id GIZI OLAHRAGA
Oleh:
Ramadhana Komala, S.Gz., M.Si.
PERHITUNGAN GIZI ATLET
METABOLISME ENERGI KAITANNYA DENGAN
KLASIFIKASI OLAHRAGA
Untuk memenuhi kebutuhan energi atlet yang terus menerus diperlukan, maka
akan diperoleh melalui tiga sistem metabolisme energi di dalam tubuh yaitu
system phosphagen, sistem asam laktat dan sistem aerobik.
Energi yang dihasilkan pada metabolisme untuk aktivitas olahraga dinamakan
Creatine Phosphate (CP), Adenine Diphosphat (ADP) dan Adenine Tri
Phosphat (ATP). cabang olahraga berdasarkan kebutuhan energi dan zat gizi.
Pada sistem phosphagen energi yang paling banyak dihasilkan adalah dalam
bentuk creatine phosphate (CP) dengan rasio CP : ATP adalah 5 : 1 dan berkaitan
dengan massa otot. Kelebihan sumber energi ini adalah merupakan sumber
energi yang paling cepat dihasilkan selama olahraga. Oleh karena itu sumber
energi phosphagen merupakan sumber energi utama olahraga dengan jangka
waktu yang singkat sebagai contoh pada cabang olahraga sprint atau lompat.
Sayangnya sumber energi jenis ini tidak dapat ditingkatkan melalui intervensi
gizi namun dengan istirahat dapat memulihkan simpanan energi phosphagen.
METABOLISME ENERGI KAITANNYA DENGAN
KLASIFIKASI OLAHRAGA
Sumber energi yang kedua berasal dari sistem asam laktat atau glikolisis
anaerobic dengan glukosa atau glikogen sebagai sumber energi. Energi yang
dihasilkan dari sistem ini lebih banyak namun menghasilkan asam laktat yang
merupakan produk sampingan (byproduct) dan jika produksi asam laktat
berlebihan dapat menghentikan olahraga. Energi yang dihasilkan dari sistem ini
lebih banyak dari pada sistem phosphagen sehingga biasanya digunakan pada
latihan atau olahraga yang memerlukan waktu yang lebih lama, yaitu sekitar 1
hingga 3 menit, sebagai contoh pada cabang olahraga beban (resistant training).
Sistem aerobik atau aerobik glikolisis merupakan sumber energi ketiga yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP dengan jumlah 18 kali lebih banyak
daripada system sebelumnya. Sehingga sistem energi jenis ini digunakan pada
cabang olahraga yang memerlukan waktu yang lama, sebagai contoh adalah
olahraga enduran lari jarak jauh. Sumber energi dari sistem aerobik ini sangat
dipengaruhi oleh gizi terutama diet tinggi karbohidrat.
METABOLISME ENERGI YANG DIHASILKAN DARI PEMECAHAN
TIGA SUBSTRAT YANG TERSEDIA MELALUI MAKANAN
Tabel 1. PENGELOMPOKKAN CABANG OLAHRAGA BERDASARKAN SISTEM KERJA
SYARAF DAN OTOT UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI ATLET
Ada berbagai literatur yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
atlet. Menurut Tjahyono (2016) faktor-faktor yang beperan dalam pencapaian suatu
prestasi atlet dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal atau endogen serta
eksternal atau eksogen.
Faktor endogen (dalam diri) meliputi unsur tubuh fisik dan mental/psikis. Unsur fisik
adalah kesehatan tubuh, ukuran tubuh, kecepatan, kapasitas paru-paru, daya tahan,
kekuatan otot, ketangkasan, keseimbangan, dan fleksibilitas. Sedangkan yang terkait
dengan unsur psikis atau mental yaitu keberanian, kesehatan mental, motivasi, dan
hasrat untuk menang. Dari penjelasan disini nampak bahwa gizi lebih berkaitan dengan
unsur fisik, yaitu kesehatan tubuh, ukuran tubuh dan daya tahan tubuh.
Faktor eksogen (lingkungan) meliputi teknik serta latihan fisik, kondisi lingkungan, sarana
maupun prasarana olahraga, penghargaan dan gaji. Kualitas seorang atlet dipengaruhi
oleh latihan yang diterimanya. Lalu kegiatan latihan dipengaruhi oleh sarana dan
prasarana yang memadai untuk atlet berlatih. Proses latihan itu sendiri menjadi kunci
keberhasilan, kualitas latihan mempengaruhi prestasi. Penelitian menyatakan, ternyata
latihan psikologis belum sebaik yang diharapkan, walaupun kualitas latihan fisik para
atlet yang sudah cukup merumpuni. Padahal setiap gerak gerik atlet serta cara bekerja
atlet itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh faktor emosi.
KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI ATLET
Langkah 1: Hitung
BMR + SDA 10% dari BMR
BMR = (15,3 x BB) + 679 = 1597 kkal
SDA = 10% x 1597 = 159,7 kkal
BMR + SDA = 1597 + 159,7 = 1756,7 kkal
JAWABAN
Pada individu yang berkeringat sedikit, membutuhkan asupan cairan < 500 ml/jam
sedangkan untuk individu yang berkeringat banyak membutuhkan asupan cairan >= 1.5
L/jam untuk meminimalkan dehidrasi. Setelah latihan untuk mengembalikan status
hidrasi dibutuhkan asupan 150% dari cairan yang hilang, sebagai contoh jika hilangnya
cairan (turunnya BB) 0.9 kg maka cairan yang harus dikonsumsi 1.4 liter. Bagi individu
yang melakukan olahraga sekali sehari maka defisit cairan umumnya dapat dikoreksi
dengan makan dan minum yang biasa dilakukan. Pada individu yang berlatih lebih dari 1
kali sehari dan berkeringat sepanjang hari (missal buruh, tentara) maka harus memiliki
rencana penggantian cairan yang lebih agresif dan asupan garam yang adekuat untuk
mencegah dehidrasi kronik. Rekomendasi asupan cairan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. REKOMENDASI ASUPAN CAIRAN DAN SODIUM PADA BERBAGAI TINGKATAN
AKTIVITAS FISIKUNTUK MEMENUHI HIDRASI SECARA BERKELANJUTAN
Any Questions???
JAZAKUMULLAH KHAIRAN