Anda di halaman 1dari 56

List Tugas B3

Anna: Industri Kapas sintetis (PT. Indo Barat Rayon)


Dedy: industri konstruksi WTP
Reynaldi: industri Farmasi (PT. Sanbe Farma)
Ilvan: Industri otomotif (PT. Toyota Motor Manufacturing)
Ringga: Industri Tekstil
Hadi: Rumah sakit
Roza: Industri batu bara
Amelia: Industri Pesawat (PT. DI)
Zahra: Industri Manufaktur
Adi: Industri Cat (PT. ICI Paint Indonesia)
Fatiya: Industri Percetakan
Diki: Industri Semen (PT. semen Indonesia)
Ike: industri semen (PT. Holcim)
Nicke Gustria: Industri Gas (PT. PGN)
Fani: Industri Minyak (PT. Pertamina)
Tsabit: PT. Freeport

PENGELOLAAN B3

MODUL

LANDASAN HUKUM
DAN
PEMBAGIAN KEWENANGAN

LANDASAN HUKUM (1)


1. Kepres RI No. 61/1993 ttg Ratifikasi Konvensi Basle

2. PP 19/1994 dan PP 12/1995 ttg Pengelolaan Limbah B3


3. Kepmen Perdagangan 155/KP/VII/1995 ttg Pengaturan Barang yang Diimpor (Aki Bekas)
4. Kepmen Perdagangan 156/KP/VII/1995 ttg Prosedur Impor Limbah

5. Undang-undang RI No.23/1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup


6. PP RI No, 18/1999 j PP RI No. 85/1999 ttg Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun sbg revisi dari PP RI No. 19/1994 Jo PP No. 12/1995

7. Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan


Pengumpulan Limbah B3
8. Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3

LANDASAN HUKUM (2)


9.

Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

10.

Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas
Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3

11.

Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg Simbol dan Label

12.

Kepdal 68/BAPEDAL/05/1994 ttg Tata Cara Memperoleh Izin Pengelola Limbah B3

13.

Kepdal 02/Bapedal/01/1998 ttg Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3

14.

Kepdal 03/BAPEDAL/01/1998 ttg Program Kendali B3

15.

Kepdal 255/BAPEDAL/08/1996 ttg Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan
Minyak Bekas

16.

Peraturan Pemerintah No. 74/2001 ttg Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

LANDASAN HUKUM (3)

17.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 91 tahun 2003 tentang Rekomendasi
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

18.

PerMen KLH No. 02/2008 ttgPemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

19.

PerMen KLH No. 03/2008 ttgTata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun

PEMBAGIAN KEWENANGAN (1)


(BERDASARKAN PP No. 38/2007 ttg PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN)
H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
1. Pengendalian
Dampak
Lingkungan

SUB SUB BIDANG


1. Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)

PEMERINTAH
a. Menetapkan kebijakan
mengenai pengelolaan
Limbah B3 yang antara lain
mencakup:

PEMERINTAHAN DAERAH
PROVINSI
1.

PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1.

a. Penetapan Limbah B3
berdasarkan sumber
spesifik, karakteristik,
Lethal Dose Fifty (LD50),
Toxicity Characteristic
Leaching Procedure
(TCLP), kronis, dan list
(daftar).

a.

a.

b. Penetapan status B3.

b.

b.

c. Tempat penyimpanan
sementara,
pengumpulan,
pengangkutan,
pemanfaatan,
pengolahan, dan
penimbunan limbah B3.

c.

c.

PEMBAGIAN KEWENANGAN (2)


(BERDASARKAN PP No. 38/2007 ttg PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN)
H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
1. Pengendalian
Dampak
Lingkungan

SUB SUB BIDANG


1. Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)

PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH
PROVINSI

PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA

d. Notifikasi B3 dan limbah


B3.

d.

d.

e. Pengawasan pengelolaan
limbah B3.

e.

e.

f. Pengawasan pelaksanaan
sistem tanggap darurat
skala nasional.

f.

f.

g. Pengawasan
penanggulangan
kecelakaan pengelolaan
limbah B3 skala nasional.

g.

g.

2. Pengawasan pelaksanaan
pengelolaan limbah B3.

2. Pengawasan pelaksanaan
pengelolaan limbah B3 skala
provinsi.

2. Pengawasan pelaksanaan
pengelolaan Limbah B3
skala kabupaten/kota.

3. Menyelenggarakan registrasi
B3.

3.

3.

PEMBAGIAN KEWENANGAN (3)


(BERDASARKAN PP No. 38/2007 ttg PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN)
H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
1. Pengendalian
Dampak
Lingkungan

SUB SUB BIDANG


1. Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)

PEMERINTAHAN DAERAH
PROVINSI

PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA

4. Pengawasan pengelolaan
(B3).
5. Memberikan rekomendasi
pengangkutan limbah B3.
6. Izin pengumpulan limbah
B3 skala nasional.

4.

4.

5.

5.

6.

6. Izin pengumpulan
limbah B3 pada skala
kabupaten/kota kecuali
minyak pelumas/oli
bekas.

7. Izin pemanfaatan limbah B3.


8. Izin pengolahan limbah B3.

7.
8.

Izin pengumpulan limbah


B3 skala provinsi ( sumber
limbah lintas
kabupaten/kota) kecuali
minyak pelumas/oli
bekas.

9. Izin operasi peralatan


pengolahan limbah B3.

9.

9.

10. Izin operasi penimbunan


limbah B3.

10.

10.

11. Pengawasan pelaksanaan


pemulihan akibat
pencemaran limbah B3
skala nasional.

11. Pengawasan pelaksanaan


pemulihan akibat
pencemaran limbah B3
pada skala provinsi.

11. Pengawasan
pelaksanaan pemulihan
akibat pencemaran
limbah B3 pada skala
kabupaten/kota.

7.
8.

PEMBAGIAN KEWENANGAN (3)


(BERDASARKAN PP No. 38/2007 ttg PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN)
H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SUB BIDANG
1. Pengendalian
Dampak
Lingkungan

SUB SUB BIDANG


1. Pengelolaan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)

PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH
PROVINSI

PEMERINTAHAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA

12.

12. Rekomendasi izin


pengumpulan limbah B3
skala nasional.

12.

13.

13. Pengawasan pelaksanaan


sistem tanggap darurat skala
provinsi.

13. Pengawasan
pelaksanaan sistem
tanggap darurat skala
kabupaten/kota.

14.

14. Pengawasan penanggulangan


kecelakaan pengelolaan
limbah B3 skala provinsi.

14. Pengawasan
penanggulangan
kecelakaan pengelolaan
limbah B3
kabupaten/kota.

15.

15.
15. Izin lokasi pengolahan
limbah B3.

16.

16.

16. Izin penyimpanan


sementara limbah B3 di
industri atau usaha
suatu kegiatan.

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT/KLH

1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun


(Limbah B3) yang antara lain mencakup :
a) Penetapan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) berdasarkan
sumber spesifik, karakteristik, LD50, TCLP, kronis, dan list (daftar).
b) Penetapan status Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
c) Tempat penyimpanan sementara, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3).
d) Notifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (Limbah B3).
e) Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PL- B3).
f) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala nasional.
g) Pengawasan penanggulangan kecelakaan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (PL- B3) skala nasional.

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT/KLH

2.
3.
4.
5.

Pengawasan pelaksanaan pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.


Menyelenggarakan Registrasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3).
Pengawasan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Memberikan Rekomendasi Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3).
6. Memberikan izin:
a) Izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) skala nasional.
b) Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah-B3).
c) Izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun.
d) Izin operasi peralatan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).
e) Izin operasi penimbunan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah-B3).
7. Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI


1) Izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah-B3)
skala Propinsi (sumber limbah lintas Kabupaten /Kota).
2) Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional
3) Pengawasan pelaksanaan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (PL-B3) skala provinsi;
4) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala provinsi;
5) Pengawasan penanggulangan kecelakaan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (PL-B3) skala Provinsi;
6) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan
berbahaya dan Beracun (Limbah-B3) pada skala provinsi.

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN

1) Izin lokasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PL-B3).


2) Izin penyimpanan sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3) di industri atau usaha suatu kegiatan.
3) Izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3)
pada skala Kabupaten /Kota (sumber limbah di Kabupaten /Kota
tersebut).
4) Pengawasan pelaksanaan pengelolaan Limbah B3 skala kabupaten/kota;
5) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala kabupaten/kota;
6) Pengawasan penanggulangan kecelakaan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (PL-B3) kabupaten /kota;
7) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah Bahan

IZIN PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN

Kabupaten/ Kota :
Penyimpanan
Pengumpulan Skala Kab/Kota
Rekomendasi Pengumpulan Skala Propinsi
Propinsi :
Pengumpulan Skala Propinsi
Rekomendasi Pengumpulan Skala Nasional

PENGAWASAN
SKALA PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PENGAWASAN LANGSUNG

PENGAWASAN TIDAK LANGSUNG

BUKU PENAATAN (NERACA LIMBAH B3)

PENGAWASAN PEMULIHAN
SKALA PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
STATUS KONTAMINASI
IDENTIFIKASI KONTAMINAN
REMEDIASI LAHAN TERKONTAMINASI
o
o
o

FISIK
KIMIAWI
BIOLOGIS

LAHAN BEBAS KONTAMINASI

PENGELOLAAN B3
MODUL

MINIMISASI
LIMBAH B3

HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH

PRODUKSI BERSIH
PENCEGAHAN POLUSI
MINIMISASI LIMBAH

REDUKSI
DI
SUMBER
DAUR
ULANG
PENGOLAHAN
LIMBAH

PEMBUANGAN
LANGSUNG

P
R
I
O
R
I
T
A
S

IPTEK (PRODUKSI) BERSIH


Suatu konsep alternatif bagi sistem industri/produksi yang mencegah terjadinya
pencemaran, menghilangkan limbah dan produk berbahaya, dan mengurangi
penggunaan dan pembuangan bahan mentah, air dan energi. Keseluruhan sistem
industri dari hulu ke hilir diyakinkan untuk tidak merusak lingkungan.
Mempertimbangkan perbaikan dalam hal:
1 Seleksi bahan mentah, ekstraksi dan pemrosesan.
2 Konseptualisasi produk, rancangan dan perakitan.
3 Transportasi materi pada setiap tahapan
4 Penggunaan dalam skala industri dan rumah tangga.
5 Pemasukan kembali produk ke dalam sistem industri atau ke lingkungan bila
tidak lagi digunakan.

Sifat teknologi: proaktif, preventif, terpadu dan kontinu (dari hulu ke hilir).
Biaya

eksternalitas

produksi).

di-internalisasi

(dimasukkan

ke

dalam

biaya

industri/

Prinsip Pengelolaan Limbah B3


Minimisasi Limbah
Pengelolaan Limbah B3 dekat dengan sumber (persyaratan Teknis
opersional)
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan Lingkungan
From Cradle to Grave (mulai dihasilkan sampai penimbunan)

PENGELOLAAN LIMBAH B3

UP-THE-PIPE
REDUKSI PADA
SUMBERNYA

END-OF-PIPE
REDUKSI
LIMBAH

REUSE, RECYCLE,
RECOVERY

PENGOLAHAN
LIMBAH

Kondisi Saat Ini

End-of-Pipe Vs Up-the-Pipe

Pendekatan End-of-pipe Treatment


Penanganan dilakukan setelah limbah terbentuk
Pengolahan terhadap limbah
Orientasi pada biaya
Implementasi praktis

Pendekatan Up-the-pipe Treatment


Penanganan dilakukan sebelum limbah terbentuk
Mencegah terbentuknya limbah (Mengendalikan
Pencemaran)
Orientasi pada keuntungan (saving)
Implementasi relatif kompleks

BIAYA DALAM MINIMISASI LIMBAH


Rp

Rp

S
a
v
i
n
g

Biaya
pengolahan

REDUKSI PADA
SUMBERNYA

REDUKSI
LIMBAH

UP-THE-PIPE

REUSE, RECYCLE,
RECOVERY

PENGOLAHAN
LIMBAH

END-OF-PIPE

Lingkaran Setan
End-of-Pipe
Dibuang ke
lingkungan

L U M P U R B3

Incinerator
(pembakaran
)

Dibuang ke
lingkungan

EMISI GAS &


PARTIKULAT B3

PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
B3

LIMBAH CAIR B3

Proses Produksi

Pendekatan Up - Pipe

Limbah = Pemborosan
Limbah

SUPPLIER

Limbah

PURCHASING

Limbah Limbah

WAREHOUSE

USER

Limbah

Limbah

Limbah

PROCESS

Limbah

PRODUCT

Limbah

Jadi...? Lakukan Minimisasi Limbah

DEFINISI MINIMISASI LIMBAH


MINIMISASI LIMBAH adalah upaya mengurangi
volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya
limbah yang berasal dari proses produksi, dengan
jalan reduksi pada sumbernya dan atau pemanfaatan
limbah (3R)
[BAPEDAL,1992]

KEUNTUNGAN MINIMISASI LIMBAH


Peningkatan kualitas lingkungan secara terus
menerus
Peningkatan keuntungan ekonomi
Peningkatan produktivitas
Mendapatkan keuntungan kompetisi
Termasuk salah satu aspek penilaian proper
Hilangnya material dan energi yang berharga dapat
dicegah
Mengurangi biaya investasi peralatan pengendali
pencemar
Peningkatan status di mata masyarakat

ZERO DISCHARGE
limbah cair & emisi < 5 % dari baku mutu
limbah B3: 95 % berkurang

EMAS

cleaner production

community development
HIJAU

DI ATAS TAAT
limbah cair & emisi < 50 % dari baku mutu
limbah B3: 50 % berkurang

BIRU

MERAH

HITAM

cleaner production
SUDAH TAAT

public relation

limbah cair
emisi udara
limbah B3
AMDAL

PROPER

PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN

Keuntungan Minimisasi Limbah


POLLUTION PREVENTION

Higher Production Efficiency

Reduce
Materials

Reduce
Wastes

Reduce
Purchasing Cost

Reduce Waste
Treatment Cost

Less Toxic Materials

Better Housekeeping

Reduce
Leaks and Spills

Reduce Negative
Environmental Impact

Reduce
Production Cost

Better Environmental
Quality

Increase Profit

Enhance Corporate Image

Enhance Corporate Competitiveness

Reduce Risks of
System Failure

Improve System
Performance

Better
Health and
Safety

Better Working
Condition

Improve
Productivity

KENDALA MINIMISASI LIMBAH


Internal pabrik/industri :
Kurangnya informasi dan keahlian
Rendahnya kepedulian lingkungan
Prioritas bisnis kompetisi, tekanan untuk
mendapatkan keuntungan jangka pendek
Hambatan keuangan
Rendahnya komunikasi dalam pabrik
Hambatan tenaga kerja
Lambatnya tindakan/gerakan middle management

KENDALA

(Lanjutan)

Eksternal pabrik/industri :
Kegagalan pendekatan peraturan yang ada
Kesulitan dalam mengenalkan/memakai teknologi bersih
Kesulitan dalam memasukkan keuangan dari luar

Tahapan MINIMISASI LIMBAH


REDUKSI DI SUMBER
Prinsip
Hindari atau kurangi penggunaan bahan-bahan yang
berbahaya sebelum bahan-bahan itu berkesempatan
menjadi limbah. (Kurangi limbah dari sejak awal
proses produksi)
Kegiatan:
Praktek operasi yang baik (Good Operating Practices)
Penggantian teknologi
Substitusi bahan
Reformulasi Produk

Reduksi Di Sumber (Lanjutan)


Praktek Operasi yang baik
Komitmen manajemen
Tingkatkan pelatihan untuk karyawan

Tingkatkan pemeliharaan peralatan produksi


Belilah hanya yang diperlukan untuk mengurangi limbah dari bahan yang
disimpan atau dari kelebihan persediaan (FI-FO)
Jagalah Kebersihan Lingkungan Pabrik (Good House Keeping) dengan mencegah
ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan.

Hematlah air untuk meminimisasi aliran ke dalam proses produksi


Pisahkanlah berbagai jenis aliran limbah (Segregasi Aliran Limbah) menurut
jenis,komponen, konsentrasi atau keadaannya.

Penggantian Teknologi

Reduksi Di Sumber (Lanjutan)

Gunakan peralatan, sistem pipa yang lebih efisien agar lebih banyak bahan
baku yang dapat diubah menjadi produk
Pemakaian alat otomatis

Substitusi Bahan

Kurangi campuran dan pemekatan bahan kimia untuk meminimisasi


penggunaannya dan meningkatkan kemungkinan daur ulang
Tetapkan standar tertulis sehingga semua mengetahui benar berapa
banyak bahan kimia harus digunakan
Mengganti bahan dengan yang ramah lingkungan

Reformulasi produk

Ubahlah rancangan produk agar dapat menggunakan bahan kimia yang


tidak beracun dan untuk meminimisasi dampak negatif

Tahapan MINIMISASI LIMBAH


DAUR ULANG
Daur Ulang atau Pakai Ulang Limbah untuk
kepentingan yang sama atau kepentingan lain
(Konsep 3R)

Kegiatan:
REUSE
RECYCLE
RECOVERY

Daur Ulang (Lanjutan)


REUSE (PENGGUNAAN KEMBALI)
Penggunaan kembali limbah secara langsung untuk keperluan
yang sama atau fungsinya sama

Penggunaan air pembilas beberapa kali


(pengurangan air limbah proses pencucian tekstil)
Penggunaan kembali kemasan
Pemanfaatan air bekas pendingin (bila tidak
terkontaminasi)

Daur Ulang (Lanjutan)


RECYCLE ( DAUR ULANG )
Penggunaan kembali Limbah setelah melalui suatu tahapan
proses

Pisah-pisahkan aliran limbah agar limbah itu tidak


saling mengotori
Laksanakan daur ulang di dalam pabrik agar masalah
pengangkutan limbah dapat dikurangi
Laksanakan daur ulang di luar pabrik apabila kegiatan
usaha lain dapat membantu memperoleh kembali
bahan baku
(Daur ulang air pencucian dan di proses penapisan
logam)

Daur Ulang (Lanjutan)


RECOVERY (PEROLEHAN KEMBALI )
Penggunaan kembali limbah dengan menangkap materi, bahan
atau energi yang terkandung di dalamnya

Perolehan kembali komponen limbah yang berharga


untuk dijual atau digunakan kembali
Contoh : Recovery Logam dari limbah
Recovery panas dari limbah
Recovery PVA dari proses desizing kain
Recovery NaOH dari proses mercerisasi
kain kapas

Pelaksanaan Minimisasi Limbah B3:


1. Inventory management (Penanganan B3)
2. Production process modification (Modifikasi Proses
Produksi)
3. Volume reduction (Pengurangan volume limbah B3)
4. Recovery/ re-use (Daur ulang)

1. Inventory Management
Mengurangi penggunaan B3 dengan prosedur
pengkjian dan pengawasan pembelian material
Setiap pembelian materian harus disertai dengan
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Jumlah material yang dibeli sesuai dengan kebutuhan
optimum
Prosedur pengkajian sewaktu pengembangan
produksi baru

2. Modifikasi Proses-Produksi
Prosedur perawatan dan operasional:
Kebocoran pipa, tangki, kran, dan sambungan

Kesalahan prosedur sewaktu transfer material/ bahan


Inspeksi & pelatihan reguler

Pengubahan material/ bahan baku


Modifikasi peralatan/ proses

Contoh Perubahan Material/ Bahan Baku


Jenis Industri

Teknik Perubahan

Peralatan Rumah Tangga

Vapor degreaser:
chlorinated solvent diganti alkaline degreaser

Percetakan

Tinta: solvent-based diganti water-based

Tekstil

Bahan Kimia: fosfor diganti nonfosfor

Elektronika/PCB

Adhesif: solvent-base diganti water-based

Pelapis Logam

Elektrolit: sianida diganti non-sianida

Tinta

Pigmen: Cadmium diganti non-Cadmium

Komponen Elektronika

Menara Pendingin: biosida organik diganti ozon

Farmasi

Pelapisan Tablet: solvent-based diganti water-based

Contoh Modifikasi Peralatan / Proses


Tahap Proses

Teknik Perubahan

Reaksi Kimia

Optimalisasi kondisi operasi & metoda pencampuran


Hilangkan penggunaaan katalis beracun.

Filtrasi/ Pencucian

Guna-ulang air pencuci


Maksimalkan sludge dewatering

Surface Finishing

Perpanjang penggunaan Proses-bath


Flow-control valves untuk air pencuci

Surface Coating

Sistem electrostatic spray-coating


Gunakan high solid coatings
Pengaturan kekentalan coating dengan unit panas

Pembersihan Alat

Gunakan sistem pencucian tekanan tinggi


Gunakan ulang air pencuci

Tumpahan/ Bocor

Buat selokan/ penampungan tumbuhan/ ceceran


Gunakan sealless pump

3. Pengurangan Volume (Volume Reduction)


Segregasi (Pemisahan limbah B3/ non B3 & dibuang/
didaur ulang)

Segregasi air limbah domestik dgn limbah produksi


Pengeringan Lumpur IPAL (filter press)
Pestisida: bag house tersendiri untuk tiap-tiap jenis produk
Percetakan: segregasi/ wash solvent dan guna-ulang

Konsentrasi/ Pemekatan
Vacuum filtration
Ultra filtration
Reverse osmosis

4. Recovery/ reuse
Jenis Industri

Teknik Perubahan

Percetakan

Vapor-recovery untuk mengambilsolvent

Tekstil

Ultra-filtrasi untuk mengambil ulang zat warna

Kimia

Daur-ulang air pendingin

Fabrikasi Logam

Recovery ulang cutting fluid dengan sentrifugasi

Meubel

Distillation-batch untuk solvent recovery

Pelapisan Logam

Recovery larutan khrom/ nikel dengan evaporasi

Fotografi

Recovery perak, fixer, dan laruatan pemucat

Penyamakan

Recovery logam khrom dari larutan penyamak

CONTOH
KASUS

INDUSTRI TEKSTIL
Sumber Limbah Cair mengandung B3:
Proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, proses
pemasakan,
pencelupan,
pencapan,
dan
proses
penyempunaan.

Pengendalian di dalam pabrik untuk


mengurangi pencemaran

Pengukur dan pengatur laju aliran


Pengendalian permukaan cairan untuk mengurangi
tumpahan
Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
Pengurangan pemakaian air masing-masing proses

Lanjutan Industri Tekstil

Otomatisasi proses atau pengendalian proses secara


cermat
Pengelolaan internal yang baik (good house keeping )
Penggunaan kembali air limbah proses yang satu
untuk proses lain (misalnya limbah untuk proses
lebih lanjut pemasakan atau pengelantangan)
Pembilasan dengan aliran berlawanan

INDUSTRI PELAPISAN LOGAM


Sumber Limbah Cair mengandung B3:
Larutan di dalam bejana atau air bilasan yang
bersifat asam atau alkali yang mengandung sianida
beracun dan logam

Pengendalian di dalam pabrik untuk


mengurangi pencemaran :
Pembilasan dengan aliran berlawanan atau penyemprotan
Penggunaan katup kendali aliran pada saluran penyediaan air
Menuntaskan proses penirisan pada tangki pembilas sebelum
melanjutkan pada proses lainnya

Pendekatan End - Pipe

PENCEGAHAN PENCEMARAN
DENGAN PENGELOLAAN B3
INPUT

P R O S E S

Bahan Baku B3

OUTPUT

B3 in Process

Limbah B3

Pencegahan Limbah B3
Reduksi Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3

Pengolahan
Limbah B3

MANAJEMEN/PENGELOLAAN B3

Pengelolaan Limbah B3
Identifikasi & analisis sumber limbah B3
Mengukur volume dan konsentrasi limbah B3 dari setiap sumber
Analisa data hasil pengukuran untuk mencari
peluang minimisasi limbah B3
Pengurangan volume,
dan konsentrasi
limbah B3

Daur ulang B3

Segregasi
Aliran

Pengolahan limbah B3
Daur ulang

Lumpur

Pengolahan
lumpur
Limbah B3 tidak berbahaya
dan mudah ditangani

Sisa lumpur /
limbah padat

Cara Pandang Perusahaan terhadap

Pengolahan Limbah B3
Hasil Sampingan Unit
Produksi
Bagian dari Unit
Produksi
Suatu Unit Produksi

Sebagai Manufaktur

Manufakture
Production Unit
Wastewater
Unit
Produksi
Treatment

merubah cara pandang

Pengolahan Limbah B3
sebagai Suatu Unit Produksi

LIMBAH B3

PROSES PENGOLAHAN
LIMBAH B3

TIDAK BERBAHAYA
MUDAH DITANGANI

merubah cara pandang

Pengolahan Limbah B3
sebagai Suatu Unit Produksi

PROSES PENGOLAHAN
LIMBAH B3

LIMBAH B3
Peran & Tanggung
jawab MPP B3
Analisa Karakteristik
Limbah B3

Pengelolaan Limbah B3

TIDAK BERBAHAYA
MUDAH DITANGANI

Sludge
-Teknologi Pengolahan
Limbah B3

Sludge treatment
Environmental
regulation

Tanggap Kedaruratan (Emergency Response)

Anda mungkin juga menyukai