Anda di halaman 1dari 119

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Bagian

A.1.
1.

DATA PENGALAMAN
PERUSAHAAN

Data Organisasi Perusahaan


Umum
CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan
keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi,
dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan
berbekal ilmu
mu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI
MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada
Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang
Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal.
Elektrik
Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk
memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi
serta

mengantisipasi

perkembangan

pembangunan

yang

ada.

Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan


deng
laju
pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal
dengan

profesionalisme

tinggi

dalam

usaha

peningkatan

kualitas

pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti


perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya
mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN didukung
oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam bidangnya masing-masing.
masing masing. Serta dalam hal penanganan berbagai
masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi untuk

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk masingmasing penyelesaian permasalahan.
CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang
didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup
layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan
Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan
mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya
dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi.
2.

Data Administrasi
Data data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan
untuk memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada
kami untuk melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA
DISAIN adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan

: CV. TRI MATRA DISAIN

Bentuk Badan Usaha

: Perseroan Komanditer

Alamat Kantor Pusat

: Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali

Akte Pendirian Perusahaan

: No. 63 Tanggal 27 Januari 1992


Notaris Amir Sjarifudin, SH.

Akte Perubahan

: Nomor 39 Mei 2007


Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.

NPWP Perusahaan

: No. 01.543.621.5-901.000

Ijin Usaha

: IUJK No. 2203.1.91.92.01153

Keanggotaan Profesi

: INKINDO No. 5049/P/0057.BL


(Anggota Penuh)

Sertifikat Badan Usaha

: No. A008-2-BL71-000007

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


3.

Organisasi Perusahaan
Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh
beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan
pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.

4.

Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar
pada diagram berikut.

DIREKTUR

DIVISI

DIVISI

PERENCANAAN

PENGAWASAN

TEKNIK

TEKNIK

DIVISI
ADMINISTRASI

PROYEK

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


A.2.

Pengalaman Perusahaan.
Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa
konsultansi bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis
yang pernah ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan
yang dimiliki meliputi Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti
Perencanaan dan Pengawasan Embung, Sistem Irigasi, Sarana dan
Prasarana Penyediaan Air Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti
penyusunan AMDAL, UKL & UPL dan Perencanaan Kota dan Wilayah.

1. Pengalaman dalam Jasa Inspeksi Teknis/Supervisi Bidang Sipil


Keairan
Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan.
Dalam

bidang

pengembangan

dan

pengelolaan sumber daya air CV. TRI


MATRA DISAIN telah berpengalaman
dalam perencanaan embung, bendung,
sistem penyediaan air baku, jaringan
irigasi,

pengamanan

pantai

dan

pengendalian banjir dan bangunan air lainnya.


Untuk perencanaan Embung untuk rencana penyediaan air baku, CV. TRI
MATRA DISAIN telah melaksanakan kegiatan perencanaan dari Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem yaitu Perencanaan Embung
Lean di Kecamatan Kubu

Kabupaten Karangasem, dengan lingkup

pekerjaan yaitu survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail


embung dan bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan
penyusunan O & P.
Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi
Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D,I Manduang di Kabupaten
Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei
inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian,
survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail
bangunan dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


Pengalaman

dibidang

pengamanan

daerah

pantai

yang

dilaksanakan

yaitu

Studi

pernah

Kelayakan

perencanaan

Rehabilitasi

Pantai

Pengaman Pariwisata di Kabupaten


Karangasem

dari

Pemerintah

Kabupaten Karangasem.

Dalam Bidang Sipil CV. TRI MATRA DISAIN juga telah berpengalaman
dalam desain teknis dan jasa`survei sebagai berikut :
1. Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya
Air diantaranya :

Desain Sistem Penyediaan Air


Bersih Telagawaja Di Kabupaten
Ka
Karangasem.

Desain Pengamanan Pantai di


Nusa Penida

Survei

Geolistrik

untuk

Pengembangan

Air

Tanah

di

Kabupaten Buleleng.
2. Desain Teknis Sarana Transportasi diantaranya :

Detail

Desain

Ruas

Jalan

Kawasan Pedesaan di Kabupaten


Karangasem,

dan

Kabupaten

Bulel
Buleleng
Provinsi Bali.

Master

Plan

Pengembangan

Pelabuhan Benoa.

Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten


Badung.

3. Jasa

Survei

Geohidrologi

Topografi,
dan

Geoteknik

diantaranya :

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Survei Topografi Site untuk Pembangunan Sangrilla Hotel di


Jimbaran Bali.

Survei Geolistrik Untuk Pengembangan Air Tanah di Kawasan


Wisata Batuampar Kabupaten Buleleng.

Survei Geoteknik untuk Perencanaan Pondasi Gedung dan


Bangunan Lainnya.

2. Bidang Arsitektur
Untuk Desain Teknik dan Supervisi
Konstruksi

Bidang

Arsitektur,

baik

Arsitektur Gedung, Landscape, Interior


dan Ekterior CV. TRI MATRA DISAIN
didukung oleh Arsitektur Tradisional
Bali dan Arsitektur Modern dan telah
menghasilkan beberapa desain Villa,
Hotel, dan Gedung Kantor

Instansi

Pemerintah, diantaranya :
Desain Villa The Bale di Jimbaran
Bali.

Kumara Sakti Hotel di Ubud


Gianyar.

Review Desain Arsitektur dan


Supervisi Konstruksi Cafe dan
Restoran The Wave Inna Kuta
Beach Hotel Kuta Bali.

Desain Interior Villa

di

Canggu Bali.

Desain Gedung Kantor PT.


Swadarma

Indotama

Finance Denpasar - Bali

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


3. Bidang Tata Lingkungan.
CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata Lingkungan
telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti penyusunan
UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang telah
dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack di
Tukad Mati dan UKL UPL Normalisasi Alur Tukad Teba.
Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN
telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Studi Penataan Kawasan.
Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan
sumber daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di
bidang jasa konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian
Pengalaman Perusahaan pada Data Teknis ini.
Disamping itu CV. TRI MATRA DISAIN telah menyelesaikan beberapa
paket pekerjaan. Bersama ini kami lampirkan daftar pengalaman
perusahaan untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun
terakhir Khusus pengalaman dalam Bidang Tata Lingkungan

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
BIDANG TATA LINGKUNGAN
NO.
1

PENGGUNA JASA / SUMBER DANA

NAMA PAKET PEKERJAAN

LINGKUP LAYANAN
4

LOKASI
5

PERIODE
6

ORANG
BULAN (MM)
7

NILAI KONTRAK
(Rp.)

MITRA KERJA

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang
Daerah II

Fasilitasi Prakarsa Masyarakat Dan Peningkatan


RTH Perkotaan

- Bidang Tata Lingkungan

Kodya Denpasar

19 Agust 2011 S/D 16 Des 2011

15,00

446.363.000,00

- Pemerinah Provinsi Bali


Bidang Tata Ruang Dan Cipta Karya
- Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali

Penyusunan RTR Kawasan DAS Tukad Petanu

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Gianyar

2 Agust 2011 S/D 29 Des 2011

12,00

96.745.000,00

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum Bali

Kampanye Publik

- Bidang Tata Lingkungan

Provinsi Bali

11 Agustus 2011 S/D 8 Nop 2011

5,00

96.745.000,00

- Pemerintah Provinsi Bali


Dinas Pekerjaan Umum

Perencanaan Pengamanan Mata Air Jehem


Mata Air Tirta Bulan Dan Mata Air Tirta Rare
di Kabupaten Bangli

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Bangli

1 Juli 2011 S/D 28 Oktober 2011

9,50

112.546.000,00

- Pemerintah Provinsi Bali


Dinas Pekerjaan Umum

Perencanaan Teknik Sistem Penyediaan Air


Minum Telaga Waja Di Kec. Bebandem Kab.
Karangasem

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

20 Juni 2011 S/D 1 Nop 2011

16,50

213.408.000,00

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

Pekerjaan Rencana Tindak Penataan Permukiman


Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Buleleng

- Bidang Tata Lingkungan

Provinsi Bali

31 Mei 2011 S/D 27 Okt 2011

19,00

335.357.000,00

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan


Lingkungan (RTBL) Kabupaten Gianyar

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Gianyar

31 Mei 2011 S/D 26 Nop 2011

30,00

479.165.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


8

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pembinaan Penataan Bangunan
Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan
Dan Lingkungan Bali

Pekerjaan Rencana Tindak Penataan RTH


Kabupaten Buleleng

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Buleleng

31 Mei 2011 S/D 27 Sept 2011

10,00

236.989.000,00

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen SDA Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air

Monitoring dan Evaluasi Tahunan Embung Seraya


Timur dan Muntig di Kabupaten Karangasem

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

25 Mei 2011 S/D 21 Okt 2011

10,50

184.706.000,00

10

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen SDA Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air

Monitoring dan Evaluasi Garis Pantai dan Kinerja


Bangunan Pengamanan Pantai di Kab. Gianyar
dan Kab. Klungkung

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Klungkung

25 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011

9,00

184.277.000,00

11

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana


PLP

- Bidang Tata Lingkungan

Provinsi Bali

24 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011

22,00

668.222.000,00

12

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum Bali

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

23 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011

14,00

372.350.000,00

13

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Buleleng

12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011

11,00

167.975.000,00

14

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pembinaan Teknis, Pengembangan
Permukiman, Satker Pengembangan
Kawasan Permukiman Bali.

Penyusunan Rencana Tindak Penanganan


Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
Kabupaten Tabanan.

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Tabanan

12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011

12,00

167.975.000,00

15

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Sumber Daya Air
- Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan
dan Program, Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida

Studi Pengembangan Pemanfaatan Mata Air


Pulesai di Kabupaten Jembrana

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Jembrana

12 Mei 2011 S/D 8 Oktober 2011

20,50

236.665.000,00

16

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan


Kabupaten Karangasem

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

20 April 2011 S/D 25 Juli 2011

16,00

236.665.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


17

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

- Bidang Tata Lingkungan

Kota Denpasar

14 April 2011 S/D 19 Juni 2011

6,00

74.360.000,00

18

- Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP
Satker Pengembangan PLP Bali

Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan


di Sengkidu

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

7 April 2011 S/D 15 Agustus 2011

8,50

171.435.000,00

19

- Pemerinah Kabupaten Buleleng


Kantor Lingkungan Hidup
- PPK / PA Kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng

Penyusunan Status Lingkungan Hidup


Daerah Kabupaten Buleleng

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Buleleng

5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010

4,50

39.600.000,00

20

- Pemerintah Kota Denpasar


Badan Perencanaan Pembanguan Daerah
- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku
PA/Pengguna Barang

Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft


Raperda RDTR Kecamatan Denpasar
Timur

- Bidang Tata Lingkungan

Kota Denpasar

23 Agustus 2010 s/d 20 Nop. 2010

7,00

86.410.000,00

21

- Pemerintah Kabupaten Badung


Dinas Cipta Karya
- PPK Kegiatan Pemutakhiran/
Updating Data Sarana dan
Prasarana Pendidikan

Pemutakhiran/ Updating Data Sarana


dan Prasarana Pendidikan

- Bidang Tata Lingkungan

Kabupaten Badung

19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010

3,00

48.999.000,00

22

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum


IKK Abang Kabupaten Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010

12,00

166.863.000,00

23

- Pemerintah Kabupaten Badung


Badan Lingkungan Hidup
- Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.
Badung selaku Pejabat Pengguna
Anggaran Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan dengan Pek. Pemeriksaan
Kualitas Lingkungan

Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Badung

8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010

14,00

97.900.000,00

24

- Pemerintah Prov. Bali


Badan Lingkungan Hidup
- Kegiatan Pengendalian Sampah

Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah

- Bidang Tata Lingkungan

Tersebar di Prov. Bali26 April 2010 s/d 24 Juli 2010

9,00

71.967.000,00

25

- Kementrian Pekerjaan Umum


Dirjen Cipta Karya
- PPK Penataan Lingkungan
Permukiman (PLP) Sakter
Penataan Bangunan dan
Lingkungan Bali

Rencana Tindak Penanganan Lingkungan


Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Gianyar

13,00

244.483.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

19 April 2010 s/d 16 Agust 2010

10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


26

- Pemerintah Kabupaten Badung


Dinas Cipta Karya
- PPK Kegiatan Monitoring dan
Evaluasi Pemanfaatan Ruang
di Kabupaten Badung

Pemantauan Kawasan Suci


Kabupaten Badung

- Bidang Tata Lingkungan

Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010

7,00

34.903.000,00

27

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang


Kawasan Besakih

- Bidang Tata Lingkungan

Kab. Karangasem

08 September 2010 s/d 06 Desember 2010

10,00

97.927.000,00

28

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda


Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009

11,90

291.000.000,00

29

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

Perencanaan Air Minum IKK Manggis


di Kab. Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009

15,30

341.000.000,00

30

- Pemerintah Kab. Tabanan


Kantor Lingkungan Hidup
- Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Tabanan

Penyusunan Laporan Status Lingkungan


Hidup Daerah

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Tabanan

19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009

9,50

74.497.500,00

31

- Pemerintah Kab. Buleleng


Kantor Lingkungan Hidup
- PPK/Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng

Penyusunan Status Lingkungan Hidup


Daerah Kabupaten Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

3 September 2009 s/d 1 Desember 2009

7,40

87.505.000,00

32

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Pertambangan

Penyusunan Statistik Pertambangan


Batuan di Kab. Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009

33

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur
Metropolitan

DED Sistem Drainase Kawasan


Wisata Kuta

- Bidang Inspeksi Teknis


Bidang Inspeksi Teknis

Kawasan Kuta
Kab. Badung

7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009

14,00

283.459.000,00

34

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen SDA Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
- PPK Perencanaan dan Program

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem


Air Baku Telagawaja Di Kabupaten
Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009

17,50

284.234.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

93.893.000,00

11

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

35

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL
- PPK Pembinaan Teknis Bangunan
Gedung (PTBG) Satker Penataan
Bangunan dan Lingkungan Bali

Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang


Tukad Badung Kota Denpasar

- Bidang Tata Lingkungan


Kota Denpasar
dan Bidang Inspeksi Teknis

11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009

13,00

211.524.000,00

36

- Dinas Pekerjaan Umum


Kabupaten Klungkung
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Review Desain Teknis Rehabilitasi Tanggul


Pengaman Pantai Jungut Batu

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Klungkung

28 April 2009 s/d 27 Mei 2009

4,00

30.336.000,00

37

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Sumber Daya Air
selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna
Barang DPU. Prov. Bali

Perencanaan Penyediaan Air Baku


Sanggalangit di Kab. Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

24 April 2009 s/d 22 Juli 2009

6,50

88.716.000,00

38

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum

Pembuatan Ded Sistem Distribusi


Air Bersih Telaga Waja

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

2 April 2009 s/d 3 Juni 2009

13,20

225.420.000,00

39

- Pemerintah Kabupaten Badung


Dinas Cipta Karya
- Kepala Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung

Penyusunan Database Kegiatan


Keciptakaryaan

- Bidang Inspeksi Teknis

Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009

5,00

44.660.000,00

40

- Pemerintah Kab. Karangasem


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem / Pengguna
Anggaran

Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigasi


Subak di Kec. Manggis dan Abang

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009

5,00

34.806.000,00

41

- Pemerintah Kab. Karangasem


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem / Pengguna
Anggaran

DED Perencanaan Jaringan Air Bersih / Air


Minum di Kecamatan Selat dan Sidemen

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009

3,00

29.914.000,00

DED Teknik Pembangunan Tanggul


Pengaman Pantai Lembongan

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Klungkung

11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008

10,00

120.350.000,00

Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial


di Kawasan Bali Utara

- Bidang Inspeksi Teknis

di Kawasan
Bali Utara

10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008

4,50

39.395.000,00

42

Dinas Pekerjaan Umum


Kabupaten Klungkung

43

- Dep. Pekerjaan Umum


- UPT Balai Pengelolaan
Infrastruktur Kawasan
Bali Utara

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

12

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


44

- Departemen Pekerjaan Umum


Dirjen Cipta Karya
- PPK Pengembangan Infrastruktur
Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

Penyusunan Neraca DSDP

- Bidang Inspeksi Teknis

45

- Departemen Pekerjaan Umum


- Satker Pengembangan penyehatan
Lingk Permukiman Bali

DED Pilot Project Composting Bangli

46

- Pemerintah Prov. Bali


Badan Lingkungan Hidup
- (BLH)

47

9 September 2008 s/d 7 Desember 2008

3,00

46.420.000,00

- Bidang Inspeksi Teknis


dan Bidang Inspeksi Teknis

28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009

3,90

95.865.000,00

Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/


Bali Menuju pulau Taman

- Bidang Inspeksi Teknis

28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008

5,50

19.900.000,00

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Bidang Pertambangan

Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga


Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Bangli

28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008

13,00

173.283.000,00

48

- Pemerintah Kab. Buleleng


Kantor Lingkungan Hidup

Penyusunan Status Lingkungan Hidup


Daerah Kabupaten Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008

49

- Departemen Pekerjaan Umum


- Dirjen Cipta Karya
Satker Pengembangan
Persampahandan Sanitasi Sarbagita

Outline Plan Drainase Kawasan Kuta

- Bidang Inspeksi Teknis


Kawasan Kuta
dan Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung

21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008

6,50

93.797.000,00

50

- Dep. Pekerjaan Umum


Dirjen SDA Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
- PPK Perencanaan dan Program

Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa


Hidrant di Kabupaten Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008

12,00

172.227.000,00

51

- Dep. Pekerjaan Umum


Dirjen SDA Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
- PPK Perencanaan dan Program

Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku


Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008

14,50

174.718.000,00

52

- Pemerintah Prov. Bali


Badan Perenc. Pemb. Bali

Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan


Pengaman Pantai Serta Teknis
Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali

- Bidang Inspeksi Teknis


dan Inspeksi Teknis

Prov. Bali
(tersebar)

16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008

20,00

238.060.000,00

53

- Pemerintah Provinsi Bali


Dinas Pekerjaan Umum
- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang DPU. Provinsi Bali

Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan


strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan,
Kab, Badung

- Bidang Tata Lingkungan

Denpasar,
Kab. Tabanan,
Kab. Badung

23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008

7,00

86.806.000,00

54

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum

Monitoring Perkembangan DAS SUB SWS


03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008

8,50

93.582.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

Kawasan
SARBAGITA

125.050.000,00

13

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR


55

- Pemerintah Prov. Bali


Dinas Pekerjaan Umum

Membuat Petunjuk O&P Untuk


D.I. Cengcengan Kab. Gianyar

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab Gianyar

9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008

9,00

47.465.000,00

56

- Pemerintah Prov. Bali


(Bapedalda) Prov. Bali

Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Bangli

30 April 2008 s/d 27 Agst 2008

57

- Pemerintah Kab. Badung


Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah

Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang


di Kab. Badung

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Badung

28 April 2008 s/d 28 Agust 2008

8,00

46.596.000,00

58

- Dep. Pekerjaan Umum


Dirjen Cipta Karya
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman Bali/PPK Pengembangan
Kawasan Permukiman Perdesaan.

Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil


dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di
Nusa Penida Kabupaten Klungkung

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Klungkung

14 April 2008 s/d 12 Juli 2008

5,50

89.457.500,00

59

- Dirjen Cipta Karya


Satker PengebanganPersampahan
dan Sanitasi Sarbagita

Penyusunan UKL dan UPL Trashrack


Tukad Loloan

- Bidang Inspeksi Teknis

Kota Denpasar

7 April 2008 s/d 6 Mei 2008

7,00

47.355.000,00

60

- Pemerintah Prov. Bali


(Bapedalda) Prov. Bali

Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur


Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

- Bidang Inspeksi Teknis

9 Kab./Kota
Prov. Bali

3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008

9,00

48.190.000,00

61

- Dinas Pekerjaan Umum


Kab. Karangasem

FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman


di Kabupaten Karangasem

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007

4,50

59.321.000,00

62

Dinas Pekerjaan Umum


Kab. Karangasem

FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang


Pariwisata

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007

6,50

59.411.000,00

63

Dinas Pekerjaan Umum


Kab. Karangasem

Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean


Desa Bunutan Kecamatan Abang

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007

8,50

84.714.000,00

91.762.000,00

64

- Pemerintah Kabupaten Klungkung


Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum /
Pengguna Anggaran

Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung


dan Jaringan Irigasi DI. Cai

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Karangasem

27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006

4,50

75.250.000,00

65

- Dep. Pekerjaan Umum


Dirjen Sumber Daya Air
- Kepala Satuan Kerja Sementara
Proyek Penyediaan Air Baku Bali

Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah


Kritis Air Kabupaten Buleleng

- Bidang Inspeksi Teknis

Kab. Buleleng

18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005

6,00

93.582.000,00

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

14

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

A.3.

Uraian Pengalaman Perusahaan


Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Bab sebelumnya, maka kami

lampirkan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra Disain untuk pekerjaan
sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir.

15
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

4 LOKASI PROYEK

: Kab. Gianyar dan Kab. Klungkung

5 NILAI KONTRAK

: Rp668.222.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.18 tanggal 24 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 24 Mei 2011 s/d 20 Nop 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

: -

ALAMAT

: -

NEGARA ASAL

: -

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 9 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.
1.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan
-

2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Team Leader

- Teknik Lingkungan

6,00

Ahli Penglolaan Sampah

- Teknik Lingkungan

4,00

Ahli Struktur Bangunan

- Teknik Sipil

4,00

Ahli Teknik Drainase

- Teknik Sipil

4,00

Ahli Air Limbah-1.

- Teknik Lingkungan

4,00

Ahli Air Limbah-2.

- Teknik Lingkungan

4,00

Ahli Mekanikal Elektrikal

- Teknik Elektro

2,00

Ahli Kelembagaan

- Hukum

2,00

Ahli Estimasi Biaya

- Teknik Sipil

3,00

JUMLAH

22,00

16
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

4 LOKASI PROYEK

: Kab. Buleleng

5 NILAI KONTRAK

: Rp167.975.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08.08/PIPLPM-TMD.11.10 tanggal 12 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 12 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

: -

ALAMAT

: -

NEGARA ASAL

: -

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 5 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1. 2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :


No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Team Leader

- Teknik Kimia

6,00

Ahli Teknik Lingkungan

- Teknik Lingkungan

1,00

Ahli Drainase Perkotaan

- Teknik Sipil

1,00

Ahli Ekonomi Perkotaan/Wilayah

- Ekonomi Pembangnan

1,00

Ahli Komputer

- Teknik Komputer

2,00
JUMLAH

11,00

17
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

4 LOKASI PROYEK

: Kab. Karangasem

5 NILAI KONTRAK

: Rp372.350.000

6 NO. KONTRAK

: KU.03.08/PKPAM-TMD/120 tanggal 23 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 23 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

: -

ALAMAT

: -

NEGARA ASAL

: -

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 4 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.
1.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan
-

2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Team Leader

2
3
4

Jumlah Orang Bulan

- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

4,00

Ahli Air Minum

- Teknik Sipil

4,00

Ahli Kelembagaan

- Hukum

3,00

Ahli Keuangan

- Ekonomi

3,00
JUMLAH

14,00

18
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

4 LOKASI PROYEK

: Kab. Denpasar

5 NILAI KONTRAK

: Rp74.360.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.02 tanggal 14 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 14 April 2011 s/d 19 Juni 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

: -

ALAMAT

: -

NEGARA ASAL

: -

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1. 2.
3.
dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :


No.

Posisi

Keahlian

Jumlah Orang Bulan

Team Leader

- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

2,00

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya

- Ekonomi Pembangunan

2,00

Ahli Kesehatan Masyarakat

- Teknik Kesehatan Masyarakat

2,00
JUMLAH

6,00

19
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

4 LOKASI PROYEK

: Kab. Karangasem

5 NILAI KONTRAK

: Rp171.435.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08.08/PIPLP-TMD/11.05 tanggal 7 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 7 April 2011 s/d 15 Agustus 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

: -

ALAMAT

: -

NEGARA ASAL

: -

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.
1.
2.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan
-

3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Posisi

Keahlian

Jumlah Orang Bulan

Team Leader

- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Sosiologi/Kelembagaan Masyarakat

- Kesehatan Masyarakat

2,50

Ahli Teknik Lingkungan

- Teknik Lingkungan

2,00
JUMLAH

4,00

8,50

20
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten Buleleng

5 NILAI KONTRAK

: Rp39.600.000

6 NO. KONTRAK

: 600/1645/KLH

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 4 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Posisi

Keahlian

Jumlah Orang Bulan

Team Leader

- Teknik Biologi / Kimia

2,00

Ahli Kimia

- Ahli Biologi/Kimia

1,00

Ahli Lingkungan

- Teknik Lingkungan

1,50
Jumlah

4,50

21
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN

: Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK

: Rp97.900.000

6 NO. KONTRAK

: 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Ketua Tim

- Teknik Lingkungan

5,00

Ahli Lingkungan

- Teknik Lingkungan

4,00

Ahli Biologi

- Ahli Biologi

2,50

Ahli Kimia

- Ahli Kimia

2,50
Jumlah

14,00

22
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN

: Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

4 LOKASI PROYEK

: Tersebar di Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK

: Rp71.967.000

6 NO. KONTRAK

: 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

26 April 2010 S/D 24 Juli 2010

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.
1
2
3

Posisi
Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan)
Ahli Ilmu Lingkungan
Ahli Kelembagaan

Keahlian

Jumlah Orang Bulan


3,00
3,00
3,00

- Ahli Hukum / Teknik Lingkungan


- Ahli Hukum
- Ahli Hukum
Jumlah

1
2

ASISTEN AHLI
Ass. Ahli Lingkungan
Ass. Ahli Kelembagaan

9,00
2,50
2,50

23
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten Tabanan

5 NILAI KONTRAK

: Rp74.497.500

6 NO. KONTRAK

: 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 6 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.
1
2
3
4
5
6

Keahlian

Posisi
Ketua Tim
Ahli Lingkungan
Ahli Hidrologi
Ahli Biologi
Ahli Sosial budaya
Kedokteran

Jumlah Orang Bulan


2,00
1,51
1,50
1,50
1,50
1,50

Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan
Teknik Sipil / Pengairan
Teknik Lingkungan
Ahli Sosial & Budaya
Kedokteran
Jumlah

9,51

24
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten B uleleng

5 NILAI KONTRAK

: Rp87.505.000

6 NO. KONTRAK

: 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

3 September 2009 S/D 1 Desember 2009

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 4 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Team Leader

2
3
4

Jumlah Orang Bulan

- Teknik Biologi / Kimia

3,0

Ahli Kimia

- Ahli Biologi/Kimia

2,0

Ahli Sosial Budaya

- Ahli Sosial / Antropologi

1,2

Ahli Lingkungan

- Teknik Lingkungan

1,2
Jumlah

7,4

25
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur


Metropolitan

2. NAMA PEKERJAAN

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

4 LOKASI PROYEK

: Kawasan Kuta - Badung

5 NILAI KONTRAK

: Rp283.459.000

6 NO. KONTRAK

: Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 6 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Team Leader/Ahli Lingkungan

2
3
4
5
6

Jumlah Orang Bulan

- Teknik Sipil / Pengairan

3,00

Ahli Teknik Drainase

- Teknik Sipil / Pengairan

3,00

Ahli Geodesi / Pemetaan

- Teknik Geodesi

2,00

Ahli Struktur Bangunan

- Teknik Sipil

2,00

Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik

- Teknik Sipil

2,00

Ahli Estimasi Biaya

- Teknik Sipil

2,00
Jumlah

14,00

ASSISTEN AHLI

4x2

Ass. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi

3,00

Ass. Ahli Muda Gambar

1,00

Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test

1,00

Ass. Ahli Muda Bor Master

1,00

26
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK
Perencanaan dan Program

2. NAMA PEKERJAAN

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja Di Kabupaten


Karangasem

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK

: Rp284.234.000

6 NO. KONTRAK

: HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,

7 WAKTU PELAKSANAAN

: 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 5 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Team Leader

2
3

Jumlah Orang Bulan

- Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan

5,0

Ahli Sumber Dya Air

- Teknik Sipil/Pengairan

3,0

Ahli Lingkungan

- Teknik Lingkungan

4,5

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya

- Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian

3,0

Ahli Kimia

- Ahli Biologi/Kimia

2,0
Jumlah

17,5

27
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan Lingk


Permukiman Bali

1. PENGGUNA JASA

2. NAMA PEKERJAAN

: DED Pilot Project Composting Bangli

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: DED Pilot Project Composting Bangli

4 LOKASI PROYEK

: Kabupaten Bangli

5 NILAI KONTRAK

: Rp95.865.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.
1
2
3

Posisi
Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan)
Ahli Ilmu Lingkungan
Ahli Kelembagaan

Keahlian

Jumlah Orang Bulan


1,30
1,30
1,30

- Ahli Hukum / Teknik Lingkungan


- Teknik Lingkungan
- Ahli Hukum
Jumlah

3,90

28
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur


Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

1. PENGGUNA JASA

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Neraca DSDP

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Neraca DSDP

4 LOKASI PROYEK

: Kawasan SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK

: Rp46.420.000

6 NO. KONTRAK

: KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

9 September 2008 S/D 7 Desember 2008

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 2 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Posisi

Team Leader / Ahli Akuntansi

ASSITEN AHLI
Ass. Ahli Akuntansi

Keahlian

Jumlah Orang Bulan


3,00

- Ekonomi Akuntansi
Jumlah
- Ekonomi Akuntansi

3,00
3,00

29
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

4 LOKASI PROYEK

: SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK

: Rp47.355.000

6 NO. KONTRAK

: Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

7 April 2008 S/D 6 Mei 2008

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 4 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Team Leader/Ahli Lingkungan

- Teknik Sipil

1,00

Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi

- Teknik Sipil/Pengairan

1,00

Ahli Sosial

- Teknik Kelembagaan

1,00

Ahli Sungai

- Teknik Sipil/Pengairan

1,00
Jumlah

4,00

ASSITEN AHLI
1

Ass. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal

- Teknik M&E

1,00

2
3

Ass. Ahli Teknik Kimia

- Teknik Kesehatan

0,75

Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi

- Teknik Kesehatan

0,75

30
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

: Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali

2. NAMA PEKERJAAN

: Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

: Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

4 LOKASI PROYEK

: Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK

: Rp48.190.000

6 NO. KONTRAK

: 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 3 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Team Leader (Ahli Lingkungan)

- Teknik Lingkungan

3,0

Ass. Ahli Hukum

- Ahli Hukum

3,0

Ass. Ahli Sosial Ekonomi

- Ahli Ekonomi

3,0
Jumlah

9,00

31
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

1. PENGGUNA JASA

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan


Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita

2. NAMA PEKERJAAN

Outline Plan Drainase Kuta

3. LINGKUP PRODUK UTAMA

Outline Plan Drainase Kuta

4 LOKASI PROYEK

: Kawasan Kuta

5 NILAI KONTRAK

: Rp93.797.000,00

6 NO. KONTRAK

: KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )

ALAMAT

NEGARA ASAL

9 JUMLAH TENAGA AHLI

21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)

: Tenaga Ahli Asing


: Tenaga Ahli Indonesia

: - Orang Bulan
: 4 Orang Bulan
Jumlah Tenaga Ahli

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

No.

Tenaga Ahli Asing


Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia


Orang Bulan

Nama Perusahaan

1.
2.
3.
dst.
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No.

Keahlian

Posisi

Jumlah Orang Bulan

Ketua Team / Team Leader

- Teknik Lingkungan

2,0

Ahli Drainase Perkotaan

- Teknik Sipil / Pengairan

1,5

Ahli Sungai

- Teknik Sipil / Pengairan

1,5

Ahli Estimasi Biaya

- Teknik Sipil

1,5

1
2

ASSISTEN AHLI
Ass. Ahli Drainase Perkotaan
Ass. Ahli Sungai

Jumlah
- Teknik Sipil / Pengairan
- Teknik Sipil / Pengairan

6,50
1,0
1,0

32
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Bagian

PENDEKATAN DAN
METODELOGI

B.1.

Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

1.

Umum
Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja

(KAK) yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan Penyusunan Masterplan


Persampahan Kota Denpasar yang dikeluarkan oleh BAPPEDA Kota Denpasar
maka Kami sebagai penyedia jasa telah memahami dan benar-benar
benar benar mengerti.
2.

Tanggapan Terhadap KAK

2.1.

Tanggapan Umum
Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
untu pekerjaan

Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang ada sudah


memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan
dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya
dalamnya telah dijelaskan secara
rinci. Oleh karena itu, pihak Konsultan
Konsultan akan mengikuti semua ketentuan yang
tercantum dalam KAK dan syarat syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti
seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak
kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.
Untuk
tuk

mendapatkan

hasil

yang

optimal

diperlukan

kejelasan

kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara
33
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

kedua belah pihak dalam hal ini pihak BAPPEDA Kota Denpasar dan Konsultan,
sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan pertanyaan yang menyebabkan
hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau
pertimbangan bagi pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan
Kerangka Acuan Kerja yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap
Kerangka Acuan Kerja.
TANGGAPAN KHUSUS
1.

Tanggapan Terhadap Latar Belakang


Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan
latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar pada
prinsipnya

kerangka

acuan

untuk

pelaksanaan

pekerjaan

secara

keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk


pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2.

Tanggapan

Terhadap

Kegiatan

Yang

Dilaksanakan

dan

Cara

Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan

akan

Pelaksanaan Kegiatan

tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di


dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup
pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan
baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan
tepat waktu. Dan konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam
KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat
penjelasan yang telah dilakukan.
Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam kerangka acuan kerja yang
harus dilaksanakan oleh konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan
yang sudah dirinci tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan
diamati dengan sebaik - baiknya maka konsultan berpendapat bahwa
lingkup pekerjaan sudah sangat jelas dan mudah dipahami oleh Konsultan.
Hal yang perlu dipertanyakan hanya bersifat teknis pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
34
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3.

Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan


Dengan memperhatikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan sasaran
pekerjaan di atas masih perlu diperjelas dengan kondisi eksisting
persampahan Kota Denpasar. Hal ini untuk memperjelas sasaran yang ingin
dicapai untuk Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar
secara detail.
Terlepas dari hal ini konsultan berpendapat bahwa maksud, tujuan dan
sasaran dari pekerjaan sudah cukup jelas dan konsultan berkeyakinan dapat
menyelesaikannya dengan sebaik - baiknya.

4.

Tanggapan Terhadap Keluaran


Secara jelas keluaran yang harus diperoleh adalah tersedianya dokumen
Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang harus diserahkan dalam
akhir masa pelaksanaan pekerjaan dan sudah dapat mengadopsi semua
kebutuhan dalam penyusunan laporan.

5.

Tanggapan Terhadap Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Konsultan menyadari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota Denpasar ini akan dapat berjalan dengan baik pada
tempat atau Kota Denpasar yang memenuhi persyaratan kriteria yang bisa
difasilitasi, sebab semua perencanaan dan kegiatan yang akan dilakukan
selalu berdasarkan atas ketersediaan sumber daya yang terdapat dilokasi
pekerjaan. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka kegiatan akan
dapat berjalan dengan baik.

6.

Tanggapan Terhadap Personil


Personil yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan
Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar dirasa sudah
mencukupi dari segi kuantitas maupun kualitas apabila sesuai dengan
kriteria yang sudah ditetapkan.
Jadi semua tenaga ahli yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini
telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.
35
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

7.

Tanggapan Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
disediakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender,

mencukupi

untuk

menyelesaikan

pekerjaan

Penyusunan

Masterplan Persampahan Kota Denpasar dengan sebaik - baiknya.


Konsultan sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan tersebut dengan bantuan dari Direksi Pekerjaan dan
Instansi terkait lainnya.
Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh
konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan,
Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan
harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat
kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua
kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.

36
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.2.

Uraian Pendekatan, Metodelogi dan Program Kerja

1.

Umum

1.2.

Uraian Pendahuluan

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negative karena
dalam

penanganannya,

baik

untuk

membuang

atau

membersihkannya

memerlukan biaya yang cukup besar.


Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di
kotakota di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penan.ganan yang baik
akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang
merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik
terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah
pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap
sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompieks dan
rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan
dengan majunya kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan
relatif lebih dibanding sampah di desa-desa.
Pertambahan penduduk yang semakin meningkat membawa konsekuensi logis
meningkatnya jumlah sampah serta menurunnya kemampuan pengelolaan
sampah.
Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan
upaya pemenuhan target MDGs mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan
persampahan tetap harus diperhatikan Peningkatan pelayanan persampahan
seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan sebagai acuan yang
jelas sehingga menyulitkan para pelaksana di lapangan. Sampah menjadi
masalah serius sehingga diperlukan penanganan secara seksama secara
terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru yang lebih memadai dalam perangkat
sistem

dan

perencanaan,

mekanisme
operasional,

pengelolaan
evaluasi

persampahan
dan

sehingga

pengendalian

kegiatan

pengelolaan

persampahan dapat berlangsung dengan baik.


Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah
37
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk
pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota
kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari
seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan
dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari. Untuk
mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan
sampah di kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak
Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan persampahan secara keseluruhan
diperlukan suatu perencanaan yang memadai dalam bentuk masterplan
persampahan. Masterplan persampahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan

bagi

para

pelaku

pembangunan

bidang

persampahan

dalam

meningkatkan manajemen pengelolaan sampah.


1.3.

Maksud dan Tujuan


a. Maksud Kegiatan
Maksud dilaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai panduan bagi
Pemerintah Kota Denpasar dalam melakukan perencanaan, penataan,
pengendalian dan pengawasan di bidang persampahan.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1.

Menyediakan perencanaan pengelolaan persampahan secara lebih


memadai yang meliputi aspek teknis kelembagaan, pembiayaan,
peraturan dan aspek peran serta masyarakat.

2. Menciptakan

system

pengelolaan

sampah

terpadau

dan

berkelanjutan.
3. Menyusun payung hukum pengelolaan persampahan.
1.4.

Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
1. Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan
berkelanjutan.
2. Terwujudnya pelayanan maksimal dalam penanganan persampahan.
3. Terbentuknya payung hukum pengelolaan persampahan.

38
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1.5.

Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini mencakup seluruh wilayah administrasi
Kota Denpasar seluas 12.778 Ha.

1.6.

Lingkup Pekerjaan
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ruang lingkup pekerjaan yang
harus dilakukan metiputi:
1. Persiapan
- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota
Denpasar
- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan
- Menetapkan metode survey
- Menyusun kuesioner untuk menjaring data
- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang
dibutuhkan
2. Pengumpulan Data
-

Data Primer
Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan
sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,
komposisi

dan

karakteristik

sampah,

kondisi

pewadahan,

pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan


akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun
pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta
pengumpulan data lain yang relevan.
-

Data Sekunder
Melakukan

survey

ke

instansi

terkait

mengenai

kondisi

kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,


struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),
kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)
selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan
yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan
persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota
Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,
fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata

39
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

guna

lahan)

baik

untuk

kotaDenpasar

maupun

kota-kota

sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.


3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan
kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai
bahan analisis
4. Pengkajian :
-

Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai


tujuan penyusunan Masterplan Persampahan

Pengkajian

tata

ruang

kota

yang

mempengaruhi

sistem

kebersihan
-

Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini

5. Analisis
Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat
dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain
6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022
Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:
-

Proyeksi perkembangan penduduk

Proyeksi volume sampah

Pengembangan aspek institusi

Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana


persampahan,

pewadahan,

pegumpulan,

pemindahan,

pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain


itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan
Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita
yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota
Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi
dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan
-

Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi


selama

kurun

waktu

perencanaan,

biaya

operasi

dan

pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)


-

Pengembangan

aspek

pengaturan

(penyempumaan

perda

termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)

40
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program


penyuluhan,

pilot

project

penanganan

sampah

berbasis

masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)


7. Penyusunan Laporan Kegiatan
1.7.

Apresiasi dan Inovasi

1.7.1. Apresiasi Lokasi Pekerjaan


Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan,
kecama
43 Desa /
Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11
Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11
Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08 35
31- 08 44 49 Lintang Selatan, 115 10 23 - 115 16 27 Bujur Timur. Luas
wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah
Propinsi Bali.
Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Sebelah
belah Utara

: Berbatasan Kabupaten Badung

Sebelah Selatan

: Berbatasan Kabupaten Gianyar

Sebelah Barat

: Berbatasan Kabupaten Klungkung

Sebalah Timur

: Berbatasan dengan Selat Lombok

Tabel B.1.. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan

No
1

Kecamatan

Luas Wilayah
(Km2)

2
3
Denpasar
49.99
1 Selatan
22.31
2 Denpasar Timur
24.06
3 Denpasar Barat
31.42
4 Denpasar Utara
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

Luas Wilayah
(Km2)
31.42
24.06

49.99

22.31

Denpasar
Selatan
Denpasar
Timur
Denpasar Barat
Denpasar
Utara

1. Topografi
Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-75
00 75 meter dari permukaan laut.
Dengan
ngan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-12
00
meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 0000
75 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian
41
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

00-75 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Denpasar Barat terletak pada
ketinggian 00-75 meter dari permukaan laut.

2. Curah Hujan
Selama tahun 2009 curah Hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Balai
Metereologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan
rata-rata. Curah Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari.
Tabel B.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap
Bulan di Kota Denpasar (mm) 2009
No.

Bulan

Realisasi
430,5
1
Januari
393,7
2
Februari
261,5
3
Maret
20,3
4
April
63,3
5
Mei
2,9
6
Juni
9,3
7
Juli
0
8
Agustus
83,3
9
September
5,3
10
Oktober
259,3
11
Nopember
246,8
12
Desember
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

Curah Hujan
Normal
Perbedaan
360
70,5
300
93,7
252
9,5
152
131,7
87
23,7
22
19,1
16
6,7
9
9
28
-55,3
100
94,7
224
35,3
297
50,2

Persentase
19,5
31,2
3,7
86,6
26,4
86,8
42
100
197,5
94,7
15,8
16,9

3. Kependudukan
3.1. Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk 2000, pencerminan penduduk kota
Denpasar pada tahun 2009 berjumlah 649.762 jiwa yang terdiri dari penduduk
laki-laki 329.718 jiwa (50,74%) dan penduduk perempuan 320.044 jiwa
(49,26%). Jumlah penduduk tahun 2009 ini naik 3,32 % dibanding tahun 2008
yaitu sebesar 628.909 jiwa. Dari 4 kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk terbanyak adalah kecamatan Denpasar Barat (7.778 jiwa/Km2),
kemudian Kecamatan Denpasar Timur (5.447 jiwa/Km2), kecamatan Denpasar
Utara (4.914 jiwa/Km2), dan Kecamatan Denpasar Selatan (3.727 jiwa/Km2). Sex

42
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

ratio tertinggi dimiliki oleh Kecamatan Denpasar Barat sebesar 104. Denpasar
Utara memiliki sex ratio sebesar 103, dan Denpasar Selatan 102.

Tabel B.3. Jumlah Penduduk Kota Denpasar


Kecamatan

No
1
2
1 Denpasar Selatan
2 Denpasar Timur
3 Denpasar Barat
4 Denpasar Utara
Jumlah Total

Luas Wilayah
(Km2)
3
49.99
22.31
24.06
31.42

2009
127.78
2008
127.78
2007
127.78
2006
127.78
2005
127.78
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

Penduduk
Laki
Perempuan
4
5
94155
92175
62136
60637
95709
91983
77718
75249
329718
319037
308664
295183
292087

320044
309872
299931
288417
282868

Jumlah/Total
6
186330
122773
187692
152967
649762
628909
608595
583600
574955

3.2. Ketenagakerjaan
Struktur tenaga kerja di Kota Denpasar pada tahun 2009 masih sama dengan
tahun 2008 dimana tenaga kerja masih terkonsentrasi pada tiga sektor. Sektro
perdagangan, hotel dan restoran masih mendominasi penyerapan tenaga kerja
di Denpasar dan mencapai 41,66 persen. Distribusi tersebut mengalami
peningkatan dibanding tahun 2008 yang hanya sebesar 39,16 %. Selain PHR,
sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi adalah sekotr jasa-jasa (27,28%)
dan Industri (11,29%). Di Denpasar pertanian hanya mampu meyerap tenaga
kerja sebesar 1,92% tenaga kerja. Jumlah ini kian menurun dibanding tahun
2008 (2,57%).

3.3. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat kita lihat
jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada Tabel di
bawah.
43
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar


Banyaknya
Sekolah/Universitas Guru/Dosen Murid/Mahasiswa
Taman Kanak-kanak
208
251
4143
Sekolah Dasr/MI
218
3922
84890
SLTP/MTs
58
2347
23248
SMU/K
59
2989
33985
Perguruan Tinggi
22
3242
25122
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010
Jenis Sekolah

3.4. Agama
Ketersediaan tempat peribadatan / bangunan suci seperti Pura, Mesjid, Gereja
dan Wihara merupakan hal penting dalam pembangunan keagamaan/ spritual
masyarakat. Kota Denpasar dengan pemeluk Agama Hindu 428.676 orang, Islam
143.399 orang, Protestan 30,017, Katholik 14.050 orang serta pemeluk agama
Budha 12.649 orang . Ketersediaan prasaranaa peribadatan terdiri dari Pura
Kahyangan Tiga 105 buah serta 3 buah Pura Sad Kahyangan, Mesjid dan Langgar
39 buah, serta 8 bangunan wihara.
Tabel B.5 . Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Kota Denpasar
Kecamatan
No
1

3
118173
90812
112249
113145

Islam

Katolik

Protestan

Budha

Jumlah

4
37387
29232
55093
35093

5
3940
5100
3026
2009

6
6987
3168
5761
3948

7
2951
1734
3257
2161

8
169438
130046
179386
156356

2009
434379
156805
2008
428676
143399
2007
422972
141528
2006
405600
135716
2005
319979
131846
Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

14075
14050
14453
13895
13940

19864
30017
19864
19048
26677

10103
12649
9465
9076
12182

635226
628791
608282
583335
504624

1
2
3
4

2
Denpasar Selatan
Denpasar Timur
Denpasar Barat
Denpasar Utara
Jumlah Total

Hindu

4. Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) baik pemerintah
maupun swasta, puskesmas, dan klinik merupakan upaya pelayanan kesehatan
bagi bagi masyarakat. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sarana kesehatan
44
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

dari 106 pada tahun 2008 menjadi 109. Dari jumah tersebut 61,47%
penyelenggaranya dari pihak swasta. Selain RSU, pelayanan kesehatan juga
dilaksanakan di puskesmas utama dan puskesmas pembantu.
Tabel B.6. Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Denpasar
No.

Diagnosa Penyakit
1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas
2 Penyakit lain pada pernafasaan atas
3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal
4 Penyakit kulit alergi
5 Penyakit kulit infeksi
6 penyakit tekanan darah tinggi
7 Penyakit sistem otot dan jaringan ikat
8 Penyakit rongga mulut
9 Penyakit tonsilitis
10 Diare (termasuk tersangka kolera)
Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2010

Banyaknya
Kasus
75854
36900
29696
19501
16980
15886
12031
11185
8846
8815

5. Gambaran Pengelolaan Persampahan Kota Denpasar


a. Sumber, Komposisi, Volume, dan Timbulan Sampah
Sumber sampah kota Denpasar terdiri atas sampah pemukiman dan sampah
non permukiman. Yang tergolong sampah non pemukiman adalah sampah
sampah yang bersumber dari kantor, toko, sekolah, pasar, dan fasilitas umum
lainya. Menurut data hasil studi penanganan limbah padat (persampahan) Kota
Denpasar tahun 2010 timbulan sampah dibedakan menjadi timbulan sampah
organik dan anorganik. Rekapitulasi data volume timbulan sampah pemukiman
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel B.7. Rekapitulasi Volume Sampah di Kota Denpasar

No

uraian
Sampah perumahan
- Volume Sampah
- Persentase
Sampah Non Perumahan
1. Toko
2. Kantor

Volime
(m3/hari)

Volem Timbulan
Sampah (m3/hari)
Organik

Anorganik

1863,1
46,33

2157,97
53,67

45,05
24,66

39,95
112,34

4021,07

85
137

45
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3. Sekolah
4. Jalan/Taman
5.
Hotel/Restoran/R.Makan
6. Fasilitas Umum
- Volume Sampah
- Persentase
Total Volume Sampah
Persentase Total
Hasil penelitian, 2010

165
63

69,3
45,36

95,07
17,64

140

81,2

58,8

92
682

44,16
309,73
48,5
2172,83
47,41

47,84
372,27
51,5
2530,24
52,59

4703,07

Dari uraian diatas dapat dilihat volume sampah kota denpasar mencapai angka
4703,07 m3 per harinya. Dilihat dari sampah organik dan anorganiknya terjadi
pergesaran, dimana pada masa sekarang ini jumlah sampah organik semaikn
sedikit dan terjadi peningkatan pada sampah anorganik. Hal ini kemungkinan
terjadi akibat adanya penggunaan sampah plastik dan kertas yang semakin
banyak di kalangan masyarakat.
Tabel. B.8. Komposisi Sampah Kota Denpasar
% terhadap Volume
No
A
B

uraian

Sampah perumahan
Sampah Non Perumahan
1. Toko
2. Kantor
3. Sekolah
4. Jalan/Taman
5. Hotel/Restoran/R.Makan
6. Fasilitas Umum
Total Sampah Non Perumahan
b. Sistem Pewadahan

Non Organik
kertas
lainya
15
5,33

Organik
46,33

Plastik
33,33

53
18
42
72
58
48

28
24
23
15
17
25

16
51
31
10
21
19

3
7
4
3
4
8

47
82
58
28
42
52

48,5

22

24,67

4,83

51,5

total
53,67

Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara yang


dilakukan oleh penghasil sampah (sumber sampah)/petugas penyapu sampah
dengan menggunakan tempat sampah yang besarnya disesuaikan dengan
tingkat volume sampah yang dihasilkan. Penyapuan di Kota denpasar dilakukan
dengan sistem swakelola, wilayah kerja dibagi menjadi 10 sektor yang meliputi
seluruh kota denpasar. Penyapuan diutamakan pada ruas jalan protokol dengan
pertimbangan pada ruas yang dimaksud merupakan jalan utama dan padat
46
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

aktivitas terutama Kegiatan Jasa perniagaan. Kegiataan operasional kebersihan


DKP Kota Denpasar dibagi menjadi beberapa shift, yaitu sebagai berikut :
Tabel B.9. Kegiatan Operasional Kebersihan
Kegiatan
Penyapuan

Jadwal
Shift I : 06.00-11.00
shift II : 12.00-17.00

Pengumpulan sampah

Pengangkuta Sampah ke TPA

Shift I : 06.00-11.00
shift II : 12.00-17.00
shift I : 05.30-10.00
Shift II : 10.00-12.00
Shift III : 13.00-15.30
Shift IV : 15.30selesai

Tugas
Menyapu bdan jalan dan
telanjakan rumah tangga
yang dilayani
Mengatur, menjaga, dan
mengawasi pembuangan
sampah dilokasi kontainer
dan transferdepo
Menaikan dan mengangkut
sampah rumah tangga di
sepanjang jalan yang
dilayani

c. Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individu atau dari wadah komunal
(bersama) melainkan mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan
pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Tahap pengumpulan tentunya
sangat terkait dengan kondisi BIN/kontainer/depo/TPS yang tersebar di seluruh
Kawasan Kota Denpasar.
-

Kondisi BIN/bak sampah yang ada lapangan sebagian besar (70%) rusak.
Kodisi depo di Denpasar relative baik kecuali depo di Jl. Cok Agung Tresna
dan sidakarya diratakan (tidak ada bangunan) karena diganti dengan
kontainer

Dikaji secara sistem operasional maupun fisik kontruksi depo/kontainer


sangat diperlukan karena lokasinya dekat dengan masyarakat (sumber
sampah) baik untuk lokasi pemilihan (3R) dan pengolahan sampah.

Untuk depo yang dikelola masyarakat sebaiknya dibuat sedemikian rupa


untuk keperlian 3R yang berguna untuk mendukung UU no 18 tahun 2008
(masyarakat wajib mengelola sampah dengan 3 R)

Adapun masalah / kendala di depo selama ini adalah perilaku tidak disiplin
masyarakat terhadap jadwal pembuangan menggunakan mobil (roda 4 atau
47
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

roda 4) ke Depo/TPS yang menyebabkan penumpukan sampah di Depo/TPS


sehingga menimbulkan bau tidak sedap di sekitarnya.
-

Solusi dari permasalahan itu adalah ditetapkannya aturan mengenal waktu


pembuangan sampah di depo/tps disertakan dengan sangsi tegas jika
kedapatan ada warga yang melanggar ketentuaan tersebut.

Jumlah Sarana prasarana pewadahan Kota Denpasar yang dikelola DKP


Denpasar adalah sebagai berikut :
Tabel. B.10. Jumlah Sarana Prasarana Pengumpulan dan Pewadahan sampah
Kota Denpasar
NO

Alat Pewadahan

VOL

KAPASITAS

NILAI

Rp 1.659.756.250

KONDISI ALAT

(unit)
1

Bin/Tong Sampah 70 ltr

1885

70 Ltr

Bin/Tong Sampah 1 m3

270

1m

Bin/Tong Sampah 1 m3
beroda

40

Bin/Tong Sampah 40 ltr

Rp 651.592.050

1m

Rp 139.700.000

50

40 Ltr

Rp

25.300.000

Bin/Tong Sampah
pemilah

20

1m

Rp

69.850.000

Transfer depo /TPS

17

Container

52

Gerobak Sampah

635

Motor Sampah

Rp 771.902.000

Sebagian besar
Rusak 70%) rusak
Sebagian besar
Rusak 70%) rusak
Sebagian besar
Rusak 70%) rusak
Sebagian besar
Rusak 70%) rusak
Sebagian besar
Rusak 70%) rusak

Baik dan berfungsi

Rp 1.894.010.250

48
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.1. Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah Kota Denpasar

Gambar B.2. Sarana Pengumpulan Sampah Kota Denpasar

d. Pengangkutan Sampah
Pemindahan sampah adalah kegiatan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat
pengangkutan untuk dibawa ketempat pembuangan akhir. Pengangkutan
sampah tentunya berhubungan dengan waktu pengangkutan serta kepadatan
lalu lintas yang dilalui oleh truck pengangkut tersebut setelah dilakukan
pengamatan langsung dilapangan maka diperoleh jalur-jalur yang mengalami
rute angkut yang paling padat adalah JL. Gunung Agung, Jl. Imam Bonjol, Jl.
Nangka, Jl.Setia Budi, Jl. Yudistira, Jl. Arjuna, Jl. Sumatera, Jl. Ratna, Jl. Hayam
Wuruk dan Jl. Diponegoro.
49
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Jenis pengangkutan sampah di Kota Denpasar yaitu Dump truck, Arm Roll Truk,
Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP. Jumlah Sarana pengangkutan di
Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Tabel B.11. Jumlah Sarana Prasaran Pengangkutan Sampah Kota Denpasar


NO

ALAT PENGANGKUTAN

Unit

Merek

Tahun Produksi

Toyota

1998 - 2010

Dump Truck

60

Arm Roll Truck

12

Truck Biasa

Daihatsu, Hino,
Isuzu, dan
Mitsubsihi
Isuzu dan Toyota

Kijang Station

Kijang Pick UP

KONDISI
PRASARANA
Baik
Baik

1997 - 2003
1981 - 2005

Baik

Toyota

1985 - 1998

Baik

Toyota

1992 - 2005

Baik

Gambar B.3. Sarana Pengangkutan Sampah Kota Denpasar

e. Pengolahan Sampah 3R
Pengolahan sampah dengan metode 3R juga telah dilaksanakan oleh DKP Kota
Denpasar, dimana kegiatan pengolahan sampah 3R bertujuan untuk mengurangi
volume sampah organik dan non organik yang masuk ke TPA Sarbagita, sehingga
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume
sampah yang masuk ke TPA sehingga umur layanan TPA dapat berfungsi lebih
lama. Pengolahan sampah 3R di Kota Denpasar di beberapa lokasi yaitu sebagai
berikut :
1. Pengolahan sampah 3R di Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan dengan
kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah
menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah
50
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit ayakan, 3 unit permentasi
dari bambu dan 1 unit truk kap 4 m3. Sampah yang diolah setiap harinya rata
rata 12 m3 yang terdiri dari sampah lapak 0,6 m3/hr, Sampah organik 7,2
m3/hr, sampah organik kompos 2,4 m3/hr dan residu ke TPA 1,8 m3/hr.
2. Pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar
Selatan dengan kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan
pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit
mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit Kontainer
dan 6 unit gerobak sampah serta bangunan pelengkap untuk proses
pemilahan sampah dan pengomposan.

Gambar B.4. fasiltas pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja,


Kecamatan Denpasar Selatan.
3. Pengolajan sampah 3R di Kelurahan Renon luas tanah yang disediakan sekitar
1710 m2, dibuat satu unit bangunan TPST dengan luas sekitar 1952,74 m2
yang terdiri :
 Ruang komposting/pengolahan (hanggar)

= 1045 m2

 Ruang kantor (include = kamar mandi dan teras)

Lantai 1

= 52 m2

Lantai 2

= 53 m2

 Gudang Kompos

= 9 m2

 Gudang Granular

= 9 m2
51

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

 Ruang Penjaga + teras + kamar mandi

= 13,5 m2

Dan sarana 3 R yang dapat diadakan:

f.

 Gerobak Sampah

: 1 Unit

 Mesin pencacah

: 1 Unit

 Mesin Pengayak

: 1 Unit

 Mesin Granular

: 1 Unit

 Pompa air

: 1 Unit

 Timbangan

: 1 Unit

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan
ekonomi dengan segala dinamikanya di Provinsi Bali, khususnya di wilayah
SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) telah mengakibatkan
terjadinya peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat. Kondisi tersebut
secara otomatis telah membawa akumulasi permasalahan yang semakin
kompleks. Berbagai macam cara telah diterapkan untuk mengatasinya, tetapi
hasilnya belum memuaskan, bahkan kecenderungannya semakin sulit
dikendalikan. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan semakin sulitnya
mencari lokasi untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sehingga
semakin kompleknya permasalahan sampah yang harus dihadapi.
Pemerintah Daerah di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan) membuat kesepakatan untuk menerapkan sistem pengelolaan
persampahan secara regional dan terpusat dengan aplikasi teknologi
pengolahan sampah terpadu yang disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan
Sampah Terpadu). TPA Sarbagita merupakan TPA Regional yang melayani Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.
Lokasi TPA Sargabita ada di TPA Suwung. Dari 38 Ha kawasan TPA, 10 Ha
digunakan untuk IPST yang dikelola PT. Noei dan 28 Ha digunakan sebagai TPA.

52
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Lokasi TPA SARBAGITA


TPA Sarbagita dengan luasan kurang lebih 38 Ha terletak di kampung Suwung
Kangin , Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
Letak TPA Sarbagita dalam peta foto udara dapat ditunjukkan pada gambar
sebagai berikut :

Gambar 3.5. Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara


Sampah di wilayah SARBAGITA berasal dari sampah domestik dan sampah nondomestik yang meliputi sampah pemukiman, pertokoan, restoran, hotel,
perkantoran, fasilitas umum, sapuan jalan dan pariwisata yang sebagian besar
merupakan sampah organik. Di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung
pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)
dan swakelola masyarakat. Di Kabupaten Gianyar pengelolaan sampah dilakukan
oleh KLH (Kantor Lingkungan Hidup) dan swakelola masyarakat. Sedangkan di
Kabupaten Tabanan pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan
dan pertamanan) dan swakelola masyarakat. Sedangkan wilayah lain yang belum
mendapat penanganan, sampah yang dihasilkan pada umumnya masih dikelola
secara on-site (setempat) yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang ke
sungai-sungai.

53
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kondisi Sarana dan Prasarana


SARBAGITA merupakan pusat pengolahan sampah terpadu dengan konsep
berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycling) di TPA. Untuk jangka panjang
pengelolaan sampah di kota Denpasar akan dilakukan secara terpadu dengan
bekerjasama dengan 3 kabupaten lain dengan nama SARBAGITA (Denpasar,
Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu dilakukan di
TPA Sampah Suwung, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan
mengelola sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik.
Sistem pengolahan sampah di IPST adalah menggunakan Sistem GALFAD
(Gassification, Land Fill, Anaerob Diggestion). Tujuan strategis dari fasilitas yang
ditawarkan adalah pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber daya yang
sudah tercemar (contaminated resource). Hal ini berarti dengan menggunakan
teknik pemisahan yang sesuai, berbagai jenis sampah dapat dipakai pada
berbagai jenis peralatan konversi energi sehingga dapat memaksimalkan
efisiensi konversi sampah menjadi energi yang bernilai ekonomis.
Saat ini TPA Sarbagita beroperasi sebagian masih menggunakan sistem open
dumping sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran pada
lingkungan terdekat, sehingga diperlukan peningkatan kualitas. Meskipun di
dalam lokasi juga terdapat kegiatan pengembangan kualitas TPA yang telah
dikelola oleh PT Navigat Organik Energi Indonesia (NOEI) namun pada areal
lahan lainnya kurang lebih 28 Ha masih memerlukan peningkatan kualitas.
Gambaran TPA Sarbagita dengan sistem open dumping dan kegiatan pemulung
di TPA Sarbagita dapat ditunjukkan pada dokumentasi berikut :

Gambar B.6. Sistem Open Dumping di TPA

54
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.7. Kegiatan Pemulung Sampah di TPA


TPA Sarbagita merupakan salah TPA Regional yang melayani wilayah-wilayah
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan mempunyai potensi dan permasalahan
yang dapat dijadikan dasar dalam pembenahan kualitas sebagai sebuah TPA
Regional.
Potensi
- Lokasi lahan TPA yang jauh dari permukiman dan merupakan TPA terluas di
Provinsi Bali
- Status lahan merupakan milik Kanwil Kehutanan dengan adanya kerjasama
untuk peminjaman lahan yang akan di pakai untuk pengelolaan sampah
terpadu

yang

memungkinkan

pengembangan

TPA

untuk

kawasan

SARBAGITA.

Kondisi Peningkatan Kualitas dan Operasional TPA Sarbagita


Proyeksi timbulan sampah saat ini pada TPA Sarbagita mencapai 3000
m3/hari. Sampah dari kabupaten Tabanan sebanyak 50 m3/hari dimanfaatkan
leh PT Noei dan sisanya masuk ke TPA. Kondisi TPA saat ini sudah dalam keadaan
over load dan sistem pengoperasiannya masih mempergunakan open dumping.
Sebelum ada penanganan dari Satker Pengembangan PLP Bali kondisi
pencemaran sudah sangat mengkhawatirkan, terlihat secara visual bahwa rawa
disekitar TPA airnya tercemari leachate sehingga berbau dan berwarna hitam
pekat, disamping itu banyak pohon bakau yang terganggu pertumbuhannya
bahkan sampai mati karena pencemaran leachate dan juga tertutupnya akar
55
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

nafas oleh sampah yang meluber. Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali
menyusun DED untuk merivitalisasi TPA Sarbagita karena untuk mencari lokasi
lain di daerah Sarbagita sudah tidak memungkinkan mengingat sangat mahalnya
lahan di Kota Denpasar dan sekitarnya.
Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali juga melaksanakan fisik revitalisasi
TPA Sarbagita tahap I dengan substansi pekerjaan utama adalah melokalisir dan
mengarahkan leachate agar tidak lagi mencemari rawa dengan habitatnya dan
membatasi TPA agar tidak makin meluas dengan mengorbankan lahan
kehutanan. Pekerjaan yang dilaksanakan tahun 2009 berupa, pemasangan
lapisan Proteksi disepanjang garis perbatasan rawa dengan TPA yang
terpasang sepanjang 800 m, 1 (satu) buah IPL, pipa penangkap air tanah,
Pekerjaan Caping dan cover soil serta pekerjaan landscape. Lapisan proteksi
berguna untuk memproteksi leachate agar tidak masuk ke rawa dan selanjutnya
dengan pipa penangkap air tanah leachate yang terlokalisir lapiosan preksi
diarahkan ke IPL. Di IPL leachate mengalami tahapan2 seperti yang diharapkan
sehingga nantinya sebagai hasil akhir untuk dilepas ke rawa sudah tidak
membahayakan bagi lingkungan. Perkerjaan Capping dilakukan untuk menutup
area yang sudah tidak dipakai lagi untuk menimbun sampah sehingga tidak
menghasilkan leachate lagi.
Pada tahun 2010 Satker Pengembangan PLP Bali merivitalisasi tahap II TPA
sarbagita dengan skup pekerjaan antara lain melanjutkan lapisan protekse
sepanjang 600 m, pekerjaan jalan operasional yang sekaligus sebagai pembatas
rawa dan TPA, IPL, Pipa penangkap air tanah, Pekerjaan sumur pantau,
pekerjaan tanggul yang bertujuan mencegah sampah tidak lagi sampai meluber
ke rawa dan pekerjaan landscape.
Permasalahan
Permasalahan yang ada saat ini adalah sistem pengoperasian yang masih open
dumping dan belum beroperasinya IPST secara maksimal. Sehingga dengan
volume sampah tiap hari yang demikian besar akan menimbulkan masalah besar
nantinya mengingat saat inipun keadaanya sudah over load. Sehingga perlu
diupayakan revitalisasi lanjutan yang, mampu untuk mengantisipasi masalah
saat ini. Dengan sarana yang sudah terbangun melalui revitalisasi tahap I dan II
sudah sangat mendukung untuk pengoperasian TPA Sarbagita menjadi sanitary
56
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

landfill yang akan sangat banyak mengirit lahan. Saat ini yang sangat diperlukan
pembangunan Cell sampah yang dapat menampung sampah harian yang akan
datang.
Identifikasi permasalahan dengan beroperasinya TPA Regional Sarbagita adalah
sebagai berikut :
- Pencemaran air laut dari TPA berupa leachete dari timbulan sampah sudah
sampai ke laut, dapat dilihat secara visual pada permukaan air laut di kawasan
TPA berwarna hitam.
- Pencemaran tanah dapat dilihat secara visual terdapat banyaknya genangan
lindi dan kondisi TPA yang masih mempergunakan sistim open-dumping dimana
sampah hanya dihamparkan saja sehingga juga menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
- Lokasi TPA merupakan daerah kawasan rawa dan dekat hutan bakau sehingga
rawan akan pencemaran laut.
- Proses komposting pada TPA belum berfungsi.
- Belum beroperasi secara maksimalnya IPST sehingga timbulan sampah masuk
langsung ke TPA.
- Luas lahan keseluruhan kawasan TPA yang tersedia 38 Ha, dimana untuk
kawasan IPST 10 Ha, sedangkan 28 Ha untuk TPA. Sedangkan dari hasil proyeksi
timbulan sampah untuk Kawasan SARBAGITA sampai dengan Tahun 2030
didapat timbulan sampah total yang masuk 6.340,4 m/hari dimana timbulan
sebesar 3.200 m/hari dimanfaatkan IPST , dan sisanya sebesar 3104,4 m/hari
harus masuk TPA. Tetapi hingga saat ini diketahui kapasitas TPA eksisting
sebesar 6.061 m/hari (95,59 % dari kapasitas total), jadi ada timbulan sampah
yang tidak dapat ditampung sebesar 279,4 m/hari. Sehingga TPA Sarbagita
perlu dilakukan direvitalisasikan sehingga keberadaan sampah yang tidak
terkelola saat ini akan dicarikan jalan keluar penanganannya.
- Sedang permasalahan yang juga terkait dengan TPA adalah sarana dan
prasarana persampahan yang ada saat ini dirasakan masih jauh dari ideal dan
begitu pula dengan sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan masingmasing daerah/kota saat ini masih menemui banyak kendala.
Salah satunya adalah penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di
Kota Denpasar, yang mana TPA eksisting sangat tidak memenuhi syarat dari segi
57
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

estetika, teknis desain, maupun teknis operasionalnya, sehingga tidak layak


untuk dilanjutkan, sehingga diperlukan perbaikan desain dan rehabilitasi
peningkatan kualitas lingkungan apabila TPA eksisting ini tetap akan
dipertahankan.

1.7.2. Inovasi
1.

Pengertian Sampah
Beberapa pengertian sampah antara lain sebagai berikut :


Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan
dari

aktivitas manusia

atau hewan yang dibuang karena tidak

diinginkan atau tidak digunakan kembali. Sampah meliputi material yang


heterogen yang merupakan hasil buangan dari komunitas masyarakat
yang merupakan akumulasi dan pencampuran dari kegiatan pertanian,
industri, dan juga sampah mineral (Tchobanoglous, Theisen and Vigil,
1993)


Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak

membahayakan

lingkungan

dan

melindungi

investasi

pembangunan (SNI 19-2454-2002 ).




Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam


yang berbentuk padat (UU No 18,2008).

Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,

dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus (UU No 18,2008).


Menurut Damanhuri dan Padmi (2004) rata-rata timbulan sampah biasanya
akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya,
dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama
disebabkan oleh perbedaan antara lain:


Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.

Tingkat hidup: makin tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan


sampahnya.

Musim: dinegara barat, timbulan sampah akan mencapai angka


minimum

pada musim panas.


58

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Cara hidup dan mobilitas penduduk.

 Iklim: dinegara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan


bertambah pada musimdingin.

2.

Cara penanganan makanannya.

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.


Menurut Sarudji, 2004 sampah dapat mempengaruhi kesehatan dan
lingkungan, diantaranya:
a. Sampah sebagai sarang vektor dan binatang pengerat.
Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber
makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit
terutama penyakit saluran pencernaan seperti typhus perut, kolera, diare
dan disentri.
b. Sampah sebagai sumber inveksi.
Sampah seringkali tercampur dengan kotoran manusia, vomitus, dari
penderita dan sebagainya yang sifatnya infektus. Kontak antara manusia
dengan sampah dapat langsung maupun melalui vektor, disamping juga
dimungkinkan melalui air yang terkontaminasi sampah infektus.
c. Sampah mencemari tanah dan air.
Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat mencemari air melalui
selokan, saluran pematus maupun badan-badan air. Sampah yang tidak
dapat terurai seperti plastik dan karet dan sejenisnya secara mekanik
mengganggu saluran air maupun badan air, yang menyebabkan
pendangkalan. Secara ekologis sampah organik yang masuk ke dalam
badan

air

dapat

mengganggu

keseimbangan

ekosistem

dan

mengakibatkan eutrofikasi dan bila terjadi pencemaran oleh limbah toksik


dapat mengganggu kehidupan air.
a. Sampah toksik.
Sampah juga ada yang bersifat toksik. Sampah kimia yang dihasilkan
oleh kegiatan industri kimia tertentu, sampah pestisida, sampah dari
laboratorium kimia bersifat toksik. Sampah toksik ini dapat langsung
mengenai manusia atau melalui rantai makanan.
59
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

b. Sampah mengganggu estetika.


Sampah, baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan
kesan tidak etis. Banyak orang berpendapat bahwa kebersihan
menunjukkan kepribadian seseorang, masyarakat bahkan bangsa.
Terdapatnya ongokan sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik
akan memberikan nilai negatif bukan hanya ditilik dari segi estetika,
melainkan menjurus kepada kepribadian masyarakat.
3.

Sumber Sumber Sampah


Menurut Tchobanoglous, Theisen and Vigil, 1993 sumber-sumber sampah
dibedakan berdasarkan jenis kegiatan yang menghasilkan sampah.
Klasifikasi tersebut dibagi menjadi :
Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah

tangga.
Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran,

restoran dan pasar (tempat perdagangan).




Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri.

Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum.

Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan


pertanian.
Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari

pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, peruntuhan bangunan, dan


trotoar rusak.
Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air

limbah maupun proses industri.


4.

Penggolongan jenis sampah


Menurut Damanhuri sampah dapat dikelompokan menjadi:


Berdasarkan sumbernya:


Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis


sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang
bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan beracun, dan
sebagainya.
60

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,


perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca,
logam, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.

Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan,


dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis
sampah pada daerah komersil.

Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan


konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.

Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat


rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya.

Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum,


instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah
yang ditimbulkan antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu dan
sebagainya.

Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa


proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya.

Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa


makanan busuk sisa pertanian.

Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya:




Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah


tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan
lain-lain.

Komponen yang mudah terbakar (combustible): kayu, kertas, kain,


plastik, karet, kulit, dan lain-lain.

Komponen yang sulit terbakar (non combustible): logam, mineral,


dan lain-lain.

Wadah bekas: botol, drum, dan lain-lain.

Tabung bertekanan/gas.

Serbuk dan abu: organik (pestisida dan sebagainya), logam


metalik, non metalik, bahan asumsi, dan sebagainya.

Lumpur, baik organik maupun non organik.

Puing bangunan.
61

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kendaraan tak terpaakai.

Sampah radioaktif.

Pembagian yang lain dari sampah berupa:




Sampah organik mudah membusuk (garbage) : sampah sisa


dapur, sisa makanan, sampah sisa sayur, dan kulit buah-buahan.

Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar


(combustible), seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, dan
yang tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam,
kaleng, gelas.

Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes).

Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan,


anjing, dan binatang ternak.

Sampah sapuan jalan (steet sweeping): sisa-sisa pembungkus


dan sisa makanan, kertas, daun.

Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste), dan


sebagainya.

5.

Timbulan Sampah
Timbulan sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah banyaknya sampah yang
diambil dari lokasi terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya
dan

diukur

komposisinya.

Besaran

timbulan

sampah

berdasarkan

komponen-kompone sumber sampah dapat dilihat pada tabel 2.3.


Tabel B.12. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber
Sampah
NO

Komponen Sumber Sampah

Satuan

Volume

Berat

(l/orang.hari)

(Kg/orang.hari)

Rumah permanen

Per orang/hari

2,25 2,50

0,350 0,400

Rumah semi permanen

Per orang/hari

2,00 2,25

0,300 0,350

Kantor

Per pegawai/hari

1,75 2,00

0,025 0,100

62
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Toko/ruko

Per pegawai/hari

2,50 3,00

0,150 - 0,350

Sekolah

Per murid/hari

0,10 0,15

0,010 0,020

Jalan arteri sekunder

Per meter/hari

0,10 0,15

0,020 0,100

Jalan kolektor sekunder

Per meter /hari

0,10 0,15

0,010 0,050

Jalan local

Per meter /hari

0,05 0,10

0,005 0,025

Pasar

Per meter 2/hari

0,20 0,60

0,100 0,300

10

Rumah non permanen

Per orang/hari

1,75 2,00

0,250 0,300

(Sumber : SNI 19-3983-1995).


Tabel B.13. Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota
No

Klasifikasi Kota

Volume (l/orang/.hari)

Berat (kg/orang.hari)

Kota Sedang

2,75 3,25

0,70 0,80

Kota Kecil

2,50 2,75

0,625 0,70

( Sumber : SNI 19-3983-1995).


Kota sedang adalah kota yang jumlah penduduknya lebih dari 100.000
jiwa, sedangkan kota kecil adalah kota yang jumlah penduduknya kurang
dari 100.000 jiwa. (SNI 19-3983-1995).
6.

Komposisi Sampah.
Komponen komposisi sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah komponen
fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil,
karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah,
pasir, batu, keramik).
Pengelompokan sampah yang sering dilakukan adalah berdasarkan
komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dari
kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain.
Dalam Damanhuri dan Padmi (2004) menggambarkan tipikal komposisi
sampah pemukiman atau sampah domestik dikota negara maju, yaitu dapat
dilihat pada Tabel B.13.
63
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.13. Komposisi sampah domestik


Kategori Sampah

% Berat

% Volume

Kertas dan bahan-bahan kertas

32,98

62,61

Kayu/produk dari kayu

0,38

0,15

Platik, kulit, dan produk karet

6,84

9,06

Kain dan produk tekstil

6,36

5,1

Gelas

16,06

5,31

Logam

10,74

9,12

Bahan batu, pasir

0,26

0,07

Sampah organik

26,38

8,58

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).


Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor:
-

Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah


juga akan cukup tinggi.

Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka


semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah basah akan
berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah
kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi.

Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang


berlangsung.

Tingkat sosial ekonomi : daerah ekonomi tinggi umumnya menghasilkan


sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.

Pendapatan per kapita : masyarakat dari tingkat ekonomi lemah akan


menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen.

Kemasan Produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga


akan mempengaruhi. Negara maju seperti Amerika tambah banyak yang
menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang
seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.
64
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Dengan

mengetahui

komposisi

sampah

dapat

ditentukan

cara

pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan
proses pengolahannya. Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat
pendapatan digambarkan pada Tabel 2.4.
Tabel B.14 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% berat basah)
Komposisi

Pemukiman

Pemukiman

Pemukiman

Low Incom

Midle Incom

High Incom

Kertas

1-10

15-40

15-40

Kaca, keramik

1-10

1-10

4-10

Logam

1-5

1-5

3-13

Plastik

1-5

2-6

2-10

Kulit, karet

1-5

Kayu

1-5

Tekstil

1-5

2-10

2-10

Sisa makanan

40-85

20-65

20-50

Lain-lain

1-40

1-30

1-20

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).

7.

Karakteristik Sampah.
Karakteristik sampah menurut (Tchobanoqlous, Theisen dan Vigil, 1993,
dalam Hardianto, 2008) yaitu:
1. Karakteristik fisik
Karakteristik fisik sampah meliputi hal-hal di bawah ini:
a. Berat spesifik sampah
Dinyatakan sebagai berat per unit (kg/m3). Dalam pengukuran berat
spesifik sampah, harus disebutkan dimana dan dalam kondisi
bagaimana sampah diambil sebagai sampling untuk menghitung berat
65
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

spesifik sampah. Berat spesifik sampah dipengaruhi oleh letak


geografis, lokasi, musim, dan lama waktu penyimpanan. Hal ini
sangat penting untuk mengetahui volume sampah yang diolah.
Adapun berat spesifik sampah menurut Tchobanaglous, Theisen dan
Vigil, 1993 yang dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel B.15. Berat spesifik komposisi sampah.

No

Berat Spesifik (Kg/m3)

Komponen Sampah

Rentang

Tipikal

130,53 - 480,57

290,72

2 Kertas

41,53 -130,53

89,00

3 Karton

41,53 - 80,10

50,43

4 Plastik

41,53 - 130,53

65,26

5 Kain

41,53 - 100,86

65,26

6 Karet

100,86 - 201,72

130,53

7 Kulit

100,86 - 261,05

160,19

8 Sampah taman

59,33 - 225,45

100,86

9 Kayu

130,53 - 320,38

237,32

10 Gelas

160,19 - 480,57

195,79

11 Kaleng

50,43 - 160,19

89,00

12 Aluminium

65,26 - 240,29

160,19

13 Logam lain

130,53 - 1151,00

320,38

14 Debu/kerikil (lain-lain)

320,38 - 999,71

480,57

1 Sisa makanan

(Sumber: Tchobanaglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Hardianto,


2008).

66
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

b. Kelembaban
Kelembaban sampah dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu
dengan metode berat basah dan berat kering. Rumus kelembaban
dari berat basah adalah:

wd
M =
x100
w
Dimana
M = Kelembaban (%)
W = Berat sampah basah (kg)
D = Berat sampah setelah dikeringkan pada suhu 0C (kg).
c. Ukuran partikel
Sangat penting untuk pengolahan akhir sampah, terutama pada tahap
mekanis untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan
mekanik.
d. Field Capacity
Adalah jumlah air yang dapat tertahan dalam sampah, dan dapat
keluar dari sampah akibat daya grafitasi. Field Capacity sangat
penting untuk mengetahui komponen lindi dalan landfill. Field
Capacity

bervariasi

tergantung

dari

perbedaan

tekanan

dan

dekomposisi sampah. Sampah dari daerah pemukiman dan komersial


yang tanpa pemadatan Field Capacity sebesar 50% - 60%.
e. Kepadatan sampah
Kepadatan sampah sangat penting untuk mengetahui pergerakan dari
cairan dan gas dalam landfill.
2. Karakteristik Kimia.
a. Analisis proksimasi.
Bertujuan mengetahui bahan-bahan yang mudah terbakar dan tak
mudah terbakar. Biasanya dilakukan tes untuk komponen yang
67
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

mudah terbakar supaya mengetahui kandungan volatil, kandungan


bau, kandungan karbon tetap dan kandungan air.
b. Titik abu sampah.
Adalah temperatur dimana dihasilakan abu dari pembakaran sampah,
yang berbentuk padatan dengan peleburan atau penggumpalan.
Temperatur berkisar antara 1100 oC sampai 1200 oC.
c. Analisis ultimasi.
Adalah penentuan persentase komponen yang ada dalam sampah
seperti persentase C, H, N, S, dan abu. Analisis ultimasi ini bertujuan
menentukan karakteristik kimia bahan organik sampah secara
biologis. Misalkan pada komposting perlu diketahui rasio C/N sampah,
supaya dapat berlangsung baik.
d. Kandungan energi.
Kandungan energi dari komponen organik sampah, dapat ditentukan
dengan Bomb Calorimeter.
3. Karakteristik Biologi.
a. Kandungan terlarut seperti: gula, asam amino dan berbagai macam
asam organik.
b. Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula.
c. Selilosa, yaitu hasil penguraian glukosa.
d. Lemak, minyak dan lilin.
e. Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus
methoksil. Biasanya terdapat pada kertas, seperti kertas karton dan
fiberboard.
f.

Lignoselulosa, kombinasi dari lignin dan selulosa.

g. Protein, yang terdiri dari rantai asam amino.

68
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

8.

Sistem Pengelolaan Sampah


Menurut Damanhuri, 2004 Sistem pengelolaan sampah meliputi beberapa
tahapan, yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir ke Lahan TPA.
1. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di
sumbernya.
2. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan
akhir tanpa melalui proses pemindahan.
3. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir.
4. Pengangkutan

sampah

adalah

membawa

sampah

dari

lokasi

pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju tempat


pembuangan akhir.
5. Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau merubah
bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara
pembakaran

dalam

incinerator,

pengomposan,

pemadatan,

penghancuran, pengeringan, dan pendaur ulangan.


Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan dapat dilihat
pada gambar B.9.

69
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Timbulan sampah

Pewadahan/pemilahan

Pengumpulan

Pemindahan dan
pengangkutan

pengolahan

Pembuangan akhir
sampah

Gambar B.9.Skema Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan


(SNI 19-2454-2002).

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan


Sampah Perkotaan, faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan
sampah perkotaan adalah :

9.

1.

Kepadatan dan penyebaran penduduk

2.

Karakteristik fisik lingkungan dan social ekonomi

3.

Timbulan dan karakteristik sampah

4.

Budaya sikap dan perilaku masyarakat

5.

Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah

6.

Rencana tata ruang dan pengembangan kota

7.

Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

Pewadahan Sampah.
Menurut Damanhuri pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah
sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah
individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya.
Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang
70
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

mudah

diakses.

Sampah

diwadahi

sehingga

memudahkan

dalam

pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah


yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya,
khususnya dalam upaya daur ulang. Disamping itu dengan adanya wadah
sampah yang baik maka:

bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya


lalat

dapat diatasi.

Air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah, dapat


dikendalikan

Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.

9.1. Pola Pewadahan


Menurut Damanhuri Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalam individual
dan komunal.


Pola pewadahan individual: diperuntukan bagi daerah pemukiman


berpenghasilan tinggi dan daerah komersil.

Pola pewadahan komunal: diperuntukan bagi daerah pemukiman


sedang/kumuh, taman kota, jalan dan pasar.

Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002:


Pola pewadahan individual: aktifitas penanganan penampungan sampah
sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari individu.


Pola pewadahan komunal:

aktifitas penanganan penampungan

sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai


sumber maupun sumber umum.
9.2. Kriteria Lokasi dan penempatan wadah
Berdasarkan (SNI 19-2454-2002) lokasi penempatan wadah adalah:
1. Wadah individual ditempatkan :
a. Di halaman muka
b. Di halaman belakang untuk sumber sampah hotel, restoran
2. Wadah komunal ditempatkan :
71
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

a. Sedekat mungkin dengan sumber sampah


b. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya
c. Di luar jalur lalu lintas pada suatu lokasi yang mudah untuk
pengoperasiannya.
d. Di ujung gang kecil.
e. Di sekitar taman dan pusat keramaian ( untuk wadah pejalan
kaki).
f.
9.3.

Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.

Persyaratan bahan wadah


Berdasarkan SNI 19-2454-2002 persyaratan bahan wadah, sebagai
berikut:
a. Tidak mudah rusak dan kedap air
b. Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat
c. Mudah dikosongkan.

Tabel B.15.
Contoh wadah dan Penggunaannya
No

Wadah

Kapasitas

Pelayanan

Umur Wadah

Keterangan

Kantong Plastik

10-40 L

1 KK

2-3 hari

Individual

Tong

40 L

1 KK

2-3 tahun

Individual

Tong

120 L

2-3 KK

2-3 tahun

Toko

Tong

140 L

4-6 KK

2-3 tahun

Toko

Tong

30-40 L

Pejalan Kaki,

2-3 tahun

Taman
6

Kontainer

1000 L

80 KK

2-3 tahun

Komunal

Kontainer

500 L

40 KK

2-3 tahun

Komunal

(Sumber : SNI 19-2454-2002).

72
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

9.4. Pewarnaan wadah.


Berdasarkan SNI 19-2454-2002, melakukan pewarnaan wadah sampah
sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:
1. Sampah organik, seperti sisa daun, sayuran, kulit buah lunak,

sisa

makanan, dengan wadah warna gelap


2. Sampah anorganik, seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan
wadah warna terang.
3. Sampah bahan berbahaya bereacun rumah tangga (jenis sampah B3
seperti : produk/obat kadaluarsa, minyak rambut, bola lampu, pestisida,
insektisida bahan kimia untuk keperluan fotogafi,bahan komia untuk
peerawatan kolam, pupuk kimia, dan lain-lain.

Tabel B.16.
Karakteristik wadah Sampah
Pola
No

Pewadahan

Individual

Komunal

Karakteristik
1.

Bentuk/jenis

Kotak,silinder,kontainer,bin(tong),se
mua bertutup dan kantong

2.

Sifat

Kedap air,ringan, mudah


dipindahkan dan kosongan

Logam,plastik,fiberglass,kayu,bamb
3.

Bahan

u,rotan,

Kotak,silinder,container,bin
(tong) semua bertutup

Kedap air,ringan, mudah


dipindahkan dan kosongan

Logam,plastik,fiberglass,kayu
,bambu, rotan
73

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kertas
Pemukiman dan pasar = 1004.

Volume

Pemukiman dan toko kecil = 10-40

1000 ltr

ltr

5.

Instansi pengelola

Pengadaan
Pribadi,Instansi pengelolan

(Sumber : SNI 19-2454-2002).


9.5. Penentuan Ukuran Wadah
Menurut

SNI

19-2454-2002,

penentuan ukuran volume ditentukan

berdasarkan :
1) Jumlah penghuni tiap rumah.
2) Timbulan sampah.
3) Frekuensi pengambilan sampah.
4) Cara pemindahan sampah.
5) Sistem Pelayanan (individual atau komunal).
9.6. Pengadaan Wadah Sampah
Menurut SNI 19-2454-2002, pengadaan wadah sampah untuk:
1) Wadah untuk sampah individual oleh pribadi atau instansi atau
pengelola.
2) Wadah sampah komunal oleh instansi pengelola.

74
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.17.
Jenis pewadahan dan sumber sampahnya
Sumber Sampah

Jenis Pewadahan
- Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang
tersedia di pasaran.
- Bak sampah permanen, ukuran bervariasi,
biasanya dari pasangan bata.
- Bin plastik/tong, volume 40-60 L, dengan tutup,

Daerah perumahan

khususnya permukiman yang pernah dibina


oleh Dinas Kebersihan.
- Bin/tong sampah, volume 50-60 L
- Gerobak sampah, volume 1,0 m3
- Kontainer dari Amroll kapasitas 6-10 m3
- Bak sampah

Pasar

- Kantong plastik, volumr bervariasi


- Bin plastik/tong volume 50-60 L

Pertokoan

- Bin plastik, volume 120-140 L, dengan roda.


- Kontainer volume 1 m3 beroda
- Kontainer besar volume 6-10 m3

Perkantoran/Hotel

- Bin plastik/tong volume 50-60 L, yang dipasang


secara permanen

Tempat umum, jalan dan taman

- Bin plastik, volume 120-140 L dengan roda.

(Damanhuri dan Padmi,2004).


10.

Recovery Factor dan Residu.


Recovery

factor

adalah

prosentase

sampah

yang

masih

dapat

dimanfaatkan dibagi jumlah sampah total, dengan tujuan guna mereduksi


sampah sebelum dibuang. Di Indonesia untuk recovery factor sampah
kering dapat diperoleh dengan mengetahui selisih berat antara sampah
75
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

yang telah dipilah pemulung dengan sampah yang belum dipilah oleh
pemulung.
Recovery Factor, %

cd
x100
c

c: berat sampah yang belum dipilah oleh pemulung (kg)


d: berat sampah setelah dipilah oleh pemulung (kg)
Adapun Persen recovery factor menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil,
1993 dapat dilihat pada tabel B.18.
Tabel B.18. Persen Recovery Factor
No

Komponen

(%) Recovery Factor

Sisa Makanan

80

Plastik

50

Logam

90

Kertas

50

Gelas

65

Kain

Kayu

Karet

Lain-lain

(Sumber: Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Harsi 2006).

Sedangkan residu adalah jumlah sampah yang tidak dapat


dimanfaatkan lagi yang akan dibuang. Residu bisa berasal dari sampah
basah dan sampah kering. Jika di Indonesia residu sampah kering dapat
diartikan jumlah sisa sampah yang tidak dapat diambil pemulung guna

76
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

pemanfaatan kembali, sedangkan residu sampah basah adalah sisa


sampah yang tidak dapat dikompos.
11.

Pengambilan Sampel

Cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran


pengambilan

contoh dari lokasi

untuk rumah tangga, sekolah, dan kantor berdasarkan SNI

19-39641995 adalah sebagai berikut:

Tentukan lokasi pengambilan contoh.

Tentukan jumlah tenaga pelaksana.

Siapkan peralatan.

Lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi


sampah sebagai berikut:

Membagikan kantong plastik dengan volume yang sudah diberi tanda


kepada sumber sampah sehari sebelum dikumpulkan.

Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.

Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.

Mengangkut seluruh kantong plastic ke tempat pengukuran

Menimbang kotak pengukur 125 L (digunakan untuk mengukur volume


sampah)

Menuang secara bergiliran contoh dari setiap lokasi pengambilan


tersebut ke dalam kotak pengukur 125 L

Menghentakan kotak contoh sebanyak tiga kali dengan mengangkat


kotak setinggi 20 cm, lalu dijatuhkan ke tanah

Mengukur dan mencatat volume sampah (Vs)

Menimbang dan mencatat berat sampah (Bs)

Memilih contoh berdasarkan komponen komposisi sampah

Menimbang dan mencatat berat komposisi sampah

Menghitung komponen komposisi sampah

 Tentukan lokasi pengambilan contoh (samplimg Lokasi).


Lokasi pengambilan sampling dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu:
A. Perumahan, yang terdiri dari:
- Permanen (PP): pendapatan tinggi.
- Semi permanen (PS): pendapatan sedang.
77
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

- Non permanen (PN): pendapatan rendah.


B.

Non perumahan, yang terdiri dari:


Toko, kantor, sekolah, pasar, jalan, hotel, restoran/rumah makan,
fasilitas umum lainnya, pebrik/industri.
Kriteria perumahan.
Kategori perumahan ditentukan berdasarkan:
-

Keadaan fisik rumah.

Pendapatan rata-rata kepala keluarga,

Fasilitas rumah tangga yang ada.

Kriteria non perumahan, yaitu:


1.

Kriteria untuk jalan, meliputi:


-

berdasarkan fungsi jalan.

10 % dari jalan yang disapu

Untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan


minimal 500 meter panjang jalan utama di pusat kota.

2.

Kriteria untuk pasar berdasarkan fungsi pasar.

3.

Kriteria untuk hotel berdasarkan jumlah fasilitas yang ada.

4.

Kriteria untuk rumah makan dan restoran berdasarkan jenis


kegiatan.

5.


Kriteria untuk fasilitas umum berdasarkan fungsinya.

Menyiapkan peralatan.
1. Alat pengambil contoh timbulan dan komposisi berupa kantong
plastik dengan volume 40 L.
2. Alat pengukur volume contoh timbulan dan komposisi berupa kotak
berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala
tinggi.
3. Alat pengukur volume timbulan dan komposisi sampah berupa bak
berukuran 1m x 0,5 x 1m untuk sampah yang berskala besar yang
dilengkapi dengan skala tinggi.
4. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung
tangan.
78
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

5. Timbangan (0-5) kg dan (0-100) kg


Penentuan jumlah sampel

Perhitungan jumlah sampel jiwa


Jumlah sampel jiwa dihitung menggunakan persamaan berikut:

S = Cd PS
S

= jumlah sampel (jiwa)

= 5 (jiwa)

PS

= populasi (jiwa)

Cd

= koefisien perumahan

(Cd kota sedang dan kecil, 1KK = 0,5).


-

Dengan mempertimbangkan faktor analisis komposisi sampah


dengan

berat

minimal

yaitu

kwintal

100

kg/hari

(Tchobanoqlous, Theisen, Vigil, 1993).


 Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah:


Perumahan: jumlah jiwa dalam keluarga.

Toko: jumlah petugas atau luas areal.

Sekolah: jumlah murid dan guru.

Pasar: luas pasar atau jumlah pedagang.

Kantor: jumlah pegawai.

Jalan: panjang jalan dalam meter.

Hotel: jumlah tempat tidur.

Restoran: jumlah kursi atau luas areal.

Fasilitas umum lainnya: luas areal.

 Frekwensi.
Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:


Pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi


yang sama.

Frekwensi

pengambilan contoh diatas dilakukan paling lama 5 tahun

sekali.
 Metode pengukuran dan perhitungan.
79
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:


- Volume : liter/unit/hari.
- Berat : kilogram/unit/hari.

Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah


dalam % berat.

2.

Uraian Pendekatan

2.1. Pendekatan Studi


Dalam pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERSAMPAHAN
KOTA DENPASAR, terdapat 2 (dua) bagian besar produk pekerjaan, yakni
kelayakan Unit Pengolahan Sampah dan Kajian Ekonomi, Sumber Pendanaan
kegiatan pembangunan Unit Pengolahan Sampah, serta jajak pendapat atau
political will dari masyarakat Kota Denpasar dalam pembangunan dan
pelaksanaan operasional Unit Pengolahan Sampah dan pengelolaan sampah di
Kota Denpasar.
Tahapan penyusunan rencana induk persampahan ini dimulai dari pengumpulan
data dan informasi, review studi terdahulu, pengumpulan data, pengkajian
standar atau aturan yang berlaku, analisa teknis operasional, analisa geografis,
analisa ekonomi, analisa sosial-budaya, kemampuan pendanaan Pemerintah
Kota Denpasar dan perencanaan tenis dan manajemen persampahan sampai
tahun 2022.
2.2. Konsep Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Ada beberapa pendekatan metodologi yang akan dikembangkan konsultan untuk
melaksanakan pekerjaan ini yaitu :
1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah
2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan
3. Pendekatan Kebijakan
4. Pendekatan Kelembagaan
5. Pendekatan Teknis
6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan kegiatan proyek
dengan permasalahan yang ada serta sasaran yang ingin dicapai. Pendekatan
kebijakan diperlukan terutama yang berkaitan dengan kebijakan persampahan
dan persampahan. Pendekatan kelembagaan berhubungan dengan koordinasi
80
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

antar instansi yang dibutuhkan. Pendekatan teknis adalah kajian terhadap kriteria
atau metode perhitungan yang akan digunakan.
Sedangkan pendekatan pelaksanaan pekerjaan merupakan metode pelaksanaan
pekerjaan mulai tahap persiapan sampai penyelesaian akhir. Pada prinsipnya
penyusunan metodologi ini mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja, Rapat
Penjelasan

Teknis

serta

kemampuan

dan

pengalaman

konsultan

dalam

mengerjakan proyek sejenis.

2.3. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah


Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan tidak dapat
dipisahkan dari permasalahan rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan
sarana dasar lingkungan di wilayah studi, khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan sektor persampahan.
Permasalahan tersebut diantaranya diakibatkan ada pertumbuhan pendudukan
yang cukup pesat di wilayah studi (Kota Denpasar) serta masih rendahnya
kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
persampahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara
meningkatkan kinerja pelayanan sektor persampahan secara berkelanjutan
melalui pelaksanaan pekerjaan ini. Untuk lebih jelasnya pendekatan pola pikir
pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar B.11. dibawah ini.

Gambar 2.11. Pola Pikir Pelaksanaan Pekerjaan


81
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2.4.

Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

2.4.1. Persoalan Pengelolaan Persampahan


Persoalan utama pada pengelolaan sampah terjadi karena beberapa hal,
yaitu :

1. Terjadi pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan yang


membutuhkan penanganan sampah secara kolektif. Pengelolaan
secara individu (dalam arti menimbun dan membakar) semakin tidak
layak untuk lingkungan perkotaan.
2. Pertumbuhan jumlah sampah tidak diimbangi dengan pertumbuhan
pendapatan yang berasal dari masyarakat penghasil sampah untuk
mendanai/membiayai pengelolaan sampah perkotaan. Selain itu,
anggaran pengelolaan persampahan yang berasal dari Pemerintah
tidak

mencukupi

untuk

memenuhi

standard

pelayanan

yang

diperlukan.
3. Ketersediaan lahan untuk TPA sampah yang memenuhi persyaratan
(teknis, lingkungan, sosial budaya, legalitas kepemilikan, dan aspek
keuangan) semakin terbatas.
4. Peningkatan kemampuan lembaga/institusi pengelola persampahan
berjalan dengan lambat sehingga tidak mampu mengantisipasi
persolan yang timbul di masyarakat.
2.4.2. Paradigma Baru Pemerintah Indonesia
1. Demokratisasi dan Keterbukaan
Terjadi perubahan yang menginginkan diberlakukannya prinsip demokrasi
dan keterbukaan pada pemerintahan di Indonesia. Konsekuensinya
adalah tuntutan pemenuhan kepentingan masyarakat semakin kuat dan
proses pemenuhan tersebut diminta dilaksanakan secara transparan.
Pengaruh lainnya adalah masyarakat semakin memahami haknya, salah
satu adalah hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak untuk
ditempati, dan menuntut Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab yang semakin
besar

kepada

masyarakat,

Pemerintah

yang

salah

Daerah
satu

untuk

diantaranya

memenuhi
adalah

kebutuhan
pengelolaan
82

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

persampahan. Selain pendelegasian (penyerahan) tanggung jawab


tersebut, Pemerintah Daerah juga mendapat tambahan pendapatan dari
pembagian pendapatan yang selama ini dikuasai oleh Pemerintah Pusat.
Pembagian pendapatan tersebut secara bersamaan juga akan diikuti
dengan peningkatan beban pembiaayaan pengelolaan sarana yang selama ini

dibiayai oleh Pemerintah Pusat.


3. Pemberdayaan Masyarakat
Salah

satu

hasil

dari

reformasi

adalah

gerakan

pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan menyebabkan masyarakat


semakin menyadari hak dan tanggung jawabnya. Akibatnya masyarakat
mungkin saja akan menuntut Institusi/ Lembaga pengelola persampahan
jika

merasa

dirugikan/

pelayanan

kurang

memuaskan

(akibat

diberlakukannya UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen).
2.4.3. Paradigma Baru Pengelolaan Sampah
Pendekatan yang akan digunakan konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar akan
mengacu pada sistem REDUCE (mengurangi), REUSE (menggunakan
kembali), RECYCLE (mendaur ulang), PARTICIPATION (melibatkan
masyarakat) sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang
No.18 Tahun 2008 tentang Persampahan.
2.4.4. Pendekatan Kebijakan
Secara lebih spesifik pendekatan yang akan dilakukan dalam Kajian
Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar ini, meliputi :
1. Pendekatan terhadap Peraturan PerUndang-Undangan/Kebijakan
yang berlaku baik ditingkat Pusat maupun di tingkat Daerah. (seperti :
RUTRK, RTRW dan lain sebagainya yang relevan).
2. Millenium Development Goal (2015).
3. National Action Plan Persampahan
4. Ketentuan Teknis (SNI untuk perencanaan sampah perkotaan dan
SNI UNJ 03-3241- 1994) tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA
Sampah dan cara Weighted Ranking Technique.

83
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2.4.5. Pendekatan Kelembagaan


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif akan
melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat dengan Tim
Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan dengan proyek ini.
Pelaksanaan pendekatan kelembagaan dalam kegiatan ini sangat
diperlukan mengingat pertimbangan sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini cukup singkat yaitu 4 (empat)
bulan, dengan demikian dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang
cukup baik dari para pihak yang terkait dengan pekerjaan ini
khususnya yang dapat membantu menyediakan data-data yang
dibutuhkan.
2. Kegiatan penyusunan rencana induk persampahan sangat terkait
dengan dengan instansi lain, dengan demikian kegiatan ini dapat
dijadikan sebagai sosialisasi program dan meningkatkan kerjasama
yang komprehensif dalam pengelolaan persampahan di wilayah studi.
3. Diperkirakan instansi terkait di daerah memiliki rencana dan program
pengelolaan persampahan, dengan demikian kegiatan ini diharapkan
dapat menjadi penguatan program-program atau saling melengkapi
dengan program-program lokal yang ada.
Dalam kaitannya dengan pendekatan kelembagaan ini, konsultan akan
melakukankerjasama dan koordinasi dengan Pemberi Tugas/Pemimpin
Proyek, Tim Teknis, dan aparat di daerah, agar kebutuhan dan aspirasi
daerah dapat diakomodasikan. Koordinasi dan komunikasi dalam
frekuensi

yang

tinggi

akan

sangat

membantu

kelancaran

dan

keberhasilan perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan


dapat segera diselesaikan.
Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Pusat
maupun daerah, diharapkan akan memperlancar dan mempercepat
dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi. Survey
lapangan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan pengelolaan
sampah serta mengidentifikasi daerah genangan akan lebih baik bila
dilakukan bersama-sama dengan pihak daerah untuk menghindari
kesalahan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan
nantinya. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara
lain :
84
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1. Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab


masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan khususnya
pekerjaan survey lapangan.
3. Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara
Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis serta semua instansi
terkait.
4. Prosedur dan perizinan yang diperlukan dari Pemberi Tugas.

2.5.

Pendekatan Teknis

1. Fisik Kota
Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini Kota Denpasr sangat
penting, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik kota. Dalam
merencanakan
mempertimbangkan

system
topografi,

pengelolaan
hidrologi,

persampahan
klimatologi

dan

harus
geologi.

Kemiringan tanah, tinggi muka air tanah termasuk pasang surut air,
kondisi sungai di saat musim kemarau dan musim hujan, temperatur dan
kelembaban pada musim hujan dan kemarau dan struktur lapisan tanah
akan dipelajari dan dipahami.
2. Sosial Ekonomi
a. Kepemerintahan antara lain : struktur organisasi pemerintah kota,
pembagian dan batas wilayah kerja administrasi kota serta luas
masing-masing wilayah.
b. Demografi, meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk
per tahun dan kepadatan penduduk. Perkiraan laju pertumbuhan dan
arah penyebaran penduduk dari tahun ke tahun didasarkan pada
data aktual dan rencana kota menurut RUTRK/Renstra, dsb.
c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik Kota Denpasar
edisi terakhir.
d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa sektor antara
lain pertanian, perdagangan, peternakan, pegawai, buruh dan tata
guna lahan dalam berbagai kategori.
85
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

e. Prasarana dan Sarana Umum yang dimiliki oleh Kota Denpasar


antara lain jaringan listrik, air minum, telepon dan alat transportasi.
f.

Fasilitas

yang

perniagaan,

dimiliki

Kota

hotel/losmen,

Denpasar,

seperti

rumah sakit/kesehatan,

pertokoan,
perkantoran,

pendidikan, tempat ibadah/sosial, perumahan dan sebagainya. datadata ini diperlukan untuk menentukan jumlah/kapasitas dan jenis
sampah dan juga diperlukan untuk menentukan skala pengelolaan
individual dan komunal.
g. Pendapatan masyarakat per rumah tangga diperlukan untuk
menentukan tariff retribusi sampah yang akan diusulkan.
h. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah saat ini dan perkiraan di
tahun mendatang.
3. Kesehatan Masyarakat
Tingkat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebersihan
lingkungan. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, tergantung oleh
tersedianya fasilitas sanitasi yang baik dan memadai. Selain itu juga perlu
ditunjang oleh kemampuan masyarakat dalam menciptakan dan menjaga
kebersihan.
4. Rencana Pengembangan Kota
Rencana Strategis, Rencana Induk Kota dan Rencana Umum Tata Ruang
Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Denpasar akan menjadi acuan
bagi penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan ini
dapat terintegrasi dengan rencana pengembangen sarana dan prasarana
lainnya.
Arah dan sasaran pembangunan kota, potensi yang dikembangkan di
waktu
mendatang, berbagai sektor ekonomi yang meliputi kegiatan usaha dengan
berbagai kegiatan pelayanan dan lingkungan hidup serta permasalahannya
merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyusunan studi ini.
Demikian juga halnya dengan rencana pengembangan fasilitas kota
termasuk sarana dan prasarana pengelolaan pesampahan.
5. Sistem Pengelolaan Eksisting
Pengelolaan persampahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa
86
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang


mempunyai
satu tujuan. Bentuk interaksi ini mempunyai ketentuan dan peraturan.
Komponen
yang mempunyai bentuk tersebut di atas disebut subsistem. Subsistem
tersebut
adalah:
a. Organisasi dan Manajemen
b. Teknik Operasional
c. Pembiayaan dan Retribusi
d. Ketentuan dan Peraturan

3.

Metodologi Penyusunan Masterplan Persampahan

3.1. Pengelolaan Persampahan


3.1.1. Kegiatan Operasional
Pengelolaan persampahan kota - kota di Indonesia mempunyai pola yang
hampir sama.Ditinjau dari segi teknik operasionalnya, pengelolaan
persampahan meliputi kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan
akhir. Operasi bersifat integral dan terpadu karena setiap proses tidak
dapat berdiri sendiri, melainkan saling pengaruh mempengaruhi secara
berantai.

Adapun urutan kegiatan sistem operasional pengelolaan

persampahan secara umum adalah sebagai berikut:


1. Kegiatan pewadahan sampah
2. Kegiatan pengumpulan sampah
3. Kegiatan pemindahan sampah
4. Kegiatan pengangkutan sampah
5. Kegiatan pengelolaan sampah
6. Kegiatan pembuangan akhir
A. Pewadahan Persampahan
Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum di
kumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari terjadinya

87
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi


kesehatan, kebersihan dan estetika.

Gambar 2.12. Skema Kegiatan Operasional Persampahan


Pewadahan dapat dikelompokkan sebagai pewadahan individual serta
pewadahan komunal (yang merupakan bagian dari proses pengumpulan).
Pewadahan individual dimaksudkan untuk menampung sampah dari
masing-masing sumber sampah, sesuai dengan sistem/ pola pengumpulan
yang diterapkan, dimana setiap rumah tangga harus tetap mempunyai
pewadahan individual.
Cara-cara ataupun sistem pewadahan sampah dikelola dengan baik oleh
setiap pemilik persil pada daerah-daerah pelayanan merupakan faktor
penunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah. Tujuan dari
pewadahan akan tercapai apabila orang mau membuang sampah
kedalamnya, dan pewadahan tersebut mampu mengisolasi sampah
terhadap segala sesuatu di sekitarnya.
Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pewadahan
adalah sifat, bahan, warna, volume dan konstruksinya, yang harus
memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis dan higienis.
Secara umum, bahan pewadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai
berikut:

88
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

a. Awet dan tahan air (kedap air)


b. Mudah untuk diperbaiki
c. Ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat
d. Ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan petugas dalam
proses pengumpulan
e. Penggunaan warna yang menarik dan menyolok
Adapun kriteria penentuan ukuran (volume) pewadahan sampah biasanya
ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah
b. Tingkat hidup masyarakat
c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah
d. Sistem pelayanan, individual atau komunal
Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis wadah sampah
padat diuraikan sebagai berikut:
a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa:
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
5) Kantong kertas
b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa :
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
c. Sampah kantor/ bangunan gedung wadahnya berupa :
1) Bak tembok
2) Container besi
3) Kantong plastik besar
Cara pengambilan wadah sampah dapat dilakukan dengan cara manual
atau secara mekanik. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu standarisasi
ukuran dan bentuk serta perlengkapannya. Ukuran wadah menggunakan
tenaga orang (manual) misalnya harus dirancang sedemikian rupa
89
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

sehingga mudah diangkat dan beratnya diperhitungkan mampu bagi


seseorang untuk mengangkatnya. Sedangkan wadah yang menggunakan
tenaga mekanik, ukuran dan berat penuhnya disesuaikan dengan
spesifikasi kendaraan angkutannya (load-haul atau compactor truck).
Lokasi penempatan wadah pada umumnya belum seragam. Untuk wadah
sampah yang pengambilannya menggunakan tenaga orang, lokasi ada
yang ditempatkan di depan rumah, di belakang rumah, di tepi trotoar jalan,
dan

sebagainya.

Demikian

pula

cara

penempatannya

ada

yang

ditempatkan di udara terbuka dan ada yang diberi alat pelindung/ atap.
B. Pengumpulan Sampah
Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah yaitu cara atau
proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/ penampungan
sampah dari sumber timbulan sampah sampai tempat pengumpulan
sementara/ stasiun pemindahan atau sekaligus diangkut ke tempat
pembuangan akhir.
Pengambilan sampah dilakukan setiap waktu sesuai dengan periodesasi
tertentu.

Periodesasi

biasanya

ditentukan

berdasarkan

waktu

pembusukkan sampah, yaitu kurang lebih berumur 2 3 hari, yang berarti


pengumpulan sampah dilakukan maksimal setiap 3 hari sekali. Makin
sering semakin baik, namun biasanya operasinya lebih mahal.
Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan Kota atau
swadaya masyarakat (pemilik sampah, badan swasta atau RT/RW).
Pengikut

sertaan

masyarakat

dalam

pengelolaan

sampah

banyak

ditentukan oleh tingkat kemampuan pihak kota dalam memikul beban


masalah persampahan kotanya. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan
adalah penyapuan jalan dan pembersihan selokan. Pengawasan akan
mutu pekerjaan ini cukup penting terutama pembersihan selokan pada
musim penghujan, sehubungan dengan pencegahan banjir. Sistem atau
cara pengumpulan sampah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
a. Peraturan-peraturan/ aspek legal pada daerah setempat
b. Kebiasaan masyarakat (budaya)
c. Karakteristik lingkungan fisik dan sosial ekonominya
d. Kedaan khusus setempat
90
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

e. Kepadatan dan penyebaran penduduk


f. Rencana penggunaan lahannya
g. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan
h. Lokasi pembuangan akhirnya
i. Biaya yang tersedia
C. Pemindahan Sampah
Proses

pemindahan

terdapat

pada

pengelolaan

sampah

dengan

pengumpulan secara tidak langsung. Proses ini diperlukan karena kondisi


daerah pelayanan tidak memungkinkan untuk diterapkan pengumpulan
dengan kendaraan truk secara langsung. Disamping itu juga proses ini
akan sangat membantu efisiensi proses pengumpulan. Pekerjaan utama
pada proses ini yaitu memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam
truk pengangkut.
Mengingat tingkat kemampuan daya tempuh gerobak yang relatif pendek,
maka lokasi pemindahan umumnya terletak tidak jauh dari sumber
sampah, masalah yang perlu diperhatikan adalah pengaruhnya daerah
sekitar dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Lokasi pemindahan letaknya sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi
truk

pengangkut

untuk

memasuki

dan

keluar

dari

pemindahan.

Pemindahan sampah ke dalam truk pengangkut dapat dilakukan secara


manual, mekanis atau campuran, tergantung dari tipe kendaraan
pengangkutnya. Pengisian container dilakukan secara manual oleh
petugas pengumpul, sedangkan pengangkatan container ke atas truck
dilakukan secara mekanis (load-haul dan compactor truck).
Lokasi pemindahan dapat bersifat terpusat (pola transfer depo) atau
tersebar. Fungsi lokasi pemindahan terpusat: proses pemindahan,
penyimpanan alat, perawatan ringan, proses pengendalian (desentralisasi).
Sedangkan fungsi lokasi pemindahan tersebar: proses pemindahan dan
penyimpanan alat.
D. Pengangkutan Sampah
Yang dimaksud dengan pengangkutan sampah dalam hal ini adalah
kegiatan pengangkutan sampah yang

telah dikumpulkan ditempat

91
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

penampungan sementara (transfer station) atau langsung dari tempat


sumber sampah ketempat pembuangan akhir (TPA).
Keberhasilan kegiatan penanganan sampah adalah tergantung pada
baiknya kegiatan/ sistim pengangkutan sampah yang diterapkan. Sarana
yang digunakan adalah kendaraan truck dengan berbagai tipe/ jenis,
sehingga merupakan kegiatan yang membutuhkan dana/ investasi yang
paling

besar

dibandingkan

dengan

kegiatan

pengumpulan

dan

pembuangan akhir.
Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah makin
menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya relatif jauh keluar
kota. Dasar alasan adalah kemungkinan adanya rencana pengembangan
kota masalah pengangkutan biasanya timbul seiring dengan keharusan
truk melewati jalan-jalan dalam kota. Kenyataan memperlihatkan bahwa
tidak semua jalan sesuai untuk dilewati truk tanpa menimbulkan gangguan
pada kelancaran lalu lintas.Jalan yang tidak sesuai dari segi lebarnya
biasanya ditambah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.
Kondisi truk, terutama saat melewati jalan ramai, cukup berpengaruh
terhadap kenyamanan disekitarnya. Kesan kotor biasanya terjadi karena
tetesan air dan hamburan material sampah selama perjalanan.
3.1.2. Pola Teknis Operasional
A. Pewadahan
Pola Pewadahan terdiri dari :
a. Pewadahan Individual
Bentuk

pewadahan

yang

dipakai

banyak

tergantung

selera

dan

kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, mulai dari pengadaan sampai


penggunaannya dilakukan secara pribadi. Ciri utama dalam penanganan
selanjutnya adalah digunakan sistem pengumpulan dari rumah ke rumah.
Petugas akan langsung mendatangi tiap rumah untuk mengumpulkan
sampahnya.
b. Komunal
1) Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota,
jalan, pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi
pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, alasan utama
digunakannya pola ini adalah kesulitan petugas dalam mencapai
92
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

tempat sampah di setiap titik sumber, juga termasuk kesulitan utama


adalah kondisi jalan (sangat sempit, tidak dapat dilalui kendaraan
pengumpul,

sibuk

sepanjang

hari,

dan

sebagainya).

Agar

memudahkan dalam penanganan selanjutnya maka tempat sampah


komunal umumnya ditempatkan di tepi jalan besar, pada suatu lokasi
yang strategis terhadap penggunaannya. Penduduk akan membawa
sampahnya untuk dibuang ke tempat sampah komunal dan
pengumpulan pun dilakukan oleh petugas dari tempat ini.
2) Pada pola pewadahan komunal, setiap rumah tangga tetap harus
memiliki pewadahan individual, yang pada periode tertentu dibuang
sendiri oleh pemilik rumah ke wadah komunal.
3) Pada beberapa literatur, pewadahan diklasifikasikan termasuk dalam
proses pengumpulan, karena memang sarana pewadahan sangat
berkaitan erat dengan proses pengumpulan, baik desain, kapasitas
alatnya maupun pola yang diterapkan.
B. Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah pada umumnya dapat dibagi atas :
1. Individual langsung
 Yaitu

proses

penanganan

persampahan

dengan

cara

mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah dan


diangkut langsung ke TPA, tanpa melalui proses pemindahan.
Persyaratan:
 Kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 8%) sehingga alat
pengumpul non mesin sulit beroperasi
 Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai
jalan lainnya.
 Kondisi dan jumlah alat memungkinkan
 Jumlah timbulan sampah besar (>0,5 m3/hari)
2. Individual tidak langsung
Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah masing-masing sumber sampah dan diangkut ke TPA dengan
sarana pengangkut melalui proses pemindahan. Pola ini dapat
mengurangi ketergantungan kebutuhan alat angkut (truk), tetapi
membutuhkan kemampuan pengendalian personil dan alat yang lebih
93
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

kompleks. Pola ini baik untuk daerah dengan partisipasi aktif


masyarakat yang rendah. Dan alat pengumpul masih mampu
menjangkau

sumber

secara

langsung.

Pola

ini

membutuhkan

persyaratan sebagi berikut:




Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan

Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak, becak),


maka dibutuhkan kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 8%)

Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa


mengganggu pemakai jalan lainnya.

Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

3. Komunal langsung
Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal, langsung
diangkut ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola ini
merupakan alternatif bila alat angkut terbatas, lokasi merupakan
timbulan

sampah-sampah

sulit

dijangkau

oleh

pelayanan

alat

pengumpul non mesin (gerobak), kemampuan pengendalian personil


dan peralatan relatif rendah, alat pengumpul sulit menjangkau sumbersumber sampah. Pola ini mempunyai prasyarat:


Peran serta aktif masyarakat tinggi

Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan


sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau
oleh alat pengangkut (truk).

4. Komunal tidak langsung


Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan
sampah dari titik pewadahan komunal, dibawa ke lokasi pemindahan
(menggunakan gerobak), lalu diangkut ke TPA menggunakan alat
angkut truk. Pola ini membutuhkan prasyarat :


Peran serta aktif masyarakat tinggi

Wadah komunal dan alat pengumpul dirancang sesuai dengan


kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dilokasi yang
mudah dijangkau alat pengumpul

Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan

Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak), maka


dibutuhkan kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 8%)
94

CV. Tri Matra Disain


Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa


menganggu pemakai jalan lainnya

Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

C. Pemindahan
Kegiatan pemindahan terdapat pada pola pengumpulan tak langsung, yaitu
pengumpulan oleh alat bukan jenis truk. Sampah dari alat pengumpul
(gerobak/ sejenisnya) harus dipindahkan ke truk pengangkut untuk dibawa
ke lokasi pembuangan akhir.
Berdasarkan kondisi dan fungsinya pemindahan terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu terpusat dan tersebar. Pola pemindahan terpusat dimaksudkan
sebagai sentralisasi proses pemindahan dan merupakan pos pengendali
operasional, apabila sulit mendapatkan lahan kosong untuk lokasi
pemindahan, maka lokasi pemindahan dapat tersebar, tetapi akibatnya
kurang dapat dikendalikan.
Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai penyimpan
sarana kebersihan, seperti gerobak dan peralatan lainnya, tanpa
perawatan alat dan sebagainya.
Lokasi pemindahan dapat berbentuk:
1. Pelataran berdinding (transfer depo)
Ukuran panjang dan lebar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
keluar masuk dan pemuatan truk. Bila pemuatan tidak langsung dilakukan
dari gerobak, maka harus tersedia tempat khusus penimbunan sampah
sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai
isolator terhadap daerah sekitarnya. Memudahkan keluar masuk dan
pemuatan truk isolasi bertujuan menghilangkan kesan kotor dari kerja
pemindahan.
2. Container muat (load- haul)
Berupa container yang umumnya bervolume 8 - 10m3, gerobak langsung
menumpahkan muatannya ke dalam container ini. Setelah penuh maka
container ini akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metoda ini
membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena dibutuhkan truk
dengan tipe khusus (load-haul truck).

95
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

D. Pengangkutan
Fase pengangkutan merupakan tahapan membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke TPA. Hal yang
penting

dalam

proses

pengangkutan

adalah

penentuan

route

pengangkutan, berupa penetapan titik pengambilan, jadwal operasi dan


pola pengangkutan.
Untuk menentukan route pengangkutan sampah tersebut dilakukan
langkahlangkah sebagai berikut :
a. Penentuan titik pengambilan
b. Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta daerah
pelayanan dan peta timbunan sampah.
c. Peta derah pelayanan menunjukkan batas daerah yang akan dilayani
saat ini dan kemungkinan pengembangannya yang memuat data-data
antara lain:
1) Luas wilayah kota
2) Luas daerah yang dilayani
3) Jumlah penduduk yang dilayani
4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari
d. Peta timbulan sampah menunjukan lokasi pengumpul/ timbunan sampah
yang harus dilayani oleh para petugas kebersihan, antara lain:
1) Lokasi stasion pemindahan/ TPS
2) Lokasi container besar
3) Lokasi daerah pertokoan
4) Lokasi bangunan besar/ khususnya yang diperkirakan timbulan
sampah lebih 1m3 misalnya rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan
kantor-kantor besar dan lain-lain.
e. Pada titik pengumpul tersebut jumlah volume sampah yang harus diangkut
setiap hari dari setiap daerah pelayanan dapat diketahui. Juga route
angkutannya dapat direncanakan.

96
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.12. Pola Teknis Operasional


1. Jadwal Operasi
Jadwal kegiatan pelayanan harus ditetapkan sedemikian rupa agar operasi
pengangkutan sampah dapat berjalan secara teratur. Hal ini disamping untuk
memberikan gambaran kualitas pelayanan juga untuk menetapkan jumlah
kebutuhan tenaga dan peralatan, sehingga biaya operasi dapat diperkirakan.
Selain itu dengan frekuensi pelayanan yang teratur akan memudahkan bagi para
petugas untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan jam operasional tersebut
harus disesuaikan dengan:
1) Jumlah timbulan sampah yang harus diangkat setiap hari
97
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2) Jumlah kendaraan dan tenaga serta kapasitas kendaraan


3) Sifat daerah pelayanan
4) Waktu yang diperlukan tiap rit kendaraan
Dengan pengaturan jam kerja ini, operasi pengumpulan dan pengangkutan
sampah dapat

berjalan tertib dan teratur, sehingga mudah dilakukan

pengontrolan terhadap kebersihan kota.


Pengaturan kerja tersebut termasuk juga:
1) Pengaturan penugasan
2) Pengaturan kewajiban bagi para petugas untuk membersihkan kendaraan
3) Kewajiban bagi para petugas untuk melaporkan hasil operasinya, sehingga
volume sampah yang terangkut setiap pengangkutan dapat diketahui.
2. Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan sampah yang dialkukan dengan sistem stasiun pemindahan
(transfer depo), proses pengangkutan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan
transfer depo untuk mengangkut sampah langsung ke TPA Dari TPA, kendaraan
tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit berikutnya.
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem container pola pengangkutan adalah
sebagai berikut:
1) Sistim container yang diangkut
Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi container pertama untuk
mengambil/ mengangkut sampah langsung ke TPA. Dari TPA kendaraan
tersebut dengan container kosong kembali ke lokasi pertama tadi untuk
menurunkan container tersebut, dan kemudian menuju ke lokasi ke dua untuk
mengambil container yang berisi untuk diangkut ke TPA dan selanjutnya
mengembalikan

container

kosong

tersebut

ketempat

semula.

Demikian

seterusnya sampai pada shift terakhir.


2) Sistim container yang diganti
Kendaraan keluar dari pool dengan membawa container kosong menuju ke
lokasi container pertama untuk mengambil/ mengganti container yang berisi
sampah dan langsung membawanya ke TPA. Dari TPA kendaraan tersebut
dengan container kosong kembali menuju lokasi container kedua dan kemudian
menurunkan container kosong tersebut sekaligus mengambil container yang
telah penuh untuk dibawa ke TPA. Demikian seterusnya sampai pada shift
terakhir.
98
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3) Sistim container tetap


Penyerapan sistim ini biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa
truck compactor. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju ke lokasi
container pertama dan mengambil sampahnya untuk dituangkan ke dalam truck
compactor dan diletakkan kembali container yang kosong itu ketempat semula,
kemudian kendaraan langsung ke lokasi container kedua mengambil sampahnya
dan meninggalkan container dalam keadaan kosong dan seterusnya jika
kapasitas truk sudah penuh, kendaraan langsung menuju ke lokasi pembuangan
akhir.
Gambar B.13. Sistem Container Yang Diangkut

Gambar B.14. Sistem Container Yang Diganti

Gambar B.15. Sistem Container Tetap

99
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3.1.3. Peralatan Operasional Persampahan


A. Peralatan Pewadahan
1. Individual

Bentuk

pewadahan

yang

dipakai

banyak

tergantung

selera

dan

kemampuan pengadaannya dari pemiliknya secara umum adalah:


Bentuk

: Kotak, Silinder, Kantung, Container

Sifat

: Bersatu dengan tanah, dapat diangkat

Bahan

: Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus


bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah
diperlakukan kasar mudah dibersihkan.

Ukuran

: 10 50 liter untuk pemukiman., toko kecil 100-500 liter


Untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan

Pengadaan

: Pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola

2. Komunal
Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/ kumuh, taman kota, jalan,
pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena
sifat penggunaannya adalah umum. Karakteristiknya adalah:
Bentuk

: Kotak, Silinder, Kantung, Container

Sifat

: Bersatu dengan tanah, dapat diangkat

Bahan

: Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus


Bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah
diperlakukan kasar mudah dibersihkan.

Ukuran

: 10 100 liter untuk pinggir jalan taman, 100-500 liter


Untuk pemukiman dan pasar

Pengadaan

: Pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi


Hasil produksi, instansi pengelola).

Adapun jenis-jenis peralatan pewadahan yang umum terdapat di kota-kota


di Indonesia adalah:
1) Kantong plastik, 30 50 liter
2) Bin plastik/ keranjang tertutup, 40 50 liter
3) Tong kayu, 40 60 liter
4) Bin plastik (tertutup dengan roda), 120 liter
5) Bin plastik permanen, 70 liter
6) Bin plat besi tertutup, 100 liter
7) Bak sampah permanen, ukuran variasi
8) Kontainer, volume 1,0 m3
100
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B. Peralatan Pengumpulan dan Pemindahan


Peralatan pengumpulan dan pemindahan sampah dapat bermacammacam tergantung sistem pewadahan dan pengumpulan yang diterapkan.
Pada daerah pelayanan tertentu peralatan pengumpulan dapat sekaligus
sebagai peralatan pengangkutan (truk).
Adapun peralatan yang telah disesuaikan berdasarkan daerah timbulan
sampahnya dan telah lazim digunakan dalam sistem pengumpulan sampah
yaitu:
1. Daerah perumahan/ pemukiman teratur:
Gerobak dorong, dimana sampahnya kemudian dikumpulkan pada tempat
pengumpulan sementara (transfer depo) dan container.
2. Perumahan yang belum teratur (slump area)
Container komunal, gerobak dan transfer komunal, transfer station atupun
truk pemadat (compactor truck).
3. Daerah Pasar/ Komersial
Untuk daerah pasar/ komersial dapat digunakan langsung truk sampah
atau container.
4. Daerah Pertokoan
Untuk daerah pertokoan dapat digunakan beberapa cara:
1) Digunakan gerobak dorong dan transfer station atau container
2) Digunakan container komunal
3) Digunakan langsung truck sampah
C. Peralatan Pengangkutan
Peralatan pengangkutan sampah antara lain:
a. Truck biasa
b. Dump Truck (Tipper Truck)
c. Compactor Truck
d. Arm Roll Truck
e. Multi Loader Truck
f. Transfer Trailer
Penggunaan jenis-jenis truk ini tergantung dari sistim pewadahan,
pengumpulan dan pemindahannya.
3.2. Pemilihan Sistem dan Peralatan Operasional Persampahan
101
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3.2.1. Umum
Pemilihan sistem dan pemilihan peralatan operasional persampahan saling
berkaitan erat. Pemilihan jenis peralatan pada masing-masing komponen
operasional sangat tergantung dari sistem atau pola operasional yang
digunakan. Demikian pula pemilihan sistem operasional sangat tergantung
pada kondisi fisik, sosial dan ekonomi daerah setempat.
3.2.2. Pewadahan
Penentuan segi baik dan buruknya suatu bentuk pewadahan dinilai dari
hubungannya sebagai pendukung pekerjaan penanganan berikutnya, yaitu
pengumpulan, pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh petugas kota atau
swadaya masyarakat. Para petugas

dituntut

untuk

menyelesaikan

pekerjaan dengan target yang telah ditentukan. Efektifitas kerja harus tinggi
dan dilakukan melalui efisiensi waktu, untuk mencapai target tersebut.
Sehubungan dengan hal ini maka cara pewadahan harus dapat
memberikan kemudian dalam pekerjaan pengumpulan.
3.3. Pembuangan Akhir Sampah dan Pengolahan
3.3.1. Umum
Tujuan pembuangan akhir sampah adalah untuk memusnahkan sampah
domestik atau yang diklasifikasikan sejenis ke suatu tempat pembuangan
akhir dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak atau seminimal
mungkin menimbulkan gangguan terhadap lingkungan antara (intermediate
treatment) maupun tanpa diolah terlebih dahulu.
Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya merupakan:
1. Kegiatan yang merubah bentuk lahan
2. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan kemerosotan
sumber daya lahan, air dan udara.
3.3.2. Pembuangan Akhir
Yang dimaksud dengan pembuangan akhir adalah cara yang digunakan
untuk memusnahkan sampah padat dari hasil kegiatan pengumpulan dan
pengangkutan mapun sampah padat hasil buangan kegiatan pengelolaan
sampah itu sendiri.

102
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu:


1) Open Dumping
Dilakukan dengan cara sampah dibuang begitu saja di tempat
pembuangan akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka sampai pada suatu saat
TPA penuh dan pembuangan sampah dipindahkan ke lokasi lain atau
TPA yang baru.
Untuk efisiensi pemakaian lahan, biasanya dilakukan kegiatan perataan
sampah dengan menggunakan dozer atau perataan dapat juga
dilakukan dengan tenaga manusia.
Keuntungan:
a. Operasi sangat mudah
b. Biaya operasi dan perawatan murah
c. Biaya investasi TPA relatif murah
Kerugian:
1. Timbul pencemaran udara oleh gas, debu dan bau b. Cepat terjadi
proses timbulnya leachate, sehingga menimbulkan pencemaran air
tanah
2. Sangat mendorong tumbuhnya sarang-sarang vektor penyakit
(tikus, lalat, nyamuk dan serangga lain).
3. Mengurangi estetika lingkungan.
2) Landfill, yang dapat dibedakan lagi atas:
Merupakan perbaikan dari pada cara open dumping yaitu dengan
menambahkan lapisan tanah penutup di atas sampah.
a) Sistim Controlled Landfill
Dilakukan dengan cara sampah ditimbun, diratakan dan dipadatkan
kemudian

pada

kurun

waktu

memperkecil

pengaruh

yang

merugikan terhadap lingkungan.


Bila lokasi pembuangan akhir telah mencapai akhir usia pakai,
seluruh timbunan sampah harus ditutup dengan lapisan tanah.
Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai lapisan tanah
penutup.
Keuntungan:
1) Dampak negatif terhadap estetika lingkungan sekitarnya dapat
dikurangi
2) Kecil pengaruhnya terhadap estetika lingkungan awal
103
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Kerugian:
1. Operasi relatif lebih sulit dibanding open dumping
2. Biaya investasi relatif lebih besar dari pada open dumping
3. Biaya operasi dan perawatan relatif lebih tinggi dari pada open
dumping
b. Sistim Sanitary Landfill
Adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan
cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan
tanah sebagai lapisan penutup. Hal ini dilakukan terus menerus
secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Pekerjaan pelapisan sampah dengan tanah penutup dilakukan setiap
hari pada akhir jam operasi. Diperlukan persediaan tanah yang cukup
untuk menutup timbunan sampah.
Keuntungannya

adalah

pengaruh

timbunan sampah

terhadap

lingkungan sekitarnya relatif lebih kecil dibanding sistem controlled


landfill.

104
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Gambar B.13. Diagram ALir Sistem Manjemen Persampahan

105
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

4.

Program Kerja
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai


dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja
ini akan diuraikan urutan urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah,
tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil
pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan
yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan
pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai
berikut :
1. Persiapan
- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota
Denpasar
- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan
- Menetapkan metode survey
- Menyusun kuesioner untuk menjaring data
- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang
dibutuhkan
2. Pengumpulan Data
-

Data Primer
Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan
sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,
komposisi

dan

karakteristik

sampah,

kondisi

pewadahan,

pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan


akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun
pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta
pengumpulan data lain yang relevan.
-

Data Sekunder
Melakukan

survey

ke

instansi

terkait

mengenai

kondisi

kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,


struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),
kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)
106
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan


yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan
persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota
Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,
fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata
guna

lahan)

baik

untuk

kotaDenpasar

maupun

kota-kota

sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.


3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan
kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai
bahan analisis
4. Pengkajian :
-

Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai


tujuan penyusunan Masterplan Persampahan

Pengkajian

tata

ruang

kota

yang

mempengaruhi

sistem

kebersihan
-

Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini

5. Analisis
Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat
dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain
6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022
Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:
-

Proyeksi perkembangan penduduk

Proyeksi volume sampah

Pengembangan aspek institusi

Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana


persampahan,

pewadahan,

pegumpulan,

pemindahan,

pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain


itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan
Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita
yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota
Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi
dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan

107
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi


selama

kurun

waktu

perencanaan,

biaya

operasi

dan

pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)


-

Pengembangan

aspek

pengaturan

(penyempumaan

perda

termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)


-

Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program


penyuluhan,

pilot

project

penanganan

sampah

berbasis

masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)


A. Penyusunan Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat: metode dan rencana kerja konsultan
dalam penyelesaian pekerjaan diserahkan.Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh hari) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh ) buku laporan.
2. Laoran Antara (Interim Report)
Laporan

Antara

memuat

data

kondisi

kota

dan

pengelolaan

persampahan yang ada saat ini serta analisis data dan arahan
pengembangan Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120
(seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan.
3. Laporan Akhir
Laporan

Akhir

memuat:

seluruh

hasil

kegiatan

dan

rencana

pengelolaan sampah (masterplan) yang dibuat. Laporan harus


diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku
laporan beserta peta dan gambar ukuran A3 sebanyak 15 (lima belas)
eksemplar dan cakram padat (compact disc) sebanyak 8 keping.

108
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Mulai

Gambar B.14. Bagan Alir Pekerjaan

Persiapan
1.
2.
3.
4.

Laporan Pendahuluan

Mobilisasi Personil
Penyusunan Program Kerja
Penyusunan Metode Survey
Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan Data Primer

Survey Lapangan Kondisi Eksisting


Pengelolaan Sampah
Peta Dasar
dan Data BPS

Data Kondisi
Kelembagaan

Data Kondisi Kota


Denpasar

Kondisi
Pembiayaan

1.
2.
3.
4.

Daerah Pelayanan
Timbulan Sampah
Komposisi & Karakteristik Sampah
Kondisi Pewadahan, Pengumpulan, Pemindahan
& Pengangkutan Sampah
5. Upaya 3R

Peraturan dan Program


Pengolahan Persampahan

Rencana
Pengembangan Kota

Data
Cukup

Pengolahan Data dan Pengkajian


1.
2.
3.
4.

Pengelompokan Data Kuantitaif dan


Kualitatif
Penyiapan Standar Nasional
Pengkajian Tata Ruang Kota
Pengkajian Terhadap Sistem
Pengelolaan Sampah Eksisting

Konsep Rencana
Sistem OK

Analisa

Laporan Antara
Penyusunan Rencana

Proyeksi Penduduk dan


Volume Sampah

Pengembangan Aspek
Teknis

Pengembangan Aspek
Institusi/Kelembagaan

Pengembangan Aspek
Pengaturan

Laporan Akhir
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

Pengembangan Aspek
Pembiayaan

Selesai

Pengembangan Aspek
Peran Serta Masyarakat

109

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

5.

Organisasi dan Personil


Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan

studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan


yang mantap, disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang
berkualitas sesuai dengan spesialisasi masing-masing, disamping penyediaan
sarana peralatan kerja dengan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada akhir pekerjaan studi ini,
maka tim Konsultan telah menyiapkan organisasi pelaksanaan pekerjaan seperti
yang tertera pada Gambar Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan.
Organisasi pelaksanaan pekerjaan menggambarkan hubungan antar personil
Konsultan dan hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi pekerjaan
sesuai hirarki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.

BAPPEDA KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain

Team Leader
(S1 Planologi)

Tenaga Ahli Sipil


(S1. T. Sipil)

Tenaga Ahli Lingkungan


(S1. T. Lingkungan)

Tenaga Ahli Ekonomi Perkotaan


(S1. Ekonomi)

Asisten Tenaga Ahli


1. Ass. Ahli Lingkungan
2. Ass. Ahli Sipil
3. Surveyor / juru Ukur

Tenaga Pendukung
Administrasi dan Keuangan

B.3.

Gambar B.16. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

110
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Dalam

proses

pelaksanaan

pekerjaan

Penyusunan

Masterplan

Persampahan Kota Denpasar, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup


kegiatan serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil
rencana nantinya tidak bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh BAPPEDA Kota
Denpasar serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Sesuai dengan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang tercantum
dalam KAK , Konsultan telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam
kegiatan dan waktu pelaksanaannya, sehingga perhitungan man - month
personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus
mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan
terkendali oleh sebuah jalur aktifitas yang mantap. Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota Denpasar secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian
yaitu Pekerjaan Lapangan dan Pekerjaan Kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 6 Bulan
atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Semua kerangka berpikir dalam
program kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Secara teknis administrasi, jadwal
pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1.

Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan


dengan pihak pemberi tugas diselesaikan.

2.

Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu

6 Bulan

atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan berita acara
rapat penjelasan umum terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja
(SPK).
3.

Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan
dengan tugas-tugas konsultan, maka untuk lebih jelasnya secara umum
jadwal terinci dari Penyusunan Dokumen Masterplan Persampahan Kota
Denpasar ini dapat dilihat dalam Tabel yang terdapat pada halaman berikut.

111
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.2.1. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

112
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Selain jadwal pelaksanaan kegiatan diatas, diperlukan jug sarana dan


prasarana pendukung dimana sarana pendukung ini dapat digunakan untuk
mempermudah dan memperlancar pekerjaan.
Dalam

melaksanakan

pekerjaan

Penyusunan

Masterplan

Persampahan Kota Denpasar ini, Konsultan menggunakan fasilitas dan sarana


pendukung yang diperlukan sebagai pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut, yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan persyaratan yang
tertuang dalam kerangka acuan kerja. Uraian mengenai fasilitas dan sarana yang
digunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini disajikan pada
sebagai berikut.


Fasilitas Dan Sarana Yang Digunakan


Konsultan akan menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan ini, yang meliputi antara lain :
1. Kantor/studio

lengkap

dengan

peralatan

yang

diperlukan

untuk

pelaksanaan pekerjaan
2. Biaya Komunikasi
3. Komputer dan Alat Tulis Kantor Lainya
4. Kendaraan Operasional
5. Kebutuhan lainnya guna memperlancar dan menyukseskan pelaksanaan
pekerjaan ini
6. Apabila ada yang peralatan yang harus dibeli dalam kegiatan ini, maka
pada akhir penugasan barang atau peralatan yang dibeli tersebut harus
diserahkan kepada pengguna jasa.


Ruang Kerja/Kantor
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan
kantor yang permanen Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan
berkoordinasi

dengan

pemberi

pekerjaan

dan

setiap

saat

dapat

asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan


nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah
menghubungi konsultan.


Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas
113
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

alat. Adapun volume dan kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji
pada Tabel Daftar Peralatan (Terlampir).


Jadwal Peralatan
Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu
pemakaian,

dan

jadwal

peralatan

ini

berkaitan

dengan

schedule

pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan seluruh kegiatan. Jadwal


peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel Jadwal
Penggunaan Peralatan (Terlampir).
Tabel F.2. Jadwal Penggunaan Alat

114
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.4.

Komposisi Tim dan Penugasan

H.1. Umum
Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan
menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut
dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam
koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait
dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam
pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang
penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan persampahan. Masingmasing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing
sesuai dengan bidang keahliannya.
Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik
mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman
personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut
dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan
pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya dan memiliki sertifikat keahliaan
(SKA)

yang

dikeluarkan Asosiasi Keahlian

atau Badan/Lembaga yang

berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani


pekerjaan sejenis.
Tanggapan terhadap tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dalam hal ini
perlu adanya penekanan terhadap desain yang akan dilakukan. Dimana masingmasing Tenaga Ahli memiliki pemahaman yang sama mengenai kondisi dan
permasalahan daerah lokasi studi, keinginan masyarakat pengguna, sehingga
mampu menghasilkan beberapa inovasi desain tidak hanya secara teknis,
efesiensi pendanaan, layak secara lingkungan, dan mampu memberikan manfaat
lebih secara ekonomi kepada masyarakat.
Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa
untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :

115
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1. Ketua Tim (Team Leader)


Satu (1) orang Ketua Tim (Team Leader) yang merangkap sebagai Ahli
Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana
(S1)

Teknik

Planologi,

dan

berpengalaman

dalam

penyusunan

Masterplan Persampahan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.


2. Tenaga Ahli / Profesional Staff
a. Satu (1) orang Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan minimal
sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan.
b. Satu (1) orang Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6
(enam) bulan.
c. Satu (1) orang Ahli Ekonomi Perkotaan dengan latar belakang
pendidikan sarjana (S1) Ekonomi, menjalankan tugas selama 3 (tiga)
bulan.
3. Asisten Tenaga Ahli
d. Satu (1) orang Ass. Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima)
bulan.
e. Satu (1) orang Ass. Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6
(enam) bulan.
f. Satu (1) orang Surveyor/Juru Ukur dengan latar belakang pendidikan
D3 Teknik, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.
4. Tenaga Pendukung / Supporting Staff
Disamping kebutuhan akan tenaga ahli seperti diuraikan tersebut di atas,
dibutuhkan tenaga pendukung, antara lain tenaga administrasi dan
keuangan.

116
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel B.4.1. Komposisi Tim Pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan

117
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

B.5.

Komposisi Tim dan Penugasan

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam melaksanakan pekerjaanpekerjaan sejenis, diperlukan pengaturan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Hubungan kerjasama antar personil, serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan
berperan

penting

dalam

dipertanggungjawabkan.

menghasilkan

Untuk

itu,

kualitas

diperlukan

pula

kerja

yang

dapat

pengaturan

jadwal

pelaksanaan penugasan personil dan sampai sejauh mana keterlibatan masingmasing personil terhadap kegiatan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu pola
tata koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara baik.
Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Penyusunan
Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini, mobilisasi tenaga profesional
oleh pihak konsultan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dalam kegiatan ini nantinya. Selain itu, tim konsultan juga akan
memobilisasi tenaga pendukung, yang akan mendukung tenaga profesional
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kebutuhan mobilisasi tenaga
penunjang akan selalu memperimbangkan kebutuhan tenaga profesional.
BAPPEDA Kota Denapasar adalah pihak yang mengharapkan hasil
pekerjaan ini secara optimal. Pemberi kerja senantiasa akan memberikan
instruksi/perintah kerja, serta menyetujui hasil pekerjaan yang dihasilkan
konsultan. Untuk itu, penugasan Personil Tim Konsultan disusun berdasarkan
jenis dan macam pekerjaan yang tersurat didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Tim didukung sepenuhnya oleh semua fungsional dari CV. Tri Matra Disain.
Berikut ini, untuk lebih jelasnya dipaparkan dalam Tabel Jadwal
Penugasan Personil tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan dan nama
personil tenaga profesional yang terlibat secara langsung dalam kegiatan ini.

118
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

Tabel H.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

119
CV. Tri Matra Disain
Konsultan Perencana dan Pengawas

Anda mungkin juga menyukai