KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini.
Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami
ini, dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh, yang mempunyai
dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk
dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi seseorang. Prestasi olahraga yang tinggi
perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
untuk mewujudkannya adalah melalui gizi seimbang yaitu energi yang dikeluarkan untuk
olahraga harus seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari makanan.
Bagi atlet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting selain
untuk mempertahanakan kebugaran juga untuk meningkatkan prestasi atlet tersebut dalam
cabang olahraga yang diikutinya.
Kebutuhan akan zat gizi bagi para atlet mempunyai kekhususan karena tergantung
kepada cabang olahraga apa yang dilakukan oleh atlet tersebut. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan atlet yang berprestasi, faktor asupan gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat
pembinaan di tempat pelatihan sampai pada saat pertandingan.
Pengaturan makanan terhadap seorang atlet harus secara individual. Pemberian
makanan harus memperhatikan jenis kelamin, umur, berat badan, serta jenis olahraga. Selain
itu, pemberian makanan juga harus memperhatikan periodesasi latihan, masa kompetisi, dan
masa transisi atau pemulihan.
Gerak yang terjadi pada olahraga karena adanya kontraksi otot. Otot dapat
berkontraksi karena adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersedia di dalam sel otot.
ATP dalam sel otot jumlahnya terbatas dan dapat dipakai sebagai sumber energi hanya dalam
waktu 1-2 detik. Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila ATP yang telah berkurang
dapat segera dibentuk kembali. Pembentukan kembali ATP dapat berasal dari creatin fosfat,
glukosa, glikogen maupun asam lemak.
Besarnya kebutuhan energi seseorang tergantung dari besarnya energi yang digunakan
setiap hari. Oleh karena kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar perhitungan kebutuhan atlet dan performance fisik atlet?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar perhitungan kebutuhan atlet dan performance fisik atlet.
BAB II
PEMBAHASAN
kebutuhan
energi
secara
tepat
tidak
sederhana
dan
sangat
Energi
Energi
Kelamin
(kg)
(kalori)
(kalori)
(kalori)
55
10-18 th
1625
18-30 th
1514
30-60 th
1499
60
1713
1589
1556
65
1801
1664
1613
70
1889
1739
1670
75
1977
1814
1727
80
2065
1889
1785
85
2154
1964
1842
90
2242
2039
1899
Laki-laki
Energi
Energi
Kelamin
(kg)
(kalori)
(kalori)
(kalori)
Perempuan
40
10-18 th
1224
18-30 th
1075
30-60 th
1167
45
1291
1149
1207
50
1357
1223
1248
55
1424
1296
1288
60
1491
1370
1329
65
1557
1444
1369
70
1624
1516
1410
75
1691
1592
1450
Laki-laki
Perempuan
1,2
1,2
1,4
1,4
Kerja ringan
1,5
1,5
1,7
1,6
Kerja sedang
1,8
1,7
Kerja berat
2,1
1,8
2,3
2,0
Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat
berupa olahraga aerobik maupun olahraga anaerobik. Besar energi yang
digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.
Tabel Kebutuhan Energi Berdasarkan Aktivitas Olahraga
Aktifitas Olahraga
80
5
90
6
- 15 km/jam
- Bertanding
10
12
13
15
Bulutangkis
Bola basket
10
11
12
Bola voli
Dayung
Golf
Hocky
- 8 menit/km
10
11
- 5 menit/km
10
12
15
17
19
10
12
14
15
17
- 5 menit/km
10
12
15
17
19
- 4,5 menit/km
11
13
15
18
20
- 4 menit/km
13
15
18
21
23
10
11
12
14
- gaya punggung
10
12
13
15
- gaya dada
10
11
13
15
Senam
10
12
- rekreasi
- bertanding
10
12
14
15
Tenis Meja
Tinju : - latihan
11
13
15
18
20
10
11
12
10
12
14
15
17
- terampil
Tenis Lapangan:
-bertanding
Yudo
4. Pertumbuhan
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan penambahan
energi. Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan
tubuh.
Tabel Kebutuhan Energi Untuk Pertumbuhan
Jenis kelamin anak
Umur
Anak laki-laki dan 10 14 tahun
Tambahan energi
2 kalori/kg berat badan
perempuan
15 tahun
16 18 tahun
2) Protein
Protein tidak merupakan substrat penghasil energi yang bermakna selama berolahraga
oleh karena hanya 12 - 20% dari total yang energi yang dibutuhkan. Protein terutama
9
berperan sebagai spare part tubuh, yaitu sebagai zat pembangun komponen dan
struktur jaringan tubuh, mengganti komponen dan struktur jaringan tubuh yang rusak
seperti otot, serta berperan dalam pembentukan enzim, hormon, neurotransmiter dan
antibodi.
Protein sangat diperlukan oleh atlet terutama pada atlet cabang olahraga yang
membutuhkan kekuatan dan power karena protein membantu proses pembentukan
serabut otot sehingga meningkatkan massa otot. Namun demikian, atlet olahraga
endurans juga membutuhkan protein untuk membantu proses adaptasi akibat latihan,
memperbaiki serabut otot yang rusak, dan pembentukan enzim-enzim. Kebutuhan
protein untuk atlet berkisar antara 1,2 -1,7 gr/kgBB/hari dengan maksimal 2
gr/kgBB/hari. Kebutuhan protein ini biasanya sudah dapat dipenuhi oleh atlet melalui
makanan tinggi kalori.
3) Lemak
Kebutuhan lemak berkisar antara 20 - 45% dari kebutuhan kalori total. Bila
mengonsumsi lemak kurang 20% kurang dari kebutuhan kalori total tidak akan
memberi keuntungan pada kinerja fisik. Demikian pula bila mengonsumsi lemak lebih
45% dari kebutuhan kalori total maka akan berbahaya bagi kesehatan atlet.
Meskipun tidak secara langsung berperan dalam peningkatan prestasi, lemak dalam
jumlah tertentu masih sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi organ dan
pembentukan hormon. Kebutuhan lemak pada atlet dianjurkan 20-45% dari total
kalori yang dibutuhkan. Kebutuhan lemak ini harus dicukupi untuk membentuk
jaringan lemak. Jaringan lemak harus cukup terutama pada atlet wanita. Menstruasi
dapat terjadi bila kadar lemak tubuh minimal 8%. Bila kadar lemak tubuh kurang dari
8%, maka menstruasi tidak terjadi karena rendahnya hormon estrogen. Rendahnya
kadar hormon estrogen juga dapat menyebabkan osteoporosis.
4) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan memegang peranan sangat penting
untuk seorang atlet dalam melakukan olahraga. Untuk olahraga, energi berupa ATP
dapat diambil dari karbohidrat yang terdapat dalam tubuh berupa glukosa dan
glikogen yang disimpan dalam otot dan hati. Selama beberapa menit permulaan kerja
glukosa dalam darah merupakan sumber energi utama, selanjutnya tubuh
menggunakan glikogen otot dan hati. Glikogen otot dipergunakan langsung oleh otot
untuk pembentukan energi, sedangkan glikogen hati mengalami perubahan menjadi
10
glukose yang akan masuk ke peredaran darah untuk selanjutnya dipergunakan oleh
otot. Kebutuhan karbohidrat 40-70%.
Contoh Kasus Atlet :
Lulu berusia 20 tahun mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 60 kg. Dia adalah
seorang mahasiswi dan aktif sebagai atlet tenis lapangan. Aktivitas yang dilakukan adalah
latihan fisik 3 kali seminggu berupa lari dengan kecepatan 5,5 menit/km selama 1 jam. Selain
itu Lulu juga berlatih tenis lapangan 3 kali seminggu yang berlangsung satu setengah jam.
Hitunglah kebutuhan energi dan zat gizi lain atlet ini.
Jawab :
Energi
= 1368 Kal
Aktivitas :
Harian : 1,7 x 1368 Kal = 2325,6 Kal
Latihan :
= 3045,6 Kal
= 304,56 Kal
Total Energi
= 3350,16 Kal
1 jam
Sayur Bayam
Pepaya
Roti bakar isi meises
menjelang
berlatih
Sesaat
The manis
Sari Buah Jeruk
menjelang
berlatih
Makan
malam
Nasi putih
Dendeng balado
Oseng tempe
Tumis kangkung
Jus melon
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Besarnya kebutuhan energi seseorang tergantung dari besarnya energi yang digunakan
setiap hari. Oleh karena kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa
komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu Basal Metabolic Rate
(BMR), Specific Dynamic Action (SDA), aktivitas fisik dan faktor pertumbuhan.
Basal Metabolic Rate (BMR) adalah jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas
vital tubuh, seperti denyut jantung, bernafas, transmisi listrik pada otot dan syaraf, dan lain
lain.
SDA adalah energi yang dibutuhkan untuk mencerna zat-zat gizi makro.
Pengeluaran energi untuk aktivitas fisik harian ditentukan oleh jenis, intensitas dan
lama aktivitas fisik.
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan penambahan energi.
Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh.
13
DAFTAR PUSTAKA
Burke, L; Vicki Deakin, Clinical Sport Nutrition, Mc-Graw-Hill Co, sydney, 1994.
Burke, L, The Complete Guide Ffor Support Performance, Allen & Unwin, Australia, 1995.
Modulon, S and Dr. Louise Burke, Cooking for Champions: A Guide to Healthy Large Quantity
Cooking for Athletes and active people, AIS, Canberra, 1997.
Depkes, Pedoman Pengaturan Makanan Atlet, Jakarta, 1993.
Depkes, Gizi Atlet untuk Prestasi, Jakarta, 1995.
Th. Sediyanti, SKM, Masalah-masalah dalam pelayanan makanan atlet dan pemecahannya, PON
XIII, 1993, Jakarta, 1993.
Tim Penilai Jasa Boga, Laporan Tim Penilai Jasaboga PON XIV tahun 1996, Jakarta, 1996
14