K111 14 072
2. MIRNA APRIANI.M
K111 14 085
3. WILIS MILAYANTI
K111 14 329
DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
LEMBAR PENGESAHAN
: Puskesmas Pampang
Anggota Kelompok
: 1. RISKA ZULFIAH
K111 14 072
2. MIRNA APRIANI.M
K111 14 085
3. WILIS MILAYANTI
K111 14 329
Mengetahui,
Penanggung Jawab Praktikum,
Pembimbing Materi,
NIP: 198710042014041001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Praktik
Surveilans Gambaran Surveilans Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis di
Puskesmas Pampang Tahun 2013-2015.
Laporan ini disusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan dalam
penilaian tugas mata kuliah praktik surveilans di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
Perlu disdari bahwa penyusunan laporan ini tidak dapat selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian.Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati disampaikan terimakasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1. Latar Belakang..............................................................................................
1.2. Tujuan............................................................................................................
1.3.1 Praktis...........................................................................................
1.3.2 Ilmiah...........................................................................................
3. Mahasiswa..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
2.1 Tinjauan Teori Mengenai Penyakit Tuberkulosis.......................................
BAB V PENUTUP................................................................................................
5.1 Kesimpulan..................................................................................................
5.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Indikator Program Pengendalian TB.........................................................20
Tabel 2 Karakteristik Data.................................................................................. 289
Tabel 3 Distribusi Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Bulan di Puskesmas
Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Tahun 2013-2015. .33
Tabel 4 Distribusi Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Tahun di Puskesmas
Pampang Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Tahun 2013-2015 394
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Pampang
Berdasarkan Kelurahan Tempat Tinggal Tahun 2013-2015.....................35
Tabel 6 Distribusi Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Kelompok umur di
Puskesmas Pampang Kecamatan Panakukkang Makassar Tahun 20132015........................................................................................................337
Tabel 7 Distribusi Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Jenis Kelamin di
Puskesmas Pampang Kecamatan Panakukkang Makassar Tahun 20132015........................................................................................................349
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Surveilans......................................................................................25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Absensi Praktik Surveilans
Lampiran 3 Gant Chart
Lampiran 4 Foto Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh
kuman TBC (Mycobakterium tuberculosis). Pada penyakit tuberkulosis
jaringan yang paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %), tetapi dapat
juga mengenai tubuh lainnya. Gejala yang biasanya muncul adalah demam,
batuk darah, batuk yang biasanya berlangsung lama dan produktif yang
berdurasi lebih dari 3 minggu.Penyakit TB biasanya menular melalui udara
yang tercemar dengan bakteri Mycobakterium tuberculosisyang dilepaskan
pada saat penderita TB batuk, sedangkan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TB dewasa. Bakteri ini sering masuk dan
berkumpul di dalam paru-paru dan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melaui pembuluh darah atau kelenjar getah bening (Price,dkk.,
2006).
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
dunia. Organisasi Kesehatan Duniamemperkirakan sepertiga dari populasi dunia
telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan
salah satu masalah kesehatan yang utama di dunia. Setiap tahun terdapat 9 juta
kasus baru dan kasus kematian hampir mencapai 2 juta manusia. Semua negara
telah terdapat penyakit ini, tetapi yang terbanyak di Afrika sebesar 30%, Asia
sebesar 55%, dan untuk China dan India secara tersendiri sebesar 35% dari
semua kasus tuberkulosis (WHO, 2011).
Laporan World Health Organization (WHO) TB adalah penyakit kedua
setelah HIV dan AIDS sebagai pembunuh terbesar di seluruh dunia karena
agen menular tunggal.Pada tahun 2007 bahwa Indonesia penderita TB Paru
yaitu sekitar 528 ribu. Pada tahun 2009 terdapat sekitar 9,4 juta penderita
kasus TB Paru secara global. Di lihat secara prevalensinya TB Paru di dunia
mencapai 14 juta kasus atau sama dengan 200 kasus per 100.000 penduduk.
Pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta orang jatuh sakit karena TB dan 1,4 juta
meninggal karena TB. Lebih dari 95% kematian akibat TB Paru terjadi di
negara berpenghasilan rendah dan menengah, sedangkan laporan WHO pada
tahun 2009 dan 2010, mencatat peringkat Indonesia menurun dibawah India,
Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria(WHO, 2010).
Dilihat lagi pada tahun 2011 kasus TB Paru semakin menurun yang
masih terdapat 450.000 kasus danitulah yang menyebabkan masih tingginya
jumlah kasus baru TB di negara kita yaitu menempati tiga besar negara
dengan penderita TB terbanyak. Penyakit TB di Indonesia masih bersaing
dengan penyakit tidak menular yang masih memunyai masalah penyebab
kematian seperti penyakit jantung koroner.Kajian medis tentang TB terus
menerus dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian, bahkan
sampai pada efek pemakaian obat sampai resisten obat(Syafar, 2011). Setiap
tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat TB dan terdapat 450.000 kasus TB
paru. Tiga per empat dari kasus TB ini terdiri dari usia produktif 15 - 49 tahun
(Kemenkes RI, 2011).
Jumlah penderita penyakit tuberkulosis di Sulawesi Selatan masih
tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
pada tahun 2011, penderita penyakit menular ini mencapai 8.939 kasus
dengan peningkatan jumlah penderita sebesar 55 %. Angka ini meningkat
signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 7.820 kasus. Dalam hal
ini penyakit TB masih menjadi masalah serius yang perlu penanganan yang
khusus dan lebih lanjut (Dinkes Prov. Sulawesi Selatan, 2011).
Jumlah pasien pada golongan penyakit TB Paru BTA (+) pada tahun
2013 di Balai Besar Kesehatan Paru Kota Makassar mencakup 563 penderita,
sedangkan pada golongan penyakit TB Paru BTA (-) lebih banyak yang
mencakup 6.341 penderita. Sedangkan data kunjungan rawat jalan
berdasarkan jenis kelaminnya pada bulan Januari Juni Tahun 2003 laki-laki
berjumlah 7776 dan perempuan berjumlah 6358. Dalam hal ini jumlah lakilaki lebih banyak daripada perempuan (Maharani,dkk., 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diketahui penyakit
tuberkulosis merupakan penyakit yang sangat berbahaya, dan untuk
mendapatkan gambaran epidemiologis penyakit tuberkulosis serta informasi
Tujuan Umum
Secara umum praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran epidemiologis penyakit tuberkulosis di Puskesmas Pampang
selama tiga tahun terakhir serta informasi mengenai pelaksanaan
program surveilans di puskesmas tersebut.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi penyakit Tuberkulosis menurut waktu
(time), tempat (place), dan orang (person), di Puskesmas Pampang
Kota Makassar tahun 2013-2015.
b. Untuk mengetahui gambaran proses pelaksanaan surveilans penyakit
tuberkulosis yaitu pengamatan, pencatatan, pengolahan dan analisis
data, serta diseminasi penyakit di Puskesmas Pampang Kota
Makassar.
c. Untuk mengetahui gambaran atribut surveilans yaitu Kesederhanaan
(simplicity),
fleksibilitas
(flexibility),
dan
ketepatan
waktu
1.3.3 Mahasiswa
Aplikasi ilmu dan pengalaman berharga serta dapat menambah
wawasan ilmiah dan pengetahuan penulis tentang penyakittuberkulosis.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam
mengadakan praktik surveilans yang selanjutnya mengaplikasikan teori
yang diperoleh di ruang kuliah dengan melihat keadaan yang
sebenarnya di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Mengenai Penyakit Tuberkulosis (TB)
2.1.1 Definisi TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (MycrobacteriumTuberculosis) temasuk
dalam
family
Mycrobacteriaceae
dan
temasuk
dalam
ordo
Tuberkulosis Paru
TB paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil 3 kali
pemeriksaan dahak, radiologis
atau kultus
Mycobacterium
limfe,
pleuritis
eksudatuva
paru,
10
secara sistematis
dan terus
populasi, mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahanperubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya
surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat
keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian penyakit (Last, 2001).
Surveilans dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisis,
interpretasi data dan penyampaian informasi dalam upaya menguraikan
dan memantau suatu penyakit atau peristiwa kesehatan. Sedangkan
surveilans epidemiologi penyakit tidak menular merupakan analisis
terus menerus dan
11
informasi
untuk
menentukan
prioritas
program
kecenderungan
(trend)
penyakit
endemis
dan
b. Manfaat Surveilans
Mempelajari pola kejadian penyakit potensial pada populasi sehingga
dapat efektif dalam investigasi, controling dan pencegahan penyakit di
populasi.
1) Identifikasi dan perhitungan tren dan pola penyakit.
a) Identifikasi kelompok resiko tinggi menurut waktu, orang dan
tempat.
b) Identifikasi faktor resiko dan penyebab lainnya.
12
penggunaan
laboratorium
(termasuk
hasil
tes
laboratorium).
e. Laporan penyelidikan kasus individu.
Survei khusus (misalnya: pengunjung masuk ke rumah sakit, daftar
penyakit dan survei serologi).
a. Informasi hewan reservoir
b. Data demografi
c. Data lingkungan
Macam-macam sumber data dalam surveilans epidemiologi
menurut (Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003) :
a. Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
dan masyarakat.
b. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
serta laporan kantor pemerintah dan masyarakat.
c. Data
demografi
yang
dapat
diperoleh
dari
unit
statistik
13
d. Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan
geofisika.
e. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan dan masyarakat.
f. Data kondisi lingkungan.
g. Laporan wabah.
h. Laporan penyelidikan wabah/KLB.
i. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
j. Studi epidemiologi dan hasil penelitian lainnya.
k. Data hewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat
diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
l. Laporan kondisi pangan.
2.2.4 Atribut Surveilans
Atribut surveilans terbagi menjadi tujuh adalah sebagai berikut:
a. Simplicity (kesederhanaan)
Kesederhanaan surveilans berarti struktur yang sederhana dan
mudah dioperasikan. Sistem surveilans sebaiknya sesederhana
mungkin, tetapi dapat mencapai objektif. Metode yang
digunakan dalam atribut simplicity (kesederhanaan) adalah
kerangka yang menggambarkan alur informasi dan hubungannya
dengan sistem surveilans dapat menolong untuk menilai
kesederhanaan atau kemajemukan suatu surveilans. Ukuranukuran
yang
dapat
dipertimbangkan
dalam
menilai
14
perubahan
definisi
kasus,
dan
variasi
melaksanakan sistem
15
16
telepon dipengaruhi
oleh :
1) Banyak yang mempengaruhi telepon, berada di rumah ketika
ditelepon, dan setuju untuk ikut serta.
2) Kemampuan orang untuk mengerti
pertanyaan
dan
surveilans
yang
representative
adalah
dapat
17
waktu
mengidentifikasi
adalah
trend,
waktu
KLB,
yang
atau
diperlukan
hasil
dari
untuk
tindakan
kesmas.
Uraian sistem yang akan dievaluasi.
Tingkat pemanfaatan data.
Evaluasi sistem menurut atribut.
Uraian kesimpulan dan saran atau rekomendasi.
Adapun tujuan evaluasi sistem surveilans adalah sebagai berikut:
TB
dalam
Tujuan
ACUAN
Saat
Target Ini
Status
Sumber
19
Dasa
MDGs
r
2015
Tujuan 6 : Memerangi HIV/AIDS,Malaria dan Penyakit menular lainnya
Tujuan 6c: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah
kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga Tahun
2015
Angka kejadian,
prevalensi dan
6.9 tingkat
kematian akibat
Tuberkulosis
Angka kejadian
Laporan
Tuberkulosis
TB
238 Diberhentik Sudah
6.9. (semua
343
(200
an, mulai
tercap
Global
(1990)
a
kasus/100,000
9)
berkurang
ai
WHO,20
penduduk/Tahu
09
n)
Tingkat
prevalensi
Sudah
244
6.9.
443
(200
Tuberkulosisi
tercap
(1990)
b.
9)
(per 100,000
ai
penduduk)
Tingkat
kematian
Sudah
39
6.9.c karena
92
(200
tercap
(1990)
.
tuberkulosis
9)
ai
(per 100,000
penduduk)
Proporsi jumlah
kasus
Tuberkulosis
6.10 yang terdeteksi
dan diobati
dalam program
DOTS
6.10 Proporsi jumlah
20,0% 73,1
70,0%
Sudah Laporan
(2000)
.a
kasus
%
Tercap
TB
(200
Tuberkulosis
ai
Global
9)
yang terdeteksi
WHO,20
dalam program
09
20
6.10
.b
DOTS
Proporsi kasus
tuberkulosis
yang diobati
dan sembuh
dalam program
DOTS
2.3.2
87,0%
(2000)
91,0
%
(200
9)
Laporan
Kemenke
s 2009
85,0%
yang
dilayani
di
puskesmas
dan
diberikan
kepada
penderitanya.
4. Formulir Laporan Bulanan penyakit TB (sesuai format laporan
surveilans yang sudah ada).
5. Buku Register seperti Buku Register Tatalaksana dan Buku
Register Rujukan.
21
2.3.3
surveilans
Tuberkulosis
berbasis
pada
22
Puskesmas
melakukan
penyelidikan
epidemiologi
dan
lingkungan,
serta
perencanaan
dan
keberhasilan
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota ini menggunakan formulir standar yang sudah ada.
Setiap bulan paling lambat tanggal 10 telah terkirimkan di Dinkes
Kabupaten/ Kota ke Propinsi/ Pusat dalam disket hasil entri data/
rekapitulasi frekuensi laporan triwulan dikirimkan paling lambat
tanggal 20 bulan berikutnya ke Dinkes propinsi/ Direktorat Jenderal
PP dan PL Depkes RI.Berikut ini mekanisme pelaporan penyakit TB.
a. Di mulai dari tingkat Puskesmas, pustu, bides ke pelaksana
kegiatan di puskesmas. Pelaksana kegiatan merekapitulasi data
yang dicatat baik di dalam gedung maupun di luar gedung, serta
laporan dari pustu dan bides. Hasil rekapitulasi oleh pelaksana
kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Di tingkat Dinas Kabupaten/Kota hasil rekapitulasi/entri data,
setiap tanggal1 5 disampaikan ke pengelola program kabupaten
kemudian rekap dikoreksi, diolah dan dimanfaatkan sebagai
bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis program dan tindak
lanjut yang diperlukan dalam melaksanakan program.Setiap tiga
bulan hasil rekap dikirimkan ke dinkes propinsi dan direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Depkes RI.
23
disampaikan
untuk
diolah
dan
Diseminasi
Diseminasi adalah penyebarluasan hasil kegiatan surveilans
kepada
pihak
yang
berkepentingan
(stakeholders,
pengelola
24
Pengambilan
Data
Kompilasi
Data
Analisis
Data &
Interpretasi
Pelaporan
Data
Keputusan
Penemuan Tindak
Lanjut
Pemberian
Feed Back
Investigas
i
Tindakan
Gambar .1
Alur Surveilans
Sumber: Amiruddin, Ridwan (2013)
25
BAB III
METODE PRAKTIK
3.1 Teknik Pengumpulan Data
3.1.1
Jenis Pengamatan
Pengamatan yang dipakai dalam praktik surveilans ini adalah
deskriptif. Pengamatan deskriptif merupakan pengamatan yang
bertujuan untuk menggambarkan distribusi dan frekuensi kejadian
penyakit menurut waktu, tempat dan orang.
3.1.2
pada
26
a. Sampel
Sampel pada kegiatan ini adalah seluruh data surveilans
penyakit Tuberkulosis di Puskesmas Pampang Kota Makassar
tahun 2013 - 2015.
b. Informan
Informan responden dalam kegiatan penelitian ini adalah
petugas surveilans, dan petugas puskesmas yang diberi wewenang
untuk manangani penyakitTuberkulosis Puskesmas Pampang Kota
Makassar.
27
data
akan
dilakukan
secara
komputerisasi
dengan
Waktu
Pelaksanaan pengamatan praktik surveilansakandilakukan
selama tiga minggu dimulai pada tanggal 17 Oktober 11 November
3.4.2
tahun 2016.
Lokasi pengamatan
Praktik survailans akan dilaksanakan di Puskesmas Pampang
Kota Makassar bagian unit surveilans khususnya pada Sistem
Pencatatan
(SP2TP) dan
28
Tabel 2
Karakteristik Data
NO
1.
Nama
variable
Simplicity
2.
Flexibility
3.
Acceptability
4.
Sensitivity
5.
Predictive
value positif
Definisi operasional
Atribut survailans :
Kesederhanaan
struktur
dan
kemudahan
pengoperasionnya
yang
dapat dilihat dari diagram
alur informasi dan umpan
balik dalam suatu sistem
survailans.
Dapat menyesuaikan diri
dengan
perubahan
informasi yang dibutuhkan
atau situasi pelaksanaan
tanpa disertai peningkatan
yang
berarti
akan
kebutuhan biaya, tenaga
dan waktu.
Kemauan seseorang atau
organisasi
untuk
berpartisipasi
dalam
memanfaatkan
sistem
survailans.
Sensitifitas suatu sistem
survailans dapat dilihat
pada
dua
tingkatan.
Pertama,
pada
tingkat
pengumpulan data yaitu
proporsi kasus dari suatu
penyakit yang dideteksi
oleh
sistem
survailans.
Kedua, sistem dapat dinilai
akan
kemampuannya
mendeteksi KLB.
Nilai prediksi positif adalah
proporsi dari populasi yang
diidentifikasikan
sebagai
Katego
ri data
Rencana
penyajia
n data
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
29
Sumbe
data
Wawan
a
6.
7.
Timelines
8.
Data Quality
9.
Stability
1.
Pengumpula
n data
Ketepatan
waktu
menggambarkan
kecepatan
atau
kelambatan
diantara
langkah-langkah
dalam
suatu sistem survailans,
misalnya
waktu
yang
diperlukan
untuk
mengidentifikasi trend, KLB
atau hasil dari tindakan
penanggulangan.
Kualitas data berhubungan
dengan
data
atribut
acceptability
dan
representativeness
Stabilitas
terdiri
dari
realibility dan availability.
Komponen survailans
Proses pengumpulan data
survailans
DBD
di
puskesmas bersifat pasif,
yaitu berasal dari data
kunjungan penderita yang
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
:
Nomin
al
Narasi
30
Wawan
a
2.
Pengolahan
data
3.
Analisis data
4.
Interpretasi
data
dilaporkan
rutin
puskesmas. Pengumpulan
data secara aktif seperti
berdasarkan studi kasus
atau survei dan investigasi
penderita DBD pada saat
terjadi KLB DBD.
Data yang telah terkumpul
kemudian dikelompokkan
oleh petugas survailans
DBD secara manual (tidak
menggunakan komputer),
yang selanjutnya direkap
dalam laporan mingguan
W2 dan laporan bulanan
LB3. Semua jenis data
tersebut
dilakukan
pengelompokan
setiap
bulan, untuk keperluan
pengisian laporan bulanan.
Pada
dasarnya
pengelompokan
data
dilakukan sesuai dengan
tujuan
dari
sistem
survailans itu sendiri dan
karakteristik (ciri khusus)
dari masalah kesehatan
yang
diamati.
Pengelompokan dilakukan
menurut variabel orang,
tempat, dan waktu.
Informasi
epidemiologi
yang dihasilkan dari hasil
analisis dan interpretasi
dapat dimanfaatkan baik
oleh
institusi
yang
melaksanakan
survailans
maupun instansi lain di
masyarakat.
Dihasilkan
dalam bentuk narasi, tabel,
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
Wawan
a
Nomin
al
Narasi
31
Wawan
a
5.
Desiminasi
data
1.
Distribusi
menurut
orang
2.
Distribusi
menurut
waktu
3.
Distribusi
menurut
tempat
Narasi
Wawan
a
Tabel/
Grafik
Data
bulana
rekam
medik
Tabel/
Grafik
Data
bulanan
kam me
Tabel/
Grafik
32
Data
bulanan
kam me
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
Praktik ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai
distribusi dan pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis di
Puskesmas Pampang pada tahun 2013 sampai 2015, dengan melihat gambaran
distribusi penyakit tuberkulosis berdasarkan orang (umur dan jenis kelamin,
tempat (Kelurahan) dan waktu (bulan dan tahun). Selain itu, kita dapat melihat
hasil pengamatan, pencatatan, pelaporan, pengolahan, dan analisis data,
evaluasi, serta melihat atribut sistem surveilans di Puskesmas Pampang.
Adapun hasil yang diperoleh dari praktik surveilans ini adalah sebagai
berikut:
4.1.1
a. Keadaan Geografi
Puskesmas Pampang berlokasi di Jl. Pampang II No. 28 A
Kelurahan Tamalanrea Indah Kecamatan Tamalanrea dengan wilayah
kerja Kelurahan Pampang Kecamatan Panakukkang. Luas wilayah
Puskesmas Pampang sekitar 659Ha, yang pembagian wilayahnya
terdiri dari 3 Kelurahan.
Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Pampang adalah :
1) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karampuang
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Panaikang
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pampang
33
b. Keadaan Demografi
Berdasarkan profil Puskesmas Pampang tahun 2015, jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pampang yaitu Sebesar 44.241
jiwa.
4.1.2
34
bahwa
kelembaban
dalam
rumah
mempunyai
n
63
%
33.9
35
2014
56
30.1
2015
67
36.0
Jumlah
186
100
Tahun
2014
n
%
25
44.6
21
37.5
4
7.1
6
10.7
2015
%
21.0
10.8
3.8
0.5
n
n
Pampang
36
39
Panaikang
20
20
Karampuang
6
7
Luar Wilayah
1
1
Kerja
Jumlah
63
100.0 56 100.0 67 100.0
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pampang, 2013 - 2015
36
39 orang
pada tahun
2015.
Persentase yang paling rendah dari tahun 2013 2015 adalah pada
penderita yang bertempat tinggal di Kelurahan Luar Wilayah Kerja.
Asumsi dari pengamat menyatakan bahwa kebanyakan
penderita tuberkulosis berasal dari Kelurahan Pampang karena letak
Puskesmas Pampang bertempat di Kelurahan Pampang sehingga lebih
mudah diakses oleh masyarakat setempat. Adanya masyarakat yang
bertempat tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Pampang dan
berobat di Puskesmas tersebut dikarenakan puskesmas ini mudah
dijangkau oleh masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja
puskesmas tersebut dan bisa saja merupakan pasien rujukan dari
puskesmas lain ataupun dari rumah sakit tertentu.
Tahun
2014
2013
2015
0-14
15-24
25-34
n
0
15
14
%
0.00
23.8
22.2
n
4
12
8
%
7.1
21.4
14.3
n
3
12
15
%
4.5
17.9
22.4
35-44
45-54
55-64
65-74
75
12
12
8
2
0
19.0
19.0
12.7
3.2
0.00
12
10
6
1
3
21.4
17.9
10.7
1.8
5.8
14
15
7
1
0
20.9
22.4
10.4
1.5
0
Jumlah
63
100.0
56
100.0
67
100.0
75
besar selain itu reaktifan endogen (aktif kembali yang telah ada
dalam tubuh) dapat terjadi pada usia yang sudah tua (Paramani,
2013).
2013
2014
2015
n
%
n
%
n
%
Laki-laki
36
57,1
35
62.5
40
21.5
Perempuan
27
42,9
21
37.5
27
14.5
Jumlah
63
100
56
100
67
100
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Pampang, 2013 - 2015
40
45
Tahun
2014
tentang
Penyelenggaraan
Surveilans
41
terlebih
dahulu
oleh
dokter
di
ruang
42
melakukan
penyelidikan
epidemiologi
dan
43
Dinas
Kesehatan
Kota
Makassar
langsung
STP
tuberkuosis
ke
Dinkes
Kota
melalui
laporan
yang
telah
dilaksanakan
dalam
perode
waktu
4.1.4
a. Kesederhanaan
Kesederhanaan surveilans berarti struktur yang sederhana dan
mudah
dioperasikan.
Sistem
surveilans
sebaiknya
sesederhana
46
b. Fleksibilitas
Suatu sistem surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan informasi yang dibutuhkan atau situasi pelaksanaan
tanpa disertai peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, tenaga
dan waktu. Sistem yang fleksibel dapat menerima, misalnya penyakit
dan masalah kesehatan yang baru diidentifikasikan, perubahan definisi
kasus, dan variasivariasi dari sumber pelaporan. Fleksibilitas
ditentukan secara retrospektif dengan mengamati bagaimana suatu
sistem dapat memenuhi kebutuhankebutuhan baru.
Di Puskesmas Pampang tidak pernah ada perubahan format
pelaporan dalam sistem surveilans tuberkulosis karena Dinas
Kesehatan telah menetapkan format pelaporan Penyakit Menular (PM)
termasuk penyakit tuberkulosis, sehingga petugas surveilans telah
menyesuaikan diri dengan format pelaporan yang ada.
c. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh
kecepatan atau keterlambatan diantara langkah-langkah dalam suatu
sistem surveilans mulai dari proses pengumpulan data, pengolahan
analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Ketepatan pelaporan penyakit tuberkulosis di puskesmas ini
sudah cukup baik, karena laporan diserahkan secara rutin sebelum
tanggal 5 setiap 3 bulan sekali ke petugas Dinas Kesehatan Kota
Makassar.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Distribusi penyakit tuberkulosis menurut waktu (time), tempat (place) dan
orang (person) di Puskesmas PampangKota Makassar tahun 2013-2015.
a. Berdasarkan waktu (bulan), penderita tuberkulosis tertinggi yang
ditemukan pada pada tahun 2013 distribusi penyakit tuberkulosis
dengan persentase terbesar terjadi pada bulan April, September dan
Desember sebesar 3,6% atau 53 penderita, sedangkan persentase
terendah terjadi pada bulan Maret sebesar 1,0% atau2 penderita. Pada
tahun 2014 distribusi penyakit dengan persentase terbesar terjadi pada
bulan Mei sebesar 4,1% atau 8 penderita, sedangkan persentase
terendah terjadi pada bulan Juli dan September sebesar 0,5% atau1
penderita. Pada tahun 2015 persentase terbesar terjadi pada bulan
Maret sebesar 6,2% atau 12 penderita, sedangkan persentase terendah
terjadi pada bulan Mei dengan persentase 0,5% atau 1 penderita.
Sedangkan bedasarkan tahun kejadian tuberkulosis mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2013 terdapat 63 penderita
(33,9%), kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 56
penderita (30,1%). Namun pada tahun 2014 meningkat menjadi 67
penderita (36,0%).
b. Berdasarkan tempat, penderita penyakit tuberkulosis yang datang
melakukan pemeriksaan di Puskesmas Pampang dari tahun ke tahun
adalah kebanyakan penderita yang bertempat tinggal di Kelurahan
Pampang, dan yang terendah adalah di Luar Wilayah Kerja Puskesmas
Pampang.
c. Berdasarkan orang, dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa
persentase jumlah penderita penyakit tuberkulosis pada tahun 2013
paling banyak terdapat pada kelompok umur 15-14 tahun yaitu
48
sebanyak 23,8% atau 15 orang dan paling sedikit pada kelompok umur
0-14 tahun dan
75
Kota
Makassar, sebaiknya
pihak
Puskesmas
Pampang
menganalisis data berdasarkan tempat secara rinci per Rukun Warga (RW)
sehingga apabila ada program pencegahan atau penanggulangan penyakit
tuberkulosis dapat tepat sasaran.
49
yang
akan
dilakukan
selanjutnya.
Misalnya
distribusi
berdasarkan waktu, dapat dilihat dari peningkatan kasus pada musim hujan
atau musim dingin perlu dilakukan antisipasi dalam bentuk kegiatan
penyuluhan dalam menghadapi perubahan musim
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, Ridwan. 2013. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor : IPB Press
Ardiansyah, Muhammad. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta: DIVA
Press, 2012
50
51
52
LAMPIRAN
NO
.
Minggu 1
(15-21 Oktober)
NIM
Minggu 2
(22- 28 Oktober)
NAMA
17
18
19
2
0
21
22
23
2
4
25
2
6
2
7
28
29
30
K11114072
Riska Zulfiah
Ahmad
K11114085
Mirna Apriani
K11114329
Wilis Milayanti
Mengetahui,
Petugas Surveilans Puskesmas Pampang
Hawaedah, SKM
10
11
Kegiatan
Pengumpulan
Data Survailans
Entry Data
Survailans
Cleaning Data
Survailans
Analisis Data
Survailans
Wawancara
dengan Petugas
Survailans
Entry Data
Wawancara
Cleaning Data
Hasil
Wawancara
Analisis Data
Hasil
Wawancara
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
10
11
Penyusunan
Laporan
Pengumpulan
Laporan
Gambar 1
Puskesmas Pampang
Gambar 3
Laboratorium Puskesmas Pampang
Gambar 5
Pertemuan Monitoring Evaluasi Program
TB Tingkat Kota Makassar di Dinkes
Kota Makassar
Gambar 2
Buku Register Tuberkulosis (TB)
Gambar 4
Ruangan P2PL Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota
Makassar
Gambar 6
Proses Wawancara dan Pengambilan Data di Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar