Anda di halaman 1dari 19

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/301203698

KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM
Conference Paper January 2016
DOI: 10.13140/RG.2.1.2827.5607

CITATIONS

READS

1,599

1 author:
Abuddin Nata
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
13 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate,


letting you access and read them immediately.

Available from: Abuddin Nata


Retrieved on: 08 November 2016

KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(PAI) DALAM PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) NOMOR 2 TAHUN 2008
KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

Disampaikan Oleh:
Prof. Dr.H. Abuddin Nata, MA.
(Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Dekan Fakultas
Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(PAI) DALAM PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) NOMOR 2 TAHUN 2008
KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

A.Kurikulum PAI dalam Permenag No. 2 Tahun 2008


Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana dimuat dalam Peraturan
Menteri Agama (Permenag) Nomor 2 Tahun 2008 yang berjudul Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah terdiri dari enam bab
dengan perincian sebagai berikut.
Bab I, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, yang terdiri dari 1)Al-Quran-Hadis
(memahami, menghafal, menulis dan memahami surat-surat pendek dalam al-Quran:alFatihah, al-Naas, sampai dengan al-Duha dan menghafal, memahami arti, dan
mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan amal salih); 2)Akidah-Akhlak
(mengenal dan meyakini rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai denga iman
kepada qada dan qadar melalui pembiasaan dan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah,
pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma alhusna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan ada Islami serta menjauhi
akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari; 3)Fikih (mengenal dan melaksanakan hukum Islam
yang berkaitan dengan ruun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah,
shalat, puasa, zakat sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, seerta ketentuan makanan dan
minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dalam pinjam meminjam), ,
4)Sejarah Kebudayaan Islam (mengenal, mengidentifikasi, meneladani dan mengambil ibrah
dari sejarah Arab pra-Islam, sejarah Rasulullah SAW, Khulafaurrasyidin, serta perjuangan
tokoh-tokoh agama Islam di daerah masing-masing, dan 5)Bahasa Arab
(a)menyimak:memahami wacana lisan dalam bentuk paparan dan dialog tentang
perkenanan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah;
(b)berbicara:mengungkapkan makna secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang
perkenanalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah;
(c)membaca:membaca dan memahami makna wacana tertulis dalam bentuk paparan atau
dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah; dan
(d)menulis:menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana dengan ejaan
dan tanda baca yang tepat.
Bab II, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan
Agama dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, yang terdiri dari 1)Al-Quran-Hadis
2

(a.memahami dan mencintai al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam,
b.meningkatkan pemahaman al-Quran, al-Fatihah dan surat pendek pilihan melalui upaya
penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan
mengaitkannya dengan fenomena kehidupan, dan c.menghafal dan memakami makna hadishadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat
perkembangan anak); 2)Akidah-Akhlak (a.meningkatkan pemahaman dan keyakinan
terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan
penghayatan terhadap asma al-husna dengan menunukkan ciri-citi/tanda-tanda perilaku
seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari,
dan b. membiasakan akhlak terpuji seperti ikhla, taat, khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar,
syukur, qanaah, tawadlu, husn al-dzann, tasamuh, taawun, berilmu, kreatif, produktif, dan
pergaulan remaja, serta menghindari akhlak tercela, seperti riya, nifaq, ananiah, putus asa,
marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namimah); 3)Fikih (memahami
ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan mualah serta dapat
mempraktikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari); 4)Sejarah Kebudayaan Islam
(a.meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting
sejarah kebudayaan Ilam mulai perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi
Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah, Abbasiyah, Al-Ayyubiyah
sampai dengan perkembangan Islam di Indonesia, b.mengapresiasi fakta dan makna
peristiwa-persistiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial,
budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, c. meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang
berprestasi dalam peristiwa sejarah; dan 5)Bahasa Arab (a)menyimak:memahami wacan
lisan melalui kegiatan mndengarkan (berbentuk gagasan atau dialog sederhana) tentang
identitas diri, rumah, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di rumah,
profesi, cita-cita, kegiatan keagamaan dan lingkungan sekitar kita; (b)berbicara:mampu
mengungkap pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman serta informasi melalui kegiatan
bercerita dan bertanga jawab tentang identitas diri, rumah, profesi, cita-citam kegiatan
keagamaaan, dan lingkungan sekitar kita; (c)membaca:mampu memahami berbagai teks
tulisan dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, melalui kegiatan memmbaca,
menganalisis dan menemukan pokok pikiran tentang identitas diri. Rumak, keluarga,
menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di rumah, profesi, cita-cita, kegiatan
keagamaan, dan lingkungan sekitar kita; dan ; dan (d)menulis:(mampu mengungkapkan
pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan informasi melalui kegiatan menulis pikiran
tentang identitas diri, rumah, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di
rumah, profesi, cita-cita, kegiatan keagamanaan dan lingkungan sekitar kita).
Bab III, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan
Agama dan Bahasa Arab Madrasah Aliyah, yang terdiri dari 1)Al-Quran-Hadis (memahmi isi
pokok al-Quran, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi hadis
3

terhadap al-Quran, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya, serta
memahai dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur;an dan hadis tentang manusia dan tanggung
jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi);
2)Akidah-Akhlak (a.memahami istilah-istilah akidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan
metode peningkatan kualitas akidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui
pemagaman dan penghayatan asma al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam
kehidupan, dan b.memahami istilah-istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metde
peningkatan kualitas akhlak, serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku
tercela); 3)Fikih (memahami dan menerapkan sumber hukum Islam dan hukum taklifi,
prinsip-prinsip ibadah dan syariat Islam, fikih ibadah, muamalah, munakahat, mawaris,
jinayat, siyasah, serta dasar-dasar istinbath dan kaidah usul fikih); 4)Sejarah Kebudayaan
Islam (a.memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad pada periode
Makkah dan periode Madinah, masalah kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat,
perkembangan Islam pada abad klasik.zaman keemasan (650-1250 M.), abad
pertengahan/zaman kemunduran (1250-1800 M.), masa modern/zaman kebangkitan (1800sekarang), serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia, b.mengapresiasi fakta dan
makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan c. meneladani tokoh-tokoh Islam yang
berprestasi dalam perkemabnagn sejarah kebudayaan/peradaban Islam; dan 5)Bahasa Arab
(a)menyimak:memahami wacan lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisahkisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab dan hari-hari besar Islam; (b)berbicara:mampu
mengungkapan perasaan lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, parisiwasat, kisahkisah Islam, budaya Araab, dan hari-hari besar Islam (c)membaca: memabaca dan
memahami makna wacana tertulis paparan dan dialog tentang perkenalan, kehidupan
keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,
kebudayaan Islam, budaya Arab dan hari-hari besar Islam; (b)menulis:mampu
mengungkapan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, parisiwasat, kisahkisah Islam, budaya Araab, dan hari-hari besar Islam; 6. Bahasa Arab (Program Bahasa
Arab)(a)menyimak:memahami wacan lisan berbentuk paparan atau dialog tentang identitas
diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan
uum, dan pekerjaan, (b)berbicara:mampu mengungkapan perasaan lisan dalam bentuk
paparan atau dialog tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga,
kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan pekerjaan, (c)membaca: memabaca
dan memahami makna wacana tertulis paparan dan dialog tentang identitas diri, kehidupan
madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan
4

pekerjaan,(b)menulis:mampu mengungkapan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog


tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari,
hobi, wisata, layanan uum, dan pekerjaan.
Bab III, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan
Agama dan Bahasa Arab Madrasah Aliyah Progran Keagamaan, yang terdiri dari: 1)Akhlak
(memahami istilah-istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metode peningkatan kualitas
akhlak, dan membiasakan perilaku terpuji serta menghindari perilaku tercela; 2)Sejarah
Kebudayaan Islam (a.memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad
pada periode Mekkah dan Madinah, masalah kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW
wafat, perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran (1250-1800 M),
masa modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang), serta pekembangan Islam di Indonesia
dan di dunia; b,,mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan
mengaitkannnya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan
seni; dan c.meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan sejarah
kebudayaan/peradaban Islam; 3)Bahasa Arab (a.menyimak:memahami wacana lisan
berbentuk paparan dan dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Quran akarim, kehidupan beragama, akhlak mulia,kegiatan mengajar, ilmu pengetahuan,
perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa Arab dan masyarakat, b.berbicara secara lisan
dalam bentuk paparan atau dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Quran
al-katim, kehidupan beragama, akhlak mulia, kegiatan mengajarm ilmu pengetahuan,
perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa dan masyarakat Arab; c. membaca dan
memahami wacana tertulis dalam berbentuk paparan dan dialog tentang madrasah, masjid,
muslim, pekerjaan, al-Quran a-karim, kehidupan beragama, akhlak mulia,kegiatan mengajar,
ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa Arab dan masyarakat,
d.menulis mengungkapkan secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang
madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Quran al-katim, kehidupan beragama, akhlak
mulia, kegiatan mengajarm ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa
dan masyarakat Arab; 4). Tafsir (a.memahami pokok-pokok ilmu tafsir serta ilmu-ilmu yang
dapat membantu dan diperlukan dalam memahami dan menafsirkan al-Quran, sehingga
dapat dijadikan bekal dasar dalam memahami ayat-ayat al-Qur;an, serta dijadikan fondasi
untuk melanjutkan penddikan ke jenjang yang lebih tinggi; b. memahami ayat-ayat al-Qur;an
tentang:makanan yang halal, sehat dan bergizi, bahaya minuman keras, pendayagunaan akal
pikiran, pentingnya pengembangan ilmu, dan pemanfaatan alam semesta bagi kehidupan
manusia, tata cara penyelesaian perselisihan, musyarawah dan taaruf dalam kehidupan,
kepemimpinan, syarat-syarat, tugas dan tanggung jawab pemimpin, pembinaan pribadi dan
keluarga, serta pembinaan masyarakat secara umum; 5).Hadis (a. memahami imu hadis dan
sejarahnya, sejarah penghimpunan dan pembukuan hadis, cara menerima dan
menyampaikan hadis, pembagian hadis, ilmu jarh wa tadil, generasi perawawi hadis dan
5

kitab-kitab hadis, dan kitab-kitab hadis, b. memahami al-hadis tentang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, kebesaran da kekuasaan Allah, nikmat Allah, kewajiban dan tanggung jawab
manusia serta pembagian ilmu pengetahuan dan teknologi), 6.Fikih (a.memahami ilmu usul
fikih, smber hukum Islam yang mutaffaq alaihi maupun yang mukhtalaf dan kaidah-kaidah
usul fikih serta mampu mempraktikannya, b. memahami dan menerapkan sumber hukum
Islam dan hukum taklifi, prinsip-prinsip ibadah dan syariat dalam Islam, fikih ibadah,
muamalat, munakahat, mawaris, jinayat, siyasah, serta dasar istinbath dan kaidah ushul
fikih); dan 7)Ilmu Kalam (a.memahami istilah-istilah akidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan
metode peningkatan kualitas akidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui
pemahaman dan penghayatan asma al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam
kehidupan, dan b.memahami ilmu kalam, fungsi dan peranannya dalam kehidupan, aliranaliran dan tokoh-tokoh yang berperan dalam pengembangan serta berbagai pandangannya
bdengan ilmu kalam.
Bab V, berkenaan dengan Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah, yang terdiri dari 1)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah
Ibtidaiyah: a.Mata Pelajaran (1.Pendidikan Agama Islam:a.Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak,
Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia,
4)Bahasa Arab; 5)Matematika; 6)Ilmu Pengetahuan Alam; 7)Ilmu Pengetahuan Sosial; 8)Seni
Budaya dan Keterampilanl dan 9)Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), b. Muatan
Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, kelas I, II, masing-masing 31 jam, kelas
III, 33 jam, dan kelas IV, V dan VI masing-masing 39 jam; 2)Tabel Struktur Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah: A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Quran-Hadis,
Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa
Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7)Ilmu Pengetahuan Alam; 8)Ilmu
Pengetahuan Sosial; 9)Seni Budaya; 10)Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), dan
11. Keterampilan/TIK; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, kelas
VII. VIII, dan IX, masing-masing 42 jam; 3)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah A.
Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah
Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab;
5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7. Fisika; 8. Biologi, 9.Kimia; 10.Sejarah; 11.Geologi,
12.Ekonomi; 13.Sosiologi; 14.Seni Budaya; 15.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan),
16.Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 17 Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan
Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, semester I, dan II , masing-masing 46
jam; 4)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program IPA A. Mata Pelajaran
1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan
Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris;
6)Matematika; 7. Fisika; 8. 8.Kimia; 9. Biologi, 10.Sejarah; 11. Seni Budaya; 12.Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan
6

174Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan


ketentuan, Kelas XI semester I, dan II , Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam;
5)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program IPS A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan
Agama Islam (a.Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam),
2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris;
6)Matematika; 7.Sejarah; 8. Geografi, 9.Ekonomi, 10.Sosiologi, 11. Seni Budaya;
12.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan Komunikasi,
dan 174Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan
ketentuan, Kelas XI semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam;
6)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program Bahas: A. Mata Pelajaran
1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan
Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris;
6.Bahasa Asing; 7)Matematika; 8.Sasatra Indonesia; 9.Antropologi; 10.Sejarah; 11. Seni
Budaya; 12.Pendidikan Jasman; Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan
Komunikasi; dan 14Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri,
dengan ketentuan, Kelas XI semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45
jam; 7)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keagamaan A. Mata Pelajaran
1.Pendidikan Agama Islam (a.akhlak dan b. Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan
Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6Matematika; 7Seni
Budaya; 8.Pendidikan Jasmani; Olahraga dan Kesehatan; 9. Tafsir; 10.Hadis; 11. Fikih;
12.Ilmu Kalam; 13. Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 14.Keterampilan Olahraga dan
Kesehatan), b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, Kelas XI
semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam;
Bab VI, berkenaan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, yang memuat
tentang: b.latar belakang tentang perlunya Pendidikan Agama Islam degan mengacu pada
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b. Tujuan dari masingmasing mata pelajaran: 1)Al-Quran-Hadis, 2), Fikih, 3)Akidah Akhlak, 4)Sejarah Kebudayaan
Islam; 5)Bahasa Arab; c. Ruang Lingkup dari masing-masing mata pelajaran agama Islam
tersebut yang pada dasarnya sama dengan deskripsi yang terdapat dalam struktur
kurikulum; dan d.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing mata
pelajaran agama Islam tersebut yang disusun sesuai dengan hakikat dari standar kompetensi
dan kompetensi dasar tersebut.1

Lihat Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dan Standarisasi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Depag, 2008), hal. 1 sd.447.

B. Analisa Kelebihan
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka Peraturan Menteri Agama No.2 Tahun 2008
tentang Kurikulum PAI pada Madrasah memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
Pertama, telah memenuhi kebutuhan kurikulum untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah
dan Aliyah, baik program IPA, IPS, Bahasa dan Agama. Dengan demikian kurikulum tersebut
dapat dikatakan sudah lengkap, dan digunakan sebagai acuan dalam menyusun silabus yang
berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah
dan Aliyah, baik negeri maupun swasta, yakni madrasah dalam pengertian sekolah umum yang
berciri khas agama Islam.
Kedua, standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), untuk Madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas keislaman, yakni memuat
mata pelajaran Al-Quran-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab,
dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan, yaitu Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa
Arab, Tafsir, Hadis, Fikih dan Ilmu Kalam sudah dirumuskan dengan cara cukup sistemati, saling
berkaitan, sesuai dengan tingkatannya.
Ketiga, terdapat perbedaan standar kompetensi yang (clear cut) dan jelas untuk setiap
tingkat atau jenjang pendidikan, yakni Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Yakni bahwa ruang
lingkup dan tingkat kesulitan mata pelajaran mengalami perbedaan sesuai dengan tingkatan
dan jenjang tersebut.
Keempat, bahwa seluruh mata pelajaran agama Islam pada Madrasah tersebut
ditujukan selain untuk memberikan pemahaman, wawasan tentang ajaran Islam, juga dalam
rangka menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tersebut, sehingga pendidikan agama Islam
tersebut akan nampak dalam sikap, ucapan dan perbuatan peserta didik sehari-hari.
Kelima, bahwa mata pelajaran al-Quran-Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab ada pada seluruh kelas pada tingkat Ibtidaiyah, dan
Tsanawiyah, dan Aliyah, dengan menggunakan pendekatan integrated. Sedangkan pada
Madrasah Aliyah Program Keagamaan terdiri dari mata pelajaran Akhlak, Sejarah Kebudayaan
Islam, Bahasa Arab, Tafsir, Hadis, Fikih, dan Ilmu Kalam, dengan pendekatan separated, yakni
diberikan per-bidang studi atau permata kuliah. Hal ini dilakukan, karena pada Madrasah Aliyah
Program Keagamaan, selain tujuannya untuk membentuk manusia yang mengusai ilmu
pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang religious (berjiwa dan berkarakter agama) dan
berakhlak mulia, sebagaimana pada Madrasah Umum berciri khas agama, juga untuk menjadi
seorang ahli ilmu agama Islam yang kelak dapat memasuki fakultas-fakultas agama pada
Perguruan Tinggi Agama, seperti STAIN, IAIN dan UIN.
8

Bahwa penyusunan kurikulum PAI pada Madrasah sudah memenuhi ketentuan


sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional,
khususnya tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang antara lain perlu adanya
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap mata pelajaran. Seluruh mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)n untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, baik
progra agama, dan program bahasa sudah ditetapkan SK-PD-nya.

C. Analisa Kekurangan
Adapun kekurangan yang terdapat pada Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008
tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah tersebut antara lain:
Pertama, belum memuat tentang prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, yaitu :1)berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2)beragam dan terpadu; 3)tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; 4)relevan dengan kebutuhan kehidupan;
5)menyeluruh dan berkesinambungan; 6)belajar sepanjang hayat; dan 7)seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah.2 Prinsip ini belum disebutkan secara ekspilis,
namun dalam pelaksanaannya sudah tercermin dalam kurikulum tersebut.
Kedua, belum mencantumkan tentang acuan operasional penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu: 1)peningkatan iman dan takwa dan akhlak mulia;
2)peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik; 3)keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan;
4)tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 5)tuntutan dunia kerja; 6)perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni; 7)agama; 8)dinamika perkembangan global; 9)persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
10)kondisi sosial budaya masyarakat setempat;
11)kesetaraan jender, dan 12)karakteristik satuan pendidikan.3
Ketiga, telah terjadi pergeseran dalam penggunaan konsep kurikulum dari yang semula
menggunakan pendekatan subject mater kepada pendekatan yang berbasis sistem dan proses
yang berbasis pada peserta didik. Pasal 1 ayat (19) Undang Nomor 20 Tahun 2003 tengang
kurikulum dinyatakan sebagai rencana pengajaran yang memuat tentang tujuan, isi, bahan ajar,

Lihat Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan,
(Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II, hal. 11-12.
3
Lihat Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan,
(Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II, hal. 15-17

cara/metode pembelajaran.4 Namun dalam prakteknya dalam Permenag Nomor 2 Tahun 2008
yang dilakukan adalah menetapkan standar kompetensi lulusan dan stanfar isi, komponen mata
pelajaran, kelas dan alokasi waktunya, standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),
dan Silabus yang memuat: 1)lembaran identitas nama mata pelajaran; 2)standar kompetensi
dan kompetensi dasar; 3)merumuskan indikator pencapaian kompetensi; 4)mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran; 5)mengembangkan kegiatan pembelajaran; 6)penentuan jenis
penilaian, 7)menentukan alokasi waktu; dan 8)menentukan sumber belajar. Dengan demikian,
saat ini telah terjadi pengembangan tentang konsep kurikulum. Di masa sekarang kurikulum
adalah kumpulan dari 1)standar kompetensi lulusan; 2)standar isi, 3)komponen mata pelajaran;
4)standar kompetensi dan kompetensi dasar; dan 5)Silabus yang selain memiliki 8 komponen
sebagaimana tersebut di atas.
Keempat, kurikulum tersebut belum sepenuhnya mengemban misi pendidikan agama
Islam, yaitu: 1) menjaga akidah peserta didik; 2)menjaga dan memelihara nilai-nilai ajaran Islam
sebagaimana terkandung dalam al-Quran dan al-Sunnah5; 3)menyatukan kesatuan iman, ilmu
dan amal dalam kehidupan; 4)membentuk kesalihan individual dan kesalihan sosial; 5)menjadi
landasan moral dan etika dalam pembangunan Iptrk dan budaya, serta aspek kehidupan
lainnya; 6)mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan supra rasional; 7)berusaha
menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban)
Islam dan (8)mengandung pemaknaan dan penafsiran yang beragam, sehingga menimbulkan
sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.6
Kelima, Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mencegah timbulnya tandatanda zaman yang dapat membawa pada kehancuran, yaitu: 1)meningkatnya kekerasan di
kalangan remaja; 2)penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; 3)pengaruh peer-group
yang kuat dalam kekerasan; 4)meningkatnya perilaku merusak diri:penyalah-gunaan narkoba,
al-kohol dan seks bebas; 5)semakin kaburnya pedoman moral baik buruk; 6)menurunnya etos
kerja; 7)semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; 8)rendahnya rasa
tanggung jawab individu dan warga negara; 9)membudanya ketidak-jujuran, dan 10)adanya
rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.7

Lihat John D.Mc. Neil, Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif, (Jakarta:Wirasari, 1988), cet. I, hal. 34-54;
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997),
cet. I, hal. 4-7; dan S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1993), cet. I, hal. 9-12.
5
Second in importance and in sheer numbers to Prophetic Hadits comes a body of reports attributed to the
succession of spiritual descendents of the Prophet known to Muslim, Lihat John Renard, Seven Door to Islam,
(Berkeley, Los Angeles, London:University of California Press, 1966), First Edition,
6
Lihat Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam:Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta:Grafindo
Persada, 2006), cet. I, hal. 102.
7
Lihat Zubaedi, Disain Pendidikan Karakter, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I, hal. 69.

10

Keenam, Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mengatasi penyakit mental
(mental block), antara lain: 1)suka mengeluh; 2)memiliki virus mersusak; 3)konflik batin; 4)tidak
ada perubahan dalam kehidupan, dan 5)tidak berani mengambil resiko. Hal ini disebabkan
karena: 1)bad image (pandangan yang buruk), 2)bad experience (pengalaman yang buruk); 3)
bad environment (lingkungan yang buruk); 4)bad reference (rujukan yang buruk), dan 5)bad
education (pendidikan yang buruk). Sedangkan virus-virus perusak: 1)blame (menyalahkan diri);
2)exuce (mencari-cari kesalahan); 3)justified (mencari-cari pembenaran); 4)prestige (menjaga
imaje); 5)lazy (malas), 6)afraid (takut mengambil resiko), 7)waiting (banyak menunggu);
8)unconfident (tidak percaya diri).8
Ketujuh, Pendidikan Agama Islam belum menjadi fondasi yang paling kokoh dan
kemantapan yang paling luhur, kekayaan yang paling tinggi, sumber kesempurnaan manusia
yang paling tinggi, yaitu manusia yang mempersatikan dirinya dengan realitas terakhir, Tuhan
Yang Maha Esa, Allah SWT. Pendidikan Agama Islam sekarang cenderung mengutamakan
formalitas, ritualistik, simbolistik, logo yang kaku, kulit luar, kosong. Yaitu keberagamaan yang
ekstrinsik yang digunakan manusia untuk menutup-nutupi keburukannya, harga diri, status dan
kebutuhan sesaat lainnya. It is just something to use, but not t olife. Yaitu agama yang intrinsik,
inpiratif, transformatif, substantif dan efektif, memadukan antara dimensi fikih, filsafat dan
tasawuf, agam yang dapat menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat, agam yang
dianggap sebagai comprhehensive commitment, dan driving integrating motive, yang mengatur
seluruh hidup seseorang. Agama yang diterima sebagai faktor pemandu (unifying factor). Cara
beragama seperti ini terhunjam ke dalam diri penganutnya.9
Kedelapan, Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terdapat dalam kurikulum tersebut
masih mencerminkan sebagai Ulum al-Din (Ilmu-ilmu Agama) yang antara satu dan lainnya
cenderung tidak harmonis, bahkan saling bertentangan, dan kurang responsif terhadap
dinamika kehidupan masyarakat. Pendidikan Agama Islam (PAI) sekarang sudah bergerak
kepada al-Fikr al-Islamiy (Pemikiran Islam), yang selain berupaya mempertemukan,
mendialogkan, dan mengharmoniskan antara satu dan lainnya, juga berupa memahami filosofi
dan tujuan dari masing-masing mata pelajaran agama Islam tersebut, serta menghubungkan
dan mendialogkannya dengan berbagai problema yang terdapat dalam ruang publik; dan juga
telah bergerak ke arah Islamic Studi (Kajian Islam), yang selain membangun hubungan di antara
ilmu agama dengan ilmu agama, dan ilmu agama dengan ilmu umum sehingga tidak ada lagi
dikhotomi, juga sudah langsung berani mengakses pada sumber utama ajaran Islam, al-Quran

8
9

Lihat Zubaedi, Disain Pendidikan Karakter, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I, hal. 69.
Lihat Jalaluddin Rachmat, Islam Alternatif, (Bandung:Mizan,. 1991), cet. I, hal. 26.

11

dan al-Sunnah, menjawab berbagai isu kontemporer, dan melakukan reformulasi, revitalisasi
dan rekontruksi.10
Kesembilan, Pendidikan Agama Islam yang diajarkan sekarang belum dapat menjadi
sumber nilai, sumber etika, dan pandangan hidup. Agama belum dapat menjadi 1)faktor kreatif
yang mendorong manusia melakukan kerja produktif, 2)faktor inovatif yang mendasari cita-cta
dan amal perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya; 3)faktor sublimatif, yang
dapat meningkatkan dan mengkuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya sebagai hak
keagamaan, tetapi juga yang berdimensi keduniaan; dan 4)faktor integratif, yang dapat
mempersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik secara individual
maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.11

D. Rekomendasi dan Saran-saran


Berdasarkan analisa terhadap kelebihan dan kelemahan kurikulum Pendidikan Agama
Islam (PAI) sebagaimana tersebut di atas, maka disampaikan rekomendasi dan saran-saran
sebagai berikut.
Pertama, perlu adanya perubahan definisi kurikulum yang disesuaikan dengan yang
selama ini digunakan, agar tidak terjadi kerancuan atau kesalahan di kalangan para ahli dalam
menggunakan konsep kurikulum tersebut, yakni dari yang semula sebagai rencana pengajaran
yang berisi tujuan, bahan ajar/materi ajar, metode atau cara mengajaran, sumber belajar dan
evaluasi, menjadi: 1)Standar kompetensi lulusan; 2)standar isi; 3)struktur kurikulum; 4)standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), dan 5)silabus yang selain memuat tentang 1)SK2)KD, 3)indikator kompetensi, 4)bahan ajaran, 5)metode pembelajaran, 6)jenis penilaian,
7)alokasi waktu, dan 8)sumber belajar.
Kedua, topik pembahasan yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
(Quran Hadis, Fikih, dan Akidah-Akhlak)12 hendaknya lebih dikaitkan secara ekspilisit dengan

10

Lihat Imam Suprayogo, Mari Menjadikan Perguruan Tinggi sebagai Basis Pengembangan Peradaban Islam, dalam
Laode M. Kamaluddin, (ed.), on Islamic Civilization Menyalakan Kembali Lentera Beradaban Islam yang Sempat
Padam, (Jakarta:Unissula Republikata, 2010), cet. I, hal. 633-641; Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif,
(Jakarta:Prenada Media Group, 2012), cet. I, hal. 67-80; Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam,
(JakartaRajaGrafindo Persada, 2012), hal. 80-89.
11
Lihat J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta:Moyo Segoro Agung, 2002), cet.I, hal. 63.
12
Ajaran Akhlak dalam Islam sangat jelas dan mendapatkan perhatian yang jelas serta contoh yang amat
gamblang, sebagaimana diperlihatkan oleh perhatian Rasulullah pada ummatnya, kasih sayang pada kaum
muminin, memberikan bimbingan dan ajaran yang baik, menunjukkan kepada cara membersihkan diri dan
menyucikan hati, serta mengikatkan diri mereka agar mencintai kebaikan dan keutamaan, memperkuat semangat,
mengeragkan segala daya, dan berpegang teguh pada kebaikan yang berkelanjutan dalam melakukan kebaikan,

12

hal-hal yang diperintahkan agama (amar maruf) dan hal-hal yang dilarang agama (nahi
munkar). Hal-hal yang terkait dengan amar maruf di antaranya (1)etos kerja, (2)disiplin, (3)taat
hukum, (4)toleransi, (5)menyayangi manusia dan segenap makhluk lainnya, (6)memelihara
kebersihan, (7)memelihara jiwa, (8)memelihara agama, (9)memelihara akal, (10) memelihata
harta dan (1)memelihara keturunan13, (11)kerukunan hidup beragama, (12)pandangan
multikultural, (13)peduli pada kaum dhuafa, dan (14)kewirausahaan. Sedangkan hal-hal yang
terkait dengan nahi munkar, di antaranya (1)memberantas penyalahgunaan narkoba,
(2)memberantas meminum al-kohol, (3)mencegah terjadinya tawuran, (4)mencegah
kriminalitas, (5)mencegah pelacuran, (6) mencegah konflik antara suku, ras dan agama,
(7)mencegah premanisme, (8)mencegah radikalisme, (9)mencegah penipuan, (10)memberantas
seks bebas, (11)memberantas korupsi, (12)memberantas perdagangan manusia, (13) mencegah
praktek mony laundry, (14) mencegah pornografi, (15)mencegah perdagangan senjata gelap,
dan (16)mencegah praktek aborsi (pengguguran kandungan), dan sebagainya. Dengan cara
demikian, agama langsung terasa lebih responsif dalam menjawab berbagai masalah aktual dan
krusial.
Ketiga, menggunakan model pembelajaran yang bersifat emansipatoris dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1)kodifikasi, yakni memperkenalkan konsepkonsep agama dengan cara mengajak yang bersangkutan menemukan konsep-konsep tersebut
dengan usaha sendiri, membaca buku, berita, dan sebagainya; 2)diskusi, yakni mendiskusikan
berbagai masalah tersebut dari segi keagamaan, dan 3)sosialisasi, demontrasi dan pemecahan
masalah terhadap masalah-masalah tersebut.
Keempat, menerapkan model pendidikan holistik yang berbasis karakter, yang dilakukan
dengan tahap 1)melatih para guru agar dapat menjadi guru yang ramah dan penyayang;
2)menyediakan alat bantu mengajar yang sesuai dengan perkembangan siswa; 3)mengajak para
siswa untuk melakukan refleksi; 4)mengintegrasikan kurikulum, yakni eksplorasi aspek
kurikulum dirancang untuk menciptakan dan meningkatkan keingintahuan untuk belajar
dengan mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, sosial, fisik dan pengembangan
moral sebagai dasar untuk eksplorasi; dan 5)menggali nilai-nilai pendidikan karakter yang
terdapat dalam materi pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan jasmani,
ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, sejarah dan sastra.14
menegakkan segala perintah Allah, mengatur kehidupan agar menempuh jalan yang sempurna, menjauhi
dorongan syahwat. Lihat Mahmud Syaltout, Min Taujihat al-Islam, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. III, hal. 309
13
Lihat al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, (Mesir: Dar al-Rosyad al-Haditsah, tp. Th.), 15-18; Said Hawa,
Al-Islam, (Jakarta:Gema Insani Press, 1993), cet. I, hal. 277-285. Lihat pula Mahmud Syatout, Al-Islam Aqidah wa
Syariah, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. I, hal. 399-404.
14
Lihat Nanik Rubiyanti dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah, hal. 49-50; lihat pula
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta:Prenada
Medio Group, 2011), cet. I, hal, 2630297; Lihat pula John P. Miller, dkk., Holistic Learning and Spirituality in

13

Kelima, merevitalisasi peran sekolah dalam pendidikan agama dengan cara:


1)merumuskan dan mempraktrekkan nilai-nilai budaya sekolah; 2)mempraktekkan budaya
keagamaan (religiositas); 3)menyelenggarakan berbagai kegiatan tradisi keagamaan;
4)mengintegrasikan kerjasama yang efektif antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat;
5)memasukan misi pendidikan karakter pada seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah;
dan 6)menyamakan persepsi antara kepala sekolah, pengawas, guru, karyawan, dan orang tua
murid tentang pendidikan agama.
Keenam, memperluas peran dan fungsi agama, yakni menjadikan agama tidak hanya
sebagai lambang kesalihan individual, tetapi juga sebagai lambang kesalihan sosial, dengn
memadukan peran amar maruf nahi munkar agama, peran sebagai faktor inovatif, kreatif,
sublimatig, integratif, inspiratif, transformatif dan efektif. Agama bukan hanya digunakan
sebagai perisai untuk menutup praktek kebusukan, tetapi segapa energi yang mengarahkan dan
memandu perjalanan hidup manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.15

E. Penutup
Berdasarkan uraian dan analisa sebagaimana tersebut di atas, dapat dikemukakan
beberapa catatan penutup sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi cakupan dan sistematikanya, Kurikulum Pendidikan Agama
Islam (PAI) sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 telah
cukup baik, yakni sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 6 Tahun
2007 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kedua, cakupan kurikulum PAI dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008
tersebut telah mencakup mata pelajaran agama Islam untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
dan Aliyah sebagai Sekolah Umum yang berciri khas agama Islam, termasuk pula di dalamnya
kurikulum PAI untuk Madrasah Aliyah program bahasa dan program agama. Sedangkan
sistematikanya meliputi (1)Standar Kompetensi Lulusan (SKL); (2)standar isi, (3)struktur mata
pelajaran untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah dengan penyebarannya pada setiap
kelas dan alokasi waktunya; (4)Standar kompetensi (SK); (5)Kompetensi Dasar (KD); dan
(6)Silabus yang memuat: a)Standar Kompetensi (SK), b)Kompetensi Dasar (KD), c)indikator
Education, (New York:State University of New York Press, 2005), First Edition, hal. 2. Lihat pula Azkia Muharom
Albantani, Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Arabiyat :
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. 2, No. 2, 2015, hal. 179.
15
Lihat Ziauddin Ahmad, Influence of Isam on World Civilization, (Delhi:Adam Publishers & Distributors, 2001), cet.
Im hal. 1-18;

14

kompetensi, d)bahan/materi ajar, e)pengembangan metode pembelajaran, f)sumber belajar,


g)alokasi waktu dan h)pengembangan penilaian.
Ketiga, Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum PAI belum
memuat tentang prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam menyusun silabus yang berbasis
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, serta langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
proses penyusunan silabus tersebut, yakni dengan melakukan analisis kekuatan dan
kelemahannya yang terdapat di sekolah tersebut, dan tim penyusun, yakni unsur kepala
sekolah, Komite Madrasah, Guru, nara sumber dan dinas pendidikan, atau Kantor Kementerian
Agama tingkat Kabupaten/Kota atau Propinsi.
Keempat, pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Kurikulum (Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI) di Madrasah harus diikuti dengan
pengembangan strategi dan model pembelajaran yang efektif, yaitu model pembelajaran yang
1)melibatkan peserta didik melalui penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang
berbasis pada peserta didik, yakni dengan penggunaan metode diskusi, penugasan, peragaan,
teladan, pembiasaan, pemecahan masalah (problem solving), contextual teaching learning
(CTL), partisipatif learning, cooperatif learning, dan sebagainya; 2)menumbuhkan minat dan
partisipasi peserta didik, 3)membangun motivasi belajar peserta didik yang kuat;
4)memperhatikan bakat dan perbedaan peserta didik; dan 5)menggunakan berbagai media
pembelajaran yang merangsan dan menarik belajar yang kuat. Hal ini perlu dilakukan agar
pendidikan agama Islam (PAI) di PAI tidak terjebak pada pengajaran PAI yang hanya
menghasilkan orang-orang yang mengetahui dalil-dalil hukum dan wawasan agama Islam,
namun tidak memiliki penghayatan yang mendalam, tidak mendarah daging dan tidak
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin pada pola pikir, sikap
dan perbuatan yang Islami. Dengan demikian, setiap siswa akan memeliki comprehensive
commitment (komitmen yang utuh dan lengkap ) tentang agama, menjadikan agama sebagai
driving integrating motive (yang menumbuhkan dorongan untuk menyatukan dirinya pada
aturan agama, dan unifying factor (faktor pemersatu dirinya dengan agama).
Kelima, pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum
(Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi) PAI di Madrasah harus bergerak dari paradigma
Ulum al-Din ke al-Fikr al-Islami dan Islamic Studies (Kajian Islam) dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran holistik yang berbasis karakter, yakni melihat ilmu agama Islam
sebagai sebuah kesatuan yang utuh serta memiliki hububungan substansial dengan ilmu umum
dalam rangka menumbuhkan sikap dan karakter keagamaan yang kuat (religiousitas);
pembelajaran emansipatoris yang dimulai dengan tahap kodifikasi, diskusi, peragaan dan
sosialisasi terharap isu-isu kontemporer tentang berbagai masalah yang memerlukan jawaban
dari agama Islam. Dengan cara demikian, setiap peserta didik tidak terjebak pada pengusaan
15

ilmu agama Islam hanya dari segi tekstualnya saja sebagaimana terdapat di dalam al-Quran dan
al-hadis melainkan diikuti dengan wawasan dan penalaran yang kuat tentang agama Islam,
serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengkontekstualisasikannya dengan berbagai
masalah dalam kehidupan, melalui tahapan objektivasi, yakni bergerak dari teks ke konteks.
Keenam, guna mendukung berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang efekif,
holistik, emansipatoris dan kontekstual sebagaimana tersebut di atas, maka perlu didukung
oleh penciptaan kultur keagamaan (religious culture) yang kuat, dukungan kemauan dan
komitmen yang kuat dari selurus sivitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Staff, Siswa), kerjasama
yang baik dengan orang tua dan masyarakat, dukungan media dan sarana pembelajaran yang
memadai, serta mengembangkan madrasah/sekolah berbasis pesantren.

16

Daftar Pustaka
Ahmad, Ziauddin, Influence of Islam on World Civilization, (Delhi:Adam Publishers &
Distributors, 1996), First Edition.
Albantani, Azkia Muharom, Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah, Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban,
Vol. 2, No. 2, 2015.
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, ) (Jakarta:Depdiknas, 2003).
Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta:Depdiknas, 2005), cet. I.
Departemen Agama, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008,
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Depag, 2008), cet. I.
Hawa, Said, Al-Islam, (terj.), Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, dari judul asli al-Islam, (Jakarta:Gema
Insani Press, 2004), cet. I.
Rahmat, Jalaluddin, Islam Alternatif, (Bandung:Mizan, 1991), cet. I.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 1997), cet. I.
Pulungan, J. Suyuthi, Universalisme Islam, (Jakarta:Moyo Segoro Agung, 2002), cet. I.
Kamaluddin, Laode M., (ed.), On Islamic Civilization Menyalakan Kembali Lentera Peradaban
Islam yang Sempat Padam, (Jakarta: Republikata, 2010), cet. I.
Koesoema, Doni, A., Pendidikan Karakter, Strategi Pendidikan Anak di Zaman Global,
(Jakarta:Grasindo, 2007), cet. I.

17

Renard, John, Seven Door to Islam, Spirituality and The Religious Life of Muslim, (Berkeley, Los
Angeles, London:University of California Press, 1996), cet. I.
Syaltout, Mahmud, al-Islam Aqidah wa Syariah, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. III.
--------, Min Taujihat al-Islam, (MesirL Dar al-Qalam, 1966), cet. III.
Al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, al-Mujallid Al-Awwal, (Mesir: Dar al-Rosyad alHaditsah, tp.th).
Miller, John P., dkk., Holistic Learning and Spirituality in Education, (New York:State University
of New York Press, 2005), First Edition.
Nasution, S., Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1993), cet. I.
Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta:Prenada Media Group, 2012), cet. I.
------, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2012), cet. I.
Neil, John D. Mc., Kurikulum sebuah Pengantar Komprehensif, (terj.) Subandiah, (Jakarta:Wira
Sari, 1988), cet. I.
Yamin, Moh., Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Panduan Lengkap Tata Kelola
Kurikulum Efektif, (Jogjakarta:Diva Press, 2012), cet. I.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,
(Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I.

18

Anda mungkin juga menyukai