LP Inc
LP Inc
Oleh :
Dianita Ayu Retnani
105070201131006
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE
1. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah &
Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2006).
2. KLASIFIKASI
Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasrkan cara dan usia kehamilan.
1.
2.
persalinan
belum
pasti
diketahui,namun
beberapa
teori
kadar
hormone
estrogen
dan
progesterone
menyebabkan
servikalis
dengan
tujuan
merangsang
pleksus
frankenhauser,
ukuran
dan
bentuk
kepala
anak
seperti
hydrocephalus
ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benarbenar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian
bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses
persalinan.
6. PEMANTAUAN PERSALINAN
Menurut Mochtar (2007), pemantauan dan penatalaksanaan ibu selama persalinan
adalah sebagai berikut:
a. Tanda vital ibu.
Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan serta suhu ibu dievaluasi setiap
4 jam.
b. Pemeriksaan dalam
Hal-hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dalam adalah sebagai berikut :
1) Serviks
Dilakukan penilaian terhadap perlunakan, derajat pendataran, lebarnya
pembukaan dan arah serviks yang dikategorikan sebagai berikut: posterior (sakral),
posisi tengah (aksial), dan anterior. Dilakukan penilaian pada bagian terbawah
janin untuk menilai keutuhan selaput ketuban.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan
multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu,
sehingga terjadi pendataran dan penipisan serviks, kemudian ostium uteri
eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit
terbuka, sehingga pembukaan Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Dilatasi serviks
ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata pembukaan serviks. Jari
pemeriksa menelusuri tepi serviks dari satu sisi ke sisi yang berlawanan, dan
diameter yang dilintasi dinyatakan dalam cm. Serviks dikatakan membuka penuh
bila diameternya 10 cm.
2) Penurunan bagian terbawah janin
Dilakukan identifikasi derajat penurunan bagian terbawah janin di jalan lahir.
Penurunan bagian terbawah janin dapat ditentukan dengan menggunakan bidang
Hodge, untuk menilai sampai sejauh mana bagian terendah janin sudah turun di
rongga panggul pada proses persalinan.
Bidang Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
Bidang Hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II
terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
Bidang Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan
III, terletak setinggi os koksigeus.
3) Adekuasi panggul
Panggul yang adekuat merupakan salah satu syarat mutlak pada persalinan
pervaginam. Adekuasi panggul bisa ditentukan secara radiologis maupun klinis.
Pada pemeriksaan klinis yang dinilai adalah konjugata diagonalis, linea inominata,
spina ischiadika, arkus pubis panggul dan kecekungan os sakrum dan mobilitas os
koksigeus.
7. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2008) yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
a) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam, cepat
menjadi 9 cm.
b) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
1. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2. Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3. Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3
menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada
rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada
primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari
semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen
dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala
masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu
kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan
posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-ukuran
kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka jelas
bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak
dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu
atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero
posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan
karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
1)
Penurunan kepala.
2)
Fleksi.
3)
4)
Ekstensi.
5)
Ekspulsi.
6)
Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat
dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengahtengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika
sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang
mendekati
promontorium,
maka
dikatakan
kepala
dalam
keadaan
Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini
dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih
rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari
dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter
suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis
(11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam
keadaan fleksi maksimal.
c)
d)
Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di
sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke
depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum
dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir
atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
e)
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu
bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu
jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %
kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi
mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya
kalau janin besar.
USG
Pemeriksaan Hb
b.
c.
Ibu
1)
Gurita, 3 buah
2)
3)
Underware secukupnya
4)
5)
6)
Bayi
1)
2)
3)
Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
4)
5)
Penolong
1) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek.
2) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4) Alat
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
a) 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b) Gunting tali pusat
c) Benang tali pusat
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomy
f)
j)
4 kain bersih
Stetoskop
g) Tensi meter
h) Sarung tangan bersih
6) Obat-Obatan
Ibu
a) 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml.
b) 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin.
c) 3 botol RL
d) 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C)
Bayi
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg
11. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kala I (Fase Laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
DIAGNOSA
Tujuan
KEPERAWATAN
Ansietas
b/d
krisis Setelah
situasi kebutuhan tidak asuhan
terpenuhi.
Intervensi
dilakukana. Orientasikan klien pada
keperawatan
lingkungan,
selama 3 x 24 jam
diharapkan
dan
prosedur.
pasien berkurang
Kriteria hasil:
a.
TTV normal
b.
Pasien
dapat
mengungkapkan
ansietas.
d. Pantau
perasaan cemasnya.
c.
Lingkungan
tekanan
e. Anjurkan
klien
mengungkapkan
dan kondusif
perasaannya.
Berikan lingkungan yang
tenang
Kurang
pengetahuan Setelah
tentang
kemajuan asuhan
darah
f.
2.
staf
dan
nyaman
untuk pasien.
dilakukana. Kaji
persiapan,tingkat
keperawatan
pengetahuan
dan
informasi pengetahuan
yang
diberikan, tentang
kesalahan
pasienb. Beri
persalinan
maternal
pemeriksaan
men-
demonstrasikan
teknik
kontaminasi fekal.
teknik
pernapasan
atau
relaksasi
dengan
tepat
untuk
setiap
persalinan.
b/d asuhan
dilakukana. Kaji
keperawatan
dan diharapkan
maternal
infeksi
dapat
terkontrol
latar
pantau
vital.
mencuci
a. TTV normal
baik.
tanda infeksi.
vagina,
tanda-tanda
c. Tekankan
ada
belakang
sekresi
Kriteria hasil:
b. Tidak
fase
budaya klien.
berulang
persalinan
c. Demonstrasikan
dapat
persalinan.
Risiko tinggi terhadap Setelah
infeksi
dan
normal.
Kriteria hasil:
Pasien
informasi
kemajuan
interpretasi meningkat
informasi.
3.
harapan klien.
pentingnya
tangan
yang
perawatan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
e) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara).
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi.
b) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung
kemih.
c) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri
akut Setelah
NIC
dilakukana.Kaji
derajat
berhubungan
asuhan
keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan
secara
terkontrol
Kriteria hasil:
a. TTV dbn
b. Pasien
mendemonstrasika
n kontrol nyeri
seperti:
f. Gosok punggung, kaki
g.Anjurkan pasien berkemih
1-2 jam.
h.Berikan informasi tentang
ketersediaan analgesic
i. Dukung
keputusan
menggunakan
klien
obat-
obatan/tidak.
j. Berikan
2.
Perubahan
Setelah
tenang
dilakukana.Palpasi
lingkungan
di
atas
yang
simpisis
eliminasi
urin
b/d asuhan
perubahan
selama 3 x 24 jam,b.Monitor
masukan
kompresi
keperawatan pubis.
dan diharapkan
masukan
dan
eliminasi haluaran.
kandung kemih.
Kriteria hasil:
a. Cairan seimbang.
b. Berkemih teratur
3.
Risiko
terhadap
membrane mukosa.
dilakukana.Tentukan pemahaman dan
tinggi Setelah
koping asuhan
keperawatan harapan
terhadap
proses
diharapkan
kopingb.Anjurkan
pasien efektif
perasaan.
Kriteria hasil:
a. Pasien
mengungkapkan
mengungkapkan
koping
positif
perannya.
c. Kala II
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan.
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik relaksasi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d) Eliminasi
Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g) Seksualitas
-
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik.
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d tekanan Setelah
NIC
dilakukan a. Identifikasi
selama
keperawatan
3 x 24
ketidaknyamanan.
jam, b. Berikan
diharapkan
nyeri
derajat
tanda/
tindakan
kenyamanan
seperti
terkontrol
perawatan
Kriteria hasil:
perineal
a. TTV dbn
b. Pasien
dapat c. Bantu
kulit,
dan
pasien
mulut,
alat-alat
memilih
mendemostrasikan
nafas
mengedan.
dalam
teknik mengejan.
dan
pemasangan
2.
Perubahan
jantung
b/d
curah Setelah
fluktasi asuhan
selama
keperawatan
3 x 24
jam, b. Anjurkan
inhalasi
cardiovaskuler
pasien
ekhalasi
Kriteria hasil:
yang
b. Suplay O2 tersedia
sirkulasi.
jam,
diharapkan b. Bantu
mengoptimalkan
hipertonik
dan
untuk
kondisi
pasien
diharapkan
membaik
3.
klien
sesuai
kebutuhan.
c. Kolaborasi epiostomi garis
perineum
tertutup (epiostomi).
terhadap
kandung
d. Kala III
1) Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat.
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi.
- Nadi melambat
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhana. Instruksikan klien untuk
kekurangan
volumekeperawatan selama 3 x 24
mendorong
cairan
kurangjam,
kontraksi.
b/d
masukan
muntah.
diharapkan
cairan
oral,seimbang
pada
Kriteria hasil:
pemberian oksitosin.
a. TTV dbn
c.
Palpasi uterus.
shock.
e. Massase uterus dengan
perlahan
setelah
pengeluaran plasenta.
f.
2.
Kolaborasi
pemberian
cairan parentral.
Nyeri akut b/d traumaSetelah dilakukan asuhana. Bantu penggunaan teknik
jaringan
melahirkan
setelahkeperawatan selama 3 x 24
jam,
diharapkan
pernapasan.
terkontrol
perineum
Kriteria hasil:
melahirkan.
setelah
d. Berikan
selimut
penghangat.
e. Kolaborasi
3.
perbaikan
episiotomy
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhana. Palpasi fundus uteri dan
cedera maternal b/dkeperawatan selama 3 x 24
massase
posisi
perlahan.
persalinan
selamajam,
diharapkan
cidera
dengan
terkontrol
Kriteria hasil:
c.
Bersihkan
vulva
dan
b. TTV dbn
larutan antiseptik.
d. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat.
e. Dapatkan sampel darah
tali
pusat,
kirim
ke
laboratorium
untuk
menentukan
golongan
darah bayi.
f.
Kolaborasi
pemberian
cairan parenteral.
e. Kala IV
1) Pengkajian
a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f)
Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal.
g) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh.
i)
Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
a)
Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
b)
c)
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d
hormone,
edema
kelelahan
NOC
NIC
efek Setelah
trauma, asuhan
dilakukan a. Kaji
keperawatan
sifat
dan
derajat
ketidaknyamanan.
psikologis, ansietas.
dan diharapkan
nyeri
tentang
perawatan
terkontrol
selama
periode
Kriteria hasil:
pascapartum.
kenyamanan.
tindakan
d. Anjurkan
penggunaan
teknik relaksasi.
e. Beri
2.
Resiko
volume asuhan
cairan
keperawatan
diharapkan
miometri
simbang
cairan
hal
yang
memperberat
kejadian
intrapartal.
Kriteria hasil:
c. Kaji
a. TD dbn
b. Jumlah
pada
posisi rekumben.
kelelahan/ketegangan
sesuai
kemampuan.
dilakukan a. Tempatkan klien
tinggi Setelah
kekurangan
analgesic
masukan
dan
haluaran.
dan
warna d. Perhatikan
lokhea dbn
jenis
daripada
persalinan.
e. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit.
f.
Dengan
massase
perlahan
fundus
bila
lunak.
g. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea.
h. Kolaborasi
3.
Perubahan
proses
transisi/
cairan parentral.
dilakukan a. Anjurkan klien
ikatan Setelah
keluarga
b/d asuhan
keperawatan
anggota keluarga.
diharapkan
menyentuh bayi.
dan
catat
interaksi bayi.
Kriteria hasil:
Ada
untuk
menggendong,
proses b. Observasi
keluarga baik
a.
pemberian
c. Anjurkan
kedekatan
pemberian
dan
bantu
ASI,
DAFTAR PUSTAKA
Depkes 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
Gary dkk. 2006. Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hidayat, Asri dan Mufdlilah. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Mc Closky & Bulechek. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Mochtar, rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Setiono, Wiwing. 2014. Laporan pendahuluan persalinan normal. Dimuat dalam
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-persalinannormal.html#.U_h8ZMWSw0o (Diakses tanggal 24 Agustus 2014).
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
danNeonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.