Anda di halaman 1dari 33

Kuliah

Kuliah Jaminan
Jaminan Mutu
Mutu 2020
2020

Bangunan,
Bangunan, Fasilitas,
Fasilitas,
dan
dan Peralatan
Peralatan

I Gede Agus Juniarka, S.Farm., M.Sc., Apt.


Our Topic
• Review PIC/S – GMP - CPOB
• CPOB – Bangunan dan Fasilitas
• Lingkungan dan Tindakan Pencegahan
• Pembagian Area
• Peralatan
• CPOB 2012 vs CPOB 2018
Review ....
• Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S) dibentuk pada tahun 1995
sebagai sebuah kelanjutan dari Pharmaceutical Inspection Convention (PIC) yang
diselenggarakan pada tahun 1970, dengan misinya yaitu menjadi pemimpin dalam
pengembangan, penerapan, dan pemeliharaan harmonisasi standar Good Manufacturing
Practice dan sistem mutu inspeksi dalam ranah produksi obat.
• Good Manufacturing Practice atau di Indonesia dikenal dengan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar
mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan.
• Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai otoritas pengawas obat Indonesia
resmi bergabung dengan PIC/S sejak 1 Juli 2012 (52 otoritas partisipan). Sebagai salah
satu negara PIC/S, Pedoman CPOB di Indonesia yang dikeluarkan oleh BPOM juga dapat
dikatakan telah sesuai dengan PIC/S GMP Guide. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pengawasan BPOM sejajar dengan Institusi Pengawas Obat anggota PIC/S lainnya seperti
US FDA (Amerika Serikat), MHRA (Inggris), PMDA (Jepang), dan TGA (Australia).
Review ....
• Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah seluruh aspek dalam praktek
yang ditetapkan, yang secara kolektif menghasilkan produk akhir atau layanan
yang secara konsisten memenuhi spesifikasi yang sesuai, serta mengikuti
peraturan nasional dan internasional. Setiap perusahaan farmasi diIndonesia
wajib memiliki sertifikat CPOB  izin edar dari Badan POM RI.
• Pada Januari 2017, PIC/S mengeluarkan panduan terbaru hasil revisi yaitu PIC/S
GMP Guide (PE 009-13). Secara garis besar, perubahan dilakukan pada empat
bab PIC/S GMP Guide yaitu bab 1, 2, 6, dan 7. Pada bab 1, judul berubah dari
“Quality Management” menjadi “Pharmaceutical Quality Systems” atau PQS 
CPOB 2018
BANGUNAN
• Bangunan industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia, seperti
gedung, rumah, dan lain-lain yang digunakan untuk mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan prasarana tertentu
• Bangunan dan Fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki DESAIN,
KONSTRUKSI, dan LETAK yang memadai
• Disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan operasional yang benar
• Tata letak dan DESAIN bangunan harus dibuat sedemikian rupa untuk
memperkecil resiko terjadi KEKELIRUAN, PENCEMARAN SILANG, dan
kesalahan lain, serta memudahkan PEMBERSIHAN, SANITASI, dan PERAWATAN
yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu
atau kotoran dan dampak lain yang dapat MENURUNKAN mutu obat
Fasilitas
• fasilitas industri dapat didefinisikan sebagai SARANA yang digunakan
untuk melancarkan fungsi dari suatu industri, misalnya transportasi, media
komunikasi,sumber tenaga listik, dan lain-lain.
• Bangunan dan fasilitas harus dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan tepat
agar memperoleh perlindungan dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari
tanah serta masuk dan bersarangnya serangga, burung, binatang pengerat, kutu
atau hewan lain.
• Bangunan dan fasilitas harus dirawat dengan cermat, dibersihkan dan jika perlu
didisinfektan sesuai prosedur tertulis yang rinci. Catatan pembersihan dan
disinfektan hendaklah disimpan sebagai DOKUMENTASI. Seluruh bangunan dan
fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area penyimpanan, koridor dan
lingkungan sekeliling bangunan harus dirawat dalam kondisi bersih dan rapi.
Tabel Rekomendasi Jumlah Partikel di
Lingkungan Produksi Nonsteril Kelas
Nonoperasional Keterangan

Persyaratan
Lingkungan dan Tindakan Pencegahan

• Cuaca                                              
– memberikan cat tahan cuaca pada tembok;
– memasang alat penyerap kelembaban udara secara pendinginan atau  penyerapan oleh bahan kimia yang
higroskopis.
• Banjir                                              
– mendesain letak bangunan dibuat cukup tinggi terhadap permukaan air banjir;
– memasang saluran pembuangan air yang efektif
• Rembesan air                                 
– memasang saluran pembuangan air yang efektif;
– membuat pondasi dan lantai bangunan yang tahan rembesan air sesuai dengan tehnik bangunan yang
berlaku.Masuk dan bersarangnya binatang kecil, tikus, burung, serangga dan hewan lain- memasang saringan
udara pada alat pengendali udara;
– memasang kawat kasa dan/atau tirai plastik;
– melaksanakan pest control. Lihat contoh:
• · Protap Pemusnahan / Pencegahan Serangga, Lampiran 5.19a dan
• · Protap Pemusnahan/Pencegahan Tikus, Lampiran 5.19b.
Pembagian Area
Kegiatan tertentu yang memerlukan pemisahan
ruangan :
Daerah pabrik dapat dibagi atas 3 zona ; 1. Penerimaan bahan
1. Zona hitam ; bebas dimasuki oleh semua petugas 2. Karantina bahan masuk
2. Zona abu abu ; merupakan zona produksi non steril 3. Penyimpanan bahan awal
Kebebasan karyawan dan barang barang memasuki 4. Penimbangan dan penyerahan
daerah ini dikurangi. Untuk memasuki daerah ini 5. Pengolahan
karyawan harus terlebih dahulu mencuci tangan serta 6. Pengisian dan pengemasan
memakai pakaian khusus yang bersih. Barang barang 7. Penyimpanan produk ruahan
memasuki daerah ini harus diganti kemasannya 8. Karantina barang jadi yang menunggu pelulusan
dengan wadah khusus. akhir oleh bagian pengawasan mutu.
3. Zona putih : merupakan produksi steril. 9. Penyimpanan barang jadi
10. Pengiriman
Penandaan warna untuk kelas kebersihan [ klasifikasi 11. Laboratorium
ruangan produksi menurut Asean GMP ] 12. Kandang hewan hendaklah merupakan
= kelas IV [ hitam ] bangunan terpisah atau setidak tidaknya
= kelas III [ abu abu ] merupakan ruangan terpisah
= kelas I dan II [ putih ] 13. Daerah pencucian peralatan
Catatan : kelas I dan II = ruang steril Ruangan yang diperlukan untuk pembuatan produk
kelas I = ruang aseptis steril hendaklah terpisah dari kegitan lainnya.
Area Penimbangan

• Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata hendaklah


dilakukan diarea penimbangan terpisah yang didesain khusus
untuk kegiatan tersebut.
• Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area
produksi.
Area Produksi

• Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang


serius  akibat terjadinya pencemaran silang,
suatu sarana khusus dan self-
container hendaklah disediakan untuk produksi
obat tertentu seperti produk yang dapat
menimbulkan sensitif tinggi, produk lainya
seperti antibiotik tertentu (misal penisilin).
• Produk hormone seks, produk sitotoksik, produk
tertentu dengan bahan aktif berpotensi tinggi,
produk biologi (misal yang berasal dari
mikroorganisme hidup) dan produk non-obat
hendaklah diprodukdsi di bangunan terpisah.
Area Produksi
• Luas area  kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam proses
hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan secara
teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil resiko  terjadi
kekeliruan antara produk obat atau komponen obat yang berbeda, mencegah
pencemaran silang dan memperkecil resiko terlewatnya atau salah melaksanakan
tahapan proses produksi atau pengawasan.
• Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan
baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yang terpapar ke
lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka.
• Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air
permukaannya rata dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien
apabila terjadi tumpahan bahan. sudut antara dinding  dan lantai di area pengolahan
hendaklah berbentuk lengkungan.
Area Produksi

• Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel dinding tetapi digantung
dengan menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan
menyeluruh.
• Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang
sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk. Saluran pembuangan
air hendaklah cukup besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak kontrol serta ventilasi
yang baik maupun mencegah aliran balik sedapat mungkin saluran terbuka dicegah.
• Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan sistem
pengendalian udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat mencegah
pencemaran dan pencemaran silang, pengendalian kelembaban udara sesuai kebutuhan
produk yang diproses
Area Produksi
• Tata letak  ruang area pengemasan dirancang khusus
untuk mencegah campur baur atau pencemaran
silang. Area produksi hendaklah mendapat
penerangan yang memadai, terutama penerangan di
mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses
berjalan.
• Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke
lingkungan luar, separti pintu bahaya kebakaran,
hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah
diamankan sedemikian rupa sehingga hanya dapat 
digunakan dalam keadaan darurat sebagai pintu keluar.
Pintu dalam area produksi yang berfungsi sebagai
barier terhadap pencemaran silang hendaklah selalu
ditutup apabila sedang tidak digunakan
Area Produksi
Area Penyimpanan
• Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang
memadai untuk menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai
macam bahan dan produk seperti bahan awal dan bahan
pengemasan, produk antara, produk ruahan dan produk jadi,
produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan,
produk yang di tolak, produk yang dikembalikan atau produk
yang ditarik  dari peredaran.
• Area penyimpanan hendaklah di desain atau disesuaikan
untuk menjamin kondisi penyimpanan yang baik ; terutama
area tersebut hendaklah bersih, kering dan dapat penerangan
yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang
ditetapkan. Apabla kondisi penyimpanan khusus (misal suhu,
kelembaban) dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah
disiapkan, dipantau dan dicatat dimana diperlukan.
Area Penyimpanan
• Area penyimpanan dan pengiriman  barang  hendaklah  dapat
memberikan perlindungan terhadap  bahan dan produk
terhadap cuaca.
• Area  penerimaan  hendaklah didesain dan dilengkapi dengan
pearalatan yang sesuai untuk kebutuhan pembersihan wadah
barang bila perlu.
• Apabila status karantina dipastikan dengan cara penyimpanan
area terpisah, maka area tersebut harus diberi penandaan
yang jelas dan akses ke area tersebut terbatas bagi personil
yang berwenang. Sistem lain untuk mengantikan sistem
karantina barang secara fisik hendaklah memberikan
pengamanan yang setara
Area
Pengawasan Mutu

• Laboratorium Pengawasan Mutu hendaklah TERPISAH  dari area produksi,


area pengujian biologis, mikrobiologi dan radio isotop hendaklah
dipisahkan satu dengan yang lain.
• Luas ruangan hendaklah memadai untuk mencegah campur baur dan
pencemaran  silang. Hendaklah disediakan tempat penyimpanan yang luas
memadai untuk sempel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu
terkendali) pelarut pereaksi dan catatan.
• Desain laboratorium hendaklah memperhatikan kesesuaian bahan
bangunan yang di pakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan
udara ke laboratorium hendaklah di pisah dari pasokan ke area produksi.
Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing
masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan isotop.
Area
Pengawasan Mutu

• Ruangan istirahat dan kantin hendaklah DIPISAH dari area produksi dan
laboratorium Pengawasan Mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja,
membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang
cukup dan mudah diakses.
• Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau area
penyimpanan. Ruangan ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung
dengan area produksi namun letaknya terpisah. Sedapat mungkin letak
bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi.
• Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap
area lainya dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali
udara yang terpisah.
Peralatan
• Peralatan dan mesin yang dioperasikan di industri farmasi harus secara tepat didesain,
dipasang dan dioperasikan sehingga sesuai dengan tujuan penggunaannya.
• CPOB mensyaratkan kepada industri farmasi untuk mengidentifikasi VALIDASI yang
diperlukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan.
• KUALIFIKASI merupakan istilah yang digunakan untuk validasi terhadap mesin, peralatan
produksi maupun sarana penunjang. Jadi kualifikasi dapat diartikan sebagai kegiatan
pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas atau sistem yang digunakan dalam suatu
proses/sistem akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan konsisten
serta menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
• Peralatan produksi harus dirancang, ditempatkan dan dirawat sesuai dengan tujuannya.
• Peralatan produksi harus dirancang agar dapat dibersihkan dengan mudah dan
menyeluruh. Peralatan ini harus dibersihkan sesuai prosedur yang rinci dan tertulis
Peralatan... (Ketentuan)
• Peralatan pencucian dan pembersihan harus dipilih dan digunakan  tidak menjadi
sumber kontaminasi.
• Peralatan harus dipasang sedemikian rupa untuk mencegah risiko kesalahan atau
kontaminasi.
• Peralatan produksi seharusnya tidak boleh membahayakan produk. Bagian dari peralatan
produksi yang bersentuhan dengan produk tidak boleh bersifat reaktif, aditif atau
menyerap sehingga akan mempengaruhi mutu produk dan menimbulkan bahaya apa pun.
• Alat yang digunakan untuk mengukur, menimbang, mencatatt dan mengendallikan  harus
dikalibrasi dan diperiksa pada interval yang ditentukan dengan metode yang sesuai.
Catatan pengujian yang memadai harus disimpan.
• Peralatan yang rusak harus, jika mungkin, dikeluarkan dari area produksi dan area
pengawasan mutu, atau setidaknya diberi label sebagai alat rusak dengan jelas.
ISO/IEC 17025:2017 persyaratan sumberdaya
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan
6.4.1 Laboratorium harus memiliki akses ke semua peralatan yang diperlukan untuk kinerja
yang benar dari kegiatan laboratorium. Peralatan meliputi software, standar pengukuran,
bahan referensi, reagen dan bahan habis pakai atau peralatan bantu atau gabungannya
yang diperlukan untuk merealisasikan proses pengukuran dan yang dapat mempengaruhi
hasil pengukuran.
6.4.2 Dalam hal laboratorium perlu menggunakan peralatan diluar kendali permanen, harus
dipastikan bahwa persyaratan Standar ini terpenuhi.
6.4.3 Laboratorium harus memiliki prosedur untuk penanganan yang tepat, transportasi,
penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang direncanakan untuk
memastikan berfungsinya dan untuk mencegah kontaminasi atau kerusakan (deteriorasi).
persyaratan sumberdaya
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan
6.4.4 Laboratorium harus memverifikasi peralatan yang sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan sebelum ditempatkan ke dalam layanan atau kembali masuk dalam pelayanan.
6.4.5 Peralatan yang digunakan harus mampu menghasilkan akurasi atau ketidakpastian yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil uji yang valid.
6.4.6 Peralatan pengukuran harus dikalibrasi bila:
 akurasi pengukuran dan ketidakpastian pengukuran mempengaruhi validitas hasil atau
 kalibrasi peralatan dipersyaratkan untuk ketelusuran metrologi hasil yang dilaporkan.
 peralatan digunakan untuk pengukuran langsung
 peralatan digunakan untuk menetapkan faktor koreksi pada nilai pengukuran.
 digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang dihitung dari multiple kuantitas.
persyaratan sumberdaya
Proses-proses sumberdaya

6.4 Peralatan
6.4.7 Laboratorium harus menetapkan program kalibrasi yang hasilnya
dikajiulang dan disesuaikan sebagaimana keharusannya untuk menjaga
kepercayaan pada status kalibrasinya.

6.4.8 Semua peralatan yang memerlukan kalibrasi atau padanya dikenakan


priode validitasnya harus dilabel, diberi kode, atau identifikasi lain untuk diikuti
oleh oleh pengguna peralatan yang menunjukan keterbacaan identitas status
kalibrasinya atau periode validitasnya.
persyaratan sumberdaya
6
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan

6.4.11 Ketika kalibrasi dan data material acuan termasuk nilai acuan atau faktor
koreksi, laboratorium harus menjamin nilai acuan dan factor koreksi
dimutakhirkan, diterapkan sebagaimana mestinya, untuk memenuhi
persyaratan spesifik yang ditentukan.

6.4.12 Lab harus melakukan tindakan yang praktis untuk mencegah dari
penyesuaian/penyetelan yang akan membatalkan (tidak validnya) hasil
pengujian dan kalibrasi.
persyaratan sumberdaya
6
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan

6.4.13 Rekaman harus dipelihara untuk peralatan yang signifikan terhadap kegiatan
laboratorium. Rekaman harus mencakup setidaknya berikut:

a) identitas peralatan, perangkat lunak dan versi firmware (bila tersedia);


b) nama produsen, identifikasi jenis, dan nomor seri atau identifikasi unik lainnya;
c) bukti verifikasi bahwa peralatan sesuai dengan persyaratan spesifik yang
ditetapkan;
d) lokasi saat ini, bila sesuai;
persyaratan sumberdaya
6
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan

6.4.13 ................... Rekaman harus mencakup setidaknya berikut:

e) kalibrasi tanggal, hasil dan salinan laporan dan sertifikat dari semua kalibrasi,
penyesuaian, kriteria penerimaan, dan tanggal kalibrasi berikutnya;
f) tanggal, hasil dan salinan dokumentasi dan sertifikat dari bahan referensi,
kriteria penerimaan, dan masa berlaku;
g) rencana pemeliharaan, dan perawatan dilakukan yang relevan dengan kinerja
peralatan;
h) rincian dari kerusakan, malfucntion, modifikasi atau perbaikan peralatan.
persyaratan sumberdaya
6
Proses-proses sumberdaya
6.4 Peralatan
Periode Alat Ukur Alat Uji
Sesuai ketentuan alat Kalibrasi Validasi

Muncul keraguan Cek Antara Verifikasi (CRM/RM)


Harian / pergantian metode Cek sebelum digunakan Cek sebelum digunakan
(CRM/RM/standard solution)

Catatan: penyebab yang dapat memunculkan keraguan atas fungsi alat:


• periode waktu lama tak digunakan
• penggunaan yang “over loading”
• check regular
• catatan logbook penggunaan alat
• digunakan oleh personel yang tidak memiliki otoritas
• peralatan dipindahkan ke lokasi baru
CPOB 2012 vs CPOB 2018
(Bab 3 – Bangunan dan Fasilitas)

• tidak terdapat banyak perubahan jika dilihat dari banyaknya klausul, maupun
isinya. Bertambahnya klausul di dalam Bab 3 CPOB 2018 merupakan akibat
dari penghilangan Bab 5 (Sanitasi dan Higiene) di CPOB 2012.
• Bagian yang mengatur sanitasi dan higiene Bangunan dan fasiitas pada bab 5
CPOB 2012 kini dipindahkan menjadi bagian dari Bab 3 (Bangunan dan
Fasilitas) pada CPOB 2018.
• Tidak ada klausul tambahan selain klausul-klausul mengenai sanitasi dan
higiene, adapun terdapat satu klausul yang dihapus (klausul no 3.110 karena
telah masuk ke dalam poin 5.45. Sehingga jumlah klausul pada bab 3 CPOB
berubah dari 45 klausul di CPOB 2012 menjadi 53 klausul di CPOB 2018
CPOB 2012 vs CPOB 2018
(Bab 4 – Peralatan)
• Dari beberapa Bab dalam CPOB, Bab 4 (Peralatan) merupakan salah satu Bab
yang dapat dikatakan tidak mengalami perubahan selain perubahan
redaksional saja. Bertambahnya klausul di dalam Bab 4 CPOB 2018
merupakan akibat dari penghilangan Bab 5 (Sanitasi dan Higiene) di CPOB
2012.
• Bagian yang mengatur sanitasi dan higiene Peralatan pada bab 5 CPOB 2012
kini dipindahkan menjadi bagian dari Bab 4 (Peralatan) pada CPOB 2018.
Tidak ada klausul tambahan selain klausul-klausul mengenai sanitasi dan
higiene. Sehingga jumlah klausul pada bab 4 CPOB berubah dari 18 klausul di
CPOB 2012 menjadi 24 klausul di CPOB 2018.
Reference

Pustaka :
Peraturan Kepala BPOM No. 13 Tahun 2018 (Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik) 
Peraturan Kepala BPOM No. 34 Tahun 2018 (Pedoman Cara Pembuatan Obat
Yang Baik) :

Sumber :
Afrianti, R., 2019, Perbandingan antara CPOB 2012 dan CPOB 2018
Priyambodo, B., 2018, CPOB : 2018 vs 2012
Sulisdiarto, S., 2019, Training CAPA & CPOB
https://www.picscheme.org/en

Anda mungkin juga menyukai