2010 - Standar K3 Di Rumah Sakit PDF
2010 - Standar K3 Di Rumah Sakit PDF
1
Iud
s
~~'ii'tW!I~~
@ml~~{li@l;.~'ii'~~tW!I ~
'ii'~WJ]@
363.1
Ind
s
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: l087/MENKES/SK/VIII/2010
TAHUN 2010
1.
P age
Ii
KAlA PENGANlAR
Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik darijumlah
maupun pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah Sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan
peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa
mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi
seluruh pekerja Rumah Sakit.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit perlu mendapat
perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak
negatifyang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun
keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya
yang ada di lingkungan Rumah Sakit sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk
kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah
Sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitarnya .
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS (K3RS)
ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengelolaan K3RS dan dapat menggantikan peran
standar K3RS terdahulu yang di kenai dengan Kebakaran ,
Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bancana. Standar K3RS
sebagai acuan lebih komprehensif karena didalamnya terdapat
Standar Kesehatan Kerja dan Standar Keselamatan Kerja yang
mencakup standar penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan
terhadap bencana.
Standar K3RS yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.lOB7/MENKES/SK/VIII/2010 diharapkan dapat
diterapkan di seluruh Rumah Sakit sebagai bagian dalam
pengelolaan Rumah Sakit dan sebagai salah satu parameter
Keputusan Mentel"l KeSBhatan RI No . IDB7/MENKES/SK/Vlll/2DIO
rentang Standar KesehBtan dan Keselamatan Kerta dl Rumah Sak,t (K3RS)
ii
I r'
cl g "
Jakarta,
September 2010
P <J ge l iii
DAFTAR lSI
Halaman
III
I.
14
16
17
20
20
21
28
30
30
34
39
40
44
iv
I~
57
58
61
61
64
66
68
68
70
PELAPORAN ..................................................................................
72
72
72
VIII. PENUTUP........................................................................................
74
75
Page
Abdul Rival
Agung Nugroho
Azizah
Azhar Jaya
Dina Dariana
Edi Dharma
Elisabeth L Tobing
Guntur Argana
Johan Safari
Rosidi Roslan
Sabhartini Nadzir
Selamat Riyadi
Tasripin
Thomas Patria
Tri Hastuti
Trio Hartono
Wahtyudi Hartono
Kr.,.
Iv
Page
11
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1087/MENKES/SK/VIII/2010
TENTANG
01 RUMAH SAKIT
Menimbang
a.
b.
c.
I P
a g"
....... ... .
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Mengingat
P age
13
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
I fJ age
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan :
KESATU
KEOUA
KETIGA
KEEMPAT
........
...",1ot
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 10 Agustus 2010
MENTERl KESEHATAN,
P age
17
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran:
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1087/MENKES/SKNIII/2010
Tanggal : 10 Agustus 2010
STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI RUMAH SAKIT
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan
program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia
(SDM) Rumah Sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien
dan masyarakat sekitar Rumah Sa kit ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja,
baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di
Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.
Di dunia Internasional, program K3 telah lama diterapkan
di berbagai sektor industri (akhir abad 18), kecuali di sektor
kesehatan. Perkembangan K3RS tertinggal dikarenakan fokus
pada kegiatan kuratif, bukan preventif. Fokus pada kualitas
pelayanan bagi pasien, tenaga profesi di bidang K3 masih
terbatas, organisasi kesehatan yang dianggap pasti telah
melindungi diri dalam bekerja .
I e"
If,
.'
.\\1
"
~..;
.- J
~.;
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
p ~
t: ,.
19
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
a. Secara Global:
WHO: Dari 35 juta pekerja kesehatan :
K.~utusan
--------------------
10
IP
g e
I
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
SC-Amerika (1998)
KAK di Rumah Sakit
pekerja lain dengan
cedera jarum suntik
P age I 11
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
c. Indonesia:
II
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
I i3
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
i.
~~~~~
14
P J
,e
I"
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lingkungan.
P age
I 15
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Fisi,k.
Bahaya
Kimia
Bahaya
Biologi
Bahaya
Ergonomi
Bahaya
Psikososial
Bahaya
Mekanik
Bahaya
Listrik
Kecelakaan
Limbah RS
16
IP
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan
produktif untuk SDM Rumah Sakit aman dan sehat
bagi pasien, pengunjungjpengantar pasien, masyarakat
dan lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses
pelayanan Rumah Sa kit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang
tercapainya K3RS.
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi
manajemen, pelaksana dan pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.
3. Sasaran
a. Pengelola Rumah Sakit.
b. SDM Rumah Sakit.
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
4. Ruang Lingkup
18
I.
'.
I
~~~;
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P age
I 19
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
20
IP
a g
l:
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
A. Prinsip K3RS
Agar K3RS dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui
pengertian 3 (tiga) komponen yang saling berinteraksi, yaitu :
.J
121
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
B.
Program K3RS
Program K3RS bertujuan untuk mel indungi keselamatan dan
kesehatan serta meningkatkan prod u ktifitas SDM Rumah
Sakit, melindungi pasien, pengunjung / pengantar pasien dan
masyarakat serta lingkungan sekitar Ru ma h Sakit. Kinerja
setiap petugas kesehatan dan non kes ehatan merupakan
resultante dari tiga komponen yaitu ka asitas kerja, beban
kerja, dan lingkungan kerja,
Program K3RS yang harus diterapka n adalah
1
.'.
221 :.'
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
pencegahan
dan
faktor
risiko
dan
Page l23
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
241
(I
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
10
darurat;
f' a ~ , 125
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
sarana
dan
prasarana
tanggap
darurat!
J.
Tan lang St.ndar Kesehatan dan KeSlllem la" Kerl> di Rum.h S it (K3RS)
26
P ag e
I
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
c. . Pendokumentasian data;
5..a.!s.i1);
P ag e
I 27
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
12
28
P a g e
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
,
I
129
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
30
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kesegaran jasmani;
Laboratorium rutin;
P age
I 31
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3.
32
ag
MENTERIKESEHATAN
REPUBlIK INDONESIA
P age 133
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pembinaan mental/rohani.
Pertemuan koordinasi;
Pembahasan kasus;
Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
34
I P ag
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
~~~~~-
P age 135
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-......iiii!~~~~~
36
I P age
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P age 137
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
381 P age
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P age 139
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Membuat SOP;
40l Page
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
A. Standar Manajemen
Standar manajemen perbekalan kesehatan Rumah Sakit
meliputi:
1. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi dengan :
a. Kebijakan tertulis tentang pengelolaan K3RS yang
mengacu minimal pad a peraturan sebagai berikut :
'.j
il
ge l 41
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Program pemeliharaan .
42
IP
,1 ~ ('
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
j.
KepUIUS8n l4enlo...
P age 143
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
...
\
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
B. Standar Teknis
1. Standar teknis sarana
a. Lokasi dan bangunan :
Secara umum lokasi rumah sa kit hendaknya mudah
dijangkau oleh masyarakat, bebas dari pencemaran,
banjir, dan tidak berdekatan dengan rei kereta api,
tempat bongkar muat barang, tempat bermain anak,
pabrik industri, dan limbah pabrik. Didalam UU
No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sa kit khususnya
pasal 8 disebutkan bahwa persyaratan lokasi
Rumah Sakit harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang,
serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit. Sedangkan
untuk persyaratan bangunan diatur pad a pasal 9
yakni bangunan Rumah Sakit harus memenuhi;
persyaratan administratif dan persyaratan teknis
bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk
persyaratan teknis bangunan Rumah Sa kit, harus
sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal
1,5 kali luas bangunan . Luas lahan untu~ bangunari
bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai dasar.
KepUlu.an MenleM Kaschel,n RI No : IDB7IMENKS/SK/VIIII2DID
Te"lang Standar Kasch'I'" dan Keselem,IBn Keri> di Rumah Saklt (K3RS)
Pa g e
I 45
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Ruang bayi :
Ruang perawatan minimal 2 m 2jTT
Ruang isolasi minimal 3,5 m 2jTT
Ruang dewasa/anak :
Ruang perawatan minimal 4,5 m 2jTT
Ruang isolasi minimal 6 m 2jTT
46
Ip
;} .
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
b. Lantai :
P age 147
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
d. Pintu/jendela:
48
I f'
a !' l'
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
e. Plafond :
f.
Ventilasi :
149
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
h. Sanitasi :
i. Air bersih :
Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan
Rumah Sakit (250-500 liter/tempat tidur).
Sistem penyediaan air bersih menggunakan
jaringan PAM atau sumur dalam (artesis).
Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan
biologi setiap 6 bulan sekali.
Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan
sebagai sumber air dalam penanggulangan
kebakaran.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 1087/MNKES/ SK/YIIII2010
50
Ir
f'
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
j.
Pemipaan (plumbing ):
Sistem pemipaan menggunakan kode warna :
biru untuk pemipaan air bersih dan merah untuk
pemipaan kebakaran.
Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan
pipa air kotor.
Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau
berdampingan dengan instalasi listrik .
k. Saluran (drainase):
Saluran keliling bangunan drainage dari bahan
yang kuat, kedap air dan berkualitas baik dengan
dasar mempunyai kemiringan yang eukup ke
arah aliran pembuangan.
Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak
kontrol dalam jarak tertentu, dan ditiap sudut
pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup yang
mudah di buka/ditutup memenuhi syarat teknis,
serta berfungsi dengan baik.
I.
P age
I 51
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
m. Tangga :
Lebar tangga minimum 120 em jalan searah dan
160 em jalan dua arah.
Lebar injakan minimum 28 em.
Tinggi injakan maksimum 21 em .
Tidak berbentuk bulat/spiral.
Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
seragam.
Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat.
Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu
sisinya. Pegangan rambat mudah dipegang,
ketinggian 60-80 em dari lantai, bebas dari
segala instalasi.
Tangga diluar bangunan diraneang ada penutup
tidak kena air hujan.
n. Jalur pejalan kaki (pedestrian track):
Tersedia jalur kursi roda den.gan permukaan
keras/stabil, kuat, dan tidak licin.
Hindari sambungan atau gundukan permukaan.
Kemiringan 7 derajat, setiap jarak 9 meter ada
border.
Drainase searah jalur.
Ukuran minimum 120 em Ualur searah), 160 Ualur
2 arah).
~,putu .. nMenteri Kehat.n RI Ne : IOB7/MENKES/SK/VIII1201D
T.nt,ng StBnd,r X.sahatan dan Kesolam.tBn i'ri' dl Rumoh S,k,! (K3RS)
---~~~~~
52
IP
Zl
g e
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
oJ
153
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
54
.1
g e
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
\' ~
P age
I 55
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
d. Sistem komunikasi :
Tersedia saluran telepon internal dan eksternal
dan berfungsi dengan baik.
Tersedia saluran telepon khusus untuk keadaan
darurat (untuk UGD, sentral telepon dan posko
tanggap darurat).
Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan
berfungsi dengan baik.
Tersedia komunikasi lain (HT, paging sistem dan
alarm) untuk mendukung komunikasi tanggap
darurat.
Tersedia sistem panggilan perawat (nurse call)
yang terpasang dan berfungsi dengan baik.
Tersedia sistem tata suara pusat (central sound
system).
Tersedia peralatan pemantau keamanan/CCTV
(Close circuit television)
e. Gas medis :
Tersedianya gas medis dengan sistem sentral
atau tabung.
Sentral gas medis dengan sistem jaringan
dan outlet terpasang, berfungsi dengan baik
dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukkan
kondisi sentral gas medis dalam keadaan rusak/
ketersediaan gas tidak cukup.
Tersedia pengisap (suction pump) pad a jaringan
sentral gas medik.
~--------~------~
56
fJ ag e
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
f.
Limbah cair :
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan perizinannya.
P age 157
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
f.
v.
Sa~'1
(K3RS)
58
IP
g c'
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kepdal 01- 05 tahun 1995 tentang pengelo laan lim bah B3.
Limbah medis termasuk dalam kat egori lirn bah berba haya
dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 thn 1999 jo PP 85 thn
1999 lampiran I daftar limbah spes ifik dengan kode lirn bah
D 227. Dalam ko de limbah D227 tersebut disebutkan ba hw a
limbah rumah sa kit dan limbah klinis yang termasuk limbah
B3 adalah limbah kl inis, produk farmas i kadaluarsa, peralatan
laboratorium terkontam inasi, kemasan prod uk farmasi, limbah
laboratoriu m, dan resid u da r'i pro ses insinerasi.
A. Kategori 83
1. Memancarkan radiasi
Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik
atau partikel radioaktif yang mampu mengionkan
secara langsung atau tidak langsung materi bahan yang
l~
l=hmiD Rl No , I087/l1fl1KES/SUVUll2lJlD
Tenmng StIIIIIIr bsebma din lesdolNtu Kerja 011 Rumah SakJl (ORS)
P a g e 159
..
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.
Mudah meledak
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat
tanpa disertai pengimbangan kehilangan panas, sehingga
kecepatan reaksi, peningkatan suhu dan tekanan
meningkat pesat dan dapat menimbulkan peledakan.
Bahan mudah meledak apabila terkena panas, gesekan
atau bantingan dapat menimbulkan ledakan.
3.
4.
Oksidator
Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan
sehingga terjadi reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi
keluar panas (eksothermis).
5.
Racun
Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau
sa kit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernapasan kulit atau mulut.
60
IP
to
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
6.
Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pad a kulit,
me nyebabkan proses pe ngkaratan pada lempeng baja
(SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/
tahun de nga n temperatur uji 55(' mempunyai pH sama
atau kurang dari 2 (asam), dan sama atau lebih dari 12,5
(basa).
7.
Karsinogenik
Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang
dapat merusak jaringan tubuh .
8.
Iritasi
Bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada kulit
dan selaput lendir.
9.
Teratogenik
Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio.
10. Mutagenik
Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika.
11. Arus listrik
C'
161
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
62
I P age
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P a g e 163
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
f.
641
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESiA
J.
165
........
~~
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
4. Sistem mutu
a. Metodologi bagus.
b. Dokumen sistem mutu lengkap.
c. Sudah sertifikasi ISO 9000.
Kcpulu n M.ntori Kcsehat,n HI No IOB7/ MENKES/ SKIVIII1201O
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
5. Pelayanan
age
I 67
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2.
g.
h.
i.
j.
3.
Penanganan administratif
68
IPa
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
I> a
169
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-----------------
70
IP
age
t,
./
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
P age
I 71
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
72
IP
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pag
173
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
74
I P age
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
VIII. PEN U T U P
Diharapkan dengan dengan adanya standar ini, pembinaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang selama ini sudah
dUalankan oleh Kementerian Kesehatan dapat ditingkatkan
hasilnya. Untuk SDM Rumah Sakit, diharapkan standar ini
dapat membantu mereka dalam memahami masalah-masalah
K3RS dan dapat melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap
akibat-akibat yang ditimbulkan sehingga tercapai budaya
"sehat dalam bekerja".
Tentu saja standar K3RS ini masihjauh dari sempurna, belum
menggambarkan permasalahan dan cara penanggulangan
secara menyuluruh terutama berdasarkan instalasi yang
ada di Rumah Sakit. Kepada para pembaca yang berminat
dalam bidang K3RS diharapkan bantuan dan masukan yang
berharga bagi penyempurnaan standar K3RS ini di masa
mendatang.
MENTERl KESEHATAN,
oJ ~ I
175
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN:
1. Formulir laporan bulanan kesehatan SDM Rumah Sakit dan
Pekerja Luar Rumah Sakit
FORMUUR LAPORAN BULANAN
=================================================
Nama Rumah Sakit : ....... "" ....................................
Alamat Lokasi
Kabupaten/Kota
Bulan Pelaporan
No.
Uraian
a. SDM-RS
b. Pekerja Luar RS
Jumlah
Keterangan
76
IPd
g e
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
No.
Uraian
Jumlah
.............
............
....................
.. .........
...........
...... ..........
... . . .. . ........ ..
10
Keterangan
.. ......
.... .........
Keterangan :
SDM-RS : Sumber Daya Manusia-Rumah Sakit
Pe laporan dari Rumah Sakit yang bersangkutan.
Pelaporan sekali seb\Jlan, di awal bulan.
*= diisi jika ada, pada kolom keterangan agar diisi hasil peme riksaan : tidak ada
kelainan atau ada ke lainan. SelanJutnya jika ada yang menderita penyakit akibat
kerja atau diduga menderita penyak it akibat kerja supaya di sebutkan jumlahnya dan
jenisnya penyakit akibat kerja tersebut.
Baris 10 (Sepuluh), agar dii si dalam bentuk persentase, yakni jumlah SDM-RS yang
diperiksa dibagi dengan jumlah seluruh SDM-RS, dan dikali 100%.
Mengetahui
Direktur
................. 20 ...
Pengelola Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Nip
Nip
Page
177
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
=================================================
Nama Rumah Sakit : ........................... ,.. ,"""" "', .. ..
Alamat Lokasi
Kabupaten/Kota
Peri ode Bulan
No
.........................,
Jumlah
....... .....
..... .......... ,
................
.............
................
Keterangan
78
IPag
':
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Keterangan :
Dilaporkan 6 bulan sekali:
- Periode Januari - Juni dilaporkan pada bulan Juli
- Periode Juli - Desember dilaporkan pad a bulan Januari
Baris ke-4 pada kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "jenis pelatihan dll, serta infromasi lain yang diperlukan.
Baris ke-5 pada kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "tempat pemantauan dll. serta informasi lain yang diperlukan.
Baris ke-6 pada kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "sasarannya siapa dll, serta informasi lain yang diperlukan.
Baris ke-7 pada kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "tempat pemantauan dll. serta informasi lain yang diperlukan.
Baris ke-8 pad a kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "tempat pemantauannya " dan informasi lain yang diperlukan.
Baris ke-9 pada kolom jumlah diisi "berapa kali diadakan", pada kolom keterangan
diisi "bentuk pembinaannya, pengawasannya dimana dll, serta informasi lain yang
diperlukan.
Mengetahui
Direktur
.. ..........20.....
Pengelola Program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Nip
Nip