Oleh :
Akbar Maulana
(1415251075)
Pandit Praschita
(1415251088)
I Ketut
Rahyuda,dkk,2004).
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi,
proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap suatu gejala.
Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi? Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi
menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi
prediksi), dan agar kinerja dapat ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control).
Fungsi teori yang pertama digunakan untuk menjelaskan dan mempertajam ruang
lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan
menyusun instrument penelitian, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk
membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak
lanjutnya.
5.1 REVIEW LITERATUR (buku teks dan hasil penelitian)
Terdapat empat pokok bahasan dalam pembahasan mengenai tinjauan literatur ini, yaitu:
1. Pentingnya tinjauan literatur,
2. Sumber literatur,
3. Langkah-langkah menyusun tinjauan literatur,
4. Menulis laporan tinjauan literatur.
Berkaitan
dengan
pentingnya
tinjauan
literature/tinjauan
pustaka,Fraenkel
dan
Contoh literatur kedua adalah risalah, artikel di ensiklopedia, dan jurnal yang
mengandung tinjauan dari penelitian. Literatur kedua mungkin terlihat seperti
menggabungkan sumber utarna ke dalam sate kesatuan kerangka kerja.
Sementara itu, Al Wasilah mengemukakan bahwa sumber rujukan dapat juga berupa
pengalaman subjektif, makalah yang tidak dipublikasikan, tesis atau disertasi yang sedang
digarap, tugas yang pernah dibuat untuk mata kuliah tertentu, diskusi kelas, usulan penelitian,
surat pembaca di media massa, seminar bahkan presentasi di depan kelas. Pendapat Al
Wasilah itu dapat dikelompokkan pada sumber tambahan seperti yang dikemukakan Fraenkel
& Wallen, meskipun Fraenkel & Wallen tidak rnemasukkan semua sumber yang
dikemukakan Al Wasilah tersebut.
Tipe- tipe sumber referensi terdiri atas referensi umum, sumber-sumber utama, dan
sumber-sumber penunjang atau tambahan.Referensi umum merupakan sumber pertama dalam
penelitian. Melalui referensi umum ini peneliti dapat melihat dan menemukan sumber-sumber
lain, seperti artikel, monograf, buku-buku, dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan
langsung dengan penelitian. Sumber utama merupakan sumber yang berkaitan langsung
dengan penelitian. Dalam bidang pendidikan, sumber-sumber utama ini biasanya
berupalaporan dan jurnal. Sumber tambahan atau penunjang biasanya mengarah pada terbitan
yang berupa hasil kerja, biasanya berupa buku teks, ensiklopedia, tinjauan buku-buku
tahunan.
5.1.3 Langkah-langkah Melaksanakan Tinjauan Literatur
Mengenai
langkah-langkah
melaksanakan
tinjauan
literature
Fraenkel
&
Langkah-langkah
melaksanakan
tinjauan
literatur
dengan
menggunakan
dan
dengan
cara menggunakan
komputer,
sedangkan
Schumacher
hanya
4. Simpulan
Kesimpulan peneliti menjustifikasi sumber bacaan berdasarkan bentuk ilmu
pengetahuan yang muncul dalam literatur.
5. Menyusun bibliografi
Menyusun bibliografi dengan data bibliografi penuh dari semua sumber tinjauan
literatur.
Schumaker mengemukakan bahwa tinjauan pustaka disajikan dalam tiga bagian, yaitu
pendahuluan, tinjauan kritis, dan rangkuman.Kedua pendapat di atas, pada dasarnya sama,
perbedaannya terletak pada pembagian yang dikemukakan Frankle dan Wallen lebih terinci.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, Pendapat Kelompok kami
adalah:
1. Tinjauan literatur sangat penting dalam sebuah penelitian karena dapat
dijadikan sebagai landasan berbijak dalam menentukan arah penelitian yang
dilakukan.
2. Sumber referensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu referensi umum, sumber
utama dan sumber penunjang. Sumber penunjang bukan hanya hasil penelitian
yang sudah diterbitkan saja, tetapi dapat juga berupa hasil-hasil penelitian
yang tidak diterbitkan, seperti pengalaman pribadi, hasil presentasi di kelas,
bahkan tesis atau disertasi yang masih digarap.
3. Dalam menyusun tinjauan literatur, peneliti harus mampu meramu teori, ide
serta konsep-konsep hasil penelitian terdahulu sehingga menjadi teori-teori
yang dapat dijadikan landasan berpijak dalam penelitian yang dilakukan.
terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang berkenan dengan dua
variabel independen dan kelompok teori yang berkenan dengan satu dependen variabel.
Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia,
jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Sumber bacaan yang
baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku
ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam
buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan
sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip
relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Dalam
kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu dengan memanfaatkan
CD-ROM yang umumna tersedia di perpustakaan-perpustakaan, sedangkan prinsip
kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber bacaan maka teori
yang akan diperoleh akan semakin mutakhir.
Terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam proses
pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut permasalahan
yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian,
analisis dan simpulan.
Menurut pendapat kelompok kami, bahwa suatu teori adalah suatu konseptualitas antara
asumsi, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui
proses sistematis, dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori. Teori
semacam ini mempunyai dasar empiris, dimana harus melalui proses eksperimen, penelitian
atau observasi, sehingga teori dapat dikatakan berhasil
3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan , bandingkan
antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber bacaan yang dibaca.
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
5.4 KERANGKA BERFIKIR
Menurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka
berfikir adalah a conceptual model of how one theorizes the relationship among the several
factors that have been identifield as impotant to the problem kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan dua atau
lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk
hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu variabel atau lebih variabel
mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing
variabel, juga argumentasi terhadap variasi berbentuk variabel yang diteliti.
Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang terhadap gejalagejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam buku ajar
I Ketut
Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesame ilmuan, maka kerangka
berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir
dihasilkan dari sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian
terdahulu untuk suatu variabel tertentu.
Menurut pendapat kelompok kami, Kerangka berpikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara
teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen, oleh
karena itu setiap penyusunan penelitian harus menggunakan kerangka berfikir
5.5 LANGKAH-LANGKAH PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIR
Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah
(Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu
kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut .
1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbale balik.
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang
dikemukakan dalam penelitian.
PT X dan PT Y.
:Produktivitas kerja karyawan PT X tidak akan sama dengan
(lebih besar atau lebih kecil) dengan produktifitas karyawan
PT Y.
3. Contoh hipotesis asosiatif
Hipotesis penelitian :Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara insentif
Hipotesis statistik
DAFTAR PUSTAKA