Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan untuk jenis penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pre operatif pada pasien
glaukoma di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2005), variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
tentang suatu konsep penelitian tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah
tingkat kecemasan pasien glaukoma pre operatif.
3.3 Definisi Konseptual
Pre operatif yaitu dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat
dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Segala bentuk prosedur
pembedahan selalu didahului dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh
pasien, reaksi tersebut bisa berupa cemas. Kecemasan pre operatif merupakan
suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien
sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau
bahkan kehidupannya itu sendiri. Sudah diketahui bahwa pikiran yang bermasalah
secara langsung mempengaruhi fungsi tubuh (Brunner, 1996).
37

38

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang


berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, tidak mengalami
gangguan dalam menilai realitas, perilaku dapat terganggu tetapi dalam batasbatas normal. Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Kecemasan dikategorikan dalam lima tingkatan, yaitu tidak ada
kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan panik
(Hawari, 2006).
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan
mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil
saraf optik, dan menciutnya lapang pandang. Penyebabnya yaitu bertambahnya
produksi cairan mata oleh badan siliar dan berkurangnya pengeluaran cairan mata
didaerah sudut bilik mata atau dicelah pupil (glaukoma hambatan pupil) (Ilyas,
2004).

3.4 Definisi Operasional


Tabel 3.4 Definisi Operasional
Variabel
Penelitian

Definisi Operasional

Cara Ukur

Skala Hasil
Ukur Ukur

39

Tingkat
kecemasan
pasien
glaukoma
pre operatif

Suatu perasaan khawatir


atau perasaan tidak tentram
yang memiliki tingkatan
sesuai dengan
keparahannya yang
disebabkan oleh perasaan
terancam akan suatu
masalah yang akan
dihadapi oleh pasien
glaukoma pre operatif
setelah didiagnosa akan
dioperasi sampai masuk
meja operasi.

Kuisioner
dengan skala
Depression
Anxiety
Stress Scale 42 (DASS

O
R
D
I
N
A
L

0-6 =
Normal
7-9 =
Ringan
10-14 =
sedang
15-19 =
berat
20+ =
Sangat
berat

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005) populasi adalah Wilayah generasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti yang kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,
tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek
tersebut.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien glaukoma pre operatif yang dapat
membaca dan kooperatif di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Dari studi
pendahuluan yang dilakukan, jumlah pasien glaukoma

pre operatif terhitung

bulan Oktober-Desember 2011 adalah 218 orang, bila dirata-ratakan perbulan


yaitu 72 orang. Jadi populasi pada penelitian ini berjumlah 72 orang.

40

3.5.2

Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Teknik


pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampling
mengambil

Accidental

yang didasarkan pada kemudahan (convinence), dilakukan dengan


kasus

atau

responden

yang

kebetulan

ada

dan

tersedia

(Notoatmojo, 2005). Karena sampel yang digunakan berdasarkan kebetulan


responden ada dan tersedia ditempat penelitian, jadi peneliti mengambil
responden sedapatnya tetapi dengan patokan rata-rata perbulan yaitu tidak boleh
kurang dari 72 responden, karena penelitian ini kurang lebih selama sebulan.
Sampel yang didapatkan peneliti selama sebulan yaitu sebanyak 88 responden.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Yang dimaksud dengan
kuesioner atau angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan
umum/banyak orang (Notoatmodjo, 2005). Kuesioner yang digunakan peneliti
yaitu instrument Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS), Tingkatan cemas
pada instrumen ini berupa kecemasan normal, kecemasan ringan, kecemasan
sedang, kecemasan berat, dan kecemasan sangat berat. Terdiri dari 42 item
pertanyaan untuk depresi, kecemasan, dan stress. Sedangkan pertanyaan atau
kuesioner mengenai kecemasan terdiri dari 14 item pertanyaan.

3.7 Uji Instrumen

41

Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas lagi karena penelitian ini
menggunakan instrumen yang sudah baku yang telah teruji validitas dan uji
reliabilitas datanya, yaitu dari instrumen Psychometric Properties Of The
Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) (Lovibond, 1995). Dengan skala:
Normal

= 0-6

Ringan

= 7-9

Sedang

= 10-14

Berat

= 15-19

Sangat berat = 20+

3.8 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuisioner. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
2. Peneliti menjelaskan cara-cara pengisian kuesioner.
3. Apabila responden sudah mengerti lalu peneliti menanyakan
kesediaannya untuk mengisi kuesioner (bersedia atau tidak responden
tetap mengisi informed concent dilembar kuesioner).
4. Peneliti membagikan kuesioner yang akan diisi oleh responden.
Selama pengisian kuesioner, responden akan didampingi oleh peneliti,

42

sehingga ketika ada hal-hal yang membingungkan responden akan


segera dapat dijelaskan oleh peneliti.
5. Apabila pasien tidak dapat melihat, peneliti membacakan kuesioner
kepada responden.
6. Setelah selesai, peneliti melakukan wawancara dengan responden,
kemudian kuesioner yang diberikan pada responden tersebut
dikembalikan lagi kepada peneliti untuk dianalisis.
3.9 Pengolahan dan Analisa Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2009) :

1.

Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul.

2.

Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian

43

kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3.

Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

4.

Melakukan teknik analisis


Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap penelitian data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan
statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistika yang membahas cara-cara
meringkas, menyajikan dan mendeskriptifkan suatu data dengan tujuan agar
mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.

Dalam pengisian kuesioner, responden mendapatkan soal dengan pilihan


jawaban:
0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Lumayan sering
3 = Sangat sering
Kemudian data yang diperoleh dari penjumlahan skor hasil pengisian
kuesioner untuk skala kecemasan, dimasukkan ke dalam pembagian rating/taraf
berdasarkan DASS-42 sebagai berikut :

44

Tingkat

Skor

Normal

= 0-6

Ringan

= 7-9

Sedang

= 10-14

Berat

= 15-19

Berat Sekali

= > 20

Selanjutnya data tersebut ditabulasikan, kemudian dihitung persentasenya


dengan menggunakan analisis persentase distribusi frekuensi, yaitu analisis yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta untuk
mendeskripsikan variabel.
Analisis persentase ini menggunakan rumus :

f
p=

100%

Di mana : p = Prosentase
f = frekuensi
n = jumlah sampel
Selanjutnya dari persentasi tersebut ditafsirkan dalam klasifikasi sebagai berikut:
0%

: Tak seorang pun dari responden

1-26%

: Sebagian kecil dari responden

27-49%

: Hampir setengahnya dari responden

50%

: Setengahnya dari responden

51-75%

: Hampir sebagian besar dari responden

45

76-99%

: Hampir seluruhnya dari responden

100%

: Seluruhnya dari responden


(Arikunto, 2002)

3.10 Prosedur Penelitian


3.10.1 Tahap Persiapan
a) Peneliti memilih tempat untuk melakukan penelitian.
b) Peneliti membuat surat izin untuk melakukkan studi pendahuluan ditempat
c)
d)
e)
f)

yang telah dipilih.


Peneliti mendapat izin untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.
Peneliti menemukan permasalahan yang akan diteliti.
Peneliti menentukan glaukoma sebagai permasalahan yang akan diteliti.
Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan mewawancarai beberapa

pasien glaukoma pre operatif.


g) Peneliti mulai melakukan penyusunan proposal.
h) Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
i) Peneliti melakukan seminar yang sudah dilaksanakan pada tanggal 13
April 2012.
j) Peneliti melakukan perbaikan proposal penelitian.
k) Peneliti melakukan penelitian.
3.10.2
a)
b)
c)
d)
e)

Tahap Pelaksanaan
Membuat surat izin penelitian
Mendapatkan izin penelitian
Pembuatan instrument
Informed consent dan melakukan penelitian
Pengumpulan, pengelolaan dan analisa data yang telah didapat

3.10.3 Tahap Akhir


Pada tahap akhir penelitian dilakukan penyusunan laporan dan pengujian
hasil penelitian, pelaksanaan sidang atau pertanggungjawaban penelitian.
3.11 Etika Penelitian

46

Dalam melakukan penelitian harus memperhatikan prinsip-prinsip etik


yang berlaku, diantaranya menurut Hidayat (2009), adalah:
1) Informed concent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian,
dengan memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan, tujuannya agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati.
2) Anonimity
Yaitu tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan. Tujuannya untuk melindungi privacy
responden.
3) Confidentiality
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset. Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya.
3.12

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang dipilih untuk melalukan penelitian ini adalah Rumah Sakit

Mata Cicendo Bandung. Dan penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 14
Mei sampai tanggal 22 Juni 2012.

Anda mungkin juga menyukai