Anda di halaman 1dari 26

STUDI LITERATURE:PENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI

TERHADAP MALODOR LUKA PASIEN DIABETES MELITUS

KARYA TULIS ILMIAH

AMBAR DYAH PRASTUTI

NIM: 0432950118006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2020
LAPORAN LITERATUR REVIEW KEPERAWATAN

STUDI LITERATURE:PENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI TERHADAP


MALODOR LUKA PASIEN DIABETES MELITUS

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan

Ambar Dyah Prastuti

NIM : 0432950118006

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2020

2
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI LITERATURE : PENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI TERHADAP


MALODOR LUKA PASIEN DIABETES MELITUS

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji Sidangkan Dihadapan Penguji Sidang Karya
Tulis Ilmiah Program Studi Keperawatan D-3 Jurusan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bani Saleh.

Bekasi, Maret 2021

Pembimbing 1 : Ns. Ashar Prima, M.Kep ( )

Pembimbing 2 : Ibu Ns. Ponirah, S.Kep., M.Kep ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan D-3

(Ns. Muftadi, SKM., S.Kep., M.Kes)

3
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ambar Dyah Prastuti

NIM : 0432950118006

Judul KTI : Studi Literature : Pengaruh Rebusan Daun Jambu Biji Terhadap Malodor
Luka Pasien Diabetes Melitus

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada
perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak terdapat karya orang lain
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Bekasi, Maret 2021

Ambar Dyah Prastuti

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang
berjudul “STUDILITERATURE: PENGARUH REBUSAN DAUN JAMBU BIJI
TERHADAP MALODOR LUKA PASIEN DIABETES MELITUS”. Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
di STIKes Bani Saleh Bekasi. Pada kesempatan ini, banyak pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungan serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :

1. Bapak Ns. Ashar Prima, M.Kep sebagai pembimbing 1 yang selalu mendo’akan,
selalu memberi motivasi dan memberikan masukan guna perbaikan Karya Tulis
Ilmiah
2. Ibu Ns. Ponirah, S.Kep., M.Kep sebagai pembimbing 2 yang selalu
mendo’akan,selalu memberi motivasi dan memberikan masukan guna perbaikan
Karya Tulis Ilmiah.
3. Bapak Dr.Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr selaku Ketua STIKes Bani Saleh Bekasi.
4. Bapak Muftadi, SKM., S,Kep., MKM selaku Ka. Prodi D3 Keperawatan.
5. Nenek, orang tua, om dan tante yang tak henti-hentinya selalu menyebut nama
penulis di setiap do’a, selalu memberikan dukungan, kepercayaan dan motivasi
kepada penulis.
6. Dhiya alyayang telah memberi dukungan dan serta membantu penulis mewujudkan
berbagai harapan.
7. Seluruh dosen dan staff STIKes Bani Saleh Bekasi yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
8. Teman-teman seperjuangan D3 Keperawatan angkatan 2018 STIKes Bani Saleh
Bekasi yang telah berjuang bersama selama tiga tahun terakhir dalam suka maupun
duka, serta memberi banyak kenangan indah dan dukungan untuk menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Himalow yang telah berjuang bersama selama tiga tahun terakhir dalam suka maupun
duka.

5
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi penulis dan pembaca.

Bekasi, 08 Maret 2021

Penulis

(Ambar Dyah Prastuti)

6
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL.....................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS.............................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................

A. Tinjauan Umun Diabetes Melitus...............................................


1. Definisi.................................................................................
2. Klasifikasi.............................................................................
3. Tanda Gejala.........................................................................
4. Patofisiologi..........................................................................
5. Komplikasi...........................................................................
B. Tinjauan Umum Tentang Dau Jambu Biji..................................
C. Kerangka Konsep........................................................................

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................

A. Metode Penulisan........................................................................
B. Strategi Pencarian Literatur.........................................................
1. Analias Masalah...................................................................
2. Kata Kunci Dan Data Base...................................................
a. Kata Kunci / Key Word.................................................
b. Data Base.......................................................................
c. Kriteria Literatur...........................................................
c.1. Kriteria Inklusi.......................................................
c.2. Kriteria Eksklusi.....................................................
d. Penilaian Kualitas/Kelayanan.......................................
e. Seleksi Literature...........................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

7
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Diabetes, saat ini telah menjadi
ancaman serius kesehatan global. Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian
penyakit tidak menular pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar
dari angka kejadian penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit
tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%). Diabetes
merupakan masalah epidemi global yang bila tidak segera ditangani secara serius
akan mengakibatkan peningkatan dampak kerugian ekonomi yang signifikan
khususnya bagi negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika. Faktor Risiko
Diabetes Mellitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007), Dita Garnita, FKM
UI, 2012).
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian,
dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh
tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70
tahun lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada
di negara-negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).
Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes serupa dengan dunia.
International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017, melaporkan bahwa epidemi
Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Indonesia
adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat,
Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar
10,3 juta orang.Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas
2018) memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup
signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga
estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang
kemudian berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke,
kebutaan dan gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

8
Data IDF juga menunjukkan bahwa biaya langsung penanganan Diabetes
mencapai lebih dari 727 Milyar USD per-tahun atau sekitar 12% dari pembiayaan
kesehatan global. Data Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga menunjukkan
peningkatan jumlah kasus dan pembiayaan pelayanan Diabetes di Indonesia dari
135.322 kasus dengan pembiayaan Rp 700,29 Milyar di tahun 2014 menjadi
322.820 kasus dengan pembiayaan Rp 1,877 Trilliun di tahun 2017(Riskesdas
2018).
Diabetes Melitus umumnya diklasifikasi menjadidua tipe yaitu Diabetes
Melitus(DM)tipe 1, yang disebabkan keturunan dan Diabetes Melitus (DM)tipe 2
disebabkan life styleatau gaya hidup. Sekitar 90-95% dari keseluruhan pasien
diabetes merupakan pengidap Diabetes Melitustipe 2 (Syamsiyah, 2017).
Pada penderita diabetes melitus dimana kadar gula dalam darah yang
meningkat lebih dari batas normal dapat menyebabkan berbagai risiko dan salah
satunya adalah luka yang terjadi di kaki yang sering dijumpai yaitu ulkus
diabetikum luka terbuka yang terinfeksi ( Ashari Avisena, 2019).
Luka diabetik adalah jenis luka yang ditemukan pada penderita DM. Luka
kronis dapat menjadi luka gangren dan berakibat fatal serta berujung pada amputasi
(Tholib, 2016).
Luka diabetik selain menyebabkan kerusakan integritas kulit sampai dengan
jaringan, masalah yang tidak kalah serius bagi penderita dan orang sekitarnya
adalah bau luka itu sendiri. Setelah dilakukan pengkajian pada luka, sebagai
langkah awal perawatan luka adalah memastikan luka dalam keadaan bersih agar
luka dapat sembuh baik dengan melakukan pencucian luka. Studi terakhir
menunjukkan bahwa cairan yang paling baik untuk digunakan dalam pencucian
luka adalah jenis cairan yang non toksik atau fisiologis terhadap jaringan untuk
membuang jaringan nekrosis serta mengontrol infeksi serta bau pada luka
(Maryunani, 2013).
Karena pada luka diabetik sering menimbulkan bau dan luka tersebut harus
mendapatkan perawatan luka agar tidak menjadi lebih parah, dan salah satunya
bahan yang enak kita jumpai dan banyak disekeliling kita untuk perawatan luka
diabetik yaitu rebusan daun jambu biji. Di dalam kandungan daun jambu biji
terdapat beberapa senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan jamur dan
bakteri sehingga mampu mengurangi terjadinya luka semakin parah maka dari itu
dau jambu biji dapat kita gunakan sebagai pembersihan luka salah satunya untuk
9
pembersihan luka diabetik dimana daun jambu biji juga dapat mengurangi bau
pada luka tersebut, beberpa kandungan daun jambu biji misalnya etanol dan tannin.
dari senyawa etanol daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhajamur Candida
albicans dan bakteri Staphylococcus aureus. Dan senyawa tanin dalam daun jambu
biji terdapat antibiotik yang bisa digunakan sebagai pembersihan luka (Jurnal
Teknologi Labolatorium, 2017).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas penggunaan daun jambu biji (psidium guajava) terhadap
pengontrolan odour (bau) pada pasien dengan luka diabetes melitus di fatchul wound
care?

C. Tujuan Penulisan
1. Membadingkan gambaran efektivitas penggunaan daun jambu biji (psidium
guajava) terhadap pengontrolan odour (bau) pada pasien dengan luka diabetes
melitus di fatchul wound care.
2. Membadingkan hasil keperawatan luka diabetes meletus di fatchul word care.

D. Manfaat Penulisan
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Masyarakat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam merawat luka penderita
Diabetes Melitus dengan pemberian terapi daun jambu biji.
2. Bagi Pengetahuan Ilmu Keperawatan
Menambah wawasan ilmu dan terapan dalam bidang keperawatan dalam
pemberian terapi daun jambu biji kepada diabetes melitus.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur pemberian terap
daun jambu biji pada penderita Diabetes Melitus dalam mempercepat proses
penyembuhan.

10
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Diabetes Melitus


1. Definisi
MenurutWold Health Organization (WHO) tahun 2016, diabetes melitus
adalah suatu penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya. Diabetes melitus
adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price dan Wilson,
2006). Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung lama
atau kronis yang ditandai masalah serius dan prevalensi dari penyakit diabetes
melitus ini berkembang sangat cepat (Smeltzer dan Bare, 2008). Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu
penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah di atas
normal karena kerusakan organ lain sehingga organ tersebut kurang berfungsi
secara maksimal untuk memcerna gula dalam darah.
2. Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus di
kasifikasikan menjadi :
a. Diabetes melitus tipe 1
Adalah suatu penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar
gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta pankreas karena suatu sebab
tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali sehingga
penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari luar.
b. Diabetes melitus tipe 2
Adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau fungsi
insulin (resistensi insulin).
c. Diabetes gertasional
Adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula
darah yang terjadi pada wanita hamil, biasanya terjadi pada 24 minggu usia
kehamilan, dan setelah melahirkan gula darah kembali normal.

11
3. Tanda Gejalah
Ada beberapa tanda gejala pada diabetes melitus, secara umum tanda gejala
diabetes melitus menurut Kemenkes RI 2019 yaitu:
a. Meningkatnya frekuensi buang air kecil / sering buang air krncing.
Karena sel sel tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba
mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Sehingga penderita jadi lebih
sering buang air kecil daripada orang normal dan bisanya juga sering buang
air kecil di malam hari.
b. Sering merasa haus yang berlebih.
Dengan berkurangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, maka
penderita menjadi sering haus dan minun untuk mengganti cairan yang
hilang.
c. Penurunan berat badan.
Karena hormone insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang
digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot untuk pembakar
dalam tubuh.
d. Sering merasa lapar
Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum mendapat makan dan
lebih mengiinkan glukosa yang dibutuhkan oleh sel.
e. Penembuhan pada luka yang lambat/luka sulit sembuh
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda
diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembulu darah mengalami
kerusakan akibat glukosa dalm jumlah berlebihan yang mengelilingi pembulu
darah dan arteri.
f. Infeksi jamur
Karena diabetes dianggap sebagai keadan imunosupresi. Hal itu berarti
meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling
umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya.
g. Pandangan yang kabur
Membiarkan gula darah yang tidak terkendali dalam waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada mata bahkan mungkin kebutaan.
Pembulu darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami
hiperglikemia dan mikro aneurisma, yang melepaskan protein dan lemak
yang disebut eksudat.
12
4. Patofisiologi

kerusakan sel α dan β pankreas

kegagalan produksi produksi glukosa berlebih

Risiko kekurangan meningkatkan produksi gula dari


volume cairan gula darah lemak dan protein

osmolalitas ↑ membuang fatique


masa tubuh

poliuri Polidipsi Poliphagi


Berat badan ↓

Peningkatan gula
Berat badan ↓
darah kronik

Risiko kekurangan
nutrisi
Small vessel disease aterosklerosi Gangguan
fungsi imun

Hipertensi,
Diabetic peningkatan kadar
Infeksi, gangguan
LDL
penyembuhan
luka
berkuranagan
sensasi, neuropati
Kerusakan
Nekrosis
Suplai darah ↓ integritas kulit

Pembedahan:
Gangguan perfusi amputasi
jaringan

Nyeri Intoleransi aktivitas

13
Diabetes mellitus adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat kerusakan sekresi insulin, kinerja insulin, atau keduanya.
Diabetes Tipe 1 adalah hasil dari interaksi genetik, lingkungan, dan faktor
imunologi yang pada akhirnya mengarah terhadap kerusakan sel beta pankreas
dan insulin defisiensi. Masa sel beta kemudian menurun dan sekresi insulin
menjadi semakin terganggu, meskipun toleransi glukosa normal dipertahankan
(Powers, 2010). DM Tipe 1 terjadi karena ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan). Jika
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut
dieksresikan dalam urin (glukosuria). Eksresi ini akan disertai oleh pengeluaran
cairan dan elekrolit yang berlebihan, keadaan ini disebut diuresis osmotik. Pasien
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi)
(ADA, 2012).
Pada diabetes Tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai
dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat
peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa
terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.
Namun, jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan
insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe 2. Meskipun
terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe 2, namun
terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada
diabetes tipe 2. Meskipun demikian, diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik
14
hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan
progresif, maka awitan diabetes tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya
sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria,
pilidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan
yang kabur (Smeltzer & Bare, 2008).
5. Komplikasi
Menurut Lemone, Burke & Bauldoff tahun 2015, komplikasi pada diabetes
mellitus terbagi dalam komplikasi akut dan komplikasi kronik.
5.1. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terdiri dari hiperglikemia, diabetik ketoasidosis (DKA), dan
hiperglikemik hiperosmolar (HHS).
a. Hiperglikemia
Menurut International Society for Pediatrics and Adolescent Diabetes
(2007), hiperglikemia adalah suatu keadaan kadar gula darah sewaktu ≥
11,1 mmol/L (200 mg/dL) ditambah dengan gejala diabetes atau kadar
gula darah puasa (tidak mendapatkan masukan kalori setidaknya dalam 8
jam sebelumnya) ≥ 7,0 mmol/L (126 mg/dL). Masalah utama akibat
hiperglikemia pada penyandang DM adalah DKA dan HHS, dua masalah
lain adalah fenomena fajar dan fenomena somogyi. Fenomena fajar adalah
kenaikan glukosa darah antara jam 4 pagi dan jam 8 pagi yang bukan
merupakan respons terhadap hipoglikemia. Penyebab pastinya tidak
diketahui namun bisa dipastikan dikarenakan oleh peningkatan hormon
pertumbuhan pada malam hari. Fenomena somogyi adalah kombinasi
hipoglikemia selama malam hari dengan pantulan kenaikan glukosa darah
di pagi hari terhadap kadar hiperglikemia (Corwin, 2009).
b. Diabetik Ketoasidosis (DKA)
Diabetik Ketoasidosis (DKA) adalah keadaan dekompensasi
kekacauan metabolik yang ditandai dengan oleh trias DKA yaitu
hiperglikemia, asidosis dan ketosis yang merupakan salah satu komplikasi
akut metabolik diabetes mellitus yang paling serius dan mengancam
nyawa (Masharani, 2010). Keberhasilan penatalaksanaan DKA
membutuhkan koreksi dehidrasi, hiperglikemia, asidosis dan kelainan
elektrolit, identifikasi faktor presipitasi komorbid dan yang terpenting

15
adalah pemantauan kondisi pasien terus menerus (Yehia, Epps, Golden,
2008).
c. Hiperglikemik Hiperosmolar (HHS)
HHS ditandai dengan osmolaritas plasma 340 mOsm/L atau lebih
(kisaran normal adalah 280-300 msOsm/L), naiknya kadar glukosa darah
dengan cepat (lebih dari 600 mg/dl dan sering kali 1000-2000 mf/dl), dan
perubahan tingkat kesadaran yang berat. Faktor pemicu HHS yang paling
umum adalah infeksi. Manifestasi gangguan ini dapat muncul dari 24 jam
hingga 2 minggu. Manifestasi dimulai dengan hiperglikemia yang
menyebabkan haluaran urine sehingga menyebabkan plasma berkurang
dan laju GFR menurun. Akibatnya glukosa ditahan dan air menjadi hilang,
glukosa dan natrium akan menumpuk di darah dan meningkatkan
osmolaritas serum yang akhirnya menyebabkan dehidrasi berat, yang
mengurangi air intraseluler di semua jaringan termasuk otak (Soewondo,
Pradana, 2009).
5.2. Komplikasi Kronik
Komplikasi kronis terdiri atas komplikasi makrovaskular dan
mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular diantaranya adalah penyakit pada
kardiovaskular, penyakit arteri koroner, penyakit serebrovaskular, hipertensi,
dan penyakit vaskuler perifer dan infeksi. Sedangkan komplikasi
mikrovaskular diantaranya adalah retinopati, nefropati, ulkus kaki, neuropati
sensorik dan neuropati otonom yang akan menimbulkan berbagai perubahan
pada kulit dan otot (Rochman, 2006).
a. Perubahan pada Sistem Kardiovaskular
Makrosirkulasi (pembuluh darah besar) pada penyandang DM
mengalami perubahan akibat aterosklerosis, trombosit, sel darah merah,
dan faktor pembekuan yang tidak normal serta adanya perubahan
dinding arteri. Faktor risiko lain yang menimbulkan perkembangan
penyakit makrovaskular pada DM adalah hipertensi, hiperlipidimia,
merokok, dan kegemukan. Perubahan mikrosirkulasi pada penyandang
DM melibatkan kelainan struktur di membran basalis pembuluh darah
kecil dan kapiler. Efek perubahan pada mikrosirkulasi memengaruhi
semua jaringan tubuh tetapi paling utamadijumpai pada mata dan ginjal
(Smeltzer & Bare, 2008).
16
b. Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner adalah suatu penyakit akibat terjadinya sumbatan
pada arteri koroner. Penyakit arteri koroner merupakan faktor risiko
utama terjadinya infark miokard pasien DM, khususnya DM tipe 2 yang
usia nya sudah paruh baya hingga lansia. Penyandang DM yang
mengalami infark miokard akan berisiko mengalami gagal jantung
kongestif sebagai komplikasi infark (AHA, 2015).
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan komplikasi umum pada DM yang menyerang
sekitar 75% penyandang DM dan merupakan faktor risiko utama pada
penyakit kardiovaskular dan komplikasi mikrovaskular seperti retinopati
dan nefropati. Hubungannya dengan DM tipe 2 sangatlah kompleks,
hipertensi dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten
insulin) (Mihardja, 2009). Padahal insulin berperan meningkatkan
ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur
metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel,
maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami gangguan
(Guyton, 2008).
d. Stroke (Cedera Serebrovaskular)
Penyandang DM khususnya lansia dengan DM Tipe 2, dua hingga empat
kali lebih sering mengalami stroke (CDC, 2014). Pasien dengan diabetes
mellitusbiasanya akan mengalami viskositas darah atau terjadi
kekentalan pada darahsehingga memicu terjadinya trombosis yang
akhirnya akan menyebabkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah
besar (makrovaskuler) dan pembuluh darah kecil (mikrovaskuler). Pada
pembuluh darah besar akan menyebabkan aliran darah ke jantung,
serebral dan ekstremitas terganggu. Ketika terjadi gangguan pada aliran
darah ke serebral maka akan terjadi stroke (Price & Wilson, 2006).

17
e. Penyakit Vaskular Perifer
Kerusakan sirkulasi vaskular perifer oleh karena aterosklerosis
menyebabkan insufisiensi vaskular perifer dengan klaudikasi (nyeri)
intermiten di tungkai bawah dan ulkus pada kaki. Sumbatan dan
trombosis di pembuluh darah besar, dan arteri kecil dan arteriol, serta
perubahan fungsi neurologis dan infeksi mengakibatkan gangrene
(nekrosis atau kematian jaringan). Gangrene akibat DM merupakan
penyebab terbanyak amputasi non-traumatik di tungkai bawah. Pada
penyandang DM, gangrene kering paling banyak terjadi, yang
dimanifestasikan dengan jaringan yang dingin, kering, mengerut, dan
berwarna hitam di jari kaki. Gangrene biasanya dimulai dari ibu jari kaki
dan bergerak ke arah proksimal kaki (Smeltzer & Bare, 2008).
f. Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik adalah istilah untuk retina yang terjadi pada
penyandang DM. Struktur kapiler retina mengalami perubahan aliran
darah, yang menyebabkan iskemia retina dan kerusakan sawar retina-
darah. Retinopati diabetik merupakan penyebab terbanyak kebutaan pada
orang yang berusia antara 20 dan 74 tahun (CDC, 2014).
g. Nefropati Diabetik
Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya
albumin dalam urine, hipertensi, edema, dan insufisiensi ginjal progresif.
Nefropati terjadi pada 30%-40% penyandang DM tipe 1 dan 15-20%
dengan tipe 2 (Aminoff, 2009).
h. Perubahan pada Saraf Perifer dan Otonom
Neuropati perifer dan viseral adalah penyakit pada saraf perifer dan saraf
otonom. Pada penyandang DM, penyakit ini seringkali disebut neuropati
diabetik. Etiologi neuropati diabetik mencakup penebalan dinding
pembuluh darah yang memasok saraf, yang menyebabkan penurunan
nutrien, demielinisasi sel-sel Schwan yang mengelilingi dan menyekat
saraf yang memperlambat hantaran saraf. Manifestasi yang ditimbulkan
tergantung pada letak lesi (Alport & Sander, 2012).

18
i. Neuropati Viseral
Neuropati viseral atau sering disebut neuropati otonom menyebabkan
berbagai manifestasi bergantung pada area SSO yang terkena. Neuropati
ini dapat mencakup gangguan berkeringat, fungsi pupil tidak normal,
gangguan kardiovaskular, gangguan gastrointestinal, gangguan
genitourinari (Bril, England, Franklin et al, 2011).
j. Peningkatan Kerentanan Terhadap Infeksi
Penyandang DM mengalami peningkatan risiko terjadinya infeksi.
Hubungan pasti atara infeksi dan DM tidak jelas, tetapi banyak
gangguan yang terjadi akibat komplikasi diabetik memicu seseorang
mengalami infeksi. Kerusakan vaskular dan neurologis, hiperglikemia,
dan perubahan fungsi neutrofil dipercaya menjadi penyebabnya (Matfin
& Porth, 2009).

B. Tinjauan Umum Tentang Daun Jambu Biji


Tanpa kita ketahui bahwa sebenarnya disekitar kita banyak tumbuh-tumbuhan
yang dapat kita manfaatkan untuk penunjang pengobatan medis, salah satunya yaitu
daun jambu biji, mungkin sebelumnya kita kenal daun jambu biji itu untuk obat diare,
disini daun jambu biji biasa juga buat pencucian luka pada luka diabetes melitus dan
untuk mengurangi bau khas pada luka diabetes melitus, daun jambu biji dapat kita
ambil airnya setelah kita rebus, dari air rebusan daun jambu biji tersebut kita gunakan
untuk membersihkan luka diabetes melitus.
Daun jambu biji dapat bersifat sebagai antibakteri karena didalamnya terkandung
beberapa senyawa aktif seperti Tanin, Triterpenoid, Flavonoid, Saponin yang
memiliki efek antimikroba. Daun jambu biji ini juga dibuktikan dapat mempercepat
penyembuhan infeksi yang biasanya disebabkan oleh beberapa bakteri pada kulit.
Tanin memiliki mekanisme sebagai antibakteri dengan cara mengkerutkan
membran sel inaktivasi enzim dan dinding sel.
Senyawa flavonoid dapat menyebabkan kerusakan sel bakteri dan denaturasi pron
yang dapat membuat pertumbuhan bakteri terhambat.
Triterpenoid diketahui memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri
walaupun biasa digunakan sebagai kualitas aromatik.

19
Senyawa terakhir adalah saponin yang memiliki kemampuan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif. Senyawa saponin terkandung dibeberapa bagian
tanaman seperti pada bagian akar, kulit, daun, biji, dan buah dari suatu tanaman dan
memiliki fungsi sebagai sistem untuk pertahanan diri. Saponin memiliki kegunaan
dalam bidang kesehatan yaitu sebagai obat, selain itu saponin juga memiliki sifat
fisika, kimia, dan biologi yang cukup spesifik (Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, 2020).
Pada penelitian sebelumya yang dilakuakan oleh Adi Antoni, Yanna Wari
Harahap yang berjudul Efektifitas Pencucian Luka Menggunakan Daun Jambu Biji
Terhadap Tingkat Malodor Klien Luka Kaki Diabetik mendapat hasil tingkat malodor
sebelum intervensi pencucian luka menggunakan rebusan daun jambu biji rata-rata
sebesar 4.40 dan sesudah intervensi sebesar 2.44 dengan p value < 0,001. Selisih
tingkat malodor antara sebelum dan sesudah intervensi sebesar 1.96. hasil penelitian
ini menunjukan bahwa daun jambu biji dapat digunakan sebagai cairan pencuci luka
dalam mengatasi tingkat malodor pada luka diabetik.
Selain itu penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Sutrisno Sutrisno, Daru Puji
Hidayat yang berjudul Efektivitas Penggunaan Daun Jambu Biji (Psidium Guajava)
Dan Daun Sirih Merah (Piper Crotatum) Terhadap Pengontrolan Odour(Bau) Pada
Pasien Dengan Luka Diabetes Melitus Di Fatchul Wound Care mendapat hasil bahwa
rebusan daun jambu biji dapat mengontrol odour (bau) pada luka diabetes mellitus.
analisis menggunakan uji Independent sample t-test didapatkan nilai mean : perlakuan
wound cleansing menggunakan rebusan daun Psidium guajava dan rebusan daun
Piper crocatum sebesar 20.50 dan 12.70. Selain itu, dari hasil uji diperoleh nilai
p=0.000 (p < 0.05) yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan dengan tingkat
kepercayaan 95% didapatkan nilai t=5.876 (> dari t tabel = 1.734) yang berarti bahwa
perbedaan tersebut dapat diterima dengan nilai perbedaan rata-rata (mean) sebesar
7.80.
Berdasarkan analisis menggunakan uji Independent sample t-test didapatkan nilai
mean : perlakuan wound cleansing menggunakan rebusan daun Psidium guajava dan
rebusan daun Piper crocatum sebesar 20.50 dan 12.70. Selain itu, dari hasil uji
diperoleh nilai p=0.000 (p < 0.05) yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan
dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai t=5.876 (> dari t tabel = 1.734)
yang berarti bahwa perbedaan tersebut dapat diterima dengan nilai perbedaan rata-rata
(mean) sebesar 7.80.
20
C. KERANGKA KONSEP

AIR REBUSAN DAUN PASIEN DIABETES


JAMBU BIJI MELITUS

LUKA DIABETES
MELITUS

PEMBERSIHAN LUKA
DIABETES MELITUS
UNTUK MENGURANGI
BAU KHAS

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penulisan
Dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan metode penulisan Literature
review. Metode literature review adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan
penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah
yang ingin diteliti. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis
tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dll)
tentang topik yang dibahas.
B. Strategi Pencarian Literatur
1. Analisa Masalah
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung lama atau
kronis yang ditandai masalah serius dan prevalensi dari penyakit diabetes melitus
ini berkembang sangat cepat. saat ini telah menjadi ancaman serius kesehatan
global. Indonesia juga menghadapi situasi ancaman diabetes. Dari hal tersebut
maka penyakit diabetes melitus harus di cegah dan mendapat perhatian khusus,
terutama diabetes yang sudah menimbulkan luka. Karena luka pada penyakit
diabetes melitus lama bahkan sulit untuk sembuh maka harus dilakukan perawatan
secara rutin dan bersih, pada luka diabetes melitus yang kurang mendapatkan
perawatan sering menimbulkan luka kotor dan timbul bau pada luka tersebut.
Perwatan luka diabetes haruslah bersih agar bakteri tidak berkembang biak
dan luka semakin parah, kotor, dan bau. Untuk mengatasi masalah perawatan luka
kita bisa menggunakan terapi non farmakologi salah satunya yaitu air rebusan
daun jambu biji. Selama ini mungkin kita kenal daun jambu biji sebagai obat
diare, namun sebenarnya daun jambu biji juga bisa bermanfaat sebagai antibiotik
dalam perawatan luka diabetes melitus. Dalam daun jambu biji mengandung
beberapa senyawa yang di dalamnya mengandung antibiotik, dimana antibiotik
cukup penting untuk pembersihan luka agar luka tersebut terhindar dari bakteri
sehingga tidak terjadi bau pada luka tersebut.

22
Dari hal diatas maka perlu adanya hal untuk lebih meyakinkan, dan disini akan
menggunakan formulasi dalam pencarian literature yaitu PICO:
Population : Pasien Luka Diabetes Melitus
Intervention : Pemberian air rebusan daun jambu biji
Comparison :-
Outcomes : Perawatan Luka untuk mengurangi bau

Dalam praktiknya pada pasien saya yang menderita diabetes melitus dan
terdapat luka yang bau, saya menggunakan air rebuasan daun jambu biji dalam
perwatan luka dan setelah saya lakukan dalam durasi dua kali dalam satu minggu
selama dua minggu setiap kali perawatan luka, luka yang tadinya bau menjadi
berkurang, luka juga membaik dari sebelum saya menggunakan air rebusan daun
jambu biji untuk pembersihan luka tersebut. Dari perawatan luka yang saya
lakukan bahwa air rebusan daun jambu biji dapat digunakan sebagai perawatan
luka diabetes melitus untuk mengurangi bau ataupun sebagai antibiaotik. Seperti
penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa air rebusan daun jambu biji
mengandung senyawa antibiotik yang berperan untuk membunuh bakteri dalam
luka diabetes melitus sehingga luka tersebut tidak begitu bau atau bau khas
berkurang, luka juga semakin membaik dengan matinya bakteri yang menginfeksi
luka tersebut.
2. Kata Kunci dan Database
a. Kata Kunci / Key Word

PICO Kata Kunci Bahasa Kata Kunci Bahasa Inggris


Indonesia
Population Pasien Diabetes Melitus Diabetes MelitusPatients
Intervention Pemberian Air Rebusan Giving Boiled Water For
Guava Leaves
Daun Jambu Biji
Comparation - -
Outcome Mengurangi Bau Khas Reduce The Characteritic
Odor

b. Data Base

23
Studi literaturedilakukan dengan mencari publikasi jurnal / artikel dari
literature yang berkaitan. Pencarian ini dilakukan menggunakan database:
Semantic Scholar, Pubmed, Google Scholar. Pencaharian literaturemenggunakan
keyword :diabetes melitus, daun jambu biji.

c. Kriteria Literature
1. kriteria inklusi
a) subjek pasien diabetes melitus
b) tahun terbit 10 tahun yang lalu
c) dalam bahasa Indonesia dan inggris
d) naskah full text
e) topik sesui dengan judul
2. kriteria eksklusi
a) topic tidak sesuai
b) tahun terbit terlalu lama
c) tidak dapat di akses
d. Penilaian Kualitas/Kelayanan
Bahwa penilaian kualitas menggunakan tool dari “Joanna Briggs Institute” (JBI)
sesuai dengan jenis penelitian. Artikel akan di review oleh minimal dua orang
yaitu Dosen Pembimbing dan Mahasiswa.

e. Seleksi Literature

24
Database yang digunakan Sematic
Scholar, Pubmed, Google Scholar

Kata Kunci:

Jumlah artikel yang Jumlah artikel yang Jumlah artikel yang


terjaring diawal dari terjaring diawal dari terjaring diawal dari
database 3
database 1 database 2

Jumlah artikel setelah di Ekslusi :


skrining (Inklusi)
1. Duplikasi
Database 1 (n:…) 2. 10 tahun
Database 2 (n:…) terakhir
Database 3 (n:…) 3. Tidak dapat
diakses (n:…)

Ekslusi :
Jumlah artikel yang
dapat di akses dan 1. Tidak full text
eligleble 2. Berbahasa
Indonesia dan
(n:….)
inggris
3. berbayar

Jumlah artikel yang


sesual uji kelayakan

(n:….)

Jumlah yang artikel yang


diterima (n:….)

DAFTAR PUSTAKA

25
26

Anda mungkin juga menyukai