(PSF404)
MODUL SESI 3
BANGUNAN – FASILITAS
DISUSUN OLEH
APT. MUCHAMMAD REZA GHOZALY, M.SI
BANGUNAN – FASILITAS
1. Prinsip
Bangunan-fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi dan letak
yang memadai, serta dirawat kondisinya untuk kemudahan pelaksanaan operasi yang benar.
Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi
ketidakjelasan, kontaminasi silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan,
sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan kontaminasi silang, penumpukan
debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat
2. Umum
3. Area penimbangan
1. Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang didesain
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
penyimpanan atau area produksi
4. Area produksi
1. Kontaminasi silang hendaklah dicegah untuk semua produk melalui desain dan
pengoperasian fasilitas pembuatan yang tepat. Tindakan pencegahan kontaminasi
silang hendaklah sepadan dengan risikonya. Prinsip Manajemen Risiko Mutu
hendaklah digunakan untuk menilai dan mengendalikan risiko.
Tergantung dari tingkat risiko, mungkin diperlukan bangunan-fasilitas dan
peralatan yang terdedikasi untuk kegiatan pengolahan dan/atau pengemasan guna
mengendalikan risiko dari beberapa obat.
Fasilitas tersendiri dipersyaratkan untuk pembuatan obat yang berisiko karena:
a. Risiko tidak dapat dikendalikan secara memadai melalui pengoperasian
dan/atau tindakan teknis
b. Data ilmiah dari evaluasi toksikologi tidak mendukung risiko yang dapat
dikendalikan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 16
c. Batas residu relevan berdasarkan hasil evaluasi toksikologi, tidak dapat
ditentukan secara memuaskan dengan metode analisis tervalidasi.
Termasuk produk yang dapat menimbulkan alergi dari bahan yang menimbulkan
sensitisasi tinggi (misal betalaktam), preparat biologis (missal dari organisme
hidup), dan produk lain seperti hormon tertentu (missal hormon seks), sitotoksika
tertentu, produk mengandung bahan aktif tertentu berpotensi tinggi serta pembuatan
produk non obat.
Panduan lebih lanjut dapat dilihat di Bab 5 Produksi, Aneks 2 Pembuatan Bahan
dan Produk Biologi untuk Penggunaan Manusia, Aneks 3 Pembuatan Gas
Medisinal, dan Aneks 9 Pembuatan Radiofarmaka.
2. Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk:
a. Memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling
berhubungan mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas kebersihan
yang dipersyaratkan
b. Mencegah kesesakan dan ketidakteraturan
c. Memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang efektif.
3. Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam
proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan
secara logis, sehingga dapat memperkecil risiko terjadi ketidakjelasan antara obat
atau komponen obat yang berbeda, mencegah kontaminasi silang dan memperkecil
risiko terlewat atau salah melaksanakan langkah proses pengolahan atau
pengawasan.
4. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang
terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak
melepaskan partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu
disinfeksi) yang mudah dan efektif.
BANGUNAN – FASILITAS
1. Area penyimpanan
3. Sarana pendukung
1. Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi dan
laboratorium pengawasan mutu.
2. Fasilitas untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan toilet hendaklah
disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses. Toilet tidak boleh
berhubungan langsung dengan area produksi atau area penyimpanan. Ruang ganti
pakaian untuk area produksi hendaklah berada di area produksi namun terpisah dari
ruang produksi.
3. Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan pemeliharaan peralatan
terpisah dari area produksi. Apabila suku cadang, asesori mesin dan perkakas
bengkel direa produksi, hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk
penyimpanan alat tersebut.
4. Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap area lain dan
dilengkapi pintu masuk terpisah (akses hewan) serta fasilitas pengendali udara yang
terpisah.
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
E. Daftar Pustaka
1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta
2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid I. Jakarta
3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta
4. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2018. Peratuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018, Jakarta