Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM

Preparat Darah Manusia Dan Peritonium Pada Tikus Putih

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
Ria Utami Nursiam

(09312244030)

Dwi Hadi N

(09312244032)

Dinnu Dwi Jatmika

(09312244036)

Eka Ratnasari

(09312244037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup tumbuhan/hewan berubah ketika terjadi perubahan iklim,
sehingga anatomi yang tadinya sesuai bagi spesies tertentu menjadi tidak sesuai lagi
secara optimum. Teori yang berkaitan dengan morfologi yaitu bahwa bentuk dan susunan
tubuh hewan/tumbuhan selalu disesuaikan dengan fungsinya serta alam sekitar kita.
Berdasarkan teori tadi, diketahui bahwa tiap bentuk dan susunan tubuh hewan/tumbuhan
dapat diterangkan bagaimana filogeninya serta apa fungsinya.
Oleh karena itu, biologi satu individu harus diperhatikan dan perlu pula diingat
bahwa

tafsiran

anatomi

berkaitan

dengan

sifat

biologi

leluhur,

termasuk

anatominya.Masih banyak hal hal mengenai bentuk dan susunan tubuh yang hingga
kini belum dapat diterangkan, mengapa bagian bagian tubuh tersebut mempunyai sifat
yang demikian tadi. Sehingga masih diperlukan penelitian penilitian untuk dapat
diberikan keterangannya. Untuk mengetahui strukutur anatomis suatu sel dan jaringan,
haruslah membuar preparatnya kemudian mengamatinya menggunakan mikroskop.

B. TUJUAN
Mengetahui golongan darah manusia dan mengamati sel darah manusia.
Alat dan bahan:
C. METODOLOGI PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 3 Desember 2010, jam 07.00 09.00 WIB
Tempat : Laboratorium IPA 2
b. Setting kegiatan
1. Bentuk kegiatan :Pengamatan preparat
2. Objek pengamatan :Preparat darah manusia dan peritorium
3. Alat dan bahan :
A. Pada percobaan preparat apusan darah
a) Disposable syiringe.
b) Kaca preparat

c) Alkohol 70%
d) Pewarna GIEMSA
e) Mikroskop
f) Methanol
B. Pada preparat rentang
a) Jarum pentul
b) Pinset
c) Silet
d) Alkohol 70%
e) Methanol
f) Eosin
4. Langkah kerja
Kegiatan 1 : Preparat peritorium tikus
a. Mengambil jaringan peritoneum tikus putih dengan menggunakan pinset
b.
c.
d.
e.
f.
g.

dan silet.
Meletakkan di atas meja benda dan direntangkan.
Mengering dengan menganginkan.
Mendifiksasi dengan methanol selama 5 menit
Mencuci dengan memasukannya ke alkohol 96%-90%-80%-70%.
Mengecat dengan cara direndam dengan eosin selama 5 menit.
Mengamati di bawah mikroskop keberadaan fibroblast, serabut kolagen,
dll.

Kegiatan 2 : preparat apusan darah


a. Mengambil

sampel

probandus

dari

ujung

jari

tangan,

dengan

menggunakan disposable syiringe.


b. Meneteskannya pada ujung gelas benda.
c. Meratakan darah tersebut dengan permukaan gelas benda, dengan cara
mendorong gelas benda yang lain dengan membentuk sudut 45 derajat
d.
e.
f.
g.
h.

(dengan cepat).
Mengering anginkan selama 15 menit.
Menfiksasi dengan methanol selama 5 menit.
Mewarnai dengan pewarna GIEMSA selama 30 menit.
Mencuci mengunakan air ledeng.
Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah baru kemudian

kuat.
i. Mencatat komponen-komponen darah antara lain: eritrosit, leukosit,
basofil, netrofil, dll.

5. Data hasil pengamatan


a. Preparat Rentang (Kolagen)

b.

Preparat Apusan Darah

b.

Serabut kolagen pada tikus putih

darah manusia

c. Preparat Rentang (Peritorium)

Peritorium pada tikus putih

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai bentuk asal, fungsi, dan struktur yang
sama. Sel dan jaringan akan mengalami perkembangan hingga menjadi matang dalam suatu
proses yang disebut diferensiasi. Berdasarkan jenis sel penyusunnya, jaringan dapat dibedakan
menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana adalah jaringan yang
tersusun dari satu jenis sel dengan fungsi tunggal, sedangkan jaringan kompleks adalah jaringan
yang tersusun dari beberapa jenis sel dan melangsungkan lebih dari satu fungsi.
Tubuh seluruh hewan multiselular disusun oleh empat macam jaringan, yaitu jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Jaringan epitel adalah permukaan tubuh ataupun
rongga dalam tubuh hewan tertutup oleh satu atau beberapa lapis jaringan rapat dan
berkesinambungan. Jaringan epitel tumbuh dari salah satu lapisan ekstra embrionik eksoderm,

endoderm atau mesoderm. Epitelium dikelompokkan berdasarkan bentuk sel dan jumlah lapisan
selnya. Berdasarkan struktunya jaringan epitel dibagi menjadi epitel pipih (squamosum), epitel
kubus (cuboid) dan epitel batang (columner). Berdasarkan susunannya, jaringan epitel dibagi
menjadi epitel selapis, epitel berlapis dan epitel berlapis semu. Ciri-ciri bentuk sel dan jumlah
lapisannya dapat berkombinasi, misalnya epithelium koboid berlapis atau epithelium squamosum
berlapis.
Jaringan epitel berfungsi untuk melindungi suatu organ dan menyeleksi materi yang masuk
(proteksi). Sesuai fungsinya sebagai pelapis, jaringan epitel tersusun rapat dan kompak.
Epitelium juga dapat berfungsi menyerap suatu zat atau mensekresikan zat kimia tertentu,
sehingga terkadang epithelium terdiferensiasi menjadi kelenjar, misalnya kelenjar uniseluler,
alveolar, tubular dan multiseluler. Jaringan epitel juga dapat berfungsi sebagai sensor
(neuroepitel), misalnya saraf penciuman pada hidung dan saraf pengecap pada lidah. Jaringan
epitel mempunyai ciri-ciri dan sifat yaitu disusun oleh sel-sel dan molekul ekstraseluler
berbentuk matriks yang berguna untuk mengikat jaringan dengan bagian bawahnya, bentuk sel
penyusun bervariasi bergantung pada fungsi dan letaknya, mempunyai sebuah permukaan yang
tidak berhubungan dengan jaringan lain, sedangkan permukaan lainnya berhubungan dengan
membran di bawahnya, tidak terdapat material di antara sel-sel penyusunnya, berfungsi sebagai
penutup kelenjar, beberapa jenis epitel menunjukkan spesialisasi yaitu berupa tojolan jaringan
untuk memperluas permukaan, memindahkan partikel asing atau untuk pergerakan.
Jaringan ikat dalah jaringan yang berfungsi mengikat dan menyokong jaringan lain. Jaringan
ikat terdiri dari 3 unsur utama, yaitu matriks ekstraseluler, sel-sel penyokong dan serabut protein.
Serabut proteinnya (fibra) terdiri dari serat kolagen, serat elastik dan serat retikuler.
Serat kolagen adalah protein yang paling berlimpah pada hewan. Serat kolagen bersifat
elastik dan berfungsi menjaga setiap organ melekat di tempatnya. Serat elastis terdiri dari untaian
protein elastin yang bersifat seperti karet, serat ini dapat memulihkan organ kembali ke bentuk
semula, misalnya saat kita mencubit kulit tangan. Serat retikuler adalah kolagen yang tipis dan
bercabang, berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lainnya.
Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang
rawan, jaringan tulang sejati dan darah. Jaringan ikat longgar paling banyak terdapat dalam

tubuh, jaringan ini berfungsi mengikatkan epithelium dengan jaringan dibawahnya dan berfungsi
menjaga agar organ tetap berada pada tempatnya. Serat jaringan ini tertenun longgar, dan di
antara serat-seratnya terdapat sel-sel fibroblast yang berfungsi mensekresikan protein serat
ekstraseluler, sel-sel makrofag yang berfungsi sebagai sistem pertahan tubuh, sel-sel lemak yang
membentuk jaringan adiposa, sel-sel pingmen dan sel-sen mesenkim.
Jaringan ikat padat adalah jaringan yang banyak mengadung serabut berkolagen yang
tersusun dalam berkas paralel. Contohnya tendon yang berfungsi melekatkan otot ke tulang dan
ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian.
Jaringan tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet yang
tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut kolagennya disekresikan
oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi
kolagen dan kondroitin sulfat membuat tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible.
Jaringan tulang rawan yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada
cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra disebut cartilage
fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa yang disebut perikondrium.
Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian
vertebrata juga berkerangka tulang rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati.
Jaringan tulang sejati adalah kerangka yang menyokong tubuh, dan merupakan jaringan ikat
yang mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang, yaitu osteoblast mensekresikan matriks
kolagen dan ion kalsium, magnesium dan fosfat. Deposit mineral ini membuat tulang sejati
menjadi keras. Struktur tulang terdiri atas system haversi. Sistem haversi terdiri canalis haversi
(saluran longitudinal ditengah-tengah, mengandung pembuluh darah), lamella konsentris (terdiri
dari matriks bermineral yang berlapis mengelilingi canalis haversi), lacuna (rongga-rongga pada
lamella konsentris), osteosit (sel tulang yang terletak di lacuna) dan canaliculus (saluran yang
menghubungkan antarlakuna). Jaringan tulang dibungkus oleh serabut fibrosa yang disebut
periosteum
Jaringan darah adalah jaringat pengangkut pada tubuh, terdiri dari matriks ekstraseluler yaitu
plasma darah dan komponen tersuspensi yaitu sel-sel darah. Walaupun berbeda dengan jaringan

