Anda di halaman 1dari 18

Paraf

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


Judul

: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

TujuanPercobaan

: 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu


senyawa organik.
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik.

Pendahuluan
Senyawa di alam begitu banyak dan melimpah, saat ini diperkirakan sudah mencapa
jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-senyawa baru hasil sintesis para ahli
kimia organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan senyawa yang paling banyak
dibandingkan dengan senyawa lain ( Riswiyanto,2009).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu
senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen,
oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor ( Riswiyanto,2009).
Salah satu langkah untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui
identitas gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari
senyawa organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu
bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang
mempunyai gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama ( Anonim,2014).
Secara sistematika, reaksi identifikasi terhadap gugus fungsi yang dimiliki oleh senyawa organik,
dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Reaksi identifikasi terhadap senyawa yang mempunyai ikatan rangkap antara dua atom C
yang saling berikatan/senyawa hidrokarbon tak jenuh.
2. Reaksi identifikasi terhadap senyawa alkil halida dan aril halida.
3. Reaksi identifikasi terhadap alkohol dan fenol.
4. Reaksi identifikasi terhadap asam karboksilat.

5. Reaksi identifikasi terhadap adanya gugus karbonil ( Anonim,2014).

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan


hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di
golongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik
termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh (Anonim, 2014).
Prinsip Kerja
Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena penguapan
salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama
dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Dengan demikian persyarannya adalah kemudahan
menguap ( volatilitas ) dari komponen yang akan dipisahkan berbeda satu dengan yang lainnya.
Destilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar menguap mempunyai
tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan,
padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase
padatan 0 sampai 95%. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk
melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan
suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan alas.
Alat
Tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, batang pengaduk, gelas ukur 10 mL,
penangas air, beaker glass 100 mL.
Bahan
Larutan 5 %

Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2, toluena, aseton, heksena,

sikloheksena, bensaldehida, fenol, toluena, aseton, metanol, etanol, 1-propanol, 2-butanol,


butiraldehida, asetofenon, klorobensena, bensilklorida, t-butil bromida, larutan 1% Br2, larutan
FeCl3 5%, larutan 2% KmnO4, larutan 5% Br2 dalam CH2Cl2, 5% Br2 dalam oktanol atau
CH2Cl2 atau 1% dalam air, larutan 15% NaI dalam aseton, 2% AgNO3 dalam etanol 95%, 5
gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat, 2,4-dinitofenilhidrasin, dietilen glikol atau

DMF, HCl pekat, larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer, Fehling A: 34,64 g
CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan, Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500
mL larutan.

Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom
Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air
Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan ( toluena, aseton,
etanol, bensaldehida ) kedalam tabung reaksi bersih dam kering. Dimasukkan 2 mL n-oktanol.
Dikocok campuran perlahan lahan. Ditambahkan tetes demi tetes larutan brom sampai tidak
terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah tetesnya untuk setiap sampel.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen : larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan ( toluena, aseton,
etanol, bensaldehida ) ke dalam sesedikit mungkin aseton atau air di dalam tabung reaksi kering
dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam (atau
larutan menjadi keruh). Dicatat jumlah tetesnya.
2. Uji adanya halogen
a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan ( misalnya 2butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) di dalam tabung reaksi kering dan bersih.
Ditambahkan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa menit. Dimasukkan tabung reaksi ke
penangas air (50-60oC) bila belum terjadi endapan. Dicatat waktu yang diperlukan untuk
terjadinya endapan untuk setiap sampel.
b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering
-

(harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan dalam botol coklat, bila
berwarna coklat harap dibuang)
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan ( misalnya 2-

butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) ke dalam 2 mL reagen NaI di dalam tabung
reaksi kering dan bersih. Dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit.
Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC.
Dicatat waktu yang diperlukan untuk terbentukknya endapan.

3. Uji adanya OH alkohol


a. Bahan
Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol, etanol, 2-butanol, aseton,
klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5
gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat ) ke dalam tabung reaksi yang bersih dan
kering. Dikocok campuran dan diamati perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi
perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4.

Uji aldehida dan keton


a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat.
Dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida, asetofenon), 2 ml etanol 95 %,

dan 1 ml larutan fenilhidrazin kedalam tabung reaksi. Dilakukan penggojokan kuat-kuat. Jika
tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran dengan pembakar spiritus. Ditest positif jika
terbentuk endapan kunig-merah. Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL larutan
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon, etanol), 1 mL reagen
Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada
sample aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen : larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer (pengenceran 10 kali
ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida, asetofenon, 1 mL larutan
5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia) ke dalam tabung reaksi yang

bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati dan catatlah perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 tetes sampel (
misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % ). Di lakukan penggojokan
kuat-kuat. Diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi pada setiap sampel.
Perubahan warna dari oranye ke kehjauan akan pudar terhadap perubahan waktu.
Data dan Perhitungan
Data Percobaan :
1
a

Uji Kimia Ketidakjenuhan


Reaksi dengan Brom
Sampel

Jumlah
Tetesan

Hasil
2 fase,

organik
dan fase
air
1 fase,

Aseton

sempurna
2 fase,

atas berwarna
orange

kuning jernih
Larutan berwarna

dari

larut

kuning pucat +

kiri:toluena,aseton,bensalde

sempurna
1 fase,

panas

hid,etanol

Fase
Etanol

fase air, lapisan

Larutan berwarna

larut

Benzaldehida 4

Gambar

Lapisan bawah

Fase
Toluena

Keterangan

organik
dan fase
air

Lapisan bawah
fase air, lapisan
atas berwarna
kuning

b Oksidasi dengan KMnO4


Sampel

Jumlah
Tetesan

Hasil

Keterangan

Gambar

Toluena

Aseton

Terbentuk

endapan

Larutan berwarna
ungu dan terdapat
endapan coklat

Terbentuk

Larutan berwarna

larutan 1 fase

ungu
Larutan keruh dan

Benzaldehida

Etanol

2
a

Terbentuk

terbentuk endapan

endapan

berwana coklat +

(dari kiri: toluena,

panas

aseton, bensaldehid,

Terbentuk

Larutan berwarna

etanol)

larutan 1 fase

ungu

Uji adanya Halogen


Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Sampel

Waktu
mengendap

Hasil

Keterangan

Gambar

Endapan
Klorobenze

3 menit (5

Terbentuk

ne

tetes)

endapan putih

Kloroform

2-Butanol

Aseton

(5 tetes)

(5 tetes)

(5 tetes)

Terbentuk
larutan 1 fase
Terbentuk
larutan 2 fase
Terbentuk
larutan 1 fase

bercampur
dengan Larutan
sehingga larutan
menjadi keruh
Larutan berwarna
kekuningan dan
jernih
Terbentuk 2 fase
dan larutan tidak
berwarna
Larutan berwarna

Dari kiri: klorobensena,


kloroform, 2-butanol,
aseton

kekuningan dan
jernih

Reagen: Larutan 15% NaI dalam Aseton kering


Sampel

Waktu
mengendap

Hasil

Keterangan

Gambar

Endapan
bercampur
Klorobenze

3 menit (5

Terbentuk

ne

tetes)

endapan putih

dengan Larutan
sehingga larutan
menjadi keruh
dan bagian atas
jernih
Endapan

Kloroform

3
a

3 menit (5
tetes)

2-Butanol

(5 tetes)

Aseton

(5 tetes)

Dari kiri: klorofom,

Terbentuk

bercampur

endapan putih, 2

dengan Larutan

fase

sehingga larutan

Terbentuk

menjadi keruh
Larutan tidak

larutan 1 fase
Terbentuk

berwarna
Larutan tidak

larutan 1 fase

berwarna

klorobensena

Uji Adanya OH Alkohol


Reagen CrO3 + Air + H2SO4
Sampel
Metanol

Jenis Reaksi Hasil


Eksoterm
Terbentuk
(Menghasil
larutan 1 fase
kan panas)
Eksoterm

Etanol

(Menghasil
kan panas)

Eksoterm
2-Butanol

(Menghasil
kan panas)
Eksoterm

Kloroform

(Menghasil

Aseton

kan panas)
Eksoterm
(Menghasil

Keterangan
Larutan

Gambar

berwarna biru
kehijauan
Terbentuk

Terbentuk

endapan biru

larutan 1 fase

kehijauan dan
larutan keruh
Larutan tidak

Terbentuk
larutan 2 fase

Terbentuk
larutan 1 fase

berwarna dan
terbentuk
endapan warna
biru kehijauan
Larutan
berwarna kuning

Terbentuk

kecoklatan
Larutan

larutan 2 fase

berwarna hijau

Dari kiri: metanol. Etanol,


2-butanol, aseton.

jernih dan
terbentuk

kan panas)

endapan biru
kehijauan

4
a

Uji Aldehid dan Keton


Reagen: 2,4-dinitrofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat
Sampel
Aseton

Benzaldehida

Hasil
Terbentuk larutan 1

Keterangan
Larutan berwarna

Gambar

fase

kuning muda dan jernih


Larutan berwarna

Terbentuk endapan +

kuning muda dan

panas

terbentuk endapan

Asetofeno

dibagian atas
n

Asetofenon

Terbentuk larutan 1

Larutan berwarna

fase

kuning tua dan jernih

Aseton

Benzaldehide
b

Tes Fehling
Sampel
Aseton
Benzaldehida

Hasil
Terbentuk

Keterangan
Larutan berwarna

larutan 1 fase
Terbentuk

biru dan jernih


Larutan bawah

larutan 2 fase

berwarna biru dan


keruh, sedangkan
bagian atas berwarna

Gambar

biru jernih serta


terbentuk endapan
putih
Larutan bawah
Terbentuk

Asetofenon

larutan 2 fase

berwarna biru
kehitaman dan
bagian atas tidak
berwarna

Etanol

Terbentuk

Larutan berwarna

larutan 1 fase

biru

Sebelum dipanaskan.

Setelah dipanaskan.

Tes Tollen
Sampel

Hasil
Terbentuk

Aseton

larutan 3 fase

Benzaldehida

Asetofenon

Terbentuk
larutan 2 fase

Terbentuk
larutan 2 fase

Keterangan
Larutan coklat kehitaman

Gambar

dengan 3 fase tidak


berwarna, coklat, hitam
Terbentuk
2
fase
berwarna

hitam,

atas:

sedikit tidak berwarna,


bawah:

hitam

lebih

banyak
Terbentuk

fase

berwarna

hitam,

atas:

Aseton , Asetofenon ,
Benzaldehida

sedikit tidak berwarna,


bawah:

hitam

lebih

banyak
5

Uji Fenol
Sampel

Hasil

Keterangan

Gambar

Larutan bagian bawah


2-Butanol

Fenol

1-propanol

Terbentuk

berwarna kuning kemerahan

larutan 2 fase

dan bagian atas kekuningan

Terbentuk

dan jernih
Larutan berwarna ungu

larutan 1 fase

kehitaman

Terbentuk

Larutan berwarna kuning

larutan 1 fase

kemerahan
Dari kiri: 2-butanol, fenol
1-propanol

Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu uji ketidak jenuhan dan prosedur pertama yang dilakukan yaitu
uji ketidakjenuhan. Pada prosedur pertama terdapat dua perlakuan pada sampel yaitu reaksi
dengan brom dan oksidasi dengan KMnO4. Percobaan ini menggunakan larutan aseton,
benzaldehid, etanol dan toluena. Hasil dari reaksi ke empat sampel tersebut dengan brom
menunjukkan reaksi negatif karena etanol dan aseton tidak terdapat C=C ikatan rangkap
sehingga reaksi adisi tidak terjadi sedangkan untuk toluena dan benzaldehid tidak dapat bereaksi
dengan brom kecuali dikatalis oleh asam karena kedua senyawa merupakan senyawa aromatik.
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :
Reaksi dengan Toluena
CH3

+
methylbenzene

Reaksi dengan Aseton

Br Br
bromine

O
H3C

CH3

Br Br
bromine

propan-2-one

Reaksi dengan Etanol


H3C
OH
ethanol

Br Br
bromine

Uji ketidakjenuhan dengan KMnO4 pada etanol menghasilkan perubahan warna yang
menandakan terjadinya reaksi, awalnya tidak berwarna menjadi bewarna ungu yang dihasilkan
dari warna KMNO4 sehingga tidak terjadi reaksi antara etanol dan KMNO4. Seharusnya etanol
yang jenuh dapat bereaksi dengan KMnO4, karena etanol adalah alkohol sekunder yang bisa
teroksidasi menjadi keton. Toluena tidak dapat bereaksi dengan KMnO 4, karena antara toluena
dengan KMNO4 membentuk endapan putih dengan larutan ungu dan reaksi antara toluena
dengan KMnO4 tidak dapat terjadi karena toluena merupakan turunan benzena (senyawa tak
jenuh) yang tidak mengalami oksidasi. Reaksi benzaldehida dengan KMnO 4 juga menghasilkan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi endapan coklat. Tabung keempat berisi aseton,
hasilnya larutan berwarna ungu. Aseton tidak dapat dioksidasi karena senyawa ini tidak memiliki
gugus OH yang tidak dapat dilepaskan saat bereaksi sehingga larutannya hanya berwarna ungu
dan tidak terdapat endapan. Hasil percobaan tersebut merupakan senyawa yang memiliki ikatan
tak jenuh dan bisa dioksidasi. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Reaksi dengan etanol
HO

CH2 CH3

(aq) + KMnO4(aq) tidak bereaksi

Reaksi dengan benzaldehida

OH

(aq) + KMnO4(aq)

(aq) + MnO2(s) + O2(g)

Reaksi dengan aseton


O

H3C

CH3

(aq) + KMnO4(aq) tidak bereaksi

Reaksi dengan toluena


CH3

(aq) + KMnO4(aq) tidak bereaksi


Prosedur kedua yaitu uji adanya halogen. Uji halogen yaitu dengan menggunakan reagen
AgNO3 dan NaI. Pada tahap pereaksian sampel menggunakan reagen AgNO3 hasil yang
diperoleh yaitu keduanya positif. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah reaksi substitusi
dimana ion NO3- digantikan oleh atom klorida yang terikat pada kloroform dan klorobenzena
membentuk endapan putih AgCl. Reaksi ini dapat terjadi karena atom Cl lebih elektronegatif
dibandingkan dengan ion NO3- ,untuk sampel kloroform tidak terbentuk endapan bahkan larut.
Hal ini terjadi karna kloroform bersifat folatil sehingga pada saat proses pemanasan dilakukan
jumlah kloroform yang terdapat dalam campuran sangat sedikit atau bahkan sudah habis. Bahan
tambahan yang lain adalah 2-butanol dan aseton, kedua bahan tersebut menghasilkan reaksi yang
negatif dimana kedua tersebut tidak termasuk bahan yang bsa digunakan untuk pengujian adanya
halogen. Sehingga kedua bahan tambahan ini hanya digunakan untuk membuktikan ada atau
tidaknya halogen pada gugus OH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Reaksi dengan klorobenzena
Cl

(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq)

CH2CH3

(aq) + HNO3(aq) +

AgCl(s)

Reaksi dengan kloroform


H

H
Cl

Cl

Cl

Cl
O

Cl

(aq) + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq)

CH2CH3

(aq) + HNO3(aq) + AgCl(s)

Reaksi dengan 2-butanol


CH3CH2CH2CH3 + C2H5OH(aq) + AgNO3(aq)
OH
Hasil uji halogen dengan NaI untuk klorobenzena dan kloroform menghasilkan
endapan putih, hal tersebut terjadi karena Cl lebih elektonegatif dibandingkan I sehingga I tidak
bisa mendesak Cl dan tidak terbentuk endapan. Sedangkan untuk 2-butanol dan aseton sama
dengan pada pengujian halogen tidak dapat bereaksi .Berikut reaksi-reaksi yang mungkin terjadi:
Reaksi dengan klorobenzena
Cl

(aq) + NaI(aq)

(aq) + NaCl(s)

Reaksi dengan kloroform


H

Cl

Cl
Cl

Cl

(aq)

NaI(aq)

Cl
I

(aq)

+ NaCl(s)

Percobaan yang ketiga uji alkohol antara metanol, etanol, 2-butanol, kloroform dan aseton
terjadi reaksi oksidasi untuk mengolongkan seyawa tersebut kedalam golongan alkohol. Reagen
pengoksidasi yang digunakan adalah CrO3. Sampel 2-butanol, metanol, etanol dan aseton dapat
dioksidasi oleh CrO3 yang hasilnya secara berturut-turut sebagai berikut tidak berwarna dan
terbentuk endapan hijau, biru kehijauan, terbentuk endapan biru kehijauan larutan keruh dan
hijau jernih dan terbetuk endapan hijau. Oksidasi CrO3 tidak terjadi pada kloroform dan aseton
dengan hasil larutan kuning kecoklatan dan terbentuk dua fase larutan ,karena tidak mengandung

gugus hidroksil (OH-) sehingga bukan dalam golongan alkohol yang menghasilkan biru
kehijauan atau terbantuk endapan. Untuk aseton meskipun bukan termasuk gugus OH tetapi pada
ikatan rangkap O akan menjadikan reaksi dengan CrO 3 menjadi reaksi yang positif . Warna hijau
dari reaski tersebut ditimbul

karena ion-ion dikromat(IV) direduksi menjadi ion-ion

kromium(III) yang berwarna hijau. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:


Reaksi dengan metanol
O
HO

CH3

(aq)

(aq)

Reaksi dengan etanol


H3C
HO

CH2 CH3

(aq)

C
O

(aq)

Reaksi dengan 2-butanol


OH

H3C

H3C
CH3

(aq)

CH3

(aq)

Uji fenilhidrazin untuk analisis penepatan adanya aldehid dan keton oleh terbentuknya
fenilhidrazon. Aseton menghasilkan larutan kuning muda jernih. Seharusnya aseton
menghasilkan endapan saat bereaksi dengan reagen tetapi saat percobaan aseton tidak mengalami
perubahan. Bensaldehid menghasilkan larutan berwarna kuning muda dan endapan diatas. Hal
ini membuktikan bahwa terdapat adanya reaksi positif dengan terbentuknya endapan.
Bensaldehid merupakan senyawa aldehid yang memiliki gugus OH yang terikat yang dapat
dilepaskanatau dioksidasi saat bereaksi dengan reagen. Asetofenon menghasilkan larutan
berwarna kuning tua jernih, yang seharusnya asetofenon bereaksi dengan reagen dengan
menghasilkan endapan putih. Asetofenon merupakan senyawa keton yang mempunyai gugus O
yang bisa bereaksi dengan reagen fenilhidrazin dengan membentuk endapan. Reaksi yang
mungkin terjadi pada aseton adalah:
Reaksi dengan aseton

NO 2

NO 2

H3C

O2N

NH

CH3

NH2

propan-2-one

(2,4-dinitrophenyl)hydrazine

O 2N

NH

CH3

H2O

CH3
1-(2,4-dinitrophenyl)-2-(propan-2-ylidene)hydrazine

Reaksi dengan benzaldehida


NO 2

NO 2

CHO

O 2N

NH

O 2N

NH

NH2

H2O

(2,4-dinitrophenyl)hydrazine

benzaldehyde

(1E)-1-benzylidene-2-(2,4-dinitrophenyl)hydrazine

Reaksi asetofenon:
NO 2

NO 2

O
CH3

1-phenylethanone

O 2N

NH
NH2

O 2N

NH

H2O

N
CH3

(2,4-dinitrophenyl)hydrazine (2Z)-1-(2,4-dinitrophenyl)-2-(1-phenylethylidene)hydrazine

Uji fehling menghasilkan untuk aseton berwarna biru jernih setelah dipanaskan
sedangkan Asetofenon membentuk 2 fase biru tua dan tidak berwarna pada saat sebelum dan
sesudah pemanasan, hal ini terjadi karena sampel dengan fehling belum benar-benar tercampur.
Etanol merupakan gugus OH dan gugus aldehida pada sampel terbongkar ikatannya dan dapat
bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat, etanol menghasilkan warna larutan biru
dan mengalami reaksi positif untuk uji fehling ini. Benzaldehid tidak membentuk warna merah
bata tetapi tetap berupa larutan dengan 2 fase yaitu biru dan dibagian bawah biru keruh terdapat
endapan, hal ini terjadi karena ketidaktelitian praktikan dalam melakukan percobaan sehingga
terjadi kesalahan. Endapan yang terbentuk adalah endapan Cu2O, karena adanya oksidasi. Reaksi

yang mungkin terjadi pada benzaldehida dengan fehling adalah:


O
C

O
C

(aq) + 2 CuO

OH

(aq) + Cu2O (s)

Uji tollen yang pertama yaitu aseton menghasilkan larutan coklat kehitaman dengan
3 fase tidak berwarna, coklat, hitam setelah dipanaskan. Aseton tidak dapat dioksidasi karena
merupakan senyawa keton yang tidak memiliki atom hidrogen yang menempel pada atom
karbon untuk dilepaskan. Aseton merupakan golongan keton dan tidak dapat bereaksi dengan
reagen tollen. Selanjutnya bensaldehid menghasilkan larutan dua fase, fase atas sedikit tidak
berwarna, fase bawah berwarna hitam lebih banyak,dan larutannya berwarna hitam setelah
dipanaskan. Seharusnya bensaldehid yang direaksikan dengan reagen tollens akan menghasilkan
cermin perak yang menempel pada dinding tabung setelah dipanaskan tetapi kenyataannya saat
percobaan tidak terdapat endapan perak. Ini kemungkinan saat pengamatan tidak begitu teliti
akan adanya endapan perak yang terdapat dalam tabung karena larutan yang begitu berwarna
hitam. Benzaldehid adalah senyawa aldehid. Ketiga larutan asetofenon menghasilkan larutan dua
fase, fase atas sedikit tidak berwarna, fase bawah berwarna hitam lebih banyak,dan larutannya
berwarna hitam setelah dipanaskan.Asetofenon merupakan senyawa keton yang memiliki gugus
O saja yang berikatan dengan senyawa jenuh. Reaksi digambarkan sebagai berikut:
Reaksi dengan Aseton
O
H3C

CH3

Ag2O

Reaksi dengan Bensaldehida


O

O
H

Ag2O

benzaldehyde

Reaksi dengan Asetofenon

OH

benzoic acid

2Ag

O
CH3

Ag2O

. Percobaan terakhir yaitu uji Fenol, sampel yang digunakan adalah


2-butanol, fenol, dan 1-propanol. Uji positif pada reaksi ini ditandai dengan
perubahan warna larutan. Fenol yang menghasilkan larutan berwarna ungu
kehitaman. Jika suatu fenol direaksikan dengan FeCl 3 memberikan perubahan
warna yang bergantung pada struktur fenol. Seharusnya warna larutan
berwarna biru kehijauan setelah penambahan FeCl 3. Kesalahan ini mungkin
dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan dan masih
terdapatnya air dalam tabung reaksi (tidak kering). Selanjutnya 2-butanol
dan 1-propanol menghasilkan kuning kemerahan dibawah kuning jernih
diatas dan berwarna kuning kemerahan. Hal ini telah sesuai dengan teori
yang ada karena 1-propanol dan 2-butanol merupakan alkohol dan kita
ketahui bahwa gugus pada alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada
karbon tak jenuh. Reaksinya yaitu:
Reaksi dengan 2-butanol
H3C

CH3

FeCl 3

OH
butan-2-ol

Reaksi dengan Fenol


H
O

OH

FeCl 3

phenol

Reaksi dengan 1-propanol

H3C

OH
propan-1-ol

FeCl 3

FeCl 3

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percoabaan ini adalah:
1. Teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik dapat dilakukan
dengan melihat perubahan yang terjadi pada sampel dan menentukan warna dan fasa pada hasil
reaksi.
2. Uji kimia yang dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada percobaan ini adalah
dengan mereaksikan sampel yang telah ada dengan reagen yang telah ditentukan dan sesuai
dengan uji masing-masing gugus fungsi. Hasil yang didapat akan menjadikan data untuk
menentukan senyawa tersebut termasuk kedalam gugus fungsioal yang sesuai atau tidak.
Referensi
Anonim . 2014. http://www.chem-is-try.org. Diakses pada tanggal 25 februari 2014 16:04.
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2014. PetunjukPraktikum Kimia Organik. Jember: UniversitasJember.
Nama Praktikan
Luki Aprilliya S ( 121810301026 )

Anda mungkin juga menyukai