Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)


SURABAYA BALI
01 06 SEPTEMBER 2013

OLEH :
WAHYU SULISTIYANINGSIH
K4211065
B
Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Perkuliahan
dan Kelulusan Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
yang Diampu Oleh Budi Waluyo, S.S.,M.Pd.
Semester V Prodi Pendidikan Bahasa Jawa
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
mana atas limpahan rahmat, nikmat, berkah, serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan baik dan lancar.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) penulis susun guna memenuhi syarat
perkuliahan dan kelulusan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diampu oleh
Budi Waluyo, S.S.,M.Pd.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan
selalu memotivasi serta memberi semangat pada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini pasti masih sangat jauh dari yang namanya
kesempurnaan, dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam laporan atau tulisan ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan, sehingga tulisan ini akan menjadi lebih baik nantinya. Penulis berharap semoga
tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Terima
kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Gemolong, 24 September 2013


Penulis
DAFTAR ISI

A.
B.
C.
A.
B.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
A.
B.

HALAMAN COVER ..................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................ 2
Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN KKL........................................................ 4
Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................... 4
Deskripsi Kegiatan .............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN KKL.................................. 8
Majalah Panjebar Semangat Surabaya ................................................. 8
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) .................................................. 10
Bali TV................................................................................................. 13
Universitas Negeri Udayana (Unud).................................................... 14
Tanah Lot, Tanjung Benoa, dan Pulau Penyu ..................................... 17
Pantai Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul ............. 19
Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya............... 21
Krisna, Cening Bagus, dan Joger ........................................................ 23
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 25
Simpulan............................................................................................... 25
Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN.................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian kuliah bagi para mahasiswa tidak hanya dalam bentuk materi semata dan
dalam lingkup kampus, tetapi juga perlu adanya kegiatan yang mengajak para mahasiswa
terjun langsung dalam segala bidang yang sesuai dengan disiplin studi yang tengah ditempuh.
Selain sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa, kegiatan tersebut juga sebagai
kegiatan untuk merefreshkan fikiran, sehingga mahasiswa tidak merasa sepaneng dalam
mengikuti kegiatan perkuliahan. Maka dari itu, universitas mengeluarkan kebijakan mengenai
kegiatan tersebut untuk dilaksanakan oleh setiap program studi. Kegiatan tersebut sering
disebut dengan istilah Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kuliah langsung praktik di lapangan yang
sesuai dengan keahlian bidang ilmu yang dituntut. (KBBI: 2013 dalam web
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi). Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Program Studi
Bahasa Jawa FKIP UNS dilaksanakan pada semester tingkat lima dengan beban Satuan
Kredit Semester (SKS) sebanyak dua SKS. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) wajib diikuti oleh
seluruh mahasiswa program studi karena setelah dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), mahasiswa dituntut untuk menyusun laporan hasil kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL).
Tujuan Surabaya Bali dipilih oleh program studi pendidikan bahasa Jawa dengan
pertimbangan karena di kedua tempat tersebut banyak objek sasaran yang sekiranya memang
cocok dengan program studi maupun keahlian khusus. Majalah Panjebar Semangat sesuai
dengan mata kuliah penyuntingan dan jurnalistik, kemudian Bali TV sesuai dengan mata
kuliah penyiaran dan jurnalistik. Kemudian Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan
Universitas Negeri Udayana (Unud) merupakan universitas yang dijadikan studi banding
mengenai jurusan. Keduanya memiliki jurusan yang berkaitan dengan bahasa Jawa.
Kegiatan diadakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) memiliki tujuan antara lain: 1.
Untuk memberikan pengalaman langsung pada mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan jurusan atau program studi. 2. Untuk menguji serta menggali kemampuan mahasiswa
dalam memperoleh informasi yang bermanfaat sebanyak-banyaknya. 3. Untuk studi banding
mengenai bahasa Jawa antar universitas. 4. Untuk menjalin hubungan kerjasama antar
jurusan atau program studi yang serumpun. 5. Untuk memperluas wawasan terkait dengan
pengembangan profesi atau keahlian yang memungkinkan mahasiswa menentukan pilihan
profesi kerja. dan 6. Untuk memperkaya khasanah keilmuan dalam rangka meningkatkan
kompetensi mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil pokok
permasalahan yakni dengan rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana rangkaian kegiatan di Majalah Panjebar Semangat Surabaya?
2. Bagaimana rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)?
3. Bagaimana rangkaian kegiatan di Bali TV?
4. Bagaimana rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)?
5. Bagaimana wisata di Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu?
6. Bagaimana wisata di Pantai Dreamland, Pantai Kuta dan Puncak Indah Bedugul?
7. Bagaimana kegiatan di Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya?
8. Bagaimana aktivitas belanja di Krisna, Cening Bagus, dan Joger?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini memiliki tujuan, antara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

lain:
Menjelaskan rangkaian kegiatan di Majalah Panjebar Semangat Surabaya
Menjelaskan rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Menjelaskan rangkaian kegiatan di Bali TV
Menjelaskan rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)
Menjelaskan wisata di Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu
Menjelaskan wisata di Pantai Dreamland, Pantai Kuta dan Puncak Indah Bedugul
Menjelaskan kegiatan di Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya
Menjelaskan aktivitas belanja di Krisna, Cening Bagus, dan Joger
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN KKL

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2011
FKIP UNS dilaksanakan pada hari Minggu hingga Jumat tanggal 01 sampai 06 September
2013. Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa adalah
Surabaya dan Bali. Adapun rincian tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), yaitu:
NO

HARI

WAKTU
23.00 WIB

Minggu, 01
2

September

23.50 WIB

2013
3

00.03 WIB

04.36 WIB

07.01 WIB

09.30 WIB
Senin, 02

September

12.51 WIB

2013
8

13.30 WIB

19.15 WIB

KEGIATAN
Seluruh peserta KKL berkumpul di gerbang
belakang kampus UNS
Panitia membagikan pin dan block note dari
biro Kalila, dilanjutkan doa bersama
Berangkat dari kampus Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Shalat subuh di Jombang, kemudian menuju
Masjid Agung Al-Akbar Surabaya
Mandi atau bersih diri dan sarapan box di
Masjid Agung Al-Akbar Surabaya
Kunjungan di majalah Panjebar Semangat
Surabaya
Makan siang box di Pendapa Agung Pasarean
Mahaputra
melanjutkan

Dr.

Soetomo.

perjalanan

menuju

Kemudian
kunjungan

kedua di Kota Surabaya, yakni Unesa.


Kunjungan di Universitas Negeri Surabaya
(Unesa)
Makan malam di Rumah makan Tongas.
Kemudian
Banyuwangi.

menuju

Pelabuhan

Ketapang,

10

00.48 WIB

11

01.45 WIB

12
13

02.45 WIB
04.15 WIB

14
15
16
17
18
19
20
21
22

Selasa, 03
September
2013

23

07.02 WIB
07.30 WIB
11.25 WIB
11.45 WIB
14.36 WIB
15.40 WIB
18.20 WIB
19.50 WIB
07.45 WIB
09.52 WIB

Tiba di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi


Berangkat
menyeberang
selat
Bali.
Penyeberangan kurang lebih selama satu jam.
Tiba di pelabuhan Gilimanuk
Shalat subuh di Masjid Jami Nurul Taqwa
Sarapan atau makan pagi prasmanan di Agung
Bali Oleh-oleh Khas Bali
Di Tanah Lot. Kemudian ke Tanjung Benoa.
Di Tanjung Benoa dan makan siang
Di Pulau penyu
Shalat di Puja Mandala
Di Dreamland
Krisna oleh-oleh khas Bali
Check in hotel
Kunjungan Bali TV
Kunjungan di Universitas Negeri Udayana
(Unud)
Di monumen pergerakan rakyat Bali Bajra

24

Rabu, 04

13.37 WIB

25
26

September

15.25 WIB
16.05 WIB

Sandhi
Tiba di parkir bus untuk shalat
Di pantai Kuta
Melihat dan membeli pernak-pernik oleh-oleh,

27

17.50 WIB

makan malam dan organ tunggal di rumah

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

20.08 WIB
06.55 WIB
07.30 WIB
08.15 WIB
09.25 WIB
11.30 WIB
13.40 WIB
14.20 WIB
19.13 WIB
20.10 WIB

makan Yamuna
Kembali di hotel
Sarapan pagi di hotel
Check out hotel
Di Tari Barong Sila Budhaya
Di Cening Bagus oleh-oleh khas Bali
Di Joger
Makan siang di RM SARAS
Di Puncak Indah Bedugul
Di Pelabuhan Gilimanuk
Di Pelabuhan Ketapang
Shalat dan makan malam di Warung Nelayan

2013

Kamis, 05
September
2013

38

20.17 WIB

39
40

21.57 WIB
05.00 WIB

41

Jumat, 06
September
2013

B. Deskripsi Kegiatan

09.30 WIB

Blambangan
Perjalanan pulang
Shalat subuh di Masjid Agung Al-Jali
Sampai di kampus UNS

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2011
FKIP UNS diikuti oleh 71 mahasiswa dengan komposisi 15 mahasiswa dan 56 mahasiswi,
serta lima dosen yakni tiga dosen perempuan dan dua dosen laki-laki. KKL menggunakan
jasa biro Kalila Tour & Travel, dengan dua Tour Leader (TL). Transportasi yang digunakan
adalah Subur Jaya, bus yang berwarna hitam putih sebanyak dua buah.
Bus Subur Jaya bernomor polisi K 1700 EW dan K 1700 FW dalam kondisi baik, namun
bus K 1700 FW, yang kebetulan penulis tumpangi, dalam keadaan sedikit cacat yakni kaca
depan terdapat retakan sebesar bola cakram. Penulis melakukan sedikit tanya jawab dengan
sopir mengenai retakan tersebut, ternyata retakan tersebut diakibatkan oleh ulah remaja yang
tidak bertanggung jawab, yang melempar batu ke arah bus ketika melaksanakan tour sebelum
dengan Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS. Belum sempat diganti karena memang rentang
waktu tour sebelumnya dengan KKL Pendidikan Bahasa Jawa berdekatan. Retakan tersebut
untuk sementara dilem menggunakan perekat kaca.
Rombongan KKL berkumpul di gerbang belakang UNS pada hari Minggu, 01 September
2013 pukul 23.00 WIB. Setelah seluruh peserta dirasa lengkap, panitia membagikan pin dan
block note dari biro Kalila kepada seluruh mahasiswa. Pada pukul 23.50 dilakukan doa
bersama dengan tujuan agar selamat dan tidak terjadi kendala di sepanjang perjalanan. Doa
bersama dipimpin oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, Dra. Raheni Suhita,
M. Hum.
Rombongan berangkat pada pukul 00.03 WIB, menuju Surabaya. Pukul 09.30 WIB.
Kemudian pukul 13.30 WIB, rombongan melakukan kunjungan kedua di kota Surabaya,
yakni Universitas Negeri Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa Jawa di Kampus Lidah
Wetan.
Memasuki hari ketiga yakni Selasa tanggal 03 September 2013, rombongan KKL mulai
memasuki kawasan Pulau Dewata, dengan menyusuri selat Bali yang menghubungkan Pulau
Jawa dan Pulau Bali dengan waktu kurang lebih 1 jam. Hari pertama di Bali, peserta KKL
melakukan kegiatan-kegiatan wisata di Tanah Lot, Tanjung Benoa, Dreamland, berbelanja di
Krisna, dan check in hotel.
Kemudian hari kedua di Pulau Seribu Pura, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa mulai
melakukan kunjungan di Bali TV dan Universitas Negeri Udayana (Unud). Setelah
kunjungan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan wisata di Bajra Sandhi dan Pantai Kuta.
Kembali kehotel untuk istirahat dan check out pada waktu paginya.
Hari terakhir di Bali, para mahasiswa menyaksikan salah satu budaya Bali, yakni tarian
khas Pulau Bali - tari Barong - di Sila Budhaya. Dilanjutkan berbelanja oleh-oleh khas Bali di
Cening Bagus dan Joger. Kemudian menikmati danau indah di Bedugul. Pukul 19.13 WIB,
rombongan mulai meninggalkan Pulau Dewata.
BAB III
PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN KKL
A. Majalah Panjebar Semangat Surabaya
Kegiatan kunjungan para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa di majalah Panjebar
Semangat diawali dengan acara sarasehan di sebuah aula. Acara dibuka oleh Bp Wiyotoharjo.
Bp Wiyotoharjo memaparkan bahwa kunjungan tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun
majalah Panjebar Semangat (PS) yang ke-80. Majalah PS berdiri pada tahun 1933 oleh Dr.
Soetomo, yakni seorang pahlawan nasional pendiri sekolah Budi Utomo.
Dilanjutkan dengan sambutan pimpinan perusahaan yakni Arkandi Sari, beliau
menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan para mahasiswa
Pendidikan Bahasa Jawa UNS Surakarta. Ibu Andi juga menyampaikan bahwa majalah PS
survive hingga saat ini, maksudnya adalah majalah PS tidak bergantung pada bantuan

pemerintah maupun iklan, melainkan tergantung pada pecinta dan pembaca setia Panjebar
Semangat sendiri. Jadi apabila sudah tidak ada pembaca dan pecinta Panjebar Semangat,
maka majalah Panjebar Semangat tidak akan terbit.
Bahasa Jawa kini sangat memprihatinkan, hampir tidak mempunyai tempat di hati
masyarakat maupun ranah pendidikan. Justru budaya asing yang dirasa sesuai, sehingga
lebih banyak digunakan oleh masyarakat. Apabila kita ikut ambil bagian dalam melestarikan
bahasa maupun budaya Jawa, maka bahasa Jawa akan tetap terjaga. tutur pimpinan
perusahaan PS.
Acara selanjutnya adalah sambutan dari Dra. Raheni Suhita, M.Hum. Beliau
menyampaikan permohonan maaf karena sudah mengganggu waktu dan tempat dari pihak
redaksi majalah PS. Kemudian Dra. Raheni menceritakan sedikit pengalaman ayah dan
ibunya mengenai majalah yang sudah berumur 80 tahun tersebut. Beliau juga berharap
adanya hubungan kerja sama yang baik antara pihak redaksi majalah PS dengan Prodi
Pendidikan Bahasa Jawa UNS.
Setelah sambutan dari Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa usai, dilanjutkan acara
berikutnya yakni tanya jawab. Penanya pertama adalah Sdr. Sutarto Bagaimana partisipasi
pejabat atau pemprov Jatim untuk meningkatkan PS? dijawab oleh pimpinan perusahaan
Perhatian ada, tetapi segi vinancial tidak. PS lebih mandiri. Bentuk dari perhatian tersebut
adalah dengan walikota datang berkunjung ke redaksi majalah PS.
Penanya kedua Sdr. Kartika yang mengajukan tiga pertanyaan Bagaimana PS bisa
eksis? Apa ada strategi khusus? kemudian Kriteria tulisan bahasa Jawa yang seperti apa
yang dimuat di PS? dan Kriteria yang memungkinkan seseorang bisa menjadi wartawan
PS? Ketiga pertanyaan tersebut dijawab oleh beberapa punggawa redaksi, pertanyaan
pertama Strategi adalah PS disesuaikan dengan jaman sekarang, kemudian merangkul penuh
masyarakat, sehingga masyarakat punya rasa handarbeni. Pertanyaan kedua PS membuka
pintu lebar untuk semua orang, karya bisa dikirim melalui email, kemudian diseleksi. Tulisan
dengan ulasan menarik dan bahasa yang mudah dipahami akan diterbitkan. Karya yang
dimuat akan mendapatkan hadiah yang pantas.
Selanjutnya Bp Djoko, beliau menyampaikan uneg-uneg Di Purworejo kalau mau beli
PS tidak bisa eceran, jadi harus langganan atau pesan. Uneg-uneg tersebut ditanggapi, Di
daerah tertentu peminat PS sedikit. Jadi daripada rugi terlalu banyak karena majalah tidak
laku, maka orang yang menginginkan PS sebaiknya langganan atau pesan terlebih dahulu.
Penanya berikutnya adalah Sdr. Udin Sampai saat ini PS penyebarannya sampai mana?
Apa sudah sampai luar negeri? Dijawab PS berjalan apa adanya, belum berani sampai luar
negeri karena khawatir kalau tidak ada yang membeli. Dan yang terakhir adalah Sdr. Riky
Bagaimana sejarah dibangunnya PS? Apa gedungnya sejak awal sudah disini? Dijelaskan
PS merenovasi gedung baru pada tahun 1985. PS sejak awal tempatnya memang disini dan
tidak pernah pindah.
Setelah serangkaian acara sarasehan serta tanya jawab di aula selesai, para mahasiswa
diajak untuk melihat langsung bagaimana proses penerbitan dan percetakan majalah PS.
Lokasi percetakan majalah cukup jauh dari kantor utama redaksi tersebut, harus jalan kaki
sekitar lima menit. Mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru mengenai
proses penerbitan dan percetakan majalah PS, mulai dari proses editing naskah, desain cover,
pencetakan naskah pada plat, pemberian warna pada majalah, hingga majalah jadi dan siap
untuk didistribusikan ke tangan pelanggan. Para karyawan majalah PS sangat ramah dan mau
berbagi informasi pada para mahasiswa.
B. Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Kunjungan kedua di kota Surabaya adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Di
Unesa, rombongan Prodi Pendidikan Bahasa Jawa UNS disambut dengan langgam

campursari. Ada dua mahasiswa yang bertugas menyambut kedatangan rombongan UNS
dengan mengenakan pakaian pengantin, lengkap dengan riasnya.
Dibuka oleh dua pembawa acara yang mengenakan pakaian selayaknya pambiwara adat
Jawa. Kemudian membacakan susunan acara yang meliputi pembukaan, penampilan tari khas
Jatim (tari Remong), sambutan dekan FBS, pesan dan kesan dari pihak UNS, selingan,
penampilan seni UNS, informasi JPBS Unesa, informasi HMJ, penampilan kethoprak, dan
penutup.
Tari Remong ditarikan oleh Sdr. Eksa dan Sdr. Nusantara. Kemudian sambutan dekan
FBS, Prof. Dr. Setya Yuwanan, M.A. yang menyampaikan bahwa bahasa di Jatim ada dua,
yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Surabaya dikatakan unik, karena bahasa Jawa
Surabaya sangat berbeda dengan bahasa Jawa Solo. FBS berdiri sudah lama, yakni sejak
tahun 1981 untuk memenuhi guru-guru pendidikan bahasa Jawa di Jatim. Sebentar lagi akan
dibuka prodi bahasa Madura.
Untuk memperkokoh status Unesa di tingkat nasional dan internasional, Unesa
melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri diantaranya dengan
Jepang dan Cina. Dengan Jepang, Unesa melakukan kerjasama dengan Nagoya University,
Tsukuba University, dan Ichi University. Sedangkan South China Normal University,
Huazhong Normal University, dan Beijing Sport University merupakan mitra kerja sama
Unesa di Cina. (Alfanita Zuraida, blog Universitas Negeri Surabaya Hubungan
Masyarakat:2009). Unesa bekerja sama dengan Universitas Huazhong untuk mendirikan
prodi bahasa Mandarin, dan langsung dikirim empat dosen dari negara Cina. Dengan
pertimbangan tersebut, Unesa lebih berani membuka prodi bahasa Mandarin daripada bahasa
Madura. Disamping itu, ahli bahasa Madura pun ini kapasitasnya tidak begitu banyak.
Acara pesan dan kesan dari pihak UNS disampaikan oleh kaprodi Pendidikan Bahasa
Jawa UNS, Dra. Raheni Suhita, M.Hum. Kemudian selingan acara diisi dengan menyanyikan
langgam lumiting asmara oleh empat mahasiswi Unesa. Suasana menjadi sangat ramai,
karena mahasiswa kedua universitas mampu mencampur menjadi satu dan langgam yang
dibawakan pun berubah menjadi aransemen dangdut. Penampilan seni UNS adalah Sdr. Teri
dengan membawakan bawa dan langgam Yen ing Tawang Ana Lintang, dan dilanjutkan
dengan penampilan Javapella.
Acara berikutnya adalah informasi JPBS Unesa oleh Sukarman, M.Si. Beliau
menyampaikan bahwa Unesa telah meluluskan 1.200 mahasiswa dari prodi pendidikan
bahasa Jawa. Dalam mendukung kegiatan kuliah, pihak universitas memberikan fasilitas
panggung, keyboard dan dua set gamelan yakni pelog dan slendro. Kesenian yang dilakukan
oleh para mahasiswa prodi bahasa Jawa Unesa antara lain kethoprak, ludruk, wayang,
campursari, dll.
Informasi HMJ disampaikan oleh Sdr. Esti. Dipaparkan proker dari HMJ Bahasa dan
Sastra Daerah. HMJ Jawa terdiri dari tiga bidang:
1. Penalaran
Prokernya antara lain: SPMB, Pemira, seminar, delegasi TM dan delegasi IMBASADI, rapat
rutin dan evaluasi, serta wadah PKM dan LKTI.
2. Pengembangan bakat dan minat
Prokernya antara lain: uji pentas, mading, temu akrab jawi swara, paket lebaran, purnama
sastra, latihan alam, paket sura, dan lokakarya.
3. Kerohanian dan pengembangan
Prokernya antara lain: tablig akbar, pengembangan kopma, lomba tumpeng, kalender, baksos,
infaq, kebersihan ruang HMJ, buletin, perbaikan listrik HMJ, dan qurban.
Dalam HMJ Jawa terdapat Sanggar Bharada, dimana Sanggar Bharada dibentuk pada
tahun 1991 sebagai wadah untuk belajar mengembangkan minat dan bakat mahasiswa.
Bharada merupakan akronim dari Bahasa dan Sastra Daerah. Anggota dari Sanggar Bharada

adalah seluruh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Daerah. Sanggar Bharada diketuai oleh
Darmawan. Sanggar berada mendapat jatah tampil di TVRI setiap tiga bulan sekali dalam
acara Campursari Tombone Ati. Banyak prestasi yang telah diraih oleh Sanggar Bharada,
diantaranya: penyanyi unggulan Festival Ludruk Jawa Timur IV Jombang 2012, tampilan
terbaik harapan II Festival Ludruk III se-Jawa Timur di Kabupaten Jombang 2011, penyaji
terbaik nonranking Festival Campursari 2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya, penyaji terbaik II Festival Ludruk 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya, penyaji terbaik IV Festival Ludruk 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya, Festival Ludruk Generasi II 2005 penyaji berprestasi Pemerintah Kota Surabaya
Dinas Pariwisata, penghargaan Festival Ludruk Generasi HUT Kota Surabaya 711, dll
(Fauziah Arsanti, blog Kiprah Sanggar Bharada Universitas Negeri Surabaya:2013).
Usai informasi mengenai HMJ dan Sanggar Bharada, disajikan tampilan kethoprak oleh
para mahasiswa Sanggar Bharada. Kethoprak ditampilkan dengan begitu menarik dan
diselipkan humor, hingga suasana pun tidak kaku dan menjadi ramai. Semua mahasiswa
antusias menyaksikan kethoprak tersebut. Setelah kethoprak selesai, mahasiswa Unesa
menyanyikan lagu Alun-alun Bojonegara dengan tepukan kendang yang mengundang untuk
berjoget, hingga para mahasiswa Unesa maupun UNS yang tadinya duduk pun mulai berdiri
untuk ikut berjoged di depan.
C. Bali TV
Pukul 04.00 WIB para mahasiswa sudah mulai bangun untuk persisapan sholat subuh,
kemudian mandi dan sarapan bersama di hotel. Setelah semua siap, rombongan KKL
Pendidikan Bahasa Jawa mulai melakukan kunjungan di Pulau Dewata, yang pertama adalah
Bali TV.
Pukul 07.45 WIB, rombongan sudah tiba di lokasi Bali TV, yakni Gedung Pers Bali
Ketut Nadha Jalan Kebo Iwa 63 A. Disambut hangat oleh pimpinan redaksi Bali TV Dewi
Tika dalam acara sarasehan dan tanya jawab. Bali TV merupakan bagian dari kelompok
besar Bali Post 1948. Bali TV sendiri resmi berdiri pada tanggal 20 Mei 2002. Bali TV
merupakan televisi lokal pertama di Bali. Tujuan didirikannya Bali TV adalah untuk
melestarikan budaya Bali. Budaya Bali sudah mendekati fase kritis karena anak-anak Bali
tidak mau mendengarkan lagu-lagu Bali. papar pimpinan redaksi. Orti Bali adalah salah
satu program siaran Bali TV yang tayangannya berbahasa Bali. Orti Bali tayang pada pukul
19.30 WITA. tambah perempuan manis yang berambut pendek tersebut.
Dewi Tika juga memaparkan bahwa kain tenun ikat (endhek) sangat disarankan untuk
pegawai instanti di Bali. Selain endhek, pakaian pun juga disarankan mengandung unsur
kotak-kotak warna hitam dan putih. Kain kotak-kotak sering disebut dengan istilah rue
binedhe, dimana maksudnya adalah hidup agar dapat berjalan seimbang serta percaya bahwa
ada hitam dan putih dalam kehidupan yang dijalani.
Ketut Nadha pada nama Gedung Pers tersebut merupakan nama seorang perintis
berdirinya Bali Post, yaitu Ketut Nadha. Beliau adalah seseorang yang selama hidupnya
mendarmabaktikan diri di bidang media massa. Setelah Ketut Nadha wafat, perjuangannya
pun dilanjutkan oleh generasi penerus dengan menghadirkan Bali TV sebagai televisi
informasi, berita dan hiburan dengan siarannya merupakan partisipasi kreatif masyarakat Bali
sendiri. Bali TV merupakan wadah pemberdayaan seni dan budaya lokal.
Lambang Bali TV adalah matahri terbit, dimana matahari terbit memiliki makna bahwa
diharapkan Bali TV merupakan cerminan visioner segala dinamika masyarakat Bali. Bali TV
hadir sebagai matahari yang mencerahkan jagat raya dengan motto Matahari dari Bali.
Setelah disampaikan informasi yang begitu panjang dan lebar, kemudian acara
selanjutnya adalah tanya jawab. Penanya pertama adalah Sdr. Sutarto Apa ada program yang

bekerja sama dengan universitas-universitas? Ditanggapi oleh pimpinan redaksi Tidak ada,
tetapi menggunakan pengisi acara dari universitas ada. Kemudian Sd. Kartika Apa ada
kesulitan dalam membangun link atau dan sebagainya? Pasti ada, kesulitan yang dialami
diantaranya saat Bali TV mulai didirikan di bulan Mei, bulan Oktober pun ada bom, sehingga
menjadikan Bali lumpuh. Tetapi hal tersebut justru menjadi tantangan bagi Bali TV untuk
tetap maju dan dari tahun demi tahun pun Bali TV terus mengalami peerkembangan. jelas
Dewi Tika
D. Universitas Negeri Udayana (Unud)
Usai melakukan kunjungan di Bali TV, kunjungan selanjutnya di Pulau Seribu Pura
adalah Universitas Negeri Udayana (Unud). Para mahasiswa UNS diajak ke perpustakaan
lontar, dimana dalam perpustakaan tersebut disimpan banyak naskah Jawa yang ditulis pada
daun lontar. Naskah Jawa ditulis dengan aksara Bali tetapi dengan menggunakan bahasa Jawa
kuna. Perawatan naskah daun lontar tersebut adalah dengan minyak serai dan aseton atau
alkohol. Minyak serai untuk melemaskan daun agar tidak kaku dan mudah hancur. Kemudian
aseton untuk membersihkan dari berbagai kotoran yang menempel pada daun.
Naskah Jawa daun lontar ditulis dengan menggunakan pengrupak pengutik kemudian
dihitamkan dengan arang kemiri. Naskah lontar banyak jenisnya, antara lain tutur filsafat,
babad, mikrokosmos, makrokosmos, tatacara membuat bangunan Bali, dll. Naskah tidak anya
berbentuk tulisan, tetapi juga ada yang berbentuk gambar yakni biasa disebut dengan istilah
prasi. Untuk mengetahui daun lontar tersebut ditulis pada tahun berapa, bisa dilihat di
belakang atau di tengah naskah, karena penulis biasanya menuliskan kolopon di belakang
maupun di tengah naskah yang menunjukkan hari atau tanggal penulisan. Upaya
penyimpanan naskah selain ditulis ulang pada daun lontar adalah naskah ditulis ulang pula
dalam bentuk digital.
Setelah selesai ditunjukkan naskah-naskah Jawa daun lontar dari perpustakaan lontar,
para mahasiswa menuju auditorium Widya Sabha Mandala Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Di
auditorium, para mahasiswa melakukan presensi terlebih dahulu, kemudian acara dimulai
oleh MC dengan membacakan susunan acara, yang diantaranya: pembukaan, sambutan
dekan, sambutan kaprodi UNS, presentasi Udayana, pembacaan kakawin, presentasi UNS,
dan yang terakhir penutup.
Dekan berhalangan hadir karena banyak tugas, sehingga diwakili oleh Pembantu Dekan
(PD) II Jurusan Sastra dan Budaya Jawa Kuna. Beliau menjelaskan bahwa Fakultas Sastra
Udayana mulai berdiri pada tahun 1958 dibawah Universitas Airlangga. Pada tahun 1958,
dibuka prodi Sastra Jawa kuna dan Sastra Bali. Kemudian pada tahun 2010 keduanya mulai
dipisah sehingga menjadi dua prodi yang berbeda, yakni prodi Sastra Jawa Kuna dan prodi
Sastra Bali. Peminat sastra Jawa kuna sangat sedikit, yakni hanya 7-10 mahasiswa.
Setelah sambutan PD II selesai, acara diselingi dengan penampilan Sinta Prathistita yang
membawakan kidung Jawa serta tembang dhandhanggula oleh Teri Sri Wagesang. Tembang
Dhandhanggula yang dibawakan oleh Teri Sriwagesang merupakan tembang yang akan
dipresentasikan oleh mahasiswa UNS. Dimana tembang tersebut terdapat dalam Serat
Wulangreh karya I.S.K.S Paku Buwana IV yang memuat kriteria guru ideal.
Acara selanjutnya adalah presentasi dari mahasiswa Udayana. Presentasi mengangkat
bahasan Makna Satya Wakya dalam Kakawin Karonantaka. Dilanjut presentasi dari
mahasiswa UNS dengan bahasan Kriteria Guru Ideal dalam Serat Wulangreh Karya
Pakubuwana IV. Kemudian masuk sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama oleh Nizar (UNS)
Bagaimana relevansi satya wakya dengan kehidupan saat ini? Lalu bagaimana apresiasi
generasi muda di Bali terhadap Jawa kuna dan sastra Bali? Ternyata tidak hanya pertanyaan
diajukan, tetapi juga ada tanggapan mengenai presentasi yang disampaikan oleh pendengar.
Salah satunya adalah Bayu Sri Di Bali juga ada macapat, dimana macapat termasuk sekar

alit yang didalamnya terdapat guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu, tetapi di Bali disebut
dengan pada lingse. Di Bali tembang macapat hanya ada sepuluh, karena megatruh termasuk
kidung.
Pertanyaan Nizar dijawab oleh penyaji presentasi mahasiswa Udayana Ajaran satya
wakya sampai saat ini tetap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak 100%,
tergantung pribadi masing-masing. Kemudian sastra Bali lebih diminati oleh mahasiswa
daripada sastra Jawa kuna dengan perbandingan 1:7. Mahasiswa mengira bahwa sastra Jawa
kuna adalah bahasa Jawa yang sekarang dipakai oleh penduduk Jawa pada umumnya, jadi
mahasiswa berfikiran untuk apa sastra Jawa kuna harus dipelajari, sehingga generasi muda di
Bali kurang tertarik. Selain itu kakawin dan kidung sastra Jawa kuna dirasa sulit untuk
dipelajari.
Pertanyaan kedua oleh Putri Puna (Unud) Penyanyian pupuh tembang Jawa dalam
rangka apa saja? Kalau di Bali kidung dinyanyikan saat memuji Tuhan. Pertanyaan tersebut
dijawab oleh penyaji presentasi mahasiswa UNS Pada jaman dahulu tembang Jawa
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan penyakit dan sebagai tolak balak. Namun
sekarang tembang Jawa tidak hanya digunakan dalam upacara sakral atau keraton saja, tetapi
malah sering digunakan untuk hiburan. Sutarto (UNS) menambahkan Macapat sekarang
sering digunakan dalam upacara tradisional pernikahan yang mana didalamnya memuat doadoa agar pernikahan langgeng. Winda (UNS) juga menambahkan jawaban Macapat juga
bisa sebagai mantra Jawa. Lalu Bayu Sri (Unud) juga menambahkan Macapat di Bali juga
sama dengan macapat Jawa dimana digunakan dalam upacara maupun untuk hiburan. Samasama dengan menggunakan iringan gendhing pula.
Acara menjadi sangat ramai karena mahasiswa dari kedua universitas mampu
mencampur manjadi satu sehingga tercipta suasana yang begitu akrab. Ditambah pula
penampilan Bayu Sri yang membawakan tembang Ginandhi (dalam Jawa disebut Kinanthi)
dengan logat khas Bali yang memang terdengar lumayan lucu oleh telinga para penduduk
Jawa. Acara ditutup dengan melakukan foto bersama antara mahasiswa maupun para dosen
dari Unud dan UNS.
E. Tanah Lot, Tanjung Benoa, dan Pulau Penyu
1. Tanah Lot
Pada pukul 02.45 WIB rombongan KKL tiba di pelabuhan Gilimanuk Bali. Mampir di
masjid Jami Nurul Taqwa untuk melakukan ibadah shalat subuh. Kemudian melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan bus menuju kawasan Tanah Lot. Di sepanjang perjalanan
ternyata cuaca kurang baik yakni terjadi hujan secara terus-menerus, di samping itu di tengah
perjalanan rombongan mengalami kemacetan akibat kecelakaan lalu lintas, sehingga
rombongan pun terlambat datang di Tanah Lot untuk menyaksikan matahari terbit dan pukul
07.02 WIB baru sampai di kawasan Tanah Lot.
Tiba di kawasan Tanah Lot, semua mahasiswa, dosen serta seluruh kru biro melakukan
bersih diri, mandi di kamar mandi umum dengan ongkos Rp 5.000,00 per orang. Setelah itu
menyusuri jalan kurang lebih 5 menit menuju Pusat Oleh-Oleh Agung Bali untuk melakukan
sarapan pagi serta melihat atau membeli pernak-pernik. Kemudian jalan kaki kembali menuju
Tanah Lot.
Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Disana
terdapat dua Pura Tanah Lot yakni yang satu dibangun di atas bongkahan batu besar, dimana
letaknya di tengah laut sekitar 300 meter dari bibir pantai. Sedangkan yang satunya lagi
dibangun di atas tebing yang menjorok ke laut.
Rombongan melakukan foto-foto bersama, karena pemandangan di Tanah Lot memang
sangat cantik dan indah sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat mengukir

momentum. Semua mahasiswa serta dosen menyatu, menjadikan suasana kekeluargaan


begitu terasa tanpa ada sekat yang menghalangi antara dosen dan mahasiswa.
2. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa adalah tujuan wisata kedua setelah Tanah Lot. Tanjung Benoa merupakan
satu-satunya tempat wisata yang menawarkan berbagai permainan atau olah raga air, seperti
jetsky, parasailing, banana boot, scuba diving, snorkeling, glassbottom and turtle island,
flying fish, seawalker, water ski, rolling donnut, wake board, dan lain-lain.
Di Tanjung Benoa, kegiatan atau permainan dimulai pada pukul 08.00 WITA hingga
pukul 14.00 WITA, karena setelah pukul 14.00 WITA, air sudah mulai surut dan boat tidak
dapat digunakan. Banyak mahasiswa yang antusias ikut mencoba permainan, namun juga
tidak sedikit mahasiswa yang hanya duduk dan melihat-lihat saja, karena biaya sewa alat
permaianannya pun cukup mahal bagi kalangan mahasiswa.
Rombongan KKL Pendidikan Bahasa Jawa melakukan makan siang juga di Tanjung
Benoa, secara prasmanan dan tentu menunya mayoritas seafood.
3. Pulau Penyu
Pulau Penyu masih terletak di kawasan Tanjung Benoa, dimana Pulau Penyu ini
merupakan salah satu jenis paket wisata air yakni glassbottom and turtle island. Dibutuhkan
Rp 50.000,00 untuk warga domestik yang menginginkan untuk berkunjung di pulau kurakura tersebut.
Pulau penyu terletak di tengah laut, kurang lebih 300-500 meter dari tepi pantai Tanjung
Benoa. Untuk sampai disana, penulis dan teman-teman yang berjumlah sepuluh orang
menaiki perahu motor yang di bawahnya terdapat kaca bening dengan perjalanan selama
kurang lebih 15 menit. Kaca bening tersebut memiliki fungsi agar para penumpang dapat
menikmati keindahan pemandangan bawah laut di sepanjang perjalanan. Banyak terdapat
terumbu karang, macam-macam ikan hias, tumbuh-tumbuhan laut, serta binatang laut.
Setibanya di Pulau Penyu, penulis dan teman-teman melihat banyak jenis kura-kura dan
dengan segala ukuran yang berbeda. Kami diperbolehkan untuk masuk ke dalam kolam,
sehingga kami dapat menyentuh atau mengengkat penyu secara langsung. Disana kami
diperkenalkan bagaimana cara memelihara penyu, bagaimana penyu menetaskan telurnya,
seperti apa telur penyu yang baru menetas, dan lain-lain.
Selain penyu, di Turtle Island juga terdapat banyak hewan lainnya, seperti monyet, ular,
burung elang, burung kakak tua, kelelawar, dan masih banyak yang lainnya. Kami juga
diperbolehkan masuk kandang untuk melakukan foto bersama dengan hewan-hewan tersebut,
sehingga kegiatan wisata terasa sangat menyenangkan dan menyimpan banyak kenangan
berharga.
F. Pantai Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul
1. Pantai Dreamland
Pantai dreamland berada di ujung selatan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta selatan,
Kabupaten Badung. Seperti namanya, dreamland yang berarti tanah impian. Disebut
dreamland karena pemandangan pantai disana memang benar-benar menjadikan setiap
pengunjung tercengang, dengan hiasan pasir yang berwarna putih, ombak yang menggulunggulung besar, serta hamparan langit yang berwarna biru muda. Ombak yang begitu besar
sangat cocok untuk para olahragawan yang suka akan olah raga air surfing. Di samping itu,
ombak yang besar menjadi alasan tidak diperbolehkannya para pengunjung untuk berenang,
karena dikhawatirkan pengunjung akan terseret ombak ke dalam laut.
Pada mulanya kawasan dreamland merupakan lahan yang tandus dan gersang, kemudian
seorang investor Tomy Soeharto, putra dari mantan Presiden RI ketiga, membeli lahan
tersebut dan menyulapnya menjadi tempat wisata dan resort yang begitu indah.

Disana terdapat berbagai fasilitas pariwisata, antara lain villa, resort, tempat belanja,
mall, lapangan golf, dan lain-lain. Selain itu, di sepanjang pantai terdapat banyak cafe yang
menyediakan berbagai macam jenis makanan dan minuman. Di pantainya sendiri juga
disewakan kursi untuk berbaring menikmati terik matahari serta jasa pijat refleksi, yang
masing-masing dipatok dengan harga Rp 50.000,00.
Rombongan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa menggunakan kesempatan di pantai
dreamland hanya dengan foto-foto dan bermain pasir, sedangkan dosen, ada beberapa yang
melakukan pijat refleksi untuk menghilangkan rasa capek.
2. Pantai Kuta
Pantai Kuta terletak di Kabupaten Badung. Untuk sampai di pantai matahari terbenam
tersebut, harus menggunakan mobil kecil dengan kapasitas penumpang sekitar 20 orang
karena kendaraan bus tidak dapat masuk di kawasan tersebut. Kendaraan yang diperbolehkan
masuk kawasan Kuta adalah kendaraan dengan panjang maksimal 7 meter. Pantai kuta
merupakan pantai yang paling banyak diminati oleh para pengunjung, baik pengunjung dalam
negeri maupun luar negeri, karena areanya luas, kemudian ombaknya yang besar sangat
cocok untuk para pecinta olah raga surfing. Namun ombak besar tersebut tidak sampai ke
bibir pantai, sehingga aman bagi anak-anak kecil yang ingin bermain air. Di samping itu,
pantai kuta merupakan pantai yang dapat menyuguhkan keindahan panorama matahari
tenggelam, hal tersebut yang menjadikan pantai kuta sangat ramai ketika menjelang petang.
Di pantai kuta, ada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa UNS bermain sepak bola
plastik, ada yang hanya bermain-main dengan ombak, serta tidak ketinggalan aksi berfotofoto ria. Selain itu, tingkah konyol mahasiswa pu tak terhindarkan, yakni menggoda dan
mengejar TL dari Bali yang bernama Komang Adi, kemudian diangkat ramai-ramai serta
diceburkan ke dalam air. Pertunjukan lucu tersebut menarik perhatian para pengunjung lain,
sehingga menjadikan para pengunjung tertawa.
Setelah selesai dari pantai kuta, rombongan menuju rumah makan Yamuna untuk makan
malam. Disana para mahasiswa bisa melihat-lihat serta membeli pakaian atau pernak-pernik
dengan harga terjangkau. Acara makan malam dirasa sangat meriah karena diiringi dengan
nyanyian dan musik, selain itu rombongan dari UNS juga unjuk kebolehan yakni dengan
melakukan goyang caesar massal. Goyang caesar merupakan goyangan enerjik yang sangat
terkenal, dimana goyang tersebut diprakarsai oleh tokoh lawak di televisi yang bernama
Caesar.
3. Puncak Indah Bedugul
Sebelum sampai di tempat wisata terakhir di Pulau Dewata yakni Puncak Indah Bedugul
(terletak di Kabupaten Tabanan), rombongan KKL UNS berhenti sejenak di rumah makan
Saras untuk makan siang dan sampai di Bedugul pada pukul 14.20 WIB. Sesampainya di
Bedugul, para mahasiswa dan dosen pun melakukan shalat ashar terlebih dahulu di masjid AlHidayah, masjid yang letaknya lumayan tinggi sehingga harus meniti beberapa anak tangga
untuk sampai disana.
Setelah selesai shalat ashar, rombongan menikmati pemandangan danau beratan dan
memanfaatkan keindahan pemandangan tersebut dengan mengabadikanya dalam jepretan
digital. Suhu udara puncak indah Bedugul sangat dingin, yakni kurang lebih 18 derajat
celcius karena memang tempat wisata tersebut berada di dataran tinggi pulau Bali.
G. Puja Mandhala, Bajra Sandhi dan Tari Barong Sila Budhaya
1. Puja Mandhala
Puja Mandhala berlokasi di Jl. Kuru Setra Buala Benoa Nusa Dua Bali. Puja Mandhala
adalah sebuah kompleks tempat peribadatan lima agama yang diakui di Indonesia. Konon
tempat tersebut dibangun dengan alasan sebagai saksi kerukunan umat kelima agama

tersebut. Tempat ibadah tersebut antara lain Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik
Bunda Maria Segala Bangsa, Wihara Budhina Guna, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, dan
Kori Agung Pura Jagat Natha. Karena sebagian besar rombongan KKL Prodi Pendidikan
Bahasa Jawa menganut agama islam, maka para mahasiswa dan dosen menjalankan ibadah
shalat di Masjid Agung Ibnu Batutah.
2. Bajra Sandhi
Bajra sandhi merupakan monumen perjuangan rakyat Bali yang beralamat di Jalan Raya
Puputan, Niti Mandala, Renon, Denpasar atau berada di sebelah timur lapangan Puputan
Badung. Monumen Bajra sandhi memiliki motto Profesionalisme pelayanan dan
kenyamanan pengunjung mutlak. Dinamakan bajra sandhi karena bentuknya menyerupai
bajra yaitu genta dan sandhi memiliki arti suci. Bajra sandhi adalah genta suci yang dipakai
oleh para pendeta untuk melafalkan mantra saat upacara.
Monumen Bajra sandhi dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Ibu Megawati
Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Pembangunan monumen berdasarkan falsafah
Hinggu Lingga Yoni dan falsafah mengenai pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu
Ksirarnawa yang dipetik dari cerita Adiparwa. Bangungan utama yang tinggi merupakan
lingga dan dasar bangunan adalah yoni. Lingga yoni merupakan simbol dari pertemuan pria
(purusa) dengan wanita (pradana), yaitu pertemuan antara kekuatan positif dan negatif yang
menurut kepercayaan purba merupakan pertemuan langit dan bumi yang dipandang sebagai
lambang kesuburan.
Di dalam monumen Bajra sandhi terdapat 33 diorama yang menggambarkan perjalanan
sejarah perjuangan masyarakat Bali dari zaman pra sejarah hingga zaman perjuangan
kemerdekaan. Anak tangga di monumen perjuangan rakyat Bali tersebut berjumlah 17 untuk
yang bawah, kemudian anak tangga yang atas berjumlah 45, serta disangga oleh 8 tiang.
Angka-angka yang digunakan tersebut merupakan perwujudan tanggal, bulan, dan tahun
kemerdekaan negara Republik Indonesia, yakni 17 Agustus 1945.
Di Bajra sandhi, para mahasiswa melakukan foto-foto di halaman maupun di dalam
monumen. Beberapa mahasiswa juga turut meniti beberapa anak tangga yang berkelok
melingkar menuju puncak monumen. Di puncak tersebut, penulis dan teman-teman mampu
melihat kawasan sekitar monumen yang begitu cantik.
3. Tari Barong Sila Budhaya
Tari barong sila budhaya terletak di daerah Puri anom, Batubulan, Gianyar. Tari barong
adalah tarian khas Bali, dimana tarian tersebut merupakan salah satu hasil budaya dari
masyarakat Bali. Pertunjukan tari barong menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan
kebatilan. Barong adalah binatang purbakala yang melambangkan kebajikan, dan rangda
adalah binatang purbakala yang melambangkan kebatilan.
Para mahasiswa, dosen dan para pengunjung lain sangat antusias menikmati pertunjukan
tari barong yang sangat menarik, karena dalam pertunjukan tersebut juga terdapat adegan
magis, dimana para pemain memang benar-menar mengalami kesurupan dan harus ada
pawang yang mampu mengembalikan keadaan seperti semula.
H. Krisna, Cening Bagus, dan Joger
1. Krisna
Krisna merupakan suatu tempat yang menyediakan berbagai oleh-oleh khas Bali, seperti
kaos VIP Krisna Bali, camilan, lulur & produk spa, kerajinan tangan, gantungan kunci,
pajangan, assesories, dompet, tas, sandal, peralatan makan, kain pantai, endek, dan lain-lain.
Disana para mahasiswa begitu sibuk memilah dan memilih oleh-oleh yang kiranya cocok
untuk keluarga atau teman-teman terdekat di rumah. Waktu yang diberikan untuk berbelanja
kurang lebih satu jam, dan setelah dirasa cukup, rombongan kembali ke bus dan pulang ke
hotel.

2. Cening Bagus
Pada hari Kamis, 05 September pukul 09.25 WIB para mahasiswa dan dosen diajak
untuk berbelanja oleh-oleh di Cening Bagus. Cening Bagus merupakan tempat oleh-oleh khas
Bali yang menyediakan makanan, pakaian, sandal, handycraft, dan lain-lain. Namun oleholeh yang paling banyak diminati adalah kacang disco yang memang terkenal sebagai oleholeh khas dari Bali.
3. Joger
Seperti halnya Krisna dan Cening Bagus, Joger merupakan pusat oleh-oleh khas Bali
yang sangat terkenal. Namun yang membedakan hanyalah Joger lebih terkesan unik dengan
kata-kata yang tertera dalam segala produk. Di samping itu, kualitas produk Joger pun bisa
dijamin. Banyak pengunjung yang sudah membuktikan bahwa produk Joger awet dan bagus,
meski memang harus merogoh kocek yang cukup mahal. Tapi sah-sah saja tatkala harga
mahal sebanding dengan produk berkualitas bagus.
Nama Joger merupakan perpaduan nama dua orang, yakni Joseph Theodorus Wulianadi
selaku pemilik dan Gerard, sahabat pemilk yang sangat berjasa dalam perintisan usaha pabrik
kata-kata tersebut. Pada tahun 1981, Joseph diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar US
$ 20.000. Uang tersebut kemudian digunakan sebagai modal melakukan usaha. Dan tanpa
disangka, usaha yang dirintisnya pun mampu berkembang pesat menjadi usaha besar yang
produk-produknya disukai oleh masyarakat.
Produk Joger yang banyak diburu oleh para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa
adalah kaos, sandal, tas, dan gantungan kunci. Oleh-oleh yang memang sangat cocok dengan
ciri khas Joger Bali untuk para orang-orang tercinta di rumah.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan dilakukannya kunjungan ke universitas yang di dalamnya terdapat program
studi serumpun seperti Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Udayana Bali
menimbulkan hubungan serta terjalinnya kerja sama yang baik antaruniversitas. Mahasiswa
juga memperoleh kawan atau keluarga baru yang begitu banyak. Dan dari hal tersebut
diharapkan mampu menjadikan program studi Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS yang
notabenya sebagai program studi baru mampu berkembang, hingga akhirnya bisa bersanding
dan tak kalah hebat dengan program studi yang sama dengan universitas lain.
Kunjungan di instansi yang berkaitan dengan mata kuliah pilihan jurnalistik, penyiaran
maupun penyuntingan seperti Majalah Panjebar Semangat Surabaya dan Bali TV
memberikan informasi yang begitu banyak dan bermanfaat bagi mahasiswa, karena meskipun
program studi berinduk pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang prospek
semestinya menjadi seorang guru tidak akan menutup kemungkinan para mahasiswa juga
mampu menjadi seorang wartawan, penyiar atau editor handal.
Kunjungan di Monumen Bajra sandhi dan Tari Barong Sila Budhaya memberikan
banyak informasi pada mahasiswa mengenai bagaimana perjuanagan rakyat Bali dalam
peperangan hingga datangnya kemerdekaan dan mengenal budaya Bali melalui tarian khas.
Kunjungan di tempat-tempat wisata seperti Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu,
Pantai Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul memberikan pengalaman
berharga yang tak terlupakan. Karena di tengah kepadatan kegiatan kuliah, kali tersebut
diberi kesempatan untuk me-refresh-kan fikiran dan menikmati hiburan.
Wisata belanja di Krisna, Cening bagus, dan Joger juga tak ketinggalan memberikan
pengalaman baru dan berharga bagi para mahasiswa, karena mungkin bisa jadi kunjungan
kali tersebut menjadi pengalaman pertama dan tak kan terlupakan bagi beberapa mahasiswa

karena bisa merasakan suasana belanja di tempat wisata terkenal. Dan mampu memberikan
oleh-oleh khas Pulau Dewata bagi para keluarga, tetangga dan teman-teman dirumah.
B. Saran
Seperti halnya peribahasa Tak ada gading yang tak retak, segala sesuatu pasti ada
kelebihan serta kekurangannya, begitu pula dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS. Disini penulis akan
memberikan beberapa saran, antara lain:
1. Alangkah lebih baiknya dalam kunjungan ke Universitas Negeri Surabaya dan Universitas
Negeri Udayana Bali tidak sekedar menampilkan unjuk kebolehan presentasi dan
pertunjukkan seni oleh beberapa orang yang bertalenta, tetapi juga diadakan rangkaian
kegiatan yang benar-benar mencampurkan mahasiswa antaruniversitas secara keseluruhan.
Jadi, mahasiswa yang kiranya pendiam dan kurang aktif pun bisa ikut terlibat dan merasakan
hangatnya suasana kekeluargaan.
2. Dalam kunjungan ke Majalah Panjebar Semangat dan Bali TV mungkin akan lebih baik
kalau mahasiswa bisa mencoba secara langsung dalam melakukan proses editing maupun
siaran, jadi tidak hanya teori yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
KBBI. 2013. http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Diakses pada tanggal 10 September 2013 pukul 09.43
WIB
Zuraida, Alfanita. 2009. blog Universitas Negeri Surabaya Hubungan Masyarakat. Diakses pada
tanggal 13 September 2013 pukul 14.16 WIB
Arsanti, Fauziah. 2013. blog Kiprah Sanggar Bharada Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada
tanggal 13 September 2013 pukul 14.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai