Makalah Metabolisme Pencernaan, Penyerapan Dan Energi (Kel 4)
Makalah Metabolisme Pencernaan, Penyerapan Dan Energi (Kel 4)
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
C. Rumusan Masalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Pencernaan Manusia.........................................................................
10
11
13
H. Metabolism energy ..
13
17
B. Saran ...............................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul pencernaan dan penyerapan vitamin serta
mineral guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi Pangan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan
seputarpencernaan dan penyerapan vitamin,serta mineral dalam tubuh yang
penyusun sajikan berdasarkan beberapa referensi.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapakan terimakasih kepada Yth:
1. Ibu Dr.Ir.Sussi Astuti, M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu Gizi
Pangan,Universitas Lampung
2.
Rekan-rekan satu kelompok
3.
Serta pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari segi bahasan
ataupun penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat.
Bengkulu,
September 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu
pencernaan,
bahan
mentah,
kebanyakan
Zat-zat yang sering digunakan tubuh dalam melakukan aktivitas antara lain,
protein,
lemak,
vitamin,
dan
mineral.Vitamin adalah
sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme organisme.
Dipandang
dari
sisi
enzimologi
(ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasioleh
enzim. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang
dikonsumsi
Mineral adalah kelompok mikronutrient bagi tubuh Anda, artinya hanya
dibutuhkan dalam jumlah kecil namun sangat berguna terutama untuk berjalannya
metabolisme tubuh, misalnya magnesium yang berperan sebagai kunci penting
bekerjanya enzim-enzim tubuh Anda terutama enzim-enzim penghasil energi
tubuh.
Orang-orang yang awam biasanya masih kurang mengetahui mineral apa
saja yang dibutuhkan oleh tubuh dan bagaimana proses penyerapan mineral dalam
tubuh maka makalah ini disusun untuk peningkatan pengetahuan bersama.
B.
Tujuan
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini, sebagai berikut:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat
makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu :
- Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil
dan halus. Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
- Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang
lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang
dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi
mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzimenzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan
manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan
pankreas. Berikut ini akan dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di
dalam saluran pencernaan makanan pada manusia.
B.
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair
yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada
manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus
besar (colon), dan anus.
C.
dan pukul 04.00 (dini hari). Sepanjang siklus ini terjadi proses penyerapan
sebagian besar zat-zat makanan yang sudah tercerna dan pembagian zat-zat
makanan ke seluruh bagian tubuh. Karena itu tidur terlambat aatau makan larut
malam dapat mengurangi pasokan energi yang diperlukan untuk proses
penyerapan. Hambatan pada salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus
berikutnya,sehingga pada pagi hari akan merasa tidak nyaman.
1. Anatomi sistem absorbsi
mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1.Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2.Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3 Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Absorpsi zat zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus.
Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih
2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2. Usus halus (intestinum) merupakan
tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang
paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerapan (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai
berikut:
1. Amilopsin (amilase pankreas).
Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2.Steapsin (lipase pankreas)
Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3.Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap
oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu.
Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.
Empedu
mengandung
garam-garam
empedu
dan
zat
warna
empedu
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol
dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke
dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah
menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh
getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran
darah. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah
dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang
tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan
empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat
gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif
menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna
ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan
energi. Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding
usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa,
asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler
darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati.
Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Umumnya
sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak
diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
D.
1)
dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain.
Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut
ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai
jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor
atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai
retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko anak terhadap penyakit
infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka
kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Absorsi, transportasi, dan metabolisme
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial
retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel
mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase
menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian
karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus
dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester
dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus
untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran
darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam
tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol
yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati.
Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan
membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel
untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP
kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan
dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Vitamin D
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol
(vitamin
D2)
dan
kolekalsiferol
(vitamin
D3). Vitamin
mencegahdan
Vitamin E
Vitamin E dapat diisolasi dari minyak gandum dan dinamakan tokoferol.
Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk
menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.Fungsi vitamin E:
Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus
hidroksil dan melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel
lain dari oksidasi radikal bebas.
Absorsi, transportasi, dan penyimpanan
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh
berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang
kompleks terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam
van makanan yang hampir sama.
Vitamin C
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak
karena bersentuhan denagn udara terutama bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata
absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi
tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa
ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari,
dan retina.
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin
yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak
dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai
pada suasana biasa atau netral.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap
kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan
dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati.
Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak
lagi berlaku.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam
pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi,
tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar
ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen
kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu.
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air,
sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel
mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP
dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati.
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat.Fungsi
vitamin
B6
yaitu
sebagai
koenzim
terutama
dalam
adalah
senyawa
alami
yang
terbentuk
melalui
proses
contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian
besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap
air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2).
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat
kecil. Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang
bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat
menyebabkan penyakit defisiensi.
Mineral yang biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses
metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na),
klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam
jumlah relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah
mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan
Se. Mineral terdapat dalam berbagai bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.
Formulasi
Efek
pada
Penyerapan
Mineral
Dalam industri suplemen gizi, banyak klaim yang dibuat untuk penyerapan unggul tertentu,
kadang-kadang proprietary, formulasi mineral.pertanyaannya adalah Apa yang penting untuk
penyerapan mineral yang optimal dari suplemen?"
1. Minimal tablet atau kapsul harus hancur dengan benar untuk melepaskan
senyawa mineral pada waktunya untuk pencernaan dan penyerapan. Studi salut
lebih
sulit
diserap
dibandingkan
dengan
formulasi
Besi
Besi homeostasis diatur pada tingkat penyerapan usus, dan penting yang
memadai namun tidak berlebihan besi diserap dari makanan. Penyerapan tidak
memadai bahwa jumlah dapat menyebabkan gangguan kekurangan zat besi seperti
anemia. Di sisi lain, zat besi yang berlebihan adalah racun karena mamalia tidak
memiliki jalur fisiologis untuk eliminasi nya.
Besi diserap oleh enterosit villus dalam duodenum proksimal.Penyerapan yang
efisien membutuhkan lingkungan asam, dan antasida atau kondisi lain yang
mengganggu sekresi asam lambung dapat mengganggu penyerapan zat besi.
Besi besi (Fe + + +) dalam lumen duodenum direduksi menjadi bentuk besi
melalui aksi sikat perbatasan ferrireductase. Besi adalah cotransported dengan
proton ke enterocyte melalui transporter logam divalen DMT-1. Transporter ini
tidak spesifik untuk besi, dan juga mengangkut banyak ion logam divalen.
Setelah masuk enterocyte, besi berikut salah satu dari dua jalur utama. Jalan yang
diambil tergantung pada pemrograman yang rumit dari sel berdasarkan kedua
beban zat besi dan sistemik:
dasarnya mengikuti jalur yang sama untuk ekspor diserap besi anorganik. Beberapa
heme dapat diangkut utuh ke dalam sirkulasi.
Tembaga
Tampaknya ada dua proses yang bertanggung jawab untuk penyerapan
tembaga - yang cepat, sistem kapasitas rendah dan lebih lambat, sistem
berkapasitas tinggi, yang mungkin mirip dengan dua proses dilihat dengan
penyerapan kalsium. Banyak rincian molekul penyerapan tembaga tetap harus
dijelaskan. Menonaktifkan mutasi pada gen yang mengkodekan ATPase tembaga
intraseluler telah terbukti bertanggung jawab atas kegagalan penyerapan tembaga
usus pada penyakit Menkes.
Sejumlah faktor makanan telah ditunjukkan untuk mempengaruhi penyerapan
tembaga.Misalnya, asupan makanan yang berlebihan baik seng atau molybdenum
dapat menginduksi keadaan defisiensi tembaga sekunder.
Seng
Zinc homeostasis diatur terutama oleh penyerapan dan kehilangan melalui
usus kecil.Meskipun sejumlah transporter seng dan mengikat protein telah
diidentifikasi pada sel epitel villus, gambaran rinci tentang molekul yang terlibat
dalam penyerapan seng belum di tangan.
Ekskresi usus seng terjadi melalui penumpahan sel-sel epitel dan sekresi pankreas
dan empedu. Sejumlah faktor gizi telah diidentifikasi yang memodulasi
penyerapan zinc. Protein hewani tertentu dalam diet meningkatkan penyerapan
zinc. Phytates dari bahan tanaman makanan (termasuk biji-bijian sereal, jagung,
beras) zinc chelate dan menghambat penyerapan.Subsistance diet kaya fitat
dianggap bertanggung jawab untuk sebagian kecil besar kekurangan zinc manusia
Metabolisme Energi
Metabolisme energi adalah suatu ukuran dari intensitas dari hidup, suatu
statistik ringkasan dari tingkat energi gunakan. Tingkat metabolisme mengacu pada
metabolisme energi setiap waktu per unit. Dengan begitu jika satu binatang
mempunyai suatu tingkat relatif tinggi yang berkenaan dengan metabolisme,
fisiologi keseluruhannya sedang bekerja lebih cepat.
Tiga macam metode untuk mengukur metabolisme adalah :
1. menghitung selisih antara nilai energi dari semua makanan yang masuk
kedalam tubuh hewan dan semua ekskresi terutama urin dan feses, cara ini
hanya akurat digunakan untuk digunakan bila tidak terjadi perubahan
komposisi tubuh hewan.
2. menghitung produksi panas total pada organisme, metode ini sungguh akurat
dalam memberikan informasi tentang bahan bakar yang digunakan,
organisme yang diukur dimasukkan dalam kalorimeter.
3. menghitung jumlah oksigen yang digunakan oleh organisme untuk proses
oksidasi dan jumlah konsumsi oksigen, cara ini paling banyak digunakan dan
mudah dilaksanakan tetapi tentu saja tidak bias digunakan untuk organisme
anaerob sebab meskipun konsumsi oksigen nol bukan berarti tidak terdapat
metabolisme dalam tubuh organisme tersebut
Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk umur, jenis
kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim,
ukuran tubuh dan temperature lingkungan. Laju metabolisme baku (standard
metabolic rate) merupakan laju metabolisme hewan manakala hewan tersebut
sedang istirahat dan tidak ada makanan dalam ususnya. Ketika pengukuran laju
metabolisme tengah dilakukan, jarang sekali ikan berada dalam keaadaan diam,
sehingga istilah laju metabolsme rutin sering dipakai untuk menunjukkan bahwa
laju metabolisme diukur dalam keaadaan selama level aktifitas rutin. Ini
menyebabkan hasil pengukurannya biasanya lebih tinggi dari laju metabolisme
manakala ikan benar-benar diam (Yuwono, 2001).
Metabolisme energi merupakan reaksi kimia yang terjadi dalam sel. Metabolisme
dapat merupakan:
Anabolisme
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa
kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar.
Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatanikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari
hasil reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun
menjadi protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi
untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat
disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan terlebih
dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses sintesis lemak
juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa
tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga,
penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
Katabolisme (Dissimilasi)
Merupakan proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang
tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
C H O + 6 O ----> 6 CO + 6 H O + 36 ATP
6
12
Keterangan:
36 ATP setara dengan 674 kkal
1 ATP = 1 ADP + 7kkal
= 36 ATP 7 kkal
= 252 kkal (40% dari 674 kkal)
Sisanya 60% (422 kkal) dilepas dalam bentuk panas untuk proses homeostasis.
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi
sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi,
reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi
eksoterm.
Bila suatu reaksi kimia memerlukan energi bebas untuk berjalannya reaksi tersebut
dan menghasilkan energi bebas bagi tubuh, maka reaksi tersebut adalah reaksi
endergonik. Namun, bila reaksi menghasilkan energi bebas dan menyebabkan
hilangnya energi untuk kepentingan tubuh, maka reaksinya adalah eksergonik.
Energi ATP adalah energi bebas dan dipakai untuk melakukan kerja mekanik
yang penting untuk kehidupan ternak yaitu misalnya untuk kontrasi otot. Juga
energi ATP dapat digunakan untuk menjalankan reaksi-reaksi endergonik. Suatu
contoh adalah sintesa protein: tahap pertama dari sintesa protein adalah aktivasi
enzime asam amino sintetase yang menhasilkan senyawa kompleks:
Asam amino + ATP asam amino sintease > Amino Asil AMP > sintease + PP
Komples amino-asil-AMP-Enzime kemudian terikat dengan transfer RNA (tRNA)
dan sintesa dilanjutkan dari sini. Sehingga, ATP memegang peranan intermediar
penting dalam proses karena menyediakan energi bebas katabolisme untuk kerja
mekanik atau sintesa senyawa kompleks.
Adapun tahapan-tahapan dari katabolisme sendiri, yaitu:
1. Glikolisis
Glukosa (6 C) menjadi:
i)
ii)
iii)
2 asam piruvat (C H O )
3
1. Dekarboksilasi oksidatif
Asam piruvat (3C) menjadi:
i)
2 CO
ii)
ii)
iii)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses memecah molekul makanan yang
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2005. Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
https://rismanismail2.wordpress.com/2011/08/21/metabolisme-energi/
TUGAS MAKALAH
ILMU BIOMEDIK DASAR
Nama Kelompok 4 :
1. Wahyu hidayatullah
2. Wefita latifa meidy
3. Yoel deo vani
4. Yogi Miranda
5. Yolanda agustin
Kelas : 1B keperawatan