Anda di halaman 1dari 5

PROMOSI KESEHATAN

BLOK 5
SKENARIO 1

Oleh :
DIFLA HANUM (16811062)

PROFESI APOTEKER 28
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2016

Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses
pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial, budaya setempat
dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatn bukan hanya proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku, Tujuan promosi kesehatan antara lain supaya
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan
kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat (Anonim,2011).. Strategi promosi
kesehatan adalah:(1) Pemberdayaan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
mencegah penyakit memelihara kesehatan secara mandiri. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu, keluarga
dan masyarakat dimana pemberdaya haruslah memperhatikan kondisi dan situasi sesiuai sosial budaya
masyarakat setempat. (2) Bina suasana merupakan kegiatan untuk mensosialisasikan program program
tentang kesehatan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan dan masyarakat dapat menerima dan
berpastisipasi terhadap kegiatan (3) Advokasi merupakan kegiatan perpaduan antara aksi individu dan sosial
yang dirancang untuk mendapatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan dukungan
sistem untuk tujuan kesehatan atau program kesehatan.(4) Kemitraan merupakan kegiatan untuk menjalin
hubungan sesuai prinsip kesetaraan untuk menghubungkan kondisi sosial atau menyamakan. Keterbukaan
dimana setiap langka dalam menjalin hubungan harus jujur pada msing masing pihak. Saling menguntungkan
disini

semua

pihak

haruslah

saling

menguntuyngkan

sehingga

tidak

ada

pihak

pihak

yang

dirugikan(kepmenkes,2007) . Media promosi kesehatan menurut Depkes RI 1. Benda asli, yaitu benda yang
sesungguhnya baik hidup maupun mati, dan merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat
dikenal. Contohnya seperti cacing dalam botol pengawet. 2.Benda tiruan, yaitu yang ukurannya lain dari benda
sesungguhnya, contohnya kayu, tanah, semen. 3.Gambar grafis, seperti poster,leaflet, karikatur, lukisan, gambar
alat optik seperti photo, slide, film(Notoatmojoyo,2010).
Peran apoteker : salah satu standar kompetensi apoteker adalah mampu berkontribusi dalam
upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat. Sehingga apoteker berperan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, Apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi)
untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam
promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet,
brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lain(IAI,2011).
Determinan kesehatan adalah berbagai faktor yang menentukan status kesehatan individu ataupun
populasi(9). Faktor-faktor atau determinan determinan yang menentukan tingkat atau derajat kesehatan
masyarakat adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. 1.Lingkungan : Yang termasuk
kedalam faktor lingkungan ini adalah: Lingkungan fisik : berupa keadaan tanah, keadaan air, cuaca. Lingkungan
sosial budaya Lingkungan sosial budaya dapat berupa : Tingkat pendidikan, Adat istiadat dan kepercayaan.
Lingkungan ekonomi seperti status ekonomi..2. Faktor perilaku : Perilaku merupakan aktifitas yang dapat di
diamati secara langsung ataupun tidak. Contohnya kebiasaan pola makan sehat akan menghinrkan diri dari
segala penyakit.3. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri bersama untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, menncegah dan mengobati penyakit.5. Faktor keturunan dari faktor ini semakin
besar penduduk memiliki risiko penyakit bawaan akan sulit meningkatkan derajat kesehatan(Kemn and
John,2011).
Need assessment metode untuk pendekatan formal yang berfungsi untuk mengidentifikasi masalah
dimasyarakat untuk mendapatkan penyelesaian sesuai kebutuhan masyarakat . Jenis dari need assessment
adalah (1) model discrepancy :lebih menekankan normatifnya dengan menentukan sasaran,ukuran penampilan
dan identifikasi ketidak sesuaian. (2)Model marketing : model penilaian kebutuhan sebagai proses umpan balik
untuk mengetahui kebutuhan masyarakat. (3) Model desicion making : model yang mengadaptasi Multy Atribute
Utility Analysis dengan tahapan menganalisis model masalah, pengukuran kebutuhan dan kepentingan dan
mengetahu kedudukan relatife dari kebutuhan(mahfood,2009). Tahapan need assesmen (1) Persiapan, disini
untuk mengidentifikasi dan penjelasan informasi yang dibutuhkan meliputi keadaa, program, biaya, kerangka
konsep dan dasar indikator keberhsilan.(2) Mengidentifikasi prioritas permasalahan, disini dilakukan pengumpulan
sumber informasi, menentukan sampel pengumpulan data dan prosedur observasi. (3)Mengidentifikasi prioritas
untuk perubahan melakukan review tentang informasi yang relevan yang paling utama, melakukan analisis
deskriptive sesuai informasi yang diperoleh, menilai informasi yang tersedia dan melakukan analisis. Selanjutnya
dilakukan tindak lanjut.(4) Implementasi dan monitoring, pada tahap ini dilakukan tindak lanjut berupa penerapan
perubahan, mengembangkan serta melakukan monitoring dari apa yang dilakukan. Selanjutnya data yang sudah
dianalisis dipresentasikan dan dilakukan pembuatan laporan(Bindra,2008).Jenis data ada dua: Data primer :
data yang baru, asli dan belum ada sebelumnya, diperoleh langsung dari individu masyarakat, biasanya dengan
melakukan survey, interview, focus group, atau observasi langsung. Data primer merupakan informasi baru yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan spesifik. Data sekunder : data yang sudah ada sebelumnya yang pernah
dikumpulkan orang lain untuk tujuan yang berbeda. Data dapat berasal dari individual/kelompok secara langsung
atau tidak langsung. Sumber data sekunder termasuk informasi status kesehatan seseorang, catatan penting
(vital record), data sensus, atau review suatu jurnal (mahfood,2009).
Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu, serta saling menanggung resiko dan
keuntungan. Prinsip kemitraan: Persamaan/equity, Keterbukaan/ transparancy, Saling menguntungkan/mutual
benefit(3). instrument evaluasi : (a) Wawancara, bisa digunakan secara terbuka atau tertutup. (b) Pemeriksaan
terhadap catatan yang telah dilakukan, misalnya catatan pekerjaan, lporan kegiatan. (c) Pengamatan atau
observasi terhadap data yang disaksikan. (d) Peran serta, artiya disampig mengamati juga ikut melaksanakan
kegiatan bersama sasaran (Notoatmojoyo,2010). Tahapan Evaluasi formatif Bentuk evaluasi yang
dilaksanakan pada tahap pengembangan dan sebelum program dimulai. (2) Evaluasi proses Proses yang
memberikan gambaran yang sedang berlangsung dalam suatu program dan memastikan ada dan terjangkaunya
elemen-elemen fisik dan struktural dari pada program. (3) Evaluasi sumatif : suatu evaluasi yang memberikan
pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah program
tersebut berjalan. (4) Evaluasi dampak program adalah suatu evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas
program dalam menghasilkan target sasaran. (5) Evaluasi hasil adalah suatu evaluasi yang menilai perubahanperubahan atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan lainnya untuk

sekelompok penduduk tertentu.indikator keberhasilan : Indikator Masukan (Input) berupa komitmen, SDM,
sarana atau peralatan dan dana. Indikator proses meliputi sudah atau belum dilaksanakannya kegiatan atau
frekuensinya serta bagaimana kondisi media komunikasi yang digunakan masih bagus atau sudah rusak.
Indikator Keluaran (Output) meliputi keluaran-keluaran dari promkes. Indikator Dampak (Outcome): mengacu
pada tujuan dilaksanakannya promkes seperti berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku (DepKes, 2012).
Monitoring promkes yaitu melakukan pengawasan terhadap fungsi kesehatan yang meliputi perencanaan
program kesehatan, pelaksanaan program kesehatan, pengendalian kinerja kesehatan. Monitoring juga
merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program
untuk menilai apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncakanan (Kemenkes, 2007).
CDC : a)Mengikutsertakan stakeholder (manajemen, staf program, mitra, anggota koalisi, pasien, klien,
kelompok advokad, masyarakat, pejabat terpilih, lembaga donor, organisasi agama, sistem pelayanan
kesehatan); b)Menggambarkan program: program yang dikembangkan harus komprehensif maksudnya yaitu
kebutuhan, outcome, aktivitas, output, input, hubungan aktivitas dan outcome; c)Berfokus pada desain evaluasi:
desain evaluasi terbagi menjadi dua yaitu eksperimental dan observasional; d)Tanamkan bukti yang
kredibel/terpercaya; e)Tentukan kesimpulan; f)Pastikan penggunaan penemuan evaluasi (CDC,2011) .RE-AIM :
mengidentifikasi 5 komponen: 1)Reach, sejumlah individu yang berpartisipasi dalam program dan sejauh mana
mereka mewakili karakteristik dari target populasi, 2)Efficacy/effectiveness, sejauhmana dampak yang dihasilkan
pada

individu,

organisasi

dan

populasi,

3)Adoption,

seberapa

jumlah/perwakilan

yang

dapat

mengadopsi/berpartisipasi dalam program yang diberikan, 4)Implementation, 2 level(Tingkat Program,


implementasi mengacu pada penyedia program seperti penentuan metode dan Tingkat individu,implementasi
mengacu pada pengguna program, 5)Maintenance: a.tingkat program, sejauh mana penyedia program
menyampaikan/menuangkan programnya ke dalam praktek sehari-hari, b.tingkat individu, sejauh mana
masyarakat melakukan perubahan perilaku yang bermanfaat dalam kesehariaannya minimal 6bulan
(Brayant,2006).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Pedoman Penyusunan Profil Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2007, Kepemenkes RI Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan,
Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2010, Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta, halaman 284-290.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2011. Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor :
058/SK/PP.IAI/IV/2001 Tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Kemn, Jhon and Close Ann, 1995, Health Promotion: Theory and Practice, Macmillan Press Ltd, London
Machfoedz,I., dan Suryani, E, 2009, Pendidikan Kesehatan Bagian dari promosi kesehatan, Penerbit
Fitramaya, Yogyakarta
Bindra, Renu, Dr, 2008,The Use of Epidemiology And Other Methode in defining Health ServiceNeeds and in
Policy Development, Departemen Of Health England, UK
CDC, 2011, Developing An Effective Evaluation Plan, National Center For Chronic Disease Prevention and
Health Promotion, Atlanta.

Bryant. Lucinda, Altpeter. Mary, Whitelaw. Nancy, 2006, Evaluation of Health Promotion Program for Older
Adults, University of colorado at Denyer and Health Science Center. The Southern Gerontological Society: The
Journal of Applied Gerontology Vol.25 No. 3 June 2006 197-213

Anda mungkin juga menyukai