Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

Kajian Pustaka dan Hipotesis

Oleh :
Akbar Maulana

(1415251075)

Pandit Praschita

(1415251088)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Telah
pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang
dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan cirri
penelitian ilmiah, landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang
kokoh, dan bukan perbuatan coba-coba (Suryabrata,2003, Dalam buku ajar

I Ketut

Rahyuda,dkk,2004).
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi,
proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan
(explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap suatu gejala.
Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi? Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi
menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi
prediksi), dan agar kinerja dapat ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control).
Fungsi teori yang pertama digunakan untuk menjelaskan dan mempertajam ruang
lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan
menyusun instrument penelitian, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk
membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak
lanjutnya.
5.1 REVIEW LITERATUR (buku teks dan hasil penelitian)
Terdapat empat pokok bahasan dalam pembahasan mengenai tinjauan literatur ini, yaitu:
1. Pentingnya tinjauan literatur,
2. Sumber literatur,
3. Langkah-langkah menyusun tinjauan literatur,
4. Menulis laporan tinjauan literatur.

5.1.1 Pentingnya Tinjauan Literatur

Berkaitan

dengan

pentingnya

tinjauan

literature/tinjauan

pustaka,Fraenkel

dan

Wallen mengemukakan tentang pentingnya tinjauan pustaka tersebut sebagai berikut:


1. Dapat membantu mengumpulkan ide-ide lain yang menunjang keterangan/fakta-fakta
dalam penelitian;
2. Dapat memperoleh informasi tentang hasil-hasil temuan lain yang mempunyai
kesamaan atau hubungan dengan studi yang dilakukan.
Sedangkan Schumacher mengemukakan bahwa tinjauan pustaka apabila dilakukan secara
hati-hati akan menambah pemahaman terhadap masalah yang dipilih dan akan membantu
memecahkan masalah darisebuah studi. Tanpa tinjaun pustaka akan sulit untuk membuat
sebuah pokok dari ilmu pengetahuan. Selain itu Schumacher menjelaskan bahwa tujuan
tinjauan pustaka digunakan dalarn menyatakan istilah dari masalah, mengembangkan
pola penelitian, menghubungkan hasil studi dengan ilmu pengetahuan yang sebelumnya dan
saran untuk penelitian ke depan..
5.1.2 Sumber Referensi
Fraenkel dan Wallen mengemukakan tiga sumber referensi yaitu:
1. Referensi umum yang meliputi artikel, monograf, buku-buku, dan dokumen-dokumen
yang berkaitan langsung dengan penelitian; sumber utama, yaitu sumber yang berkaitan
langsung dengan penelitian, seperti berupa laporan dan jurnal.
2. Sumber tambahan atau penunjang, biasanya mengarah pada terbitan yang berupa hasil
kerja, seperti buku teks, ensiklopedia, tinjauan penelitian, dan buku-buku tahunan.
Schumacher mengemukakan dua sumber tinjauan pustaka yaitu:
1. Literatur utama ialah studi penelitian orisinal atau tulisan para ahli teori atau peneliti.
Literatur utama mengandung teks utuh dari laporan penelitian atau teori sehingga lebih
mendetil dan teknis.
Contoh literatur utama adalah studi empiris yang diterbitkan pada jurnal atau ditempakan
pada database, laporan peneliti, risalah sekolah, dan disertasi.
2. Literatur kedua meninjau penelitian terdahulu dan menyintesis studi teoretis dan empiris;
memberikan ikhtisar cepat dari setiap studi orisinal tetapi menyebutkan pedoman yang
luas pada bidang pengetahuan umum mengenai apa yang telah dilakukan pada topik, dan
isi untuk menempatkan sumber utama terbaru ke dalam kerangka kerja.

Contoh literatur kedua adalah risalah, artikel di ensiklopedia, dan jurnal yang
mengandung tinjauan dari penelitian. Literatur kedua mungkin terlihat seperti
menggabungkan sumber utarna ke dalam sate kesatuan kerangka kerja.
Sementara itu, Al Wasilah mengemukakan bahwa sumber rujukan dapat juga berupa
pengalaman subjektif, makalah yang tidak dipublikasikan, tesis atau disertasi yang sedang
digarap, tugas yang pernah dibuat untuk mata kuliah tertentu, diskusi kelas, usulan penelitian,
surat pembaca di media massa, seminar bahkan presentasi di depan kelas. Pendapat Al
Wasilah itu dapat dikelompokkan pada sumber tambahan seperti yang dikemukakan Fraenkel
& Wallen, meskipun Fraenkel & Wallen tidak rnemasukkan semua sumber yang
dikemukakan Al Wasilah tersebut.
Tipe- tipe sumber referensi terdiri atas referensi umum, sumber-sumber utama, dan
sumber-sumber penunjang atau tambahan.Referensi umum merupakan sumber pertama dalam
penelitian. Melalui referensi umum ini peneliti dapat melihat dan menemukan sumber-sumber
lain, seperti artikel, monograf, buku-buku, dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan
langsung dengan penelitian. Sumber utama merupakan sumber yang berkaitan langsung
dengan penelitian. Dalam bidang pendidikan, sumber-sumber utama ini biasanya
berupalaporan dan jurnal. Sumber tambahan atau penunjang biasanya mengarah pada terbitan
yang berupa hasil kerja, biasanya berupa buku teks, ensiklopedia, tinjauan buku-buku
tahunan.
5.1.3 Langkah-langkah Melaksanakan Tinjauan Literatur
Mengenai

langkah-langkah

melaksanakan

tinjauan

literature

Fraenkel

&

Wallen mengetengahkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan tinjauan


literatur, baik secara manual maupun dengan menggunakan komputer.
Langkah-langkah secara manual meliputi:
1. Menetapkan permasalahan penelitian setepat mungkin.
2. Membaca dengan teliti sumber-sumber utama dan sumber-sumber tambahan.
3. Memilih referensi umum yang tersedia.
4. Merumuskan syarat penelitian.yang berhubungan denganmasalah
5. Mencari referensi umum untuk sumber utama yang relevan
6. Mendapatkan sumber utama, beri simpulan utama.
Selain langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur secaramanual seperti yang
dikemukakan di atas, terdapat pula langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur dari hasil
penelitian melalui komputer.

Langkah-langkah

melaksanakan

tinjauan

literatur

dengan

menggunakan

komputer tersebut meliputi:


1. Mendefinisikan masalah setepat mungkin
2. Menentukan perluasan penelitian
3. Menentukan database
4. Memilih deskriptor
5. Mengadakan penelitian
6. Mendapatkan print out referensi yang diperlukan
Schumacher dalam bukunya yang berjudul Research in Eduactionmenjelaskan proses
langkah pencarian literatur melalui komputer sebagai berikut:
1. Menganalisis masalah penelitian
2. Menentukan jenis pencarian
3. Memilih indeks untuk literatur utama
4. Memilih deskriptor dan istilah deskripsor
5. Melakukan pencarian komputer
6. Menganalisis print out
7. Menemukan referensi
Penjelasan tentang langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur seperti yang
dikemukakan kedua penulis di atas pada dasarnya sama, bersifat teknis. Perbedaannya
Fraenkel dan Wallen mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan tinjauan literatur secara
manual

dan

dengan

cara menggunakan

komputer,

sedangkan

Schumacher

hanya

mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan tinjauan literatur dengan menggunakan.


komputer.
Agar pelaksanaan kajian literatur dapat menghasilkan sebuah kajian yang maksimal,
untuk mendukung penelitian yang kita lakukan maka langkah-langkah melaksanakan tinjauan
literatur baik secara manual maupun dengan cara komputer keduanya harus dilakukan.
5.1.4 Menyusun/Menulis Laporan Tinjauan Literatur (berdasarkan manual maupun
komputer)
Dalam menyusun hasil tinjauan literatur, Fraenkel & Wallen mengemukakan lima bagian
yang harus ditulis, yaitu:
1. Pendahuluan
Menggambarkansecara singkat ciri-ciri masalah dan bentuk pertanyaan penelitian.
Pada bagian ini peneliti juga menjelaskan pentingnya pertanyaan tersebut.
2. Isi tinjauan
Isi dari tinjauan, secara singkat melaporkan dan mengelompokkan sumber-sumber
referensi berdasarkan kepentingan dan keperluan.
3. Ringkasan

4. Simpulan
Kesimpulan peneliti menjustifikasi sumber bacaan berdasarkan bentuk ilmu
pengetahuan yang muncul dalam literatur.
5. Menyusun bibliografi
Menyusun bibliografi dengan data bibliografi penuh dari semua sumber tinjauan
literatur.
Schumaker mengemukakan bahwa tinjauan pustaka disajikan dalam tiga bagian, yaitu
pendahuluan, tinjauan kritis, dan rangkuman.Kedua pendapat di atas, pada dasarnya sama,
perbedaannya terletak pada pembagian yang dikemukakan Frankle dan Wallen lebih terinci.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, Pendapat Kelompok kami
adalah:
1. Tinjauan literatur sangat penting dalam sebuah penelitian karena dapat
dijadikan sebagai landasan berbijak dalam menentukan arah penelitian yang
dilakukan.
2. Sumber referensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu referensi umum, sumber
utama dan sumber penunjang. Sumber penunjang bukan hanya hasil penelitian
yang sudah diterbitkan saja, tetapi dapat juga berupa hasil-hasil penelitian
yang tidak diterbitkan, seperti pengalaman pribadi, hasil presentasi di kelas,
bahkan tesis atau disertasi yang masih digarap.
3. Dalam menyusun tinjauan literatur, peneliti harus mampu meramu teori, ide
serta konsep-konsep hasil penelitian terdahulu sehingga menjadi teori-teori
yang dapat dijadikan landasan berpijak dalam penelitian yang dilakukan.

5.2 DESKRIPSI TEORI


Deskropsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang penjelasan variabelvariabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu sebagai langkah
awal dalam pendeskripsian teori khususnya dalam paradigm penelitian kuantitatif, penelitian
terlebih dahulu menentukan jumlah variabel yang akan diteliti. Apabila terdapat dua variabel
dindependen dan satu variabel dependen maka peneliti harus mendeskripsikan tiga teori yang

terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang berkenan dengan dua
variabel independen dan kelompok teori yang berkenan dengan satu dependen variabel.
Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia,
jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Sumber bacaan yang
baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku
ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam
buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan
sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip
relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Dalam
kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu dengan memanfaatkan
CD-ROM yang umumna tersedia di perpustakaan-perpustakaan, sedangkan prinsip
kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber bacaan maka teori
yang akan diperoleh akan semakin mutakhir.
Terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam proses
pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut permasalahan
yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian,
analisis dan simpulan.
Menurut pendapat kelompok kami, bahwa suatu teori adalah suatu konseptualitas antara
asumsi, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena yang diperoleh melalui
proses sistematis, dan harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak maka itu bukan teori. Teori
semacam ini mempunyai dasar empiris, dimana harus melalui proses eksperimen, penelitian
atau observasi, sehingga teori dapat dikatakan berhasil

5.3 LANGKAH-LANGKAH PENDESKRIPSIAN TEORI


Beberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.
2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel
yang diteliti.

3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang
akan diteliti.
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan , bandingkan
antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber bacaan yang dibaca.
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
5.4 KERANGKA BERFIKIR
Menurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka
berfikir adalah a conceptual model of how one theorizes the relationship among the several
factors that have been identifield as impotant to the problem kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan dua atau
lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk
hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu variabel atau lebih variabel
mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing
variabel, juga argumentasi terhadap variasi berbentuk variabel yang diteliti.
Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang terhadap gejalagejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam buku ajar

I Ketut

Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesame ilmuan, maka kerangka
berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir
dihasilkan dari sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian
terdahulu untuk suatu variabel tertentu.
Menurut pendapat kelompok kami, Kerangka berpikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara

teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen, oleh
karena itu setiap penyusunan penelitian harus menggunakan kerangka berfikir
5.5 LANGKAH-LANGKAH PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIR
Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah
(Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Menetapkan variabel yang diteliti


Membaca buku dan hasil penelitian
Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Sintesa dan kesimpulan

Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu
kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut .
1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan
atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar
variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbale balik.
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang
dikemukakan dalam penelitian.

5.6 HIPOTESIS DAN BENTUK-BENTUK HIPOTESIS


5.6.1 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti keraguan sedangkan tesis
berarti kebenaran. Dengan demikian berarti hipotesis adalah kebenaran yang masih
diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam penelitian

membenarkannya dan sebaliknya diterima apabila fakta-fakta empiris penelitian menolaknya.


Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban
sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan sementara karena hipotesis disusun
berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris.
Hipotesis dapat dijadikan sebagai pemandu arah agar penelitian dapat terarah. Namun
demikian tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif
dan sering juga penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian kuntitatif. Pada penelitian kualitatif tidak
merumuskan hipotesis tetapi justru menemukan hipotesis.
5.6.2 Bentuk-bentuk Hipotesis
Hipotesis dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hioteis
yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan antara
hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan
diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya,
sedangkan hipotesis nol disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya.
2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari hipotesis /
penelitian menggunakan sample. Apabila peneliti tidak bekerja dengan sampel maka
tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin
akanada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik.
Menurut pendapat kelompok kami, Hipotesis dalam penelitian banyak
memberikan manfaat, baik dalam hal proses dan langkah penelitian maupun dalam
memberikan penjelasan suatu gejala yang diteliti. Hipotesis merupakan sebuah
jawaban sementara atau dugaan, dan sudah pasti jawaban tersebut belum tentu
benar, dan karenanya perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya.

5.7 MERUMUSKAN HIPOTESIS


Terkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu rumusan
masalah dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, atau asosiatif maka hipotesis
dibedakan kedalam tiga bentuk yaitu :

1. Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara atas masalah penelitian deskriptif.


2. Hipotesis komparatif, adalah jawaban sementara atas jawaban peneitian komparatif.
3. Hipotesis asosiatif, adalah jawaban sementara atas masalah asositif.
Berikut contoh masing-masing dari hipotesis deskriptif,komparatif dan asosiatif :
1. Contoh hipotesis deskriptif
Hipotesis nol
:Daya tahan lampu pijar merk X sama dengan 600 jam.
Hipotesis alternatif :Daya tahan lampu pijar merk X 600 jam.
2. Contoh hipotesis komparatif
Hipotesis nol
:Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara keryawan
Hipotesis alternatif

PT X dan PT Y.
:Produktivitas kerja karyawan PT X tidak akan sama dengan
(lebih besar atau lebih kecil) dengan produktifitas karyawan

PT Y.
3. Contoh hipotesis asosiatif
Hipotesis penelitian :Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara insentif
Hipotesis statistik

dengan prestasi kerja karyawan.


: Ho : p = 0 berarti tidak ada hubungan
Ha : p 0 berarti ada hubungan karena tidak sama dengan nol.
Hubungan tersebut bisa positif bisa negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda,I ketut.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana


Wayan Murjana Yasa,I Gst.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana
Yuliarmi,Ni Nyoman.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana
http://dianasilaswati.blogspot.com/p/tinjauan-literature-dan-sampel.html

Anda mungkin juga menyukai