com/2012/06/16/cpob-bangunan-dan-fasilitas-2/
(minggu, 8 sept 2013 jam 2.01)
tsf farmasi unsoed 2012
Bagian dari mata kuliah Teknologi Sediaan Farmasi
Skip to content
Home
Selamat Datang
Inspeksi Diri dan Audit Mutu Dalam Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
BEBERAPA KASUS PENGEMBALIAN OBAT
telah memiliki izin edar dari Badan POM RI. Aspek yang diatur di dalam CPOB terdiri dari 10
bidang, salah satu bidang tersebut adalah bangunan dan fasilitas industri (Premises). Bangunan
industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia (seperti gedung, rumah, dan lain-lain) yang
digunakan untuk mengolah barang dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu. Hal
lain yang berhubungan dengan bangunan, yang juga diatur di dalam CPOB adalah fasilitas
industri. Berbeda dengan bangunan industri, fasilitas industri dapat didefinisikan sebagai sarana
yang digunakan untuk melancarkan fungsi dari suatu industri, misalnya transportasi, media
komunikasi,sumber tenaga listik, dan lain-lain.
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak
yang memadai, serta disesuaikn kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa
untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, dan
memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran
silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.
Bangunan dan fasilitas harus dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan tepat agar memperoleh
perlindungan dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarangnya
serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Sebaiknya tersedia prosedur untuk
pengendalian binatang pengerat hama.
Bangunan dan fasilitas harus dirawat dengan cermat, dibersihkan dan jika perlu didisinfektan
sesuai prosedur tertulis yang rinci. Catatan pembersihan dan disinfektan hendaklah disimpan
sebagai dokumentasi. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area
penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan harus dirawat dalam kondisi bersih
dan rapi. Kondisi bangunan ditinjau secara teratur dan diperbaiki jika perlu. Perbaikan dan
perawatan bangunan dan fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatantersebut tidak
mempengaruhi mutu obat. Misalnya dilakukan diluar waktu kegiatan produksi.
Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi harus tepat agar tidak
mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsungmaupun tidak langsung terhadap
produk selama proses pembuatan danpenyimpanan atau terhadap ketepatan atau ketelitian
fungsi dari peralatan.
Tabel Rekomendasi Jumlah Partikel di Lingkungan Produksi
NonsterilKelasNonoperasional Keterangan
Non operasional
Keterangan
Kelas
Jumlah maksimum partikel/ m yang diperbolehkan untuk kelas setara atau
lebih tinggi dari
0,5m
5m
3.500.000
20.000
Tidak ditetapkan
Tidak ditetapkan
Desain dan tata letak ruang hendaknya memastikan kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain
yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan. Selain itu,
pencegahan area produksi dimanfaatkansebagai jalur lalu lintas umum bagi personil dan bahan
atau produk atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.
Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah masuknya personilyang tidak
berkepentingan. Area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan mutu tidak boleh
digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil yang tidak bekerja di area tersebut. Untuk
mencegah hal tersebut, hendaknya disediakan koridor dimana tiap ruang produksi dapat dicapai
tanpa harus melaluiruang produksi lain.
Beberapa kegiatan dilakukan di area yang telah ditentukan :
1.Penerimaan bahan
2.Karantina barang masuk
3.Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas
4.Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk
5.Pengolahan
6.Pencucian peralatan
7.Penyimpanan peralatan
Cuaca
- memasang alat penyerap kelembaban udara secara pendinginan atau penyerapan oleh bahan
kimia yang higroskopis.
Banjir
permukaan air banjir;
- membuat pondasi dan lantai bangunan yang tahan rembesan air sesuai dengan tehnik bangunan
yang berlaku.Masuk dan bersarangnya binatang kecil, tikus, burung, serangga dan hewan lainmemasang saringan udara pada alat pengendali udara;
- memasang kawat kasa dan/atau tirai plastik;
- melaksanakan pest control. Lihat contoh:
Protap Pemusnahan / Pencegahan Serangga, Lampiran 5.19a dan
Protap Pemusnahan/Pencegahan Tikus, Lampiran 5.19b.
Dalam line terakhir disebutkan bahwa masuknya dan bersarangnya binatang kecil, tikus, burung,
serangga dan hewan lain haruslah dicegah, dengan tiga cara yakni :
a. Memasang saringan udara pada alat pengendali udara yang di implementasikan di HVAC
b. Memasang kawat kasa dan / atau tirai plastik, biasanya dipasang di pintu gudang penyimpanan
dengan warna kuning atau warna yang menyilaukan hewan sehingga tidak mau masuk.
c. Melaksanakan pest Control, pest Control merupakan sistem pengendalian hewan di area pabrik
untuk menjaga kebersihan lingkungan.. Adapun pest control di bagi menjadi beberapa bagian :
Chemical bait adalah cara menangkap tikus atau hewan pengerat lainnya dengan
menaruh kotak di sepanjang dinding bangunan pabrik yang diisi dengan racun tikus.
Flying catcher berupa pemasangan kotak lampu dilengkapi lem akan menjebak serangga
yang masuk dan serangga itu akan tertempel di lampu tersebut. Biasanya diletakkan
sebelum masuk ruangan dan ruangan itu tidak boleh ada kotoran serangga.
Insect killer berupa pemasangan kotak lampu yang dilengkapi dengan penyetrum listrik
untuk membunuh serangga. Biasanya diletakkan sebelum masuk ruangan.
Penggunaan lem agar hewan yang mati tidak terbawa kemanamana, sehingga mudah
dibersihkan. Perlu diingat, bahwa ruang produksi tidak boleh ada pest control, karena justru pest
control itu zat kimianya akan dapat mengkontaminasi.
Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata hendaklah dilakukan diarea penimbangan
terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
penyimpanan atau area produksi.
Area Produksi
Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius akibat terjadinya pencemaran silang, suatu
sarana khusus dan self-container hendaklah disediakan untuk produksi obat tertentu seperti
produk yang dapat menimbulkan sensitif tinggi, produk lainya seperti antibiotik tertentu (misal
penisilin). Produk hormone seks, produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahan aktif
berpotensi tinggi, produk biologi (misal yang berasal dari mikroorganisme hidup) dan produk
non-obat hendaklah diprodukdsi di bangunan terpisah.
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam proses hendaklah
memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan secara teratur dan sesuai
dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil resiko terjadi kekeliruan antara produk obat
atau komponen obat yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil resiko
terlewatnya atau salah melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan. Permukaan
dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan baku dan bahan
pengemas primer, produk antara atau ruahan yamg terpapar ke lingkungan hendaklah halus,
bebas retak dan sambungan terbuka. tidak melepaskan praktikulat, serta memungkinkan
pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air permukaannya rata
dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien apabila terjadi tumpahan
bahan. sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.
Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah dirancang
sedemikian rupa untuk menghindari terbentuknya ceruk yang sulit dibersihkan. Untuk
kepentingan perawatan sedapat mungkin instalasi sarana penujang seperti ini hendaklah dapat
dijangkau dari luar area pengolahan.
Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel dinding tetapi digantung dengan
menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan menyeluruh.
Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam hendaklah dihindari. Apabila tidak
terhindarkan, maka prosedur dan jadwal pembersihan instalasi tersebut hendaklah dibuat dan
diikuti. Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang
sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk. Saluran pembuangan air
hendaklah cukup besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak kontrol serta ventilasi yang baik
maupun mencegah aliran balik sedapat mungkin saluran terbuka dicegah tetapi bila perlu
hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi.
Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan sistem pengendalian
udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat mencegah pencemaran dan
pencemaran silang, pengendalian kelembaban udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan
kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan dan dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik.
Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun tidak ada kegiatan
produksi untuk memastikan pemenuhan terhadap spesifikasi yang dirancang sebelumnya. Area
dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat pengambilan sempel,
penimbangan bahan/produk, pencampuran dan pengolahan bahan atau produk pengemasan
produk serbuk, memerlukan sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran silang dan
memudahkan pembersihan.
Tata letak ruang area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur baur atau
pencemaran silang. Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama
penerangan di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan. Pengawasan selama
proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan
resiko terhadap produksi obat. Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan
luar, separti pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah
diamankan sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai
pintu keluar. Pintu dalam area produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap pencemaran
silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
Area Penyimpanan
Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk menyimpan dengan rapi
dan teratur berbagai macam bahan dan produk seperti bahan awal dan bahan pengemasan,
produk antara, produk ruahan dan produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah
diluluskan, produk yang di tolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari
peredaran. Area penyimpanan hendaklah di desain atau disesuaikan untuk menjamin kondisi
penyimpanan yang baik ; terutama area tersebut hendaklah bersih, kering dan dapat penerangan
yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang ditetapkan. Apabla kondisi penyimpanan
khusus (misal suhu, kelembaban) dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dipantau
dan dicatat dimana diperlukan.
Laboratorium Pengawasan Mutu hendaklah terpisah dari area produksi, area pengujian biologis,
mikrobiologi dan radio isotop hendaklah dipisahkan satu dengan yang lain. Laboratorium
pengawasan mutu hendaklah didesain sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Luas ruangan
hendaklah memadai untuk mencegah campur baur dan pencemaran silang. Hendaklah
disediakan tempat penyimpanan yang luas memadai untuk sempel, baku pembanding (bila perlu
dengan kondisi suhu terkendali) pelarut pereaksi dan catatan. Suatu ruangan yang terpisah
mungkin di perlukan untuk perlindungan istrumen terhadap gangguan listrik, getaran,
kelembaban yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi instrumen.
Desain laboratorium hendaklah memperhatikan kesesuaian bahan bangunan yang di pakai,
ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan udara ke laboratorium hendaklah di pisah dari
pasokan ke area produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing
masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan isotop.
Sarana Pendukung
Ruangan istirahat dan kantin hendaklah dipisah dari area produksi dan laboratorium Pengawasan
Mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan
dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses. Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan
area produksi atau area penyimpanan. Ruangan ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung
dengan area produksi namun letaknya terpisah. Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan
perawatan peralatan terpisah dari area produksi. Apabila suku cadang, aksesoris mesin dan
perkakas bengkel disimpan di area produksi, hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus
untuk penyimpanan tersebut. Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik
terhadap area lainya dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara yang
terpisah.
DAPUS :
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Petunjuk Operasional Penerapan CPOB.
Jakarta: Badan POM RI. 2009.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Jakarta: Badan POM RI. 2006.
Sample/ material/ produk reject yang mengandung residu penicillin dari area produksi misalnya : plastik sampah sisa
proses, sample IPC, dan produk reject; dijadikan satu, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diikat dengan karet,
selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik (sebagai rangkap ke-2) dan ikat dengan karet. Pada bagian
luar kantong plastik tersebut, berikan penandaan dengan tulisan B3 sebagai tanda bahwa limbah tersebut termasuk
kategori bahan berbahaya dan beracun.
Sebelum dikeluarkan melalui air shower (yang menghubungkan antara kelas IV (F) dan lingkungan luar), kemasan
terluar (kantong plastik rangkap ke-2) dari material (misalnya, plastik sampah sisa proses, sample IPC, produk
reject.) dibersihkan menggunakan sodium hypochlorite (NaOCl) 0,6% atau sodium bicarbonat (NaHCO3) 5%.
Perhatian:
Pastikan bahwa kemasan terluar (kantong plastik rangkap ke-2) tidak terdapat debu penicillin.
Keluarkan limbah tersebut dari area produksi pengolahan ke area kelas IV (F) melalui air shower keluar khusus
material. Selanjutnya dibuatkan daftar sample/ material/ produk reject yang akan dimusnahkan.
Keluarkan limbah dari area kelas IV (F) ke buffer room melalui air shower untuk dikeluarkan ke area luar.
Buffer room yang berhubungan langsung dengan area luar dan entrance room
Sanitasi dilakukan dengan cara divacuum terlebih dahulu menggunakan vacuum cleaner untuk membersihkan debu
dan kotoran, selanjutnya dibersihkan dengan air secara merata, kemudian dibersihkan lagi dengan larutan sodium
hypochlorite (NaOCl) 0,6% atau sodium bicarbonat (NaHCO 3) 5% secara merata. Sanitasi dilakukan sebanyak 2 kali
sehari, yaitu pagi hari (sebelum istirahat) dan siang hari (setelah istirahat).
Catatan:
*) Untuk Warehouse, selain buffer room yang berhubungan langsung dengan area luar, sanitasi juga dilakukan di
ruangan admin.
Jun
13
Lihat komentar
Jun
12
Neutralization pool is provided with 2 pools, one pool is existing in BL-1 and another is new pool will be prepared
outside of veterinary building.
Neutralization works is conducted when one pool already full by waste water. When one pool is full, buzzer will sound
then utility operator will close inlet valve and open another pool inlet valve. Operator start Neutralization process with
automatic mode. And another pool will collect and storage waste water from production.
Sequence for neutralization :
Pool is full (Hi Level) feeding valve closed (and feeding valve for another pool open) agitator run dosing pump
NaOH run Control pH up to 11 Dosing pump NaOH stop mixing time is calculated for 30 minutes after pH11 is
reach dosing pump HCl run Control pH up to 7 dosing pump HCl stop mixing time is calculated for 30
minutes after pH7 is reach Transfer pump to sedimentation run Pool is low (Lo level) Agitator stop Pool is
very low level (LL level) transfer pump stop system standby.
Diposkan 12th June oleh saimin sugito
Lihat komentar
Jun
12
Untuk mengendalikan suhu, ada kemungkinan produk yang sensitive terhadap perubahan suhu
Untuk mengendalikan kelembaban, ada kemungkinan produk sensitive terhadap kelembaban udara
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk menjaga kebersihan ruangan misalnya dilakukan dengan serangkaian system penyaringan udara
sesuai dengan tingkat kebersihan ruangan yang dipersyaratkan, serta desain perbedaan tekanan udara untuk
setiap ruangan yang berbeda kelas kebersihannya
untuk mencegah kontaminasi silang,
Pengendalian pertumbuhan mikroba, selain ditentukan oleh HVAC juga dipengaruhi oleh cara sanitasi tepat
Menjaga kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap lingkungan, misalnya pada system dust collector
Untuk keamanan personel, misalnya pada weighing booth atau lemari asam, dll
Compressor
Prinsip kerja mesin pendingin pada umumnya, termasuk HVAC, adalah mengambil kalor dari ruang yang didinginkan
untuk selanjutnya kalor tersebut dibuang keluar. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan zat refrigeran misalnya gas
Freon. Gas Freon dipompa oleh compressor sehingga bentuknya berubah dar fasa uap menjadi fasa cair, perubahan
ini disebut proses kondensasi, proses kondensasi selalu disertai dengan pelepasan kalor. Oleh karena itu Freon cair
panas segera dialirkan ke kondensor, kemudian kondensor ditiupkan udara dengan menggunakan kipas blower agar
kalor yang dihasilkan mudah dilepaskan ke udara bebas.
Freon cair dari kondensor selanjutnya dialirkan ke expansion valve melalui sebuah pipa, expansion valve adalah alat
yang mampu menurunkan tekanan Freon. Akibat dari penurunan tekanan tersebut maka feron akan berubah dari
fasa cair menjadi fasa uap. Perubahan ini disebut evaporasi, proses perubahan ini bersifat endoterm artinya
menyerap kalor, penyerapan kalor inilah yang dimanfaatkan untuk mendinginkan ruangan.
Udara ruangan dialirkan melewati evaporator, akibatnya kalor ari udara ruangan diserap oleh evaporator sehingga
udara yang telah melewati evaporator menjadi lebih dingin. Setelah melewati evaporator udara yang dingin biasanya
dipanaskan kembali agar tidak terlalu dingin dan untuk menurunkan RH (relaive humidity)
2.
Kondensor
Adalah komponen yang berfungsi melepaskan panas sebagai akibat perubahan refrigeran dari fasa uap menjadi
fasa cair
3.
Expansion valve
Berfungsi untuk menurunkan tekanan refigeran sehingga berubah dari fasa cair menjadi fasa uap atau evaporasi
4.
Evaporator
Berfungsi untuk menyerap kalor selama proses evaporasi, kalor diambil dari udara yang dilewatkan melalui
evaporator ini
5.
Blower
Adalah kipas yang berfungsi untuk mengalirkan udara dari ruangan atau dari fresh air melewati filter dan evaporator
6.
Filter
Berfungsi untuk menyaring partikel partikel dari udara sehingga udara menjadi lebih bersih. Filter terdiri dari
bermacam macam tingkatan mulai dari pre filter, medium filter, HEPA filter sampai ULPA filter. Pemakaian filter
tergantung kelas kebersihan ruangan yang diinginkan. Secara umum makin sering pertukaran udara maka tingkat
kebersihan udara akan semakin bersih.
7.
Heating coil
Berfungsi untuk memanaskan kembali udara yang telah melewati evaporator, gunanya agar udara tidak terlalu dingin
dan untuk menurunkan relative humiditynya (RH). RH yang rendah kadang diperlukan selain untuk stabilitas produk
juga untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba.
8.
Ducting
Return duct adalah saluran udara untuk mengalirkan udara dari ruangan ke indoor unit (indoor unit terdiri dari Blower,
evaporator, heating coil, filter), supply duct mengalirkan udara dari indoor unit ke dalam ruangan.
Aliran udara dapat dikategorikan :
a.
Aliran unidirectonal, atau disebut juga aliran udara laminar. Udara mengalir secara seragam ke satu arah
dengan kecepatan yang seragam pula. Bila dilihat dengan smoke test maka aliranya akan terlihat aliran udara
lurus. Kondisi ini sangat baik karena aliran udara yang laminar akan lebih menjaga kebersihan ruangan karena
partike di lantai atau diarea kerja lebih mudah diflush dan masuk ke return duct untuk selanjutnya dilewatkan filter.
Kondisi ini akan menghindarkan dari partikel yang melayang layang dan berputar putar diarea kerja akibat turbulensi
udara. Dengan demikian ruangan akan lebih terjaga kebersihannya. Kondisi ini misalnya dipersyaratkan untuk
ruang kelas A (untuk proses yang kritikal)
b.
Aliran udara turbulen. Disini aliran udara tidak satu arah tetapi bersifat turbulen, sehingga masih dimungkinkan
Jun
12
2006
2012
3.1
0
3.2
2
3.2
3
3.4
5
Jun
12
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat
zona tersebut meliputi :
a.
Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk
kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya
adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage
dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b.
Black area
Area ini disebut juga area kelas F. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini
adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging
bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan
pakaian black area (dengan penutup kepala)
c.
Grey area
Area ini disebut juga area kelas D/E. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini
adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang,
laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang
sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning
(pakaian dan sepatu grey). Antarablack area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian
grey dan airlock.
d.
White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam
area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril,
ruang mixing untuk produksi steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi
(ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan
pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan
white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan
yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas
kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan
CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D, E dan F, dimana setiap kelas
memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air
change rate.
Jumlah partikel/m3
Hygine
Zoning
Kelas
At rest
In Operational
0,5 (m)
5,0 (m)
0,5 (m)
5,0 (m)
100
3.520
20
3.520
20
100
3.520
29
352.000
2.900
10.000
352.000
2.900
3.520.000
29.000
D/E
100.000
3.520.000
29.000
NS
NS
UC
NS
NS
NS
NS
Class
100
<1
<1
<1
100
10
10.000
100
50
NS
D/E
100.000
200
100
NS
UC
NS
NS
NS
E2
UC
NS
NS
NS
E3
UC
NS
NS
NS
Keterangan :
Air
(cfu/m3)
UC
tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat
melengkung.
2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.
3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.
4. Tahan terhadap bahan pembersih.
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat
zona tersebut meliputi :
a.
Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area) tetapi untuk kepentingan tertentu
ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol),
gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b.
Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah
koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas
sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)
c.
Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruang
produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini
wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antarablack area dan grey area dibatasi ruang ganti
pakaian grey dan airlock.
d.
White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini
adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi
steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan
memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel).
Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda
untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan
kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E,
dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air
change rate.
Jumlah partikel/m3
Hygine
Zoning
Kelas
At rest
In Operational
0,5 (m)
5,0 (m)
0,5 (m)
5,0 (m)
100
3.520
20
3.520
20
100
3.520
29
352.000
2.900
10.000
352.000
2.900
3.520.000
29.000
100.000
3.520.000
29.000
NS
NS
E1
UC
NS
NS
NS
NS
E2
UC
NS
NS
NS
NS
E3
UC
NS
NS
NS
NS
Class
100
<1
<1
<1
100
10
10.000
100
50
NS
D/E
100.000
200
100
NS
UC
NS
NS
NS
Keterangan :
Air
(cfu/m3)
UC = Unclassified
NS = No Specification
Kondisi at rest yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di dalam ruangan, mesin dalam
kondisi beroperasi, sedangkan kondisi in operational yaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di
dalam ruangan dan kondisi mesin sedang beroperasi
Adalah ruangan yag terletak antara dua ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda. Tujuan ruang antara
ada beberapa macam, diantaranya adalah :
1. untuk mengendalikan partikel
2. untuk pencegahan kontaminasi
3. untuk self containment
Jun
12
User requirement
Indonesian GMP
(CPOB)
2)
Annex 8; guideline on GMP for API, page 14, chapter 4 building and facilities,
point 4.6
Adequate facilities for showering and or changing clothes should be provided,
when appropriate.
3)
Annex 8; guideline on GMP for API, page 17, chapter 4 building and facilities,
point 4.20
Appropriate measures should be established and implemented to prevent cross
contamination from personal, material, etc. which moving from one dedicated
area to another.
4)
Internal regulation by
According to internal regulation QA Policy
Pharmaceutical
1) SOP Pharmaceutical Quality Assurance Policy document : Containment of
Company
Physiologically Active Substance.
Beta Lactam should be handled in dedicated area, which includes production
facilities, air- handling units, QC facilities and warehouse.
Room
Name
Dustiness
Quantity
EPS
Area
Concept
GAP
Entrance
Nothing
Small
Gowning
B
Nothing
Small
Gowning
B
Nothing
Small
Gowning
D
High
Small
2b
2c
Gowning
D
High
Small
2b
2c
Safety and
environment
regulation:
1) PERMENPU Number
29/ PRT/ M/ 2006 1.1. Chapter III Technical requirements
related with guideline
Point III.2 Requirements of building arrangement and environment
of building technical
requirements.
Point III.3.1 Requirements of building safety.
2) KEPGUB east java
Number 45, 2002
related with quality
standard of waste
water for
pharmaceutical
2)
industries or the others
trade activity in East
Java.
Maximum content
Manufacturing of material
BOD5
100
COD
300
TSS
100
Total-N
30
Phenol
pH
Diposkan 12th June oleh saimin sugito
Lihat komentar
Jun
11
Review CPOB
2006 vs 2012
BAB 3 BANGUNAN
DAN FASILITAS
BAB
CPOB 2006
CPOB 2012
PRINSIP
idem
3.1 idem
idem
3.2 idem
idem
3.3 idem
idem
3.4 idem
idem
3.5 idem
idem
3.6 idem
idem
3.7 idem
idem
3.8 idem
idem
3.9 idem
idem
UMUM
AREA
PENIMBANGAN
AREA
PRODUKSI
Jun
11
Indonesian standard
(CPOB, 2006)
Indonesia
Grade/ class
Temperature(C)
Humidity (%)
16-25
45-55
16-25
45-55
16-25
Or 20-27
45-55
Or 40-60
20-27
40-60
Or max70 or 40
20-28
Tempe
Jun
11
1.
Indonesian standard
(CPOB, 2006)
Grade A
Grade A
Grade B
20
Grade C
20
Grade D
20
Lihat komentar
Jun
11
Jun
11
Comparison of
In operation
0.5 m
5 m
0.5 m
Grade A
3,520
20
3,520
Grade B
3,520
29
352,000
Grade C
5 m
20
2,900
Grade D
352,000
2,900
3,520,000
29,000
3,520,000
Not defined
29,000
Not defined
Jun
11
Comparison of
In operation
Grade A
0.5 m
5 m
0.5 m
3,520
20
3,520
3,520
29
352,000
5 m
20
Grade B
2,900
Grade C
352,000
2,900
Grade D
3,520,000
29,000
3,520,000
Not defined
29,000
Not defined
Jun
10
Halamn 169 :
Containment
4.18 Area produksi yang didedikasikan, yang dapat mencakup fasilitas, unit
pengendali udara dan/atau peralatan proses, hendaklah digunakan untuk
produksi bahan dengan sensitisasi tinggi, misal golongan penisilin atau
sefalosporin.
4.19 Area produksi yang didedikasikan hendaklah juga dipertimbangkan jika bahan
yang bersifat infektif atau mempunyai aktivitas farmakologis atau toksik tinggi
digunakan (misal steroid tertentu atau agen anti-kanker sitotoksik) kecuali
tersedia prosedur inaktivasi dan/atau pembersihan yang tervalidasi dan
terpelihara.
4.20 Tindakan yang tepat hendaklah ditetapkan dan diterapkan untuk mencegah
kontaminasi silang dari personil, bahan dan lain-lain yang berpindah dari satu
area yang didedikasikan ke area lain.
Melalui udara
Saimin Sugito
Engineering Manager
Diposkan 10th June oleh saimin sugito
Lihat komentar
Jun
10
Jun
7
Jun
5