Model Asuhan Keperawatan Profe-sional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai-
nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Hamid,
2001).
Menurut Gillies (1989) perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam pemberian
asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer
terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat kom-prehensif serta dapat dipertanggung jawab-kan,
setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer ber-tanggung jawab untuk mengadakan komu-nikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan mem-buat rencana pulang klien
jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak bertu-gas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungisonal, metode kasus, metode
tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari keempat metode ini, metode yang paling
memungkinkan pemberian pelayanan profesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini
adanya sentralisasi obat, tim-bang terima, ronde keperawatan dan super-visi (Nursalam, 2002)
Timbang Terima
Suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkai-tan dengan keadaan
klien.Tujuannya :
2. Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menaympaikan kepa-da penanggung jawab shif yang se-lanjutnya meliputi ;
Hal yang bersifat khusus dan memer-lukan perincian yang lengkap dicatat secara khusus untuk
Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan diagnosa medis, masalah
Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat perlu
dilakukan dalam suatu pola/ alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat
dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara materiil maupun secara non material
dapat dieliminir.
yang akan diberi-kan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. Obat yang telah diresepkan
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat. Perawat
menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui
oleh keluarga / klien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya mendapat-kan
penjelasan kapan/ bilamana obat terse-but akan habis. Obat yang telah diserahkan selanjutnya
Obat yang telah diambil oleh keluar-ga diserahkan pada perawat, Obat yang diserahkan dicatat dalam
buku masuk obat, perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien, lalu
melakukan penyuluhan tentang rute pem-berian obat, waktu pemberian, tujuan, efek samping,
perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien dan menan-datangani lembar penyuluhan.
Dalam pemberian obat perawat tetap melakukan kontroling terhadap pemberian obat. dicek apakah
ada efek samping, pen-gecekan setiap pagi hari untuk menentukan obat benar – benar diminum
sesuai dosis. Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.
Dalam penambahan obat dicatat dalam bu-ku masuk obat. Penyuluhan obat khusus diberikan oleh
perawat primer.
Jurnal Kesehatan
Supervisi Keperawatan
Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan pe-tunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna
mengatasinya (Azwar, 1996). Wijono (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
Berdasarkan beberapa pengertian ter-sebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah
observasi, motiva-si dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-
Supervisi dapat meningkatkan efek-tifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya
dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya
dengan makin berku-rangnya kesalahan yang dilakukan bawa-han, sehingga pemakaian sumber daya
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya tujuan suatu
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menja-min pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah
direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, se-hingga tujuan yang telah
ditetapkan organ-isasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
Dokumentasi keperawatan merupa-kan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Karena
adanya dokumentasi yang baik informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
417
mentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik
dokumentasi berfungsi se-bagi sarana komunikasi antar profesi kesehatan, sumber data untuk
pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa-ban
dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan, dan sarana untuk pemantauan asuhan keperawatan.
ma-salah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan dan
Pada model PKP juga terdapat for-mat dokumentasi seperti disebutkan diatas, namun pada model ini
Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan pendokumentasian
semua tindakan keperawatan. Catatan perkembangan pasien juga dilakukan setiap hari yang ber-
tujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana keperawatan dan catatan perkembangan
pasien dilakukan oleh PP dan catatan tindakan dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya
Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam
keperawatan. Pengkajian merupa-kan langkah awal dalam keperawatan yang mengharuskan perawat
setempat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimilki, perasaan, dan
Pengkajian
Pengkajian ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi, dan menginterpretasikan informasi
Diagnosis merupakan tahap pengam-bilan keputusan profesional dengan menganalisis data yang
telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa ru-musan diagnosis keperawatan, yaitu re-
Proses diagnosis mencakup penge-lompokan data analisis, dan merumuskan diagnosis. Diagnosis
keperawatan ada yang bersifat aktual, potensial, dan posi-bel. Perawat yang akan merumuskan diag-
nosis keperawatan harus mempunyai pengetahuan luas tentang fisiologi-patologi, area masalah
keperawatan, serta kemampuan secara objektif dan kritis. Di-agnosis keperawatan yang telah
dirumus-kan harus dimasukkan dalam daftar masa-lah keperawatan klien dan ditandatangani
Nur Hidayah
418
Intervensi
keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternatif untuk
me-nolong pasien mempertahankan kesejah-traan yang optimal. Semua kegiatan keperawatan harus
menggunakan sumber-sumber yang tersedia melalui penetapan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek.
Implementasi
kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien harus direncan-kan
untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi tujuan rencana keperawatan.
Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi
dan mendidik semua personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan,
Perawat profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang salah satunya adalah
supervisi.selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan keperawatan dengan baik, perawat
impinan yang meyakinkan bahwa pasien benar-benar menerima asuhan yang diper-lukan setiap
waktu, dan dengan cara seper-ti yang diinginkan. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar
instruksi dokter dan kegiatan rutin, biasanya mencakup pengobatan, obat-obatan, serta instruksi
keperawatan. Sedangkan untuk interaksi keperawatan, biasanya disebut rencana asuhan keperawatan.
Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima da-lam proses keperawatan. Evaluasi merupa-kan pertimbangan
sistematis dan standar adri tujuan yang dipilih sebenarnya, dibandingkan dengan penerapan praktik
yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya
dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasiakn sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai oleh
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh perawat, melalui
metode penugasan yang telah ditetapkan olehpara manajer keperawatan sebelumnya. Para manajer
keperawatan (terutama manajer tingkat bawah) terlibat dalam proses manajerial yang melibatkan
berbagai fungsi mana-jemen, dalam rangka memengaruhi dan menggerakkan bawahan. Hal itu
dilakukan agar mampu memberikan asuha keperawa-tan yang memadai, dengan kode etik dan
Jurnal Kesehatan
419
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, disamping pasien dilibatkan untuk memba-has dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dil-akukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
perawat assosciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. Tujuannya :
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
Pelaksanaan
3. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini pen-jelasan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang
perlu didiskusikan.
Nur Hidayah
416
5. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah
6. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
7. Pasca ronde perawat mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
Menurut Douglas, asuhan keperawa-tan yang sudah direncanakan dengan baik akan menimbulkan
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi se-hingga akan membuat mutu asuhan
keperawatan meningkat, yang tentunya akan membuat pasien merasa mendapatkan kepuasan.
Tanggung jawab perawat harus dijalankan dengan maksimal dan teliti, se-hingga perlu adanya
motivasi dari atasan supaya pelaksanaan tanggung jawab perawat tersebut berjalan dengan baik. Se-
makin baik tanggung jawab perawat se-makin tinggi pula asuhan keperawatan yang diberikan
terutama dalam pelaksa-naan Model Asuhan Keperawatan Profe-sional Tim (Nursalam, 2002)