Latihan Fisik
Lