Anda di halaman 1dari 8

Aditif Pelumas

Aditif pelumas secara efektif memberikan karakter kemampuan yang dihasilkan dengan jelas
tergantung dari komposisi chemical oil additive, design, penanganan dan lingkungan dimana
mesin tersebut dilumasi. Jumlah faktor aditif pada jenis pelumas diharapkan diberikan pada
banyak aplikasi berdasarkan minimal koefisien gesekan, maximum film strength, physical
stability pada temperatur operasi dan pressures, chemical stability melawan oxidation dan
thermal decomposition, bebas dari corrosive acids dan rusting, tahan terhadap emulsion dan
foaming, non-volatility, proper fluidity pada temperatur paling rendah, minimum consistency
dan kontrol abrasives, filler, soap dan agents.
Elemen aditif yang sering digunakan dalam oli antara lain :
Zinc (Zn), Calsium (Ca), Barium (Ba), Boron (B), phosporus (P), Lead (Pb), molybdenum
(Mo), silicones (Si) dan Magnesium (Mg).
Berikut ini fungsi aditif yang ada pada minyak pelumas :
1.Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan pelindung
pada permukaan logal, mencegah endapan varnish, mengurangi timbulnya deposit,
mengendalikan korosi.
2. Dispersants
Sebagai pelindung agar jelaga (soot) tidak menggumpal, mengendalikan keausan,
mengurangi timbulnya lumpur (sludge), dan mengendalikan peningkatan viskositas.
3. Alkalinity agents
Sebagai penetralisir pembentukan material asam dan oli yang teroksidasi, bagian dari bahan
bakar dan kandungan sulfur dalam bahan bakar yang terbakar.
4. Anti-oxidant
Sebagai aditif untuk mengurangi reaksi pro-oxidants yang terjadi pada kondisi suhu tinggi.
5. Anti-wear agents
Sebagai pelindung permukaan yang bergesekan dengan lapisan tipis oli.
6. Pour Point Dispersant
Aditif untuk memperlambat efek merugikan bila terjadi pembekuan.
7. Rust & Corrosion Inhibitor
Sebagai pencegah karat atau penetralisir asam dan membentuk lapisan pelindung.
8. Anti Foam Agents
Sebagai pencegah terjadinya busa yang berlebihan pada oli.
9. Viscosity Index Improver
Sebagai pengendali kekentalan oli pada tingkat yang diharapkan.

10. Friction Modifiers


Sebagai peningkat kemampuan daya cengkram.

Fungsi Utama Pelumas


Fungsi utama pelumas dalam melayani mesin meliputi hal berikut :
1. Mengendalikan Gesekan
Gesekan pada komponen-komponen yang bekerja pada sistem pelumasan akan menimbulkan
panas, sehingga dapat memicu timbulnya keausan yang berlebih. Seperti diketahui, pelumas
dapat bekerja dalam tiga daerah pelumasan, yaitu pelumasan batas, pelumasan selaput fluida,
dan pelumasan hidrodinamika. Dimana viskositas merupakan sifat yang langsung memberi
pengaruh pada gesekan. Semua bentuk panas yang timbul pada bantalan hasil gesekan harus
dihilangkan pada saat sistem itu telah mencapai suhu operasi yang stabil.
2. Mengendalikan Suhu
Dalam mengendalikan suhu, sistem temperatur pelumas secara langsung menyesuaikan dan
bereaksi pada suhu komponen yang memanas akibat bekerja satu sama lain. Ketika terjadi
hubungan antara logam dengan logam, banyak panas yang diserap, sehingga pelumas
berperan sangat penting membantu proses penyerapan panas dengan cara mentransfer
permukaan yang mempunyai suhu tinggi dan memindahkannya ke media lain yang suhunya
lebih rendah. Tugas ini memerlukan sirkulasi pelumas dalam jumlah banyak dan konstan.
3. Mengendalikan Korosi
Tingkat perlindungan korosi yang diberikan tergantung pada lingkungan di tempat
permukaan logam yang dilumasi itu bekerja. Jika mesin itu bekerja di dalam ruangan dengan
kondisi kelembaban yang rendah dan tidak ada kontaminasi dari bahan yang korosif,
kemungkinan tidak terjadi korosi. Adanya kontaminasi yang korosif pada operasi mesin,
membuat upaya mengendalikan korosi menjadi lebih sulit. Sehubungan dengan itu, pelumas
yang digunakan dalam mesin harus memberi kemampuan perlindungan korosi dalam tingkat
yang sangat tinggi. Yang perlu dipertimbangkan dalam mengatasi korosi pada mesin yang
bekerja pada lingkungan yang korosif di udara terbuka adalah pengaruh kontaminasi terhadap
sifat pelumas itu sendiri. Kemampuan pelumas untuk mengendalikan korosi adalah langsung
berhubungan dengan ketebalan selaput pelumas yang tetap ada pada permukaan logam dan
komposisi kimia pelumas. Bahan yang biasanya digunakan untuk aditif penghindar korosi
adalah surfaktan.
4. Mengendalikan Keausan
Keausan yang terjadi pada sistem pelumasan disebabkan oleh 3 (tiga) hal, yaitu abrasi,
korosi, dan kontak antara logam dengan logam. Keausan abrasi biasanya disebabkan oleh
partikel padat yang masuk ke lokasi pelumas itu berada. Bentuk keauasan abrasi adalah
torehan (scoring) dan garukan (starching). Keausan yang diakibatkan karena korosi umumnya
disebabkan oleh produk oksidasi pelumas. Pemrosesan yang lebih sempurna dengan
menambahkan aditif penghindar oksidasi dapat mengurangi terjadinya kerusakan pelumas.
Keausan juga disebabkan oleh terjadinya kontak antara logam dan logam yang merupakan
hasil rusaknya selaput pelumas. Singkatnya, sesuatu yang menyebabkan permukaan logam
yang dilumasi saling mendekat sehingga terjadi kontak antara satu permukaan dengan
permukaan lainnya menyebabkan timbulnya keausan.

5. Mengisolasi Listrik
Pada beberapa penggunaan khusus, pelumas dituntut untuk bersifat sebagai isolator listrik.
Untuk tetap mendapatkan nilai isolasi maksimal, pelumas harus dijaga tetap bersih dan bebas
air. Pelumas harus tidak mengandung aditif yang menimbulkan proses elektrolisis jika
terkena sejumlah air.
6. Meredam Kejutan
Fungsi dari pelumas sebagai fluida peredam kejutan dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama,
yang sangat dikenal adalah memindahkan tenaga mekanik ke tenaga fluida seperti dalam
peredam kejut otomotif (shock absorbser). Dalam hal ini, vibrasi atau osilasi tubuh kendaraan
menyebabkan piston yang berada di dalam silinder fluida yang tetutup bergerak naik turun.
Fluida bergerak mengalir dari sisi piston ke sisi yang melewati suatu celah dengan
menghilangkan tenaga mekanik melalui gesekan fluida. Untuk itu, biasanya digunakan
pelumas dengan indeks viskositas yang tinggi. Mekanisme kedua yang berperan dalam
meredam kejutan fungsi pelumas adalah perubahan viskositas terhadap tekanan.
7. Pembersih Kotoran
Pelumas disebut sebagai pembersih atau pembilas kotoran yang masuk di dalam sistem
karena adanya partikel padat yang terperangkap diantara permukaan logam yang dilumasi.
Hal ini benar-benar terjadi pada jenis mesin internal-combution, dimana aditif detergendispersan digunakan untuk melumatkan lumpur dan membawanya dari karter ke saringan
yang dirancang untuk menepis partikel padat yang dapat menimbulkan keausan.
8. Memindahkan Tenaga
Salah satu peningkatan fungsi pelumas modern adalah media hidrolik. Peralatan otomatis
pada kendaraan merupakan salah satu contoh meningkatnya kompleksitas persyaratan
pelayanan pelumas. Pelumas ini menunjukan penggunaan terbesar fluida pemindah tenaga
(power-transmission fluids), menjadi suatu kebutuhan yang utama untuk menggunakan
pelumas yang baik, dan sifat-sifat hidrolik merupakan hal yang juga harus dipertimbangkan.
9. Membentuk Sekat
Minyak Pelumas sendiri bersifat sebagai sekat, yaitu pelumas yang tinggi viskositasnya akan
berfungsi sebagai sekat dari celah yang lebih lebar. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mesin
yang sudah tua menggunakan pelumas mesin yang memiliki viskositas lebih tinggi dari
normalnya. Hal ini disebabkan jarak bebas atau clearance mesin tua lebih lebar dari mesin
yang baru.

Kondisi Pelumas
Kondisi pelumas yang telah digunakan pada mesin dapat dikatakan telah menurun apabila
pelumas tersebut telah kehilangan kemampuannya untuk melumasi atau melindungi
komponen-komponen mesin dari keausan.
Penurunan kondisi pelumas dapat diketahui dengan parameter pengujian seperti :
1. Jelaga (Soot)

Jelaga adalah hasil dari proses pembakaran, yang terdiri dari karbon (terutama hasil
pembakaran bahan bakar yang kurang sempurna). Setiap pelumas mesin memiliki aditif
berupa Dispersants yang berfungsi mengurangi jelaga agar membentuk suspensi, dan
mencegahnya menjadi gumpalan. Bila aditif tersebut hilang, maka jelaga akan berkumpul dan
saling melekat membentuk partikel yang lebih besar. Ketika hal ini terjadi, keausan mesin
akan segera meningkat, dan terjadi penyumbatan paad saringan oli. Selain itu jelaga juga
memberi kontribusi terhadap kenaikan viskositas dan piston deposit. Penyebab timbulnya
jelaga dalam oli mesin adalah tersumbatnya saringan udara, pengaturan perbandingan bahan
bakar dengan udara, dan pengoperasian mesin yang tidak benar seperti akselerasi yang cepat
atau berlebihan.
2. Oksidasi (Oxidation)
Oksidasi oli terjadi ketika molekul-molekul oksigen di dalam bak penampungan bereaksi
dengan oli (terutama aditif oli) sehingga merubah formulasi oli tersebut. proses ini
berlangsung seperti proses terjadinya karat dimana besi dengan oksigen saling bereaksi.
Penyebab yang mempercepat terjadinya oksidasi dalam oli adalah temperatur operasi mesin
yang tinggi, karena adanya masalah dalam sistem pendinginan, mesin dalam kondisi beban
kerja berlebihan, dan pemakaian oli melampaui batas yang dianjurkan.
3. Sulfasi ( Sulfation)
Sulfasi merupakan produk pembakaran. Oksida-oksida sulfur terbentuk ketika bahan bakar
yang mengandung sulfur terbakar dan bereaksi dengan air hingga terbentuk asam (sulfuric
acids dan sulfurous acids). Asam-asam tersebut sangat berbahaya karena bersifat korosif.

Minyak Pelumas untuk Rolling Bearing

inShare

digg

pelumasan merupakan elemen penting untuk menjaga produk bantalan. Dan ketika
menyebutkan pelumasan, sebagian besar dari Anda mungkin berpikir dari minyak. Tentu saja,
minyak pasti salah satu jenis yang baik pelumas untuk produk bantalan. Sekarang mari kita
melihat sesuatu tentang pelumasan bantalan, terutama minyak pelumas untuk bantalan
produk.

Bantalan bergulir harus cukup dilumasi untuk mencegah langsung logam-untuk-logam


kontak antara bergulir elemen, balapan dan kandang jika Anda ingin mereka untuk beroperasi
andal. Pelumas juga menghambat keausan dan melindungi permukaan bantalan terhadap
korosi. Pilihan pelumas yang cocok dan metode pelumasan bantalan untuk setiap aplikasi
individu itu penting, seperti perawatan yang benar.
Sebuah pilihan gemuk dan minyak yang tersedia untuk pelumasan bantalan bergulir. Pilihan
pelumas sebenarnya tergantung terutama pada kondisi operasi, yaitu dengan temperatur
jangkauan dan kecepatan serta pengaruh lingkungan. Yang paling menguntungkan suhu
operasi akan diperoleh ketika jumlah minimum pelumas yang diperlukan untuk pelumasan
bantalan dapat diandalkan disediakan. Namun, ketika pelumas memiliki fungsi tambahan,
seperti penyegelan atau penghapusan panas, jumlah tambahan mungkin diperlukan pelumas.
Pelumas dalam susunan bantalan secara bertahap kehilangan sifat pelumas sebagai hasil kerja
mekanik, penuaan dan membangun-up kontaminasi. Oleh karena itu diperlukan untuk grease
sampai diisi ulang atau diperbaharui dan untuk minyak yang akan disaring dan diubah secara
berkala.
Minyak umumnya digunakan untuk pelumasan bantalan bergulir ketika kecepatan tinggi atau
suhu operasi menghalangi penggunaan lemak, bila panas gesekan atau diterapkan harus
dihapus dari posisi bantalan, atau ketika komponen yang berdekatan (misalnya, roda gigi
) Apakah dilumasi dengan minyak.
Dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan bantalan layanan, semua metode bantalan
pelumas yang menggunakan minyak bersih lebih disukai, yaitu juga disaring beredar minyak
pelumas, metode minyak jet dan metode minyak-spot dengan udara disaring dan minyak. Bila
menggunakan minyak beredar dan minyak-spot metode, cukup diukur saluran harus
disediakan sehingga minyak mengalir dari bantalan dapat meninggalkan pengaturan.
Minyak pelumas memainkan bagian penting seperti dalam pemeliharaan produk bantalan,
dengan demikian, pemilihan itu juga menjadi agak penting. Memilih minyak terutama
didasarkan pada viskositas diperlukan untuk memberikan pelumasan yang memadai untuk
bantalan pada suhu operasi bantalan. Viskositas minyak yang bergantung pada temperatur,
menjadi lebih rendah dengan meningkatnya suhu. Dan dalam rangka untuk film minyak yang
cukup tebal yang akan dibentuk di daerah kontak antara elemen rolling dan balapan, minyak
harus mempertahankan viskositas minimum pada suhu operasi.
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut..[1]

Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi
dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat
mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava
akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida)
memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak
memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.
Studi dari bahan yang mengalir disebut Rheologi, yang termasuk viskositas dan konsep yang
berkaitan.

Pelumas Padat / Gemuk / Grease


Pelumas secara fisiknya di kategorikan menjadi :
1. Pelumas Cair
2. Pelumas Padat
Pada bagian kesempatan ini penulis ingin share pengetahuan mengenai pelumas padat/
Gemuk/ Grease.
Secara klasifikasi pemakai Pelumas padat ini di kategorikan lagi menjadi :
1. Pelumas padat untuk automotif
2. Pelumas padat untuk industri
Secara proses dalam pembuatan pelumas padat untuk industri dengan automotive tidak
banyak berbeda, yang membedakannya hanyalah additive yang di campurkan dalam pelumas
padat tersebut.
Lembaga yang membuat spesifikasi teknik mengenai pelumas padat adalah NLGI
http://www.nlgi.com

National Lubricating Grease Institute International technical trade association yang


melayani industri pelumas gemuk dan pelumas roda gigi
Definisi
Gemuk / grease / pelumas padat adalah sebuah pelumas dengan kekentalan tinggi. Pada
awalnya gemuk digunakan untuk menyebut turunan dari lemak hewan, tetapi kini gemuk
secara umum digunakan untuk menyebut pelumas dengan viskositas lebih tinggi dibanding
minyak. Gemuk pada awalnya tersusun dari kalsium, adonan sabun sodium/ lithium dengan
pengemulsi minyak mineral.
Gemuk adalah pelumas yang memiliki bentuk setengah padat atau padat. Umumnya gemuk
dibuat dari bahan oli pelumas cair yang diberi tambahan pengental (thickening agent). Ada
dua tipe utama dari bahan pengental (thickening agent) yang biasa dipergunakan, yaitu
metalic soap dan non soap. Tipe metalic soap dipakai untuk mayoritas gemuk.
Kelebihan fungsi gemuk yang bersifat padat
Kelebihan gemuk adalah pelumasannya bersifat tahan lama tanpa perlu penambahan karena
gemuk tidak dapat mengalir atau menyebar. Kemudian gemuk juga bersifat perapat sempurna

untuk pencegah menempelnya benda-benda asing seperti kotoran, gas, dan air pada
permukaan yang dilumasi.
Alasan lainnya karena gemuk mempunyai daya tahan yang bagus terhadap beban tinggi.
Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang umur pakai komponen yang
dilumasi.
Gemuk adalah pelumas untuk setiap komponen mobil dan motor yang bergerak. seperti
bantalan, engsel dan ball joint. Tujuan penggunaan gemuk adalah untuk memperpanjang
umur pakai komponen yang digemuki. Karena banyaknya jenis gemuk yang beredar di
pasaran, penggunaan gemuk harus disesuaikan dengan perangkat yang akan dilumasi.
Apalagi setiap gemuk memiliki kemampuan kerja yang berbeda. Berikut ini
macam-macam gemuk sesuai kegunaannya :
1.. Gemuk dari bahan dasar sabun (lithium)
Lithium Soap Base Multi Purpose Grease (NLGI #2) memiliki spesifikasi tahan terhadap air
dan panas. Penggunaannya pada komponen yang memiliki gerakan kontinyu, seperti mekanik
kopling, steering linkage, propeller shaft, shackle pin, dan king pin.
a.. Gemuk jenis ini banyak dipergunakan pada bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan periodik seperti bantalan roda, lengan
penghubung kemudi, poros propeler, king pin, sakel pin. Oleh karena
itu sering disebut gemuk serbaguna.
b.. Karakteristik nya : siraman air dan tekanan suhu tinggi
tidak akan mengurangi kemampuan kerja dan daya tahannya.
2.. Gemuk dari bahan dasar sabun molybdenum disulphidelithium
Molybdenum Disulfide Lithium Soap Base Grease (NLGI #2) merupakan gemuk
berkemampuan tinggi dan mengandung tingkatan gemuk lithium soap base dengan bahan
tambahan molybdenum disulfide. Gemuk ini biasanya disebut gemuk chassis spesial atau
long life . Biasanya digunakan dalam area yang tahan tekanan tinggi, seperti clutch, ball
joints, suspension arms, steering center arm, double Gardan Joints, constant velocity joints
dan rack and pinion steering gear.
a.. Gemuk jenis ini biasanya dipakai pada komponen yang jarang diberi pelumasan seperti
ball joint, lengan
suspensi, lengan tengah kemudi, nakel kemudi, cross-joint, rack end dan rack pinion.
b.. Karakteristiknya : lebih tahan dan juga bisa bekerja pada beban lebih besar daripada
gemuk serbaguna.
3.. Gemuk karet
a.. Gemuk ini biasanya digunakan untuk komponen rem.
b.. Karakteristiknya : terbuat dari bahan nabati (karet) maka sifatnya mencegah komponen
karet
mengambang.

4.. Gemuk sintetik (synthetic lithium complex / hidroxy lithium complex)


a.. Gemuk jenis ini harganya relatif lebih murah dari jenis yang lain.
b.. Karakteristiknya gemuk ini memiliki kelemahan yaitu kurang tahan terhadap suhu tinggi
sehingga mudah
memuai.
5.. Gemuk All Purpose Lubricant
a.. Gemuk jenis ini harganya relatif murah namun kualitasnya tidak kalah bagus maka sering
dipakai di
bengkel-bengkel.
b.. Karakteristiknya : gemuk ini lebih encer dari gemuk nabati atau sintetik.
Secara singkat pembuatan pelumas Pelumas padat adalah sebagai berikut :
Proses
pembuatan
sabun
(Saponification)
Penambahan
base
oil,
additive
dan
komponen
lain
Penghalusan
struktur/serat
- Pengeringan/penguapan air dan material lain

Anda mungkin juga menyukai