Anda di halaman 1dari 16

MODUL PENJAMINAN MUTU DAN CPOB

(PSF404)

MODUL SESI 1
PENDAHULUAN PENJAMINAN MUTU DAN CPOB

DISUSUN OLEH
APT. MUCHAMMAD REZA GHOZALY, M.SI

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
SUBTOPIK I.
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul
2. Memahami CPOB

B. Uraian dan Contoh

1. Visi dan Misi

Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan
dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan

Mata kuliah Penjaminan Mutu dan CPOB membahas mengenai CPOB terbaru yaitu
CPOB 2018. Hal – hal yang dibahas dalam perkuliahan ini adalah system mutu industry
farmasi, personalia, bangunan- fasilitas, peralatan, produksi, cara penyimpanan dan
pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri, audit mutu dan persetujuan
pemasok, keluhan dan penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, kualifikasi dan
validasi, aneks CPOM dan perbandingan antara CPOB seri 2018, 2012 serta 2006
Topik mata kuliah Farmasi fisika diselesaikan sebelum ujian tengah semester (UTS)
dan setelah UTS atau sebelum ujian akhir semester (UAS).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
Adapun topik-topik perkuliahan sebelum UTS adalah:
1. Sistem Mutu Industri Farmasi
2. Personalia
3. Bangunan – Fasilitas
4. Peralatan
5. Produksi
6. Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik
7. Pengawasan Mutu

Sedangkan topik-topik perkulaiahan perkuliahan sebelum UAS adalah:

8. Inspeksi diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok


9. Keluhan dan Penarikan Produk
10. Dokumentasi
11. Kegiatan Alih Daya
12. Kualifikasi dan Validasi
13. Aneks CPOB 2018
14. Perbandingan antara CPOB 2018 dan CPOB 2012 serta CPOB 2006

3. Buku Referensi dan Komponen Penilaian

Mata kuliah Penjaminan Mutu dan CPOB memiliki tujuan perkuliahan yang harus
diwujudkan dalam satu semester perkuliahan. Adapun tujuan perkuliahan yang dimaksud
adalah:
Setelah selesai pembelajaran diharapkan:
1. Mahasiswa dapat memahami dasar – dasar Penjaminan Mutu dan CPOB
2. Mahasiswa dapat menguraikan tentang aspek – aspek Penjaminan Mutu dan CPOB
3. Mahasiswa dapat memberi contoh aspek – aspek Penjaminan Mutu dan CPOB
Untuk mencapai tujuan tersebut, mata kuliah Farmasi fisika menggunakan berbagai buku
referensi. Ada beberapa buku yang direkomendasikan untuk dipelajari, yakni:
1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid I. Jakarta
3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta
4. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2018. Peratuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018, Jakarta
Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari kehadiran, UTS,
UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan ditambah dengan kuis,
sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan karena ditekankan pada aspek aktivitas
di website. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 30 %
c. Kuis = 20 %
d. Tugas = 20 %

C. Latihan
1. Sebutkan visi Universitas Esa Unggul !
2. Jelaskan klasifikasi topik-topik perkuliahan mata kuliah Penjaminan Mutu dan
CPOB !
3. Sebutkan salah satu buku yang digunakan dalam perkuliahan Penjamianan Mutu
dan CPOB !

D. Kunci Jawaban

1. Visi Universitas Esa Unggul adalah menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi
2. Adapun topik-topik perkuliahan sebelum UTS adalah:

• Sistem Mutu Industri Farmasi


• Personalia
• Bangunan – Fasilitas
• Peralatan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 3 / 16
• Produksi
• Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik
• Pengawasan Mutu

Sedangkan topik-topik perkulaiahan perkuliahan sebelum UAS adalah:

• Inspeksi diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok


• Keluhan dan Penarikan Produk
• Dokumentasi
• Kegiatan Alih Daya
• Kualifikasi dan Validasi
• Aneks CPOB 2018
• Perbandingan antara CPOB 2018 dan CPOB 2012 serta CPOB 2006
3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2018. Peratuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018, Jakarta

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
SUBTOPIK 2
SISTEM MUTU INDUSTRI FARMASI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa dapat memahami sistem mutu industi farmasi
2. Mahasiswa dapat menguraikan tentang sistem mutu industi farmasi

B. Uraian dan Contoh

1. Prinsip

Pemegang Izin Industri Farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai
tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan Izin Edar atau Persetujuan Uji Klinik, jika
diperlukan, dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan pasien pengguna disebabkan
karena keamanan, mutu atau efektivitas yang tidak memadai. Industri farmasi harus
menetapkan manajemen puncak yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan atau
pabrik dengan kewenangan dan tanggung jawab memobilisasi sumber daya dalam perusahaan
atau pabrik untuk mencapai kepatuhan terhadap regulasi.
Manajemen puncak bertanggung jawab untuk pencapaian sasaran mutu, yang
memerlukan partisipasi dan komitmen dari personel pada semua tingkat di berbagai
departemen dalam perusahaan, juga pemasok dan distributor. Untuk mencapai sasaran mutu
yang handal, diperlukan Sistem Mutu yang didesain secara komprehensif dan diterapkan
secara benar serta mencakup Cara Pembuatan Obat yang Baik dan Manajemen Risiko Mutu.
Pelaksanaan sistem ini hendaklah didokumentasi lengkap dan dimonitor dipantau
efektivitasnya. Semua bagian Sistem Mutu hendaklah didukung ketersediaan personel yang
kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang cukup dan memadai. Tambahan
tanggung jawab legal diberikan kepada pemegang Izin Industri Farmasi (IIF) dan kepada
Pemastian Mutu.
Konsep dasar Manajemen Mutu, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dan
Manajemen Risiko Mutu adalah saling terkait. Konsep dasar yang diuraikan di sini
menekankan kepentingan hubungan konsep tersebut dalam produksi dan pengawasan obat.
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Unsur dasar manajemen mutu adalah:
1. Suatu infrastruktur atau sistem mutu Industri Farmasi yang tepat mencakup
struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya; dan
2. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang
dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Semua bagian Sistem Mutu Industri Farmasi hendaklah didukung dengan ketersediaan
personel yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang cukup dan memadai.
Kepala Bagian Pemastian Mutu memiliki tambahan tanggung jawab secara hukum.

2. Penjelasan Sistem Mutu Industri Farmasi

1. Manajemen Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua aspek baik
secara individual maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu produk.
Manajemen Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat, dengan tujuan
untuk memastikan bahwa obat memiliki mutu yang sesuai tujuan penggunaan.
Oleh karena itu Manajemen Mutu mencakup juga Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB)
2. CPOB diterapkan di semua tahap siklus hidup dari pembuatan obat untuk uji
klinik, transfer teknologi, produksi komersial hingga produk tidak diproduksi lagi.
Namun, Sistem Mutu Industri Farmasi dapat meluas ke tahap siklus hidup
pengembangan produk seperti diuraikan dalam ICH Q10, yang memfasilitasi
inovasi dan perbaikan berkesinambungan serta memperkuat hubungan antara
kegiatan pengembangan produk dan kegiatan pembuatan produk.
3. Luas dan kompleksitas aktivitas perusahaan hendaklah dipertimbangkan saat
mengembangkan suatu Sistem Mutu Industri Farmasi yang baru maupun ketika
memodifikasi sistem yang sudah ada. Desain system hendaklah menggabungkan
prinsip-prinsip manajemen risiko yang tepat termasuk penggunaan perangkat yang
tepat. Sementara beberapa aspek suatu sistem dapat berlaku di seluruh unit
perusahaan dan aspek lain hanya di satu pabrik yang spesifik, keefektifan suatu
sistem biasanya ditunjukkan pada tingkat unit.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
4. Suatu Sistem Mutu Industri Farmasi yang tepat bagi pembuatan obat hendaklah
menjamin bahwa:
• Realisasi produk diperoleh dengan mendesain, merencanakan,
mengimplementasikan, memelihara dan memperbaiki sistem secara
berkesinambungan sehingga secara konsisten menghasilkan produk dengan
atribut mutu yang tepat.
• Pengetahuan mengenai produk dan proses dikelola pada seluruh tahapan
siklus hidup
• Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang memerhatikan
ketentuan CPOB
• Kegiatan produksi dan pengawasan diuraikan secara jelas dan mengacu
pada ketentuan CPOB
• Tanggung jawab manajerial diuraikan secara jelas
• Pengaturan ditetapkan untuk pembuatan, pemasokan dan penggunaan bahan
awal dan pengemas yang benar; seleksi dan pemantauan pemasok, dan
untuk memverifikasi setiap pengiriman bahan berasal dari pemasok yang
disetujui
• Proses tersedia untuk memastikan manajemen kegiatan alih daya
(outsource)
• Kondisi pengawasan ditetapkan dan dipelihara dengan mengembangkan dan
menggunakan sistem pemantauan dan pengendalian yang efektif untuk
kinerja proses dan mutu produk
• Hasil pemantauan produk dan proses diperhitungkan dalam pelulusan bets,
dalam investigasi penyimpangan, dan untuk menghindarkan potensi
penyimpangan di kemudian hari dengan memperhitungkan tindakan
pencegahannya
• Semua pengawasan yang diperlukan terhadap produk antara dan
pengawasan selama-proses serta validasi dilaksanakan;
• Perbaikan berkelanjutan difasilitasi melalui penerapan peningkatan mutu
yang sesuai dengan kondisi terkini terhadap pengetahuan tentang produk
dan proses

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
• Pengaturan tersedia untuk evaluasi prospektif terhadap perubahan yang
direncanakan dan persetujuan terhadap perubahan sebelum
diimplementasikan dengan memerhatikan laporan dan, di mana diperlukan,
persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan;
• Setelah pelaksanaan perubahan, evaluasi dilakukan untuk mengonfirmasi
pencapaian sasaran mutu dan bahwa tidak terjadi dampak merugikan
terhadap mutu produk
• Analisis akar penyebab masalah yang tepat hendaklah diterapkan selama
investigasi penyimpangan, dugaan kerusakan produk dan masalah lain.
• Penilaian produk mencakup kajian dan evaluasi terhadap dokumen produksi
yang relevan dan penilaian deviasi dari prosedur yang ditetapkan
• Obat tidak boleh dijual atau didistribusikan sebelum Pemastian Mutu
meluluskan tiap bets produksi yang dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam Izin Edar dan peraturan lain yang
berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan dan pelulusan produk
• Pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa, sedapat mungkin,
produk disimpan, didistribusikan dan selanjutnya ditangani agar mutu tetap
dipertahankan selama masa kedaluwarsa obat
• Tersedia proses inspeksi diri dan/atau audit mutu yang mengevaluasi
efektivitas dan penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi secara berkala.
5. Manajemen puncak memiliki tanggung jawab paling tinggi untuk memastikan
Sistem Mutu Industri Farmasi yang efektif tersedia, mempunyai sumber daya
yang memadai dan bahwa peran, tanggung jawab, dan wewenang ditetapkan,
dikomunikasikan dan diimplementasikan di seluruh organisasi. Kepemimpinan
dan partisipasi aktif manajemen puncak dalam Sistem Mutu Industri Farmasi
sangat penting. Kepemimpinan ini hendaklah menjamin dukungan dan
komitmen personel di semua tingkat dan pabrik dalam organisasi terhadap
Sistem Mutu Industri Farmas
6. Secara berkala hendaklah dilakukan pengkajian manajemen terkait
pengoperasian Sistem Mutu Industri Farmasi dengan melibatkan manajemen
puncak, untuk mengidentifikasi peluang perbaikan produk, proses dan sistem
secara berkelanjutan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
7. Sistem Mutu Industri Farmasi hendaklah ditetapkan dan didokumentasi. Manual
Mutu atau dokumentasi setara hendaklah ditetapkan dan mengandung deskripsi
sistem manajemen mutu termasuk tanggung jawab manajemen

3. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

1. CPOB adalah bagian dari Manajemen Mutu yang memastikan obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan
tujuan penggunaan dan persyaratan Izin Edar, Persetujuan Uji Klinik atau
spesifikasi produk. CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu. Prinsip
dasar CPOB adalah:
• Semua proses pembuatan obat ditetapkan secara jelas, dikaji secara
sistematis berdasarkan pengalaman dan terbukti mampu menghasilkan obat
yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang ditetapkan secara
konsisten
• Tahap kritis dalam proses pembuatan, dan perubahan signifikan dalam
proses divalidasi
• Tersedia semua fasilitas CPOB yang diperlukan mencakup:
i. Personel terkualifikasi dan terlatih
ii. Bangunan-fasilitas dengan luas yang memadai
iii. Peralatan dan sarana penunjang yang sesuai
iv. Bahan, wadah dan label yang benar
v. Prosedur dan instruksi yang disetujui sesuai Sistem Mutu Industri
Farmasi
vi. Tempat penyimpanan dan transportasi memadai.
• Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan Bahasa jelas,
tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada fasilitas yang
tersedia
• Prosedur dan instruksi dilaksanakan dengan benar dan operator diberi
pelatihan untuk menerapkannya
• Pencatatan dilakukan selama pembuatan baik secara manual dan/atau
dengan alat pencatat yang menunjukkan bahwa semua langkah pembuatan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan
bahwa jumlah serta mutu produk sesuai yang diharapkan
• Setiap penyimpangan signifikan dicatat dengan lengkap, diinvestigasi
dengan tujuan untuk menentukan akar masalah dan pelaksanaan tindakan
korektif dan tindakan pencegahan yang tepat
• Catatan pembuatan termasuk distribusi obat yang memungkinkan
ketertelusuran riwayat bets, disimpan dalam bentuk yang komprehensif dan
mudah diakses
• Cara Distribusi Obat yang Baik memperkecil risiko yang berdampak pada
mutu obat
• Sistem penarikan bets obat dari peredaran tersedia
• Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu
diinvestigasi serta tindakan tepat diambil terkait cacat produk dan
pencegahan keberulangan keluhan.

4. Pengawasan Mutu

1. Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang mencakup pengambilan


sampel, spesifikasi dan pengujian, serta mencakup organisasi, dokumentasi dan
prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan
relevan telah dilakukan. Bahan tidak boleh diluluskan untuk digunakan dan
produk tidak boleh diluluskan untuk dijual atau didistribusi sampai mutunya
dinilai memuaskan. Prinsip dasar Pengawasan Mutu adalah :
• Fasilitas memadai, personel terlatih dan tersedia prosedur yang disetujui
untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan bila perlu
untuk pemantauan kondisi lingkungan sesuai tujuan CPOB
• Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personel yang ditetapkan dan
menggunakan metode yang disetujui
• Metode pengujian telah tervalidasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
• Pencatatan dilakukan secara manual dan/atau dengan alat pencatat selama
pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan
dalam prosedur pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian benar-
benar telah dilaksanakan. Tiap penyimpangan dicatat lengkap dan
diinvestigasi
• Produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan
kuantitatif sesuai dengan yang tercantum dalam Izin Edar atau Persetujuan
Uji Klinik, memiliki derajat kemurnian yang dipersyaratkan serta dikemas
dalam wadah yang sesuai dan pelabelan yang benar
• Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang secara
formal dinilai terhadap spesifikasi
• Sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang
cukup sesuai Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal, untuk
pengujian ulang di kemudian hari bila perlu. Sampel produk jadi disimpan
dalam kemasan akhir.

5. Pengkajian Mutu Produk

1. Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat
terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk
jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk
produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan
tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang
sebelumnya dan hendaklah meliputi paling sedikit:
• Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk
produk, terutama yang dipasok dari sumber baru; khususnya pengkajian
ketertelusuran rantai pasokan bahan aktif obat
• Kajian terhadap pengawasan selama-proses kritis dan hasil pengujian
produk jadi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
• Kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan dan investigasi yang dilakukan
• Kajian terhadap semua penyimpangan atau ketidaksesuaian mutu yang
signifikan, investigasi terkait yang dilakukan dan efektivitas hasil tindakan
korektif dan pencegahan
• Kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau
metode analisis
• Kajian terhadap variasi Izin Edar yang diajukan, disetujui atau ditolak
termasuk dokumen registrasi untuk produk ekspor
• Kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang
tidak diinginkan
• Kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat
terkait mutu produk, termasuk investigasi yang telah dilakukan
• Kajian kelayakan tindakan korektif sebelumnya terhadap proses produk atau
peralatan
• Kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru
mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan pendaftaran
• Status kualifikasi peralatan dan sarana penunjang kritis yang relevan misal
sistem tata udara (HVAC), sistem pengolahan air, gas bertekanan, dan lain-
lain
• Kajian terhadap ketentuan teknis kontrak pembuatan obat sebagaimana
diuraikan dalam Kontrak di Bab 11 Kegiatan Alih Daya untuk memastikan
tetap mutakhir.
2. Industri farmasi dan Pemegang Izin Edar apabila berbeda, hendaklah
mengevaluasi hasil pengkajian dan penilaian apakah tindakan korektif dan
pencegahan atau validasi ulang yang telah dilakukan sesuai dengan yang
ditetapkan Sistem Mutu Industri Farmasi. Hendaklah disiapkan prosedur
manajemen untuk pengelolaan secara berkesinambungan dan pengkajian atas
tindakan ini. Efektivitas dari prosedur ini diverifikasi saat pelaksanaan inspeksi
diri. Pengkajian mutu dapat dikelompokkan menurut jenis produk, misal sediaan
padat, sediaan cair, produk steril, d.l.l. yang dijustifikasi secara ilmiah.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
6. Manajemen Risiko Mutu
1. Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan
penilaian, pengendalian, komunikasi dan pengkajian risiko terhadap mutu obat.
Proses ini dapat diaplikasikan baik secara proaktif maupun retrospektif.
2. Prinsip Manajemen Risiko Mutu adalah:
• Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara
ilmiah, pengalaman dengan proses yang sudah disetujui dan pada akhirnya
dikaitkan pada perlindungan pasien
• Tingkat upaya pengambilan tindakan, formalitas dan dokumentasi dari
proses manajemen risiko mutu sepadan dengan tingkat risiko.

C. Latihan

1. Jelaskan tentang salah satu bagian dalam system mutu industry farmasi !
2. Jelaskan tentang manajemen risiko mutu !
3. Jelaskan tentang pengkajian mutu produk !
4. Sebutkan prinsip dasar pengawasan mutu !

D. Kunci Jawaban

1. Manajemen Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua aspek baik
secara individual maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu produk.
Manajemen Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat, dengan tujuan
untuk memastikan bahwa obat memiliki mutu yang sesuai tujuan penggunaan. Oleh
karena itu Manajemen Mutu mencakup juga Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB)
CPOB diterapkan di semua tahap siklus hidup dari pembuatan obat untuk uji klinik,
transfer teknologi, produksi komersial hingga produk tidak diproduksi lagi. Namun,
Sistem Mutu Industri Farmasi dapat meluas ke tahap siklus hidup pengembangan
produk seperti diuraikan dalam ICH Q10, yang memfasilitasi inovasi dan
perbaikan berkesinambungan serta memperkuat hubungan antara kegiatan
pengembangan produk dan kegiatan pembuatan produk.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
2. Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan penilaian,
pengendalian, komunikasi dan pengkajian risiko terhadap mutu obat. Proses ini
dapat diaplikasikan baik secara proaktif maupun retrospektif.
Prinsip Manajemen Risiko Mutu adalah:
• Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara
ilmiah, pengalaman dengan proses yang sudah disetujui dan pada akhirnya
dikaitkan pada perlindungan pasien
• Tingkat upaya pengambilan tindakan, formalitas dan dokumentasi dari
proses manajemen risiko mutu sepadan dengan tingkat risiko.
3. Pengkajian mutu produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap semua obat
terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuaian dengan spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan produk
jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk
produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan tiap
tahun dan didokumentasikan
4. Prinsip dasar Pengawasan Mutu adalah :
• Fasilitas memadai, personel terlatih dan tersedia prosedur yang disetujui
untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, dan bila perlu
untuk pemantauan kondisi lingkungan sesuai tujuan CPOB
• Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personel yang ditetapkan dan
menggunakan metode yang disetujui
• Metode pengujian telah tervalidasi
• Pencatatan dilakukan secara manual dan/atau dengan alat pencatat selama
pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan
dalam prosedur pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian benar-
benar telah dilaksanakan. Tiap penyimpangan dicatat lengkap dan
diinvestigasi
• Produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan
kuantitatif sesuai dengan yang tercantum dalam Izin Edar atau Persetujuan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
Uji Klinik, memiliki derajat kemurnian yang dipersyaratkan serta dikemas
dalam wadah yang sesuai dan pelabelan yang benar
• Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang secara
formal dinilai terhadap spesifikasi
• Sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang
cukup sesuai Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal, untuk
pengujian ulang di kemudian hari bila perlu. Sampel produk jadi disimpan
dalam kemasan akhir.

E. Daftar Pustaka

1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2012. Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta
2. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid I. Jakarta
3. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Petunjuk Operasional Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta
4. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2018. Peratuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018, Jakarta

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai