Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Aliran listrik melalui suatu penghantar logam melibatkan perpindahan elektron dari
potensial negatif yang tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Pada penghantar
elektrolitik, yang mencakup larutan elektrolit dan lelehan garam-garam, penghantaran
berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif maupun negatif menuju
elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan perpindahan listrik dari satu
elektroda ke elektroda lain tetapi juga melibatkan adanya transport materi dari satu
bagian konduktor ke bagian lainnya. Aliran listrik pada penghantar elekrolitik ini
selalu disertai dengan perubahan kimia pada elektroda-elektrodanya dan reaksinya
bersifat khas dan tertentu bergantung pada zat-zat penyusun konduktor tersebut dan
juga elektrodanya. Mekanisme penghantaran elektrolitik merupakan dasar bagi
coulometer dalam menentukan jumlah listrik yang mengalir pada suatu sel.
Coulometri merupakan salah satu metode elektroanalisis, yaitu analisa kimia yang
melibatkan pengukuran jumlah arus listrik (dalam coulomb) yang diperlukan untuk
mengubah analit secara kuantitatif ke tingkat oksidasi yang berbeda. Teknik ini
berlaku untuk reaksi redoks. Reaksi dikendalikan dengan mengatur energi potensial
llistrik dan jumlah listrik (misalnya, jumlah elektron) yang diperlukan untuk
melengkapi reaksi.
Metode coulometri memiliki kelebihan dimana konsentrasi analit yang sangat kecil
dapat diukur secara tepat. Selain itu metode ini lebih akurat, cepat dan mudah untuk
dilakukan dibandingkan dengan metode gravimetri.

Ada dua kategori dasar teknik coulometri yakni coulometry potensiostat, melibatkan
potensial listrik konstan selama reaksi yang lebih dikenal dengan titrasi coulometri
dan coulometetry amperostatic, teknik columetri yang arusnya (dalam ampere) dijaga
konstan selama proses.

1.2

TUJUAN
1. Untuk mengetahui analisis coulometri dengan potensial yang tetap
2. Untuk mengetahui analisis coulometri dengan arus tetap
3. Untuk mengetahui rincian eksperimen dalam titrasi coulometri yang khas
dan terkendali
4. Untuk mengetahui perbedaan analisis coulometri dengan potensial yang
tetap dengan analisis coulometri dengan arus tetap.

1.3

RUMUSAN MASALAH
1. Apakah analisis coulometri dengan potensial tetap
2. Apakah analisis coulometri dengan arus tetap
3. Apakah rinciaan eksperimen dalam titrasi coulometri yang khas dan tetap
4. Apakah perbedaan analisis coulometri dengan potensial yang tetap dengan
analisis coulometri dengan arus tetap.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi

Coulometri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada prinsip kuantitas
kelistrikan (pengukuran coulomb), yang mempelajari hubungan antara konsentrasi
dengan muatan listrik.
Coulomb merupakan kuantitas kelistrikan yang melibatkan jumlah muatan yang
dipindahkan dalam 1 detik dan arus tetap 1 A. Dalam kimia analisis, pengukuran
cuolomb dilakukan pada kondisi tertentu sehingga kuantitas yang terukur dapat
dikaitkan dengan suatu reaksi elektrokimia tertentu sehingga dapat dilakukan
perhitungan analisis, berdasarkan hukum Faraday yang pertama dimana untuk setiap
ekivalen perubahan kimia pada suatu elektrode diperlukan 96.487 coulomb listrik
(tetapan faraday). Dalam suatu analisis coulometri berat analit yang sedang di
elektrolisis dapat di hitung berdasarkan persamaan W

QM
nF

dimana n adalah bilangan elektron yang dipindahkan dan F adalah satuan Faraday
sebesar 96.500. Apabila sejumlah zat telah diketahui banyaknya maka jumlah elektron
(n)yang terlibat dalam suatu proses kimia zat tersebut dapat dihitung.
2.2

Metode Coulometri

Terdapat dua teknik coulometri yang berbeda yaitu analisis coulometri dengan
potensial tetap dan analisis coulometri dengan arus tetap
2.2.1

Potensial Tetap

Metode coulometri yang melibatkan pengaturan potensial listrik elektroda yang


bekerja (elektroda yang menyebabkan terjadinya reaksi analisis) pada tingkat yang
tetap sehingga menyebabkan analit bereaksi secara kuantitatif dengan arus tanpa
melibatkan komponen lain di dalam cuplikan.
Pengaturan potensial pada analisis coulometri menyebabkan arus akan berkurang
secara eksponensial dengan waktu, berdasarkan persamaan :

It = lo . e-kt
It = lo.ekt
Dimana Io adalah arus awal, It adalaharus pada saat t dan k atau k-1 adalah suatu
tetapan yaitu sebesar :
k = 25,8 DA

V
Dimana D adalah koefisien difusi dari zat yang tereduksi, A adalah luas elektrode,
adalah tebal lapis difusi dan V adalah volume total dari larutan dengan konsentrasi C.
Kuantitas listrik Q (coulomb) yang mengalir dari awal pada saat waktu 0 hingga
waktu t dapat dihitung berdasarkan persamaan :

Integral diatas secara grafik merupakan luas daerah di bawah kurva arus waktu.

Analisis

ini

mempunyai

semua

keuntungan

yang

dimiliki

oleh

metode

elektrogravimetri dan tidak terbatas pada hasil yang ditimbang. Peralatan yang
diperlukan pada analisis secara coulometri terbagi menjadi 3 yaitu sel elektrolisis,
coulometer (untuk menetapkan kuantitas listrik) dan sumber arus terkendali.
a. Sel Elektolisis

Pada coulometri potensial tetap ,terdapat dua jenis sel yang digunakan, yaitu:
Jenis pertama terdiri dari elektroda kerja (kasaplatina) dan elektroda pasangan
(kawat platina), yang dipisahkan dari larutan oleh tabung berpori yang
mengandung elektrolit elektroda pendukung yang sama seperti di dalam larutan
yang di uji. Pemisahan elektroda dipasang untuk mencegah hasil reaksi dari
gangguan di dalam analisis. Elektroda pembanding kolomel jenuh dihubungkan
dengan larutan yang di uji dengan bantuan jembatan garam.Jenis kedua adalah
bejana berisi raksa yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur yang mudah
direduksi sebagai langkah pendahuluan dalam analisis. Contoh :tembaga, nikel,
kobalt, segera dipisahkan dengan ion aluminium, logam alkali, dan pospat

b. Coulometer

Coulometer yang sesuai untuk mengukur kuantitas listrik terdiri dari coulometer
perak, coulometer iod, coulometer hidrogen-oksigen, dan coulometer hidrogennitrogen dimana dalam penggunaannya masing-masing elektroda dihubungkan
secara seri dengan sel elektrolisis.
Pada coulometer perak katoda platinum berfungsi sebagai katoda untuk
elektrolisis perak nitrat 10 persen bersama sebuah batang anoda perak. Kenaikan
berat dari logam perak yang terdeposit memberikan ukuran kuantitas listrik yang
telah lewat. Coulometer iod mempunyai sepasang elektroda platinum yang
terendam dalam larutan kalium iodida. Pada penetapan akhir, iod yang dibebaskan
dititrasi dengan larutan tiosulfat standar sehingga kuantitas listrik yang lewat
dapat di hitung. Coulometer hidrogen-oksigen melibatkan proses elektrolisis
larutan kalium sulfat antara 2 elektroda platinum. Pada air anoda akan teroksidasi
menjadi oksigen dimana gas hidrogen terbentuk pada katoda. Gas yang terbentuk
akan dikumpulkan pada suatu tabung tertutup dan volumenya akan diukur pada
temperature dan tekanan tertentu dan dikoreksi pada keadaan STP sehingga
kuantitas listrik dapat dihitung. Coulometer hidrogen-nitrogen merupakan
coulometer yang paling disukai dengan larutan hidrzinium sulfat sebagai larutan
elektrolitnya dimana gas nitrogen akan terbentuk pada anoda.
c. Sumber Arus terkendali

Sumber arus untuk elektrolisis berupa baterai aki besar atau sebuah penyuplai
tenaga listrik yang dioperasikan dari saluran listrik pusat bersama-sama sebuah
resistor besar secara seri.

Metode coulometri potensiostatik telah digunakan pada penentuan 55 unsur dalam


senyawa anorganik. Cara kerja coulometri potensiostatik juga memungkinkan

penentuan secara elektrolisis ( dan sintesis ) senyawa organik. Pengukuran coulometri


mempunyai kesalahan yang relative rendah dalam analisisnya.
Arus yang dapat berubah dalam metode coulometri banyak digunakan untuk
memantau kepekatan komponen-komponen dalam bentuk gas dan cairan secara terusmenerus dan otomatis, missal untuk menentukan konsentrasi oksigen yang sangat
rendah.
Katoda perak berpori berfungsi untuk menyebarkan gas yang masuk menjadi
gelembung-gelembung kecil, pereduksi anoksigen terjadi secara kuantitatif di dalam
pori-pori yaitu :
O2(g) + 2H2O + 4e 4 OHAnoda adalah lempengan kadmium; reaksi setengah selnya adalah
Cd(s)+ 2OH- Cd(OH) + 2e
Dalam prosesnya akan terjadi suatu sel galvani sehingga tenaga listik dari luar, juga
potensiostat tidak diperlukan, karena potensial anoda yang bekerja untuk
mengoksidasi zat-zat lain tidak cukup besar. Arus listrik yang dihasilkan dialirkan
melalui tahanan standard, serta penurunan potensial di catat. Kepekatan (konsentrasi)
oksigen sebanding dengan potensial.
2.2.2

Titrasi Coulometri ( Coulometri dengan Amper Tetap )

Titrasi coulometri banyak digunakan secara meluas bahkan pada zat yang tidak
bereaksi secara kuantitatif pada sebuah elektroda dapat juga ditentukan. Kuantitas dari
zat yang bereaksi dapat dihitung dengan menggunakan bantuan hukum faraday dan
kuantitas listrik yang mengalir dapat dihitung dengan menggunakan waktu elektrolisis
pada arus yang konstan. Metode ini mempunyai kepekaan yang tinggi karena dengan
arus yang kecil dan waktu yang sangat cepat dapat digunakan untuk mengukur unsur
atau senyawa dengan cepat walaupun konsentrasi senyawa tersebut kecil.

Di dalam titrasi coulometri, arus tetap di jaga secara hati-hati dan diketahui secara
tepat dengan bantuan amperstat, kemudian hasil arus (dalam ampere) dan waktu

(dalam detik) dicatat untuk menentukan titik akhir titrasi yang hasilnya adalah jumlah
coulomb. Jumlah coulom berbanding lurus dengan jumlah analit yang terlibat di
dalam elektrolisis. Dengan metode ini reaksi reduksi atau oksidasi analit secara
kuantitatif tidak sempurna karena pemolaran kepekatan (perubahan konsentrasi)
terjadi sebelum elektrolisis selesai.
Titrasi coulometri kebanyakan menggunakan metode volumetri, potensiometri,
amperometri dan pengukuran daya hantar listrik. Persamaan diantara titrasi volumetri
dan coulometria dalah titik akhir yang dapat diamati. Dalam kedua metode, jumlah
analit ditentukan melalui pengujian gabungan kapasitasnya, di satu pihak larutan baku
dan di lain pihak elektron. Kebutuhan yang serupa adalah reaksi yang terjadi harus
cepat, sempurna, dan bebas dari reaksi sampingan.
Instrumentasi yag digunakan pada metode ini antara lain adalah alat pengukur arus,
pengukuran waktu, dan sel coulometrik. Masing masing penjelasan dari instrumen
tersebut dijelaskan di bawah. ini :
a. Alat pengukur arus
Arus yang digunakan pada titrasi coulometri biasanya dalam rentang 1
hingga 50 mA. Arus-arus yang konstan dapat diperoleh dengan mudah .
Arus yang digunakan pada titrasi coulometri biasanya dalam rentang 1 hingga
50

mA.

Arus-arus

yang

konstan

dapat

diperoleh

dengan

mudah

menggunakan baterai dengan suatu tahanan pengatur seri. Penyesuaian


tahanan seri ini secara berkala diperlukan untuk menjaga agar arus tetap
konstan. Alat yang lebih teliti dan seksama untuk pengukuran arus adalah
dengan menggunakan sebuah potensiometer.
b. Pengukuran waktu
Sebuah stop-clock listrik dijalankan dengan cara membuka dan menutup
rangkaian elektrolisis;

untuk

pengendalian

secara

baik

maka

perlu

dilengkapi dengan rem magnetik dimana dimulai berjalan dan berhentinya


serempak dengan dimulai dan dihentikannya arus. Pengukuran waktu listrik
harus dikendalikan dengan saklar yang sama yang menjalankan dan
menghentikan arus listrik.

c. Sel coulometrik
Sel coulometrik terdiri dari elektrode generator (elektrode kerja)
sebagai tempat dihasilkannya titran secara listrik dan elektrode pembantu.
Elektrode kerja yang umum digunakan adalah dari bahan platinum, emas,
perak dan merkurium.

Elektrode

pembantu

umumnya

dari

platinum.

Bagian lainnya adalah elektrode indikator yang terdiri dari sepasang lembaran
tipis platinum atau terdiri dari sebuah platinum dan lainnya adalah sebuah
elektrode pembanding kalomel jenuh.
Prosedur umum pada titrasi coulometri adalah sebagai berikut:
Sel elektrolisis dipasang, diikuti dengan elektrode generator dan
elektrode indikator pada tempatnya. Sel titrasi diisi dengan larutan dimana titran
akan dibentuk secara elektrolisis bersama-sama dengan larutan yang akan
dititrasi. Bagian dari elektrode pembantu diisi dengan suatu larutan elektrolit yang
sesuai. Elektrode indikator dihubungkan dengan alat yang digunakan untuk
mendeteksi titik akhir titrasi berupa pH-meter atau galvanometer. Selama
proses

elektrolisis

dilakukan

pengadukan

dengan

menggunakan sebuah

pengadukan magnetik. Arus disesuaikan dengan harga yang tepat, dihidupkan dan
reaksi antara titran yang dibentuk secara internal sehingga larutan uji dibiarkan
berlangsung. Pembacaan dilakukan secara berkala (lebih sering dilakukan
pada saat hampir mencapai titik akhir titrasi) dari instrumen indikator (misal
pH-meter). Titik akhir titrasi dapat dengan mudah ditentukan dari gambar grafik
dimana kurva turunan yang pertama atau kedua dibuat untuk mencari letak titik
ekivalen dengan tetap.
Keuntungan titrasi coulometri antara lain adalah :

Tidak memerlukan larutan standar karena yang diukur adalah perubahan


Coulomb dengan besarnya arus yang dibuat konstan

Senyawa atau unsur yang kurang atau tidak stabil dapat digunakan
karena senyawa atau unsur tersebut begitu ditambahkan akan secepatnya
bereaksi

Waktu analisis yang cepat.

Dapat dilakukan secara otomatis sehingga memungkinkan untuk


digunakan dalam penentuan unsur radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai