Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN IDEOLOGI

Ideologi adalah ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam
kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan untama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada
tahun 1796. Kata ini berasal dari bahasa Prancis idologie, merupakan gabungan 2
kata yaitu, ido yang mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada
logos, kata dalam bahasa Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de
Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian etimologinya, sebagai "ilmu yang
meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan".
PERBEDAAN IDEOLOGI TERTUTUP DAN IDEOLOGI TERBUKA
Ideologi terbagi menjadi dua jenis, yaitu ideologi terbuka dan tertutup. Terdapat
karakteristik dari masing-masing ideologi sehingga menjadikan perbedaan ideologi
terbuka dan tertutup. Ideologi terbuka merupakan nilai atau cita-cita dari kekayaan
moral, rohaniah, dan kebudayaan masyarakatnya sendiri tanpa ada campur tangan
dari luar. Ideologi tertutup merupakan filsafat yang menentukan tujuan sosial
maupun politik yang harus dipatuhi.
Karakteristik Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup
Indonesia merupakan negara yang menggunakan ideologi Pancasila. Makna
Pancasila sebagai ideologi terbuka menjadikan Indonesia menghargai perbedaanperbedaan yang ada, bahwa Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak
suku bangsa, bahasa, agama, adat istiadat, dan kebudayaan. Karakteristik ideologi
terbuka di Indonesia akan menjadikan kita memahami perbedaan ideologi terbuka
dan tertutup. Nah, pertama adalah mengenai karakteristik dari ideologi terbuka.
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa Indonesia adalah negara yang kaya
akan adat dan budaya, maka salah satu karakteristik dari ideologi terbuka adalah
menghargai perbedaan atau pluralitas. Masyarakat dari berbagai pelosok nusantara
akan menghargai dan perbedaan tersebut dan saling menerima satu sama lain.
Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup terletak pada cita-citanya. Jika ideologi
terbuka berasal dari masyarakatnya, maka ideologi tertutup justru ingin merubah
masyarakatnya dengan dasar yang telah ditentukan.
Ciri-ciri ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah tidak membatasi
kebebasan. Masyarakat diminta untuk menjalankan ideologi tersebut dan
bertanggung jawab satu sama lain agar tercipta keharmonisan dan keselarasan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentu ini akan menjadi salah satu
perbedaan ideologi terbuka dan tertutup. Ditambah lagi, bahwa ideologi terbuka
adalah kesepakatan masyarakat yang harus dijalankan bersama.
Dari apa yang sudah diuraikan, ternyata Pancasila sebagai sumber nilai terbentuk
oleh masyarakat itu sendiri, ditemukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Potensi yang ada digali bersama-sama sehingga terwujud apa yang menjadi tujuan
dari Pancasila maupun cita-cita bangsa. Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup
yang mendasar adalah ketika ideologi terbuka diciptakan oleh masyarakatnya
sendiri, maka pada ideologi tertutup, masyarakat seolah tidak dapat merasakan
atau menikmati potensi mereka, apakah mereka mempunyai kelebihan masingmasing atau kebudayaan masing-masing.
Karakteristik Ideologi Tertutup Sebagai Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup
Ketika sudah memahami karakteristik dari ideologi terbuka, maka dalam mencari
perbedaan ideologi terbuka dan tertutup tidaklah sulit, karena ideologi tertutup
berlawanan dengan ideologi terbuka. Dalam artian, cakupan ideologi tertutup akan
lebih sempit jika dibandingkan dengan ideologi terbuka. Cita-cita yang ingin dicapai
dari ideologi tertutup bukanlah berasal dari cita-cita bersama masyarakatnya, tetapi
lebih kepada apa yang menjadi keinginan kelompok.
Apabila suatu kelompok tersebut dapat mengubah masyarakat, maka masyarakat
secara luas dipaksa mengikuti apa yang menjadi ideologinya. Dalam hal ini seperti
hak-hak banyak orang bisa jadi dikorbankan. Perbedaan ideologi terbuka dan
tertutup dalam hal ini adalah bahwa pada ideologi terbuka masih mengakui dan
menerima adanya keberagaman, baik itu dari wilayah, potensi, suku bangsa,
bahasa daerah, adat, maupun kebudayaan.
Jika menelisik lebih dalam, pada ideologi tertutup seolah pluralisme adalah
larangan. Jadi, semuanya harus serba mengikuti apa yang sudah menjadi
ideologinya, hanya ada satu kata. Apa yang menjadi keputusan dan cita-cita adalah
mutlak, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ideologi tertutup kurang cocok diterapkan di
Indonesia mengingat Indonesia adalah negara yang majemuk. Jadi perbedaan
ideologi terbuka dan tertutup juga bisa kita lihat di mana ideologi ini dapat
diterapkan, apakah masing-masing ideologi dapat diterapkan di negara mana saja
atau memang hanya negara-negara tertentu saja yang cocok menggunakan salah
satu ideologi atau bahkan berpotensi kedua-duanya, tinggal memilih salah satu
saja.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, ternyata ideologi terbuka
bukanlah ideologi yang dimutlakkan dan dipaksakan harus totaliter kepada
masyarakatnya. Perbedaan ideologi terbuka dan tertutup jelas karena pada ideologi
tertutup sifatnya mutlak serta totaliter. Totaliter di sini artinya mencakup segala
bidang, mulai dari pendidikan, sampai teknologi.
Ideologi terbuka memberikan kesempatan untuk bisa berkembang dan berubah
secara kontinyu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada. Hal ini
karena sifatnya tidak mutlak, menghargai perbedaan, dan fleksibel. Berarti
Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi negara
yang lebih baik lagi. Itulah uraian mengenai perbedaan ideologi terbuka dan
tertutup.
Ideologi terbuka
1. merupakan kekayaanrohani, moral Dan budaya masyarakat ( falsafah).

2. tidak diciptakan dari negara tetapi ditemukan sendiri.


3. isinya tidak langsung operational.
ideologi tertutup:
1. bukan merupakan cita cita Yang sudab hidup dalam masyarakat.
2. apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideological itu Alan
dipaksakan kepada masyarakat.
3. bersifat totaliter, artinya mencukup semua bidang kehidupan.

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA


1. Nilai Ketuhanan yang maha Esa
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, ini sangat sesuai sekali dengan
Agama dan keyakinan sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan
beradap. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai Pencipta
alam semesta. Dengan nilai sila yang pertama ini Indonesia bukanlah Negara
yang ateis tetapi Indonesia merupakan Negara yang relligius.
2. Nilai Kemanusiaan yang adil dan Beradab
Warga negara Indonesia telah mengakui kewajiban antara sesama manusia
sebagai asas kebersamaan bangsa dan persamaan derajat. Bangsa Indonesia
mampu bersama-sama menegakkan dan juga memelihara kebersamaan
yang dinamis yang akan selalu mengarah pada kemantapan yang
disempurnakan.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Seperti yang tertera pada sila ke-3 Persatuan Indonesia yang mempunyai
makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan Rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sekaligus
mengakui keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kedudukan yang baik pasti sudah dimiliki Warga Negara. Dan kedudukan
yang sama itu digunakan dengan kesadaran dan mengutamakan kepentingan
negara maupun masyarakat. Dan juga warga Negara Indonesia harus selalu
mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan suatu
persoalan bersama.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pada Sila ke-5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini memiliki
makna sebagai dasar sekaligus tujuan tercapainya Masyarakat Indonesia
Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Dan juga kita harus
mengihindarkan diri dari sifat pemborosan gaya hidup yang berlebihan dan
perbuatan yang dapat merugikan kepentingan umum. Menghargai hasil kerja

keras orang lain yang tentunya akan dibutuhkan untuk mewujudkan sikap
kebersamaan. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif.

DIMENSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


(1). Dimensi Realitas
kemampuan sebuah idiologi untuk mencerminkan realita yang hidup dimasyarakat
dimana ia lahir atau kenyataan saat awal kelahirannya.
(2). Dimensi Idealisme
kemampuan sebuah idiologi untuk dapat memberikan harapan-harapan kepada
masyarakatnya untuk mewujudkan masa depan yang cerah melalui pembangunan.
(3). Dimensi Fleksibelitas
kemampuan suatu idiologi dalam mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakatnya dengan menemukan tafsiran-tafsiran sesuai
dengan kenyataan baru yang muncul dihadapannya.

1. Dimensi Realitas

Bahwa nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan, diamalkan, dan
dihayati sebagai nilai dasar bersama. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam
suasana atau pengamalan kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan,
kegotongroyongan, atau kebersamaan.

2. Dimensi Idealitas

Bahwa suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Ideologi tidak sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat
manusia dan kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus
memberi arah pedoman yang ingin dituju oleh masyarakat tersebut.

3. Dimensi Fleksibilitas

Bahwa ideologi memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan


pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi
fleksibilitas suatu ideologi hanya mungkin dimiliki oleh ideologi terbuka demokratis
karena disinilah relevansi kelebihannya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran
baru yang terkandung dalam nilai-nilai dasar. Pancasila adalah fleksibel karena dapat
dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai