Kasus 1 A
Kasus 1 A
Nama
No Urut Absen
Kelompok
Pertemuan ke
Hari/Tanggal
Topik
A KASUS
PT Andalas Farma, Tbk merencanakan memproduksi obat generik bermerek dengan zat aktif
sildenafil. Menurut studi yang dilakukan oleh bagian R&D, paten dari sildenafil ini
dikeluarkan oleh PT Pfizer dengan merek Viagra. Viagra ini baru saja habis masa patennya,
sehingga dapat diproduksi menjadi obat generik. Saudara sebagai formulator di PT Andalas
farma, Tbk ditugaskan oleh manager R&D untuk melakukan perencanaan terhadap produk
baru ini.
Jelaskan langkah yang akan Saudara lakukan sebagai formulator sehingga dapat diperoleh
formula skala lab yang memenuhi persyaratan.
B
Page 1
kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. R&D juga adalah bagian yang dihubungi
apabila pihak luar hendak melakukan kerjasama dengan perusahaan berkaitan
dengan pengadaan barang dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan perusahaan.
2. Obat paten: obat yang pertama kali didaftarkan. Obat ini memiliki hak paten yang
diberikan kepada industri farmasi obat baru yang menemukannya. hak paten untuk
memproduksi dan memasarkannya berlaku selama 20 tahun. Industri lain tidak boleh
memproduksi dan memasarkan obat ini dengan nama generik selama masih dalam hak
paten.
3. Obat generik: obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh
semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti pada pemilik hak paten. Obat
generik adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang dikandungnya.
4. Obat generik bermerek: obat yang dibuat sesuai dengan komposisi obat paten setelah
mas patennya berakhir. Obat generik bermerek dipasarkan dengan merek dagang yang
ditentukan oleh masing-masing produsennya dan telah disetujui oleh BPOM. Tanda dari
obat jenis ini adalah pada bungkusnya terdapat huruf R di dalam lingkaran, contoh
parasetamol (Dumin).
5. Formulator: orang yang bertanggung jawab untuk menformulasi suatu obat dan biasanya
dalam bentuk tim yang dipilih dan ditentukan secara bersama
6. Viagra: merupakan obat anti disfungsi ereksi pada pria berbentuk tablet yang dapat
membuat ereksi dengan keras saat berhubungan intim. Disfungsi ereksi dan impoten
tidak lagi menjadi masalah sejak ditemukan anti disfungsi ereksi ini.
7. Sildenafil: zat aktif pada Viagra, golongan obat inhibitor phosphodiesterase obat yang
digunakan untuk terapi disfungsi ereksi.
8. Trial Skala laboratorium : salah satu kegiatan percobaan pembuatan produk dalam skala
laboratorium.
C RUMUSAN KASUS
Sebagai formulator, hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh formula skala laboratorium
yang memenuhi persyaratan adalah:
1. Mengisi formulir rancangan produk baru.
2. Studi preformulasi dari zat aktif.
a. Sifat fisikokimia
Nama kimia :
[[3-(6,7-dihydro-1-methyl-7-oxo-3-propyl-1H- pyrazolo[4,3-d]pyrimidin-5-yl)-4ethoxyphenyl]sulfonyl]-4-methylpiperazine citrate(Sildenafil Sitrat).
Struktur kimia :
Disusun oleh : Syofyan, S.Si., M. Farm, Apt/ PSPA Unand
Page 2
C22H30N6O4S.C6O8H7
: serbuk kristalin berwarna putih atau keputihan
:sangat larut dalam air (3,5 mg/ml)
Pemerian
Kelarutan
BM
: 666,7
b. Sifat biofarmasetika & farmakokinetik
Bioavaibilitas adalah 40%,
Mulai berefek setelah 20 menit, konsentrasi puncak dicapai pada waktu 1 jam.
Metabolisme dihati oleh enzym CYP3A4 dan sedikit CYP2C9 membentuk
metabolit aktif yaitu N-desmethyl.
Iktan protein plasma (PP) diatas 95%.
Waktu paruh 3-4 jam.
Dieksresikan melalui feses (80%) dan urine (13%).
c. Efek farmakologi
Indikasi
: Pengobatan disfungsi ereksi.
Mekanisme Kerja: Merupakan penghambat selektif terhadap enzim
fosfodiesterase yang spesifik terhadap cGMP (PDE5). Selama proses
perangsangan seksual dibebaskan NO dalam corpus cavernosum (jaringan
ereksi penis) yang meningkatkan jumlah cGMP. Peningkatan cGMP
menghasilakan pelemasan secara perlahan otot yag ada dalam corpus
cavarnosum yang memungkinkan aliran darah ke dalam corpus cavarnosum
tersebut dan terjadinya ereksi. Keberadaan PDE5 akan merusak cGMP.
Dengan menghambat fungsi dari PDE5, maka sildenafil memperlama aktivitas
cGMP dan memungkinkan ereksi terjadi pada saat diberikannya rangsangan
seksual.
3. Pemilihan bentuk sediaan
Bentuk sediaan sildenafil/ Viagra dari industry Pfizer merupakan sediaan tablet
salut karena sildenafil sitrat memiliki rasa yang sangat pahit. Dimana kita ketahui
pada dasarnya system kerja tablet salut sama saja seperti tablet oral konvensional.
Ada beberapa kekurangan yang bisa ditemui jika menggunakan tablet oral
konvensional seperti memiliki efek yang cukup lama karena melalui first
pass metabolisme dan sulit diguna- kan pada pasien yang sulit menelan obat. Dari
study-study sebelumnya, sildenafil dinyatakan sangat stabil dalam bentuk
padatnya. Bahkan stabil pada suhu 90 derajat pada keadaan inert. Terjadinya
degradasi hanya pada kondisi oksidasi dan cahaya yang kuat. Maka perancangan
formula sildenafil tetap dalam bentuk tablet.
Disusun oleh : Syofyan, S.Si., M. Farm, Apt/ PSPA Unand
Page 3
50 mg
Strach 1500
14 mg
Avicel PH101
130 mg
Mg. Stearat
4 mg
Talk
2 mg
Dengan:
Formula Standar salut selaput
Opadry AMB
20 g
Page 4
Purified water
50 ml
Komposisi
B1
(mg)
Sidenafil
141.10
sitrat
Kalsium
211.80
karbonat
PVPK 30
16.95
Aquadest
Qs
Crospovidon
13
e
Ac-di-sol
Aspartam
30.00
Aerosil
18.00
Flavour
6.00
Talkum
6.00
Pewarna
6.00
Mg stearat
6.00
Pearlitol SD600
200
B2
B3
B4
141.10
141.10
141.10
211.80
211.80
211.80
16.95
Qs
19
16.95
Qs
25
16.95
Qs
31
30.00
18.00
6.00
6.00
6.00
6.00
600
30.00
18.00
6.00
6.00
6.00
6.00
600
30
30.00
18.00
6.00
6.00
6.00
6.00
600
6. Uji stabilitas
a. Stabilitas fisik : perubahan warna, bau, waktu hancur selama penyimpanan
b. Stabilitas kimia : kadar obat selama penyimpanan
Weight variation
Thickness (mm)
Hardness(kg/cm2)
B1
Pass
5.15
4.4
B2
Pass
5.00
3.5
B3
Pass
4.95
3.3
B4
Pass
4.20
3.1
Batch code
Friability(%)
Wetting time(sec)
Page 5
B1
0.68
851
98.8 1.04
B2
0.64
801
89.0 0.95
B3
0.62
551
73.4 1.15
B4
0.59
272
40.7 1.45
Setelah tahap-tahap tersebut dilalui, formula yang terbaik akan dirancang pembuatan
sediaan dengan skala produksi. Pada contoh di atas, formula terbaik adalah B4 karena
selain semua hasil evaluasinya memenuhi syarat, jika dibandingkan dengan produk
yang telah beredar dipasaran, waktu disolusinya lebih cepat, yaitu 25 menit sedangkan
viagra waktu disolusinya 45 menit. Berarti efeknya juga lebih cepat. Maka dari itu,
formula ini layak untuk dimasukkan ke tahap produksi.
Ide/Usulan
Studi literatur
kelayakan
Bahan aktif
Formulasiberskal
a Labor
E
RESUME/LO
Tujuan dari kasus ini adalah :
a. Mengetahui apa saja tugas dari bagian Research and Development khususnya bidang
pengembangan formula obat atau pembuatan formula obat baru supaya tidak
canggung jika kita sebagai apoteker nantinya bekerja di bidang tersebut
b. Mengetahui berbagai tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam merancang formula
obat
c. Menjelaskan alur/proses preformulasi dan formulasi skala lab.
d. Mengetahui evaluasi yang harus dilakukan untuk menguji apakah formula obat
memenuhi syarat atau tidak.
Page 7
Daftar pustaka
Anonim. 2010. VIAGRA . New York : Division of Pfizer inc
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.(Edisi 4).Penerjemah: F.
Ibrahim. Jakarta: UI-Press.
Ben, E.S. (2008). Teknologi Tablet. Padang : Andalas University Press.
M, Sivakranth, Abdul S. Althaf and Rajasekhar S. 2011. Formulation AndEvaluation
Of Oral Fast Dissolving Tablets Of Sildenafil Citrate. International Journal
of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences . 3(2) : 112-121
Rowe, C.R.,. Sheskey, P.J., & M.E., Quinn (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients .( 6th ed). USA: Pharmaceutical Press.
Winarti, Lina. 2013. Diktat Kuliah Sebagian Materi Kuliah RancanganProduksi
Industri . Jember : Universitas Jember
Voigt, R. (1994). Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V . penerjemah:Noermos.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Page 8
Page 9
No. UrutAbsen
No. BP
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
TandaTangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Page 10
Page 11