Anda di halaman 1dari 14

Jurnal EduMatSains, 4 (2) Januari 2020, 111-124

Kembang Telang (Clitoria ternatea L.): Pemanfaatan dan Bioaktivitas

Endang Christine Purba*

Puri Kintamani Blok C6/8, Cilebut, Bogor, Jawa Barat, Indonesia

*e-mail: endang.christine@yahoo.com

Abstract
Clitoria ternatea L. is one of the medicinal plants that has been widely known its use by Indonesians.
Clitoria ternatea belongs to Fabaceae family. This plant is known as Kembang Telang. Commonly
used for ornaments, the roots, leaves, seeds and flowers of Clitoria ternatea are used for food
purposes and traditional medicine. Kembang Telang has several pharmacological potentials, which
are anti-microbial, antioxidant, anti-depressant, anthelmintic, anti-cancer and anti-diabetic. The
writing of this article collects information on the use of ethnobotanical Clitoria ternatea plants and
the results of their test content. It is hoped that this information would become information to
determine the other potential of Clitoria ternatea as a source of both traditional and modern
medicines.

Keywords : anti-cancer, anti-diabetic, anthocyanins, flavonoids

PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai salah satu meningkatkan nilai estetika rumah tapi juga
negara yang memiliki keanekaragaman pemenuhan kebutuhan tanaman obat. Salah
hayati terbesar dunia. Terdapat 90.000 jenis satu tumbuhan yang dapat dibudidayakan
tumbuhan yang tumbuh di Indonesia sebagai tanaman hias dan tanaman obat
(Fitmawati et al. 2016). Keanekaragaman sekaligus adalah kembang telang (Clitoria
hayati tersebut tentunya dimanfaatakan ternatea). Saat ini peminatan masyarakat
masyarakat Indonesia untuk berbagai urban terhadap kembang telang meningkat.
macam tujuan misalnya untuk pemenuhan Hal tersebut dapat dilihat semakin
pangan, tanaman obat, adat, ornament dan meningkatnya peminatan masyarakat untuk
teknologi lokal. Tumbuhan yang membeli tanaman kembang telang di
dimanfaatkan tersebar secara liar dan sudah pembibitan komersil. Bunganya yang
dibudidayakan baik di lahan pertanian atau menarik dan manfaatnya untuk pengobatan
pekarangan rumah. tradisional menyebabkan tanaman ini
Pemanfaatan taman atau pekarangan diminati oleh masyarakat. Beberapa
rumah tidak hanya berfungsi untuk dokumen etnobotani mencatat pemanfaatan

111
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Clitoria ternatea, diantaranya adalah ternatea sebagai obat tradisional dan


masyarakat Kapuas, Kalimantan Barat rencana pengembangannya.
sebagai obat, hias dan adat (Haryanti et al.
2015), masyarakat di Gianyar, Bali untuk
METODE PENELITIAN
upacara adat, obat dan hias (Sutara 2016;
Data yang digunakaan dalam
Paramita et al. 2017; Defiani & Kriswiyanti
penulisan artikel ini melalui metode studi
2019), dan masyarakat di Sulawesi Tengah
pustaka secara online dan offline.
memanfaatkan bunga dan akar Clitoria
Penelusuran pustaka online melalui Google
ternatea sebagai tanaman obat (Tabeo et al.
Scholar, Researchgate dan beberapa jurnal
2019).
dengan menggunakan kata kunci yang
Kembang telang (Clitoria ternatea)
berhubungan dengan penulisan artikel ini,
sudah lama dimanfaatkan sebagai obat
misalnya Clitoria ternatea, pemanfaatan
tradisional untuk penyembuhan berbagai
Clitoria ternatea dan bioaktivitas Clitoria
penyakit sehingga dijadikan salah satu
ternatea. Selanjutnya data yang diperoleh
tanaman obat keluarga (TOGA). Bagian
kemudian dianalisa dan disintesa dan
Clitoria ternatea yang umum dimanfaatkan
disusun untuk memperoleh informasi
adalah bunga dan daun. Bunga Clitoria
tentang kandungan dan pemanfaatan
ternatea dapat mengobati mata merah, mata
Clitoria ternatea.
lelah, tenggorokan, penyakit kulit,
gangguan urinaria dan anti racun (Rokhman
HASIL DAN PEMBAHASAN
2007; Triyanto 2016). Daun kembang
1. Botani Clitoria ternatea
telang yang ditumbuk dapat mengobati luka
Clitoria ternatea merupakan salah
yang bernanah sedangkan jika direbus dan
satu tumbuhan yang termasuk dalam
dicampur dengan tumbuhan lainnya dapat
keluarga Fabaceae. Fabaceae adalah
mengobati keputihan (Putri 2019).
anggota dari bangsa Fabales yang memiliki
Informasi yang sudah disebutkan
ciri-ciri buah tipe polong yang berasal dari
sebelumnya menjadi alasan menarik untuk
daerah tropis Asia Tenggara (Al-Snafi
mengetahui bioaktivitas Clitoria ternatea
2016; Irsyam et al. 2016). Penyebarannya
sehingga dapat mengembangkan
yang luas menyebabkan tumbuhan
pemanfaatannya lainnya. Oleh karena itu,
Fabaceae banyak digunakan untuk bahan
artikel ini diharapkan dapat menjadi sumber
pangan, pakan, penghijauan, dan obat
informasi untuk pengembangan Clitoria
tradisional (Lewis et al. 2005). Zuhud

112
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

(2009) menyatakan bahwa Fabaceae toleran terhadap lingkungan yang kritis dan
memiliki spesies tumbuhan obat hutan hama penyakit. Karakter yang disebutkan
tropika terbanyak di Indonesia yaitu sebelumnya menjadikan kembang telang
berjumlah 110 spesies. Selain itu, Fabaceae mudah dijumpai di berbagai tempat di luar
banyak dimanfaatkan sebagai sumber daerah asalnya. Kembang telang sering
makanan karena mengandung karbohidrat, disebut sebagai butterfly pea atau blue pea
protein, lemak, vitamin dan unsur mikro (Inggris), conchitas (Spanyol), cunha
(Gulewicz et al. 2014). (Brasil), kajroti (India), bunga telang
Clitoria ternatea merupakan salah (Malaysia), celeng (Bali), bunga biru atau
satu dari 60 spesies Clitoria yang tersebar bunga kelentit (Sumatra), bunga talang atau
di dunia (Kosai et al. 2015). Kembang bunga temen raleng (Sulawesi), bisi
telang dapat tumbuh pada tempat dengan (Maluku) dan menteleng atau kembang
curah hujan tinggi sampai kering dan teleng (Jawa) (Gambar 1a) (Dalimartha
mampu memperbaiki nitrogen sehingga 2008; Kosai et al. 2015; Sutara 2016).

a b
Gambar 1. Perawakan Clitoria ternatea (a); Bunga biru keunguan Clitoria ternatea (b)

113
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Biji

Polon
a b
Gambar 2. Daun Clitoria ternatea (a); Polong dan biji Clitoria ternatea (b)
Clitoria ternatea merupakan 2. Bioaktivitas
tumbuhan berhabitus herba dan perennial Bagian dari kembang telang yang
yang memiliki tipe batang herbaceous yang biasanya digunakan sebagai obat adalah
berbentuk bulat pada permukaannya daun, biji, kulit kayu, buah, kecambah,
terdapat rambut-rambut kecil (Putri & batang (Alok et al. 2015), bunga (Singh et
Dharmono 2018). Perakaran terdiri dari al. 2017) dan akar (Adelina 2013; Tabeo et
akar tunggang dengan beberapa cabang dan al. 2019). Adapun kandungan fitokimia
banyak akar lateral. Memiliki akar bunga telang yaitu tannin, flobatanin,
horizontal tebal, yang dapat tumbuh hingga saponin, triterpenoid, karbohidrat,
lebih dari 2 m. Bunga berwarna biru tua ke fenolmfavanoid, flavanol glikosida, protein,
biru, ungu muda atau kadang-kadang putih, alkaloid, antrakuinon, antisianin, stigmasit
dengan pusat oranye, pediselata sangat 4-ena-3, 6 dion, minyak volatile dan
pendek dan panjang 4-5 cm (Gambar 1b). steroid. Biji bunga telang mengandung
Daunnya menyirip, tangkai daun panjang 2- asam sinamat, finotin dan beta sitosterol
2,5 cm; panjang 4 mm dan linier (Gambar (Budiasih 2017). Mahkota bunga telang
2a). Buah berbentuk polong dan bertangkai mengandung flavonoid, antosianin, flavanol
pendek yang berukuran panjang 6-12 cm, glikosida, kaempferol glikosida, quersetin
lebar 0,7-1,2 mm dan berisi sampai 10 biji. glikosida dan mirisetin glikosida (Kazuma
Biji berwarna kekuningan atau kehitaman et al. 2003, Kazuma et al. 2003). Dari hasil
dan berbentuk oval, panjang 4,5-7,0 mm berbagai penelitian Clitoria ternatea
dan lebar 3-4 mm (Gambar 2b) (Kosai et al. memiliki pengaruh pharmakologis
2015). (pharmacological effects) sebagai
antimikroba, antiparasit, anti inflamasi,
antikanker, antioksidan, antidepresan,

114
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

antidiabetes, antihistamin, dysenteriae (Shahid et al. 2009; Mhaskar et


immonomodulator dan potensi berperan al. 2010). Pengujian anti jamur pada biji C.
dalam susunan syaraf, Central nervous ternatea menunjukkan aktivitas antijamur
System (CNS) (Al-Snafi 2016, Budiasih yang kuat pada jamur Aspergillus niger dan
2017). Aspergillus ochraceous (Mhaskar et al.
2.1 Antimikroba 2010). Biji C. ternatea mengandung
Ekstrak Clitoria ternatea dapat menghambat cysteine dan finotin yang memiliki sifat
bakteri Pseudomonas aeruginosa, antijamur (Kelemu et al 2004).
Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, 2.2 Antioksidan
Bacillus subtilis, Aeromonas formicans, Antioksidan menghambat reaksi
Aeromonas hydrophila dan Streptococcus oksidasi akibat radikal bebas (Gutteridge &
agalactiae (Al-Snafi 2016). Dari hasil Halliwell 2000, Pujiastuti & Saputri 2019).
pengujian laboratorium, ekstrak daun dan Saat ini kebutuhan antioksidan alami
akar ditemukan paling efektif melawan diminati karena antioksidan sintetik
terhadap semua organisme serta daun memiliki efek samping misalnya alergi,
Clitoria ternatea menunjukkan aktivitas asma, peradangan, sakit kepala, penurunan
anti jamur paling efektif terhadap kesadaran, gangguan pada mata dan perut
Aspergillus niger (Al-Snafi (Sharrmila et al. 2016). Flavonoid dan fenol
2016).Pengujian anti bakteri dilakukan pada merupakan antioksidan (Nishantini et al.
daun dan akar Clitoria ternatea terhadap 2012).Bunga Clitoria ternatea mengandung
patogen. Hasilnya menunjukkan bahwa antioksidan. Hal tersebut terlihat dari warna
ekstrak daun menunjukkan aktivitas mahkota karena mengandung antosianin.
antibakteri yang lebih kuat dari pada Antosianin merupakan pigmen dari
ekstrak akar. Daun memiliki aktivitas flavonoid yang bersifat antioksidan.
antibakteri yang kuat terhadap E. coli dan Aktivitas antioksidan pada Ciltoria ternatea
Vibrio cholera, yang dikenal sebagai dapat dilakukan melalui metode Diphenyl
penyebab disentri, dan Staphylococcus picryl hydrazine (DPPH) (Swamy et al.
aureus, penyebab demam (Gupta et al. 2011).
2010).Lebih lanjut lagi, biji C. ternatea Berdasarkan hasil penelitian Nanda
dapat menghambat E. coli dan M. flavus; (2019) yang menggunakan Diphenyl-1-
serta kalusnya terhadap S. typhi, E. coli dan picryl hydrazine sebagai radikal stabil
S. aureus, Salmonella spp. dan Shigella terbukti bahwa Clitoria ternatea memiliki

115
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

kandungan antioksidan. Hal tersebut terlihat sering terjadi adalah Ascaris lumbricoides
adanya penurunan kadara DPPH pada (De Silva et al. 2003). Infeksi cacing di
penyerapan 517 nm. Indonesia sangat tinggi yaitu berkisar antara
2.3 Antidepresan 45% - 80% (Departemen Kesehatan
Depresi merupakan penyakit mental Republik Indonesia 2008). Zat antelmintik
yang memengaruhi perasaan, kesehatan pada tumbuhan yaitu tannin, fenol, alkaloid,
fisik dan perilaku (Adelina 2013). Penyakit dan saponin (Ali et al. 2011 dan Tiwari et al.
ini dapat menganggu kesehatan biologis 2011). Clitoria ternatea adalah salah satu
dan emosional seseorang. Menurut 30% tumbuhan yang memiliki potensi obat
pasien depresi tidak memberikan respon antelmintik dengan menguji daun Kembang
terhadap terapi obat dan 70% pasien gagal Telang menggunakan etanol dan air dosis
mencapai kesembuhan total (Kulkarni et al. 100 mg / ml (Salhan et al. 2011). Lebih
2009). Akar Clitoria ternatea bisa lanjut lagi, hasil penelitian Nirmal et al.
digunakan sebagai antidepresan karena (2008) menyatakan bahwa akar C.ternatea
mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, memiliki kandungan antelmintik tertinggi
asam lemak, delfinidin 3,3’,5’ triglukosida, karena waktu yang dibutuhkan untuk
fenol dan betasitosterol (Adelina 2013). mematikan cacing sangat singkat.
Walupun belum diketahui jenis senyawa Kandungan tertinggi pada akar diikuti oleh
yang berperan sebagai antidepresan, bagian batang, daun dan bunga pada
setidaknya Clitoria ternatea terbukti dapat Kembang Telang.
meningkatkan jumlah asetikolin dan 2.5 Anti kanker
aktivitas asetilkolinesterase pada otak (Rai Kanker merupakan masalah kesehatan
et al. 2002; Taranalli & Cheeramkuzhy masyarakat utama di seluruh dunia. Saat ini
2000). diharapkan penemuan senyawa anti kanker
2.4 Antelmintik dapat mematikan sel kanker dan memiliki
Antelmintik merupakan obat yang efek samping yang sangat kecil pada sel
bekerja secara lokal untuk mengeluarkan normal yang berdampak. Anti kanker
cacing dari saluran gastrointestinal maupun sebaiknya memiliki kemampuan untuk
secara sistemik membasmi cacing dewasa menghambat proliferasi, menginduksi
serta perkembangannya yang dapat apoptosis, menekan angiogenesis,
menyerang organ dan jaringan (Tracy & menghambat invesivitas, menghambat
Webster 2008). Infeksi cacing yang paling metastasis, dan memperkuat kemoterapi

116
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

(Al-Snafi 1999; Al-Snafi et al 2011; Al- dan meningkatkan diferensiasi sel kanker
Snafi 2014; Al-Snafi 2015; Al-Snafi et al yang dapat menghasilkan konversi sel
2015; Al-Snafi 2016, Al-Snafi 2016). normal (Vucenik et al. 1993; Vucenik et al.
Bunga telang berpotensi sebagai anti kanker 1995 & Tantivejkul et al. 2003).
karena memiliki flavonoid dengan 2.6 Anti diabetes
kandungan kaempferol yang memiliki Diabetes mellitus adalah sindrom
potensi tersebut (Jacob & Latha 2012). yang ditandai dengan hiperglikemia kronis
Pengujian aktivitas antikanker Clitoria dan gangguan metabolisme karbohidrat,
ternatea dilakukan dengan metode lemak, dan protein yang berhubungan
Limfoma Dalton (DLA) pada tikus. Ekstrak dengan defisiensi absolut atau relatif dalam
metanol diberikan dengan dosis 100 dan sekresi insulin atau kerja insulin (Jayakar &
200 mg/kg berat badan selama 14 hari Suresh, 2003). Diperkirakan penderita
berturut-turut. Pengujian membuktikan diabetes akan terus meningkat. Tahun 2030
terjadi penurunan volume tumor. Selain itu di Indonesia diperkirakan terdapat 12 juta
juga terjadi peningkatan jumlah sel yang penyandang diabetes di daerah urban dan
tidak dapat hidup dan waktu bertahan hidup 8,1 juta di daerah rural (Perkumpulan
rata-rata, sehingga meningkatkan masa Endokrinologi Indonesia 2011). Pengujian
hidup tikus (Jacob & Latha 2012). aktivitas antidiabetik pada bunga Clitoria
Penelitian Neda et al. (2013) ternatea dilakukan kepada tikus diabetes
mengungkap bahwa bunga Clitoria ternatea dan terbukti bahwa secara signifikan dapat
mengandung senyawa anti proliferasi yang menurunkan kadar glukosa serum dan
dapat menghambat perkembangbiakan sel meningkatkan berat badan tikus tersebut
kanker. Pengujian efek sitotoksik yang (Rajamanickam et al. 2105). Selain itu
dilakukan pada pada sel normal dan sel ekstrak daun bunga telang (Clitoria
kanker membuktikan bahwa ekstrak bunga ternatea) dapat menjadi solusi pengobatan
Kembang Telang mengandung pentanal dan herbal bagi penderita diabetes. Ekstrak daun
inositol. Diperkirakan kedua zat ini dapat ini dapat menurunkan kadar gula darah dan
menghambat sel kanker. Inositol dan bentuk meningkatkan kadar insulin pada tubuh
kombinasi inositol lainnya, misalnya manusia. Hasil penelitian menunjukkan
inositol hexaphosphate (IP6) dapat bahwa ekstrak daun dan bunga C. ternatea
meningkatkan aktivitas antikanker dengan memiliki efek hipoglikemik pada tikus
mengurangi perkembangbiakan sel kanker diabetes yang diinduksi aloksan. Ekstrak

117
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

tersebut sangat efektif dalam mengelola (2011). Study the anticancer activity of
komplikasi yang terkait dengan diabetes plant phenolic compounds. Iraqi
mellitus, seperti hiperkolesterolemia, Journal of Cancer & Medical
hipertrigliseridemia dan gangguan fungsi Genetics,4(2), 66-71.
ginjal. Oleh karena itu, ekstrak daun dan Al-Snafi, Ali Esmail. (2015). Therapeutic
bunga C. ternatea menunjukkan bahwa properties of medicinal plants: a
tumbuhan ini dapat digunakan untuk terapi review of plants with anticancer
terhadap komplikasi diabetes yang activity (part 1). International Journal
disebutkan di atas (Daisy et al. 2009). of Pharmacy,5(3), 104-124.
Al-Snafi, Ali Esmail. (2016). Medicinal
KESIMPULAN plants with anticancer effects (part 2)-
Pemanfaatan Clitoria ternatea atau plant based review. Scholars
Kembang Telang tidak hanya sebagai Academic Journal Pharmacy,5(5), 175-
tanaman hias tapi juga sebagai sumber 193.
pangan dan obat tradisional. Pemanfaatan Al-Snafi, Ali Esmail. 1999. The Methods
tersebut sangat berguna untuk peningkatan followed by Arabic physicians for
kesehatan manusia saat ini karena Clitoria treatment of cancer 4th Arabic conf . of
ternatea L. memiliki beberapa potensi Medicinal plants. Yemen: Thamar
farmakologis sebagai anti mikroba, Univ.
antioksidan, anti depresan, antelmintik, anti Al-Snafi, Ali Esmail. (2016). Clinically
kanker dan anti diabetes. Sebagian besar tested medicinal plant: A review (Part
perlu adanya penelitian lanjutan untuk 1). SMU Medical Journal,3(1), 99-128.
mengungkap potensi lain Kembang Telang Al-Snafi, Ali Esmail. (2014). Anticancer
sebagai tumbuhan obat di Indonesia. effects of cimetidine. World J Pharm
Sci,2(4), 397-403.
DAFTAR PUSTAKA Al-Snafi A.E, Nahi Y. Yaseen, Moslim
Adelina, Rosa. (2013). Kajian tanaman obat Mohsin Al Shatry. (2015). Anticancer
Indonesia yang berpotensi sebagai effects of sodium valproate.
antidepresan. Jurnal Kefarmasian International Journal of Pharm Tech
Indonesia,3(1), 9-18. Research,7(2), 291-297.
Al-Snafi AE, Raad M. Hanaon, Nahi Y. Al-Snafi, Ali Esmail. (2016).
Yaseen, Wathq S. Abdul alhussain. Pharmacological importance of

118
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

Clitoria ternatea – A review. IOSR of Microbiology Research,3(5), 287-


Journal of Pharmacy, 6:63-68 291.
Al-Snafi, Ali Esmail. A.S. (2016). Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat
Medicinal plants with antimicrobial Indonesia. ,Jilid 5.86-87,Jakarta,
activities (part 2): Plant based review. Wisma Hijau. Diakses dari
Scholars Academic Journal of https://books.google.co.id/books?hl=id
Pharmacy,5(6), 208-239 &lr=&id=vmrbQE4jfYcC&oi=fnd&pg
Ali N, Syed Wadood Ali Shah, Ismail Shah, =PR5&dq=Atlas+Tumbuhan+Obat+In
Ghayour Ahmed, Mehreen Ghias & donesia.+&ots=T1SNTgZ8hP&sig=zu
Imran Khan. (2011). Cytotoxic and aHXaq2gorqYUAy7dHE50CV4Pw&r
Anthelmintic Potential of Crude edir_esc=y#v=onepage&q=Atlas%20T
Saponins Isolated from Achillea umbuhan%20Obat%20Indonesia.&f=f
Wilhelmsii C. Koch and Teucrium alse
Stocksianum boiss. BMC Defiani, M.R & Eniek Kriswiyanti. (2019).
Complementary and Alternative Keanekaragaman flora di Desa
Medicine,11(1), 2-7. Pekraman Mincidan, Klungkung, Bali
Alok S, N. Gupta, A. Kumar & A. Malik. untuk penunjang ekowisata.
(2015). An update on Ayurvedic herb Simbiosis,7(1), 14-21.
vishnukanta (Clitoria ternatea Linn.): de Silva, N.R., Simon Brooker, Peter .J.
A review. International Journal of Hotez, Anyonio Montresor, Dirk
Life Sciences and Review,1(1), 1-9. Engels & Lorenzo Savioli. (2003).
Budiasih, K. S. 2017. Kajian Potensi Soil-transmitted helminth infections:
Farmakologi Bunga Telang. Jurnal updating the global picture. Trends
Pendidikan. Program Studi Kimia. Parasitol,19, 547-551.
Fakultas Matematika dan Ilmu Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pengetahuan Alam. Universitas 2008. Profil Kesehatan Indonesia.
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Jakarta: Departemen Kesehatan
Daisy, P., Kanakappan Santosh & M. Republik Indonesia.
Rajathi. (2009). Antihyperglycemic Fitmawati, S. Fatonah & Y.R. Irawan. 2016.
and antihyperlipidemic effects of Tanaman Obat Pekarangan Berbasis
Clitoria ternatea Linn. in alloxan- Penegetahuan Tumbuhan Obat
induced diabetic rats. African Journal

119
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Masyarakat asli Riau (Etnomedicine). Fakultas Sains dan Teknologi


UNRI Press. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Gulewicz, P., Cristina Martinez-Villaluenga, Hidayatullah, Jakarta.
Malgorzata Kasprowicz-Potocka dan Jacob L & M.S. Latha. (2012). Anticancer
Juana Frias. (2014). Non-Nutritive activity of Clitoria ternatea Linn.
Compounds in Fabaceae Family against Dalton’s lymphoma.
Seeds and the Improvement of Their International Journal of
Nutritional Quality by Traditional Pharmacognosy and Phytochemical
Processing – a Review. Polish Research,4(4), 207-212.
Journal of Food and Nutrition Jayakarta, B & B. Suresh. (2003).
Sciences,64, 75-89. Antihyperglycemic and hypoglycemic
Gupta, G.K., Jagbir Chahal & Manisha effect of Aporosa lindleyana in
Bhatia. (2010). Clitoria ternatea (L.): normal and alloxan induced diabetic
Old and new aspects. Journal of rats. Journal of
Pharmacy Research,3(11), 2610-2614. ethnopharmacology,84(2-3), 247-249.
Gutteridge, J.M.C & Barry Halliwell. 2000. Kazuma, K., Naonobu Noda & Masahiko
Free radicals and antioxidants in the Suzuki. (2003). Malonylated flavonol
year 2000. A historical look to the glycosides from the petals of Clitoria
future. Diakses dari ternatea. Phytochemistry,62(2), 229-
http://woodlab.ucdavis.edu/ETX214/ 237.
Halliwell_ROS_Review.pdf Kazuma, K., Naonobu Noda & Masahiko
Haryanti E.S, Farah Diba & Wahdina. Suzuki. (2003). Flavonoid
(2015). Etnobotani tumbuhan berguna composition related to petal color in
oleh masyarakat sekitar Kawasan different lines of Clitoria ternatea.
KPH model Kapuas Hulu. Jurnal Phytochemistry,64(6), 1133-1139.
Hutan Lestari,3(3), 434-445. Kelemu, S., Cesar Cardona & Gustavo
Irsyam, A.S. Dwipa & Priyanti. 2016. Suku Segura. (2004). Antimicrobial and
Fabaceae Di Kampus Universitas insecticidal protein isolated from
Islam Negeri (Uin) Syarif seeds of Clitoria ternatea, a tropical
Hidayatullah, Jakarta, Bagian 1: forage legume, Plant Physiology and
Tumbuhan Polong Berperawakan Biochemistry,42, 867-873.
Pohon. Program Studi Biologi

120
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

Kosai, P., Kanjana Sirisidthi, Kanita ternatea. International Food Research


Jiraungkoorskul & Wannee Journal,20(3), 1229-1234.
Jiraungkoorskul. (2015). Review on Nirmal, S.A., R.D. Bhalke, R.S. Jadhav dan
Ethnomedicinal uses of Memory V.D. Tambe. (2008). Anthelmintic
Boosting Herb, Butterfly Pea, Clitoria activity of Clitoria ternatea.
ternatea. Journal of Natural Pharmacologyonline,1, 114 – 119.
Remedies,15(2),71-76. Niraj, K.S., Jeetendra Kumar Gupta, Kamal
Kulkarni S, K., Ashish Dhir & Kiran Shah, Pradeep Mishra, Atul Tripathi,
Kumar Akula, .(2009). Potentials of Nagendra Singh Chauhan & Neeraj
Curcumin as an Antidepressant. The Upmanyu4. 2017. A Review on
Scientific World Journal,9(12), 33-41. Clitoria ternatea (Linn.): Chemistry
Lakshmeesh, Nanda Belekere. (2019). and Pharmacology. USA: Omics
Antioxidant and Anticancer Activity of Ebook Group.
Edible Flowers. Journal of Drug Nishantini, A., A. Agnel Ruba & V.R.
Delivery and Therapeutics,9(3-s), 290- Mohan. (2012). Total phenolic,
295. flavonoid and in vitro antioxidant
Lewis EG, Brian Schrire, Barbara activity of leaf of Suaeda monoica
Mackinder & Mike Lock. 2005. Forssk ex. Gmel (Chenopodiaceae).
Legume of The World. Kew International Journal of Advanced
Publishing, London. Life Sciences,5(1): 34-43.
Mhaskar AV, K. Prakash, K.S. Paramita, L.R., Sang Made Sarwadana & I
Vishwakarma & V.L. Maheshwari. Nyoman Gede Astawa. (2017).
(2010). Callus Induction and Identifikasi tanaman obat-obatan
Antimicrobial Activity of Seed and sebagai elemen lunak lansekap di
Callus Extracts of Clitoria ternatea L. Kecamatan Kediri, Kabupaten
Current Trends in Biotechnology and Tabanan, provinsi Bali. E-jurnal
Pharmacy,3(4), 561-567. Arsitektur Lansekap,3(2), 117-126.
Neda, G.D., Mohd Salleh Rabeta, & Ming Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Thong Ong. (2013). Chemical 2011. Konsensus pengelolaan dan
composition and anti-proliferative pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
properties of flowers of Clitoria Indonesia. Indonesia: Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia.

121
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

Pujiastuti, E & Rahma Sani Saputri. (2019). Mayur Gautam. (2011). Comparative
Pengarauh metode pengeringan Anthelmintic Activity of Aqueous and
terhadap aktivitas antioksidan ekstrak Ethanolic Leaf Extracts of Clitoria
etanol buah parijoto (Medinilla Ternatea. International Journal of
speciose Blume). Cendekia Journal Drug Development and Research,3,
of Pharmacy STIKES Cendekia 62-69.
Utama Kudus, 3(1): 44-64. Shahid M, A. Shahid & M. Anis. (2009).
Putri, Dyan M.S. (2019). Konservasi Antibacterial potential of the extracts
tumbuhan obat di Kebun Raya Bali. derived from leaves of medicinal
Bulletin Udayana Mengabdi,18(3), plants Pterocarpus marsupium Roxb,
139-146. Clitoria ternatea and Sanseveiria
Rai K.S., K.D. Murthy, K.S. Karanth, K. cylindrica Bojer ex Hook. Oriental
Nalini, M.S. Rao & K.K. Srinivasan. Pharmacy and Experimental Medicine,
(2002). Clitoria ternatea Root Extract 9(2), 174-181.
Enhances Acetylcholine Content in Sharmila, G., V.S. Nikitha, S. S. Ilaiyarasi ,
Rat Hippocampus. Fitoterapia,73(7- K. Dhivyaa, V. Rajasekar, N.Manoj
8): 685-689. Kumar, K. Muthukumaran & C.
Rajamanickam M, Prabakaran Kalaivanan Muthukumaran. (2016). Ultrasound
& Ilayaraja Sivagnanam. (2015). assisted extraction of total phenolics
Evaluation of Anti-oxidant and Anti- from Cassia auriculata leaves and
diabetic Activity of Flower Extract of evaluation of its antioxidant activities.
Clitoria ternatea L. Journal of Industrial Crops and Products,84: 13-
Applied Pharmaceutical Science,5(8), 21.
131-138. Sutara, P.K. 2016. Jenis tumbuhan dan
Rokhman, Fatkur. 2007. Aktivitas penggunaannya pada upacara
antibakteri filtrat bunga teleng Oemukur di Desa Beng, Gianyar-Bali.
(Clitoria ternatea L.) terhadap bakteri Diakses dari
penyebab konjungtivitis. Skripsi S1. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file
Program Studi Biokimia, FMIPA IPB, _penelitian_1_dir/314ce4af94d390e94
Bogor. c9a4f6f410f2f4e.pdf
Salhan M, Bimlesh Kumar, Prashant Tiwari, Swamy, V.R., Neethu Varghese dan Ancy
Pardeep Sharma, Harleen Kaur & Simon. (2011). An investigation on

122
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)

cytotoxic and antioxidant properties pharmacological basis of therapeutics.


of Clitoria ternatea L. International New York: McGraw.
Journal of Drug Discovery,3(1), 74- Triyanto, 2016. Manfaat dan Khasiat Bunga
77. Telang untuk Kesehatan Mata.
Tabeo, D.F, Nurlina Ibrahim & Arsa Diakses dari
Wahyu Nugrahani. (2019). Etnobotani https://kabartani.com/manfaat-
suku Togian di Pulau Malenge dankhasiat-bunga-telang-untuk-
Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo kesehatan-mata.html
Una-una, Sulawesi Tengah. Vucenik I, Kosaku Sakamoto, Mini Bansal,
Biocelebes,13(1): 30-37. Abulkalam M. Shamsuddin. (1993). A:
Tantivejkul, K., Ivana Vucenik, Julie Inhibition of rat mammary
Eisemen & Abul Kalam M. carcinogenesis by inositol
Shamsuddin. (2003). Inositol hexaphosphate (phytic acid). Cancer
hexaphosphate (IP6) enhances the Lett,75: 95–101.
anti-proliferative effects of Vucenik I, Guang-yu Yang, Abulkalam M.
adriamycin and tamoxifen in breast Shamsuddin. (1995). A: Inositol
cancer. Breast Cancer Research and hexaphosphate and inositol inhibit
Treatment,79: 301-312. DMBA-induced rat mammary cancer.
Taranalli A.D & T.C. Cheeramkuzhy. Carcinogenesis,16: 1055–1058.
(2000). Influence of Clitoria ternatea Zuhud, E.A.M. (2009). Potensi hutan
Extracts on Memory and Central tropika Indonesia sebagai penyangga
Cholinergic Activity in Rats. bahan obat alam untuk kesehatan
Pharmaceutical Biology,38(1): 51-56. bangsa. Jurnal Bahan Alam
Tiwari P, B. Kumar, M. Kaur, G. Kaur & H. Indonesia,6(6), 227-232.
Kaur. (2011). Phytochemical
Screening and Extraction: A Review.
Int. Pharm. Sci,1(1), 98-106.
Tracy JW & L.T. Webster.2001. Drugs
used in the chemotherapy of
helminthiasis. In: Gilman AG (ed)
Goodman & Gilman’s the

123
Endang Christine Purba Jurnal EduMatSains, Januari 2020|Vol.4|No.2

124

Anda mungkin juga menyukai