran kode Etik mencakup dua kasus utama
Pelanggaran terhadap yang tidak mencerminkan respek
terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
profesi itu.
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi
yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit
atau kurang dipertanggungjawabkan menurut standar
maupun kriteria profesional
IV. Tujuan
Melakukan pengamanan terhadap bentuk-bentuk pelanggaran
dalam kode etik profesi dalam jasa konstruksi dengan sampel
contoh kasus sebuah proyek kasa konstruksi
V. Permasalahan
Pelanggaran kode etik yang terjadi pada proyek jasa konstruksi
pemasangan pipa gas dalam bangunan A yaitu :
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa konstruksi
bersifat korupsi

Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa konstruksi


yang bersifat perizinan usaha jasa konstruksi

VI. Penjelasan
Pelanggaran pertama :
Korupsi yang dilakukan beberapa pihak ini disinyalir terbagi
dalam beberapa aspek yang terlihat nyata dalam pengerjaan
pemasangan pipa gas di dalam bangunan, pipa yang di pasang
tersebut bocor dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Pelanggaran kedua :
Adanya pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
konstruksi yang bersifat perizinan usaha jasa konstruksi. Yaitu
belum turunnya surat keputusan (SK) dari pemerintah pusat
tentang pemasangan pipa gas pada bangunan A.
VII. Pembahasan
UU no 18 tahun 1999 menyatakan setiap tenaga ahli dan
terampil yang bekerja dalam bidang jasa konstruksi harus
memiliki sertifikat dan bertanggung jawab dalam profesinya.
Pelanggaran pertama
Pada kasus pertama ini insinyur melanggar Catur Karsa 2
dan 3 yaitu menggunakan pengetahuan dan
kemampuannya hanya untuk kepentingan pribadi dan
bekerja secara tidak maximal atau tidak bersungguhsungguh. Pada kasus yang pertama, yaitu adanya
pelanggaran berupa tindak pidana korupsi. UU No.31/1999
dan UU No.20/2001 menyebutkan bahwa pengertian
korupsi mencakup perbuatan : melawan hukum,
memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan
keuangan/perekonomian negara [Pasal 2} :
Menyalahgunakan kewenangan karena delik penyuapan
[pasal 3] : kelompok delik penyuapan [pasal 5,6 dan 11]
dan beberapa pasal lainnya. Kasus pelanggaran pada

proyek bangunan A ini dapat dirumuskan dalam pasal 2


UU No.31 tahun 1999 dan UU No.20 Tahun 2001
Pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi ini
telah melanggar UU No 18 Tahun 1999 tentang jasa
konstruksi yang tertera pada pasal 2 yang menyebutkan
Pengaturan jasa konstruksi kemandirian, keterbukaan,
kemitraanm keamanan, dan keselamatan demi
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian
pasal 11 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan 1.badan usaha
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan orang
peseorangan sebagaimana di maksud dalam pasal 9 harus
bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya ;
2.tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan,
kepatutan, dan kejujuran intelektual dalam menjalankan
profesinya dengan tetap mengutamakan kepentingan
umum.
Pelanggaran yang dilakukan selanjutnya yaitu terhadap kaidah
dasar dan kode etik HPJI yaitu :
1. Bekerja secara profresional untuk kepentingan masyarakat,
bangsa, negara, dan organisasi
2. Wajib beritindak konsekuen, jujur dan adil dalam
menjalankan profesinya
3. Setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku
4. Wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap
terhormat, dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara
profesioanl berazaskan kaidah keilmuan dan kejujuran
intelektual
Pelanggaran kedua
Pelanggaran kedua ini berbanding terbalik dengan Sapta
Dharma, Tujuh Tuntunan Sikap yaitu adanya pelanggaran
terhadap perbuatan pelayanan jasa konstruksi yang bersifat
perizinan usaha jasa konstruksi. Yaitu belum turunnya surat
keputusan (SK) dari pemerintah pusat tentang pemasangan pipa
gas dalam bangunan A. Hal ini melanggar UU no 18 Tahun 1999
tentang jasa konstruksi dalam pasal 8 perencana konstruksi,
pelaksana konstruksi dan pengawas kontruksi yang berbentuk

badan usaha harus : a.memenuhi ketentuan tentang perizinan


usaha di bidang jasa konstruksi. Pasal 10 ketentuan mengenai
penyelenggaraan perizinan usaha, klarifikasi usaha, kualifikasi
usaha, sertifikasi keterampilan dan sertifikasi keahlian kerja
diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintahan.
VIII. Kesimpulan
1. Etika merupakan self control karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk peketingan kelompok
sosial (profesi) itu sendiri.
2. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan disis lain melindungi masyarakat
dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalahgunanaan keahlian.
3. Proyek bangunan A merupakan salah satu dari sekian banyak
kasus yang menggambarkan bentuk umum dari pelanggaran
terhadap kode etik profesi yang mencakup dua kasus utama :
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa konstruksi
bersifat korupsi
Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa konstruksi
yang bersifat perizinan usaha jasa konstruksi
IX. Saran
Dalam proyek konstruksi pemasangan pipa gas dalam bangunan
A tersebut dan juga pekerjaan konstruksi lainnya harus
ditangani oleh tenaga yang benar-benar ahli dan berkemampuan
tinggi baik teknik maupun manajerial serta berdedikasi tinggi,
memahami dan menjunjung tinggi kode etik profesi.
Harus ada penangan secara tegas dan pengenaan hukum
terhadap orang-orang yang melakukan kecurangan dalam tubuh
jasa konstruksi yang membawa kerugian bagi negara.

Anda mungkin juga menyukai