ikat umumnya darah dimasukkan pada kategori ini karena memenuhi syarat jaringan ikat, yaitu
memiliki matriks ekstraseluler yang luas. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leokosit dan platelet.
Jaringan otot tersusun dari sel-sel yang dapat berkontraksi sehingga mampu melakukan
pergerakan pada berbagai bagian otot. Sel otot dapat berkontraksi karena mengandung protein
kontraktif yang disebut miofibril. Miofibril tersusun dari aktin dan miosin. Sel tersebut
dikelilingi suatu lapisan yang disebut sarkolema. Jaringan otot dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu :
Otot lurik atau otot rangka melekat pada periosteum tulang melalui tendon, berfungsi untuk
pergerakan sadar (volunter). Mempunyai ciri-ciri berrbentuk silinder, relatif panjang, berinti
banyak yang terletak di tepi sel, berabut miofibril berwarna gelap dan terang, bekerja di bawah
kehendak yang dipengaruhi saraf pusat, reaksi terhadap rangsang cepat dan mudah lelah.
Disebut otot lurik karena pengaturan filamennya yang tumpang-tindih sehingga memberi
kenampakan terang-gelap (lurik) dibawah mikroskop.
Otot jantung adalah otot yang membentuk dinding kontraktil jantung. Otot jantung
menyebabkan jantung mengguncang dan mengembang sehingga darah terpomba. Otot jantung
tampak lurik seperti otot rangka, namun bercabang-cabang dan dihubungkan oleh cakram
interkalar yang berfungsi menyampaikan sinyal impuls yang memacu denyut jantung. Otot ini
mempunyai ciri-ciri berbentuk silinder yang relatif panjang, susunan seperti otot lurik, berinti
satu atau dua di tengah, memiliki konrtaksi yang teratur dan bekerja secara tidak sadar
(involunter) yang dipengaruhi saraf otonom, kontraksi secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah
dan reaksi terhadap rangsang lambat.
Otot polos dinamakan demikian karena tidak memiliki kenampakan lurik. Otot polos
berfungsi untuk melangsungkan gerakan di luar kehendak dan mengontrol diameter pembuluh
darah dan biji mata. Otot ini ditemukan pada dinding saluran pencernaan, arteri, kandung kemih
dan organ internal lainnya (visceral). Otot ini mempunyai ciri-ciri sel-selnya berbentuk
memanjang dan berinti satu ditengah, otot ini bekerja lambat dan secara tidak sadar (involunter),
miofibril tidak berwarna (polos) dan reaksi terhadap rangsang sangat lambat.
Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi menerima dan memberi stimulus/rangsangan
pada bagian-bagian tubuh. Jaringan saraf terdiri dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong

(neuroglia). Neuron merupakn unit struktural dan fungsional system saraf, terdiri dari badan sel
saraf, processus sitoplasmatis dan selubung saraf. Processus sitoplasmatis sel saraf terdiri dari
dendrite dan neurit (akson). Dendit bercabang-cabang dan berfungsi menerima impuls dari
neuron lain serta menghantarkannya ke badan sel. Akson merupakan processus yang tunggal,
tidak bercabang kecuali pada ujung akhirnya, disebut telodendron. Akson berfungsi meneruskan
impuls dari badan sel saraf ke dendrit sel saraf lain atau ke efektor.

PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jaringan hewan,
mengetahui perbedaan jaringan hewan, dan menagamati darah manusia.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan preparat apusan darah yaitu . Kaca
preparat, alkohol 70%, pewarna GIEMSA, mikroskop Disposable syiringe, dan methanol.
Sedangkan pada percobaan yang kedua adalah pada percobaan preparat rentang adalah Jarum
pentul, pinset, silet, alkohol 70%, methanol dan eosin.
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan yang pertama adalah dengan mengambil
jaringan peritoneum tikus putih dengan menggunakan pinset dan silet. Kemudian meletakkan di
atas meja benda dan direntangkan. Kemudian mengering dengan menganginkan. Mendifiksasi
dengan methanol selama 5 menit.Mencuci dengan memasukannya ke alkohol 70%. Kemudian

mengecat dengan cara direndam dengan eosin selama 5 menit dan mengamati di bawah
mikroskop keberadaan fibroblast, serabut kolagen, dll.
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan yang kedua yaitu percobaan preparat apusan
darah yaitu dengan mengambil sampel probandus dari ujung jari tangan, dengan menggunakan
disposable syiringe. Kemudian meneteskannya pada ujung gelas benda. Meratakan darah
tersebut dengan permukaan gelas benda, dengan cara mendorong gelas benda yang lain dengan
membentuk sudut 45 derajat (dengan cepat). Kemudian mengering anginkan selama 15 menit.
Menfiksasi dengan methanol selama 5 menit. Mewarnai dengan pewarna GIEMSA selama 30
menit. Kemudian mencuci mengunakan air ledeng. Kemudian mengamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran lemah baru kemudian kuat dan mencatat komponen-komponen darah antara
lain: eritrosit, leukosit, basofil, netrofil, dll.
Pada percobaan yang pertama yaitu pada percobaan preparat rentang. Pada percobaan ini
didapatkan hasil gambar sebagai berikut : Pada pengambilan sampel kolagen tikus putih
Pada gambar tersebut, sampel yang diambil ada pada serabut kolagen di bawah kulit tikus putih.
Berdasarkan gambar jaringan ini termasuk ke dalam jaringan ikat.

Gambar 1. Preparat rentang


Macam jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya termasuk ke dalam jaringan ikat
sebenarnya, yaitu jaringan ikat longgar. Jaringan ikat longgar tersusun dari matriks (cairan lendir;
mukus) yang mengandung serabut kolagen dan protein yang elastis.
Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai bentuk asal, fungsi, dan struktur
yang sama. Jaringan pada hewan di klasifikasikan menjadi empat, yaitu jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
Pada percobaan pertama yaitu pada percobaan preparat apusan darah. Pada percobaan ini
didapatkan hasil gambar sebagai berikut :

Gambar 2. Preparat apusan darah


Berdasarkan gambar diatas ini, preparat apusan darah yang diambil pada darah yang
terdapat pada ujung jari merupakan jaringan ikat. Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan
ikat, jaringan ini termasuk ke dalam jaringan darah.

Jaringan darah mempunyai tiga macam sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keeping darah). Darah berfungsi mengatur suhu tubuh.
Berdasarkan jenis selnya, eritrosit berfungsi mengangkut sari makanan dan O2 keluar tubuh.
Leukosit berfungsi membunuh penyakit. Trombosit berfungsi dalam penuupan luka dan proses
pembekuan darah.
Pada pengambilan sampel peritorium pada hewan tikus putih

Gambar 3. peritorium
Berdasarkan gambar tersebut, sampel peritorium yang diambil hewan tikus putih
termasuk pada jaringan ikat. macam jaringan ikat yang berdasarkan struktur dan fungsinya
termasuk jaringan ikat sebenarnya, yaitu jaringan ikat fibrosa.
Jaringan fibrosa tersusun dari matriks yang mengandung serabut fleksibel berupa kolagen
dan bersifat tidak elastis. Fungsinya yaitu sebagai penyokong dan proteksi (pelindung),
penghubung antara otot dan tulang serta penghubung antara tulang dan tulang.
Pada preparat rentang kolagen dengan peritorium berbeda karena pada saat pengambilan sempel
berbeda. Preparat kolagen pada tikus putih didapatkan jaringan ikat longgar karena diambil di
bawah kulit tikus putih, sedangkan pada preparat peritorium diambil padatendon otot tikus putih,
sehingga di dapatkan jaringan ikat fibrosa.Gambar jaringan ikat yang diperoleh dari literatur
adalah sebagai berikut :

KESIMPULAN
Pada percobaan preparat apusan darah dan preparat rentang merupakan jaringan ikat.
pada preparat apusan darah menurut struktur dan fungsinya merupakan jaringan darah.komponen
pada jaringan darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping
darah (trombosit). Pada preparat rentang dengan percobaan serabut kolagen yaitu termasuk
dalam jaringan ikat. menurut struktur dan fungsinya termasuk jaringan ikat sebenarnya, yaitu
pada jaringan ikat longgar, sedangkan pada preparat pada peterium termasuk jaringan ikat.
menurut struktur dan fungsinya termasuk dalam jaringan ikat sebenarnya, yaitu pada jaringan
ikat fibrosa. Pada preparat rentang kolagen dengan peterium berbeda karena pada saat
pengambilan sempel berbeda. Preparat kolagen pada tikus putih didapatkan jaringan ikat longgar
karena diambil di bawah kulit tikus putih, sedangkan pada preparat peterium diambil padatendon
otot tikus putih, sehingga di dapatkan jaringan ikat fibrosa.

DAFTAR PUSTAKA
http://asnani-biology.blogspot.com/2009/04/struktur-jaringan-hewan.html,
Desember 2010

diakses

Belindch's Blog. Diakses pada 25 Desember 2010


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses pada 25 Desember 2010

pada

25

Anda mungkin juga menyukai