Documents - Tips - Laporan 1 Pengukuran Gain DLL
Documents - Tips - Laporan 1 Pengukuran Gain DLL
PEMBIMBING:
Kelompok 3
Badiatul Fitriyah
(JTD 2A / 1341160024)
Heru Firmansyahroni
(JTD 2A / 1341160029)
(JTD 2A / 1341160031)
(JTD 2A / 1341160053)
1.1.
1.
2.
3.
4.
Tujuan Praktikum
Untuk melakukan pengukuran penguatan (gain) antena.
Untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen antenna terhadap penguatan antena.
Untuk memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antena.
Untuk menggambarkan diagram polar pola radiasi horizontal dan vertical untuk antena
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1.3.
Prosedur Praktikum
A. Pengukuran Gain Antena
Pada pengukuran gain antena dalam praktikum ini, antena dipole pertama
digunakan sebagai antena pemancar, sedangkan antena keduaa digunakan sebagai antena
standar yang berfungsi sebagai pembanding (dianggap sebagai antena standar dengan
gain 2,1 dB). Sebagai antena yang diukur (under test) adalah antena TV VHF. Antena ini
adalah jenis YAGI UDA ARRAY 9 elemen yang bekerja pada rentangan frekuensi 170
MHz sampai 230 MHz.
1. Mengukur level tegangan yang diterima oleh antena dipole 2.
Menyusun diagram pengukuran seperti gambar di bawah ini (antena terpasang).
Signal Generator
Kontrol Rotaror
Measuring Receiver
2. Mengatur signal generator pada frekuensi 200 MHz, dan level RF out = 80 dB V.
Kemudian mematikan RF output (OFF).
3. Mengatur measuring receiver sebagai berikut.
RF ATT
ON
UNITS
dB V
FREQ
200 MHz
4. Menghidupkan RF output (ON).
5. Mengatur (dengan memutar rotator) arah antena kedua tepat menghadap antena
pertama (antena pemancar), sehingga input level panel menunjukkan harga
maksimum. Mencatat harga ini sebagai E1.
6. Men-switch RF output pada pemancar OFF.
7. Mengganti antena kedua dengan antena under test. Mengulangi langkah 5. Mencatat
harga ini sebagai E2.
8. Menghitung gain antena yang diuji.
Keterangan:
c
= kecepatan cahaya (
0.95
= konstanta konduktor
E1 (dBV/m)
E2 (dBV/m)
174
181
188
195
202
209
216
223
230
59,5
58,2
58,1
60,0
55,5
59,9
59,2
58,6
59,5
58,7
58,2
59,0
60,5
57,0
59,7
59,1
58,0
59,7
Gain (dB)
Gain = E2 E1 + 2.15 dB
0,95
2,15
3,05
2,65
3,65
1,95
2,05
2,09
2,35
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
8
8
Level (dB)
305
290
287
282
279
300
291
280
Level
520
473
480
486
478
484
485
479
480
464
Sudut
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
Level
469
466
463
467
461
459
477
460
489
486
Sudut
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
Level
495
437
420
430
435
437
429
425
428
427
Sudut
300
310
320
330
340
350
360
Level
524
516
510
512
515
517
520
Sudut
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
Level
450
439
428
415
403
370
411
424
415
425
Sudut
300
310
320
330
340
350
360
Level
441
452
457
472
487
491
480
Level
482
466
435
426
428
415
393
357
297
350
Sudut
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
Level
428
449
440
400
326
376
428
432
443
453
Pola radiasi,
Posisi antena beserta lingkungannya,
Kesempurnaan antena.
Kelebaran bandwidth pancaran.
Power.
Antena Dipole pada ketinggian free space (setidaknya 1/2 dari permukaan tanah) arah
pancarannya ke depan dan belakang (bi directional). Untuk mendapatkan 1/2 atau panjang
antena harus menetapkan terlebih dahulu frekuensi kerja yang akan digunakan dalam praktikum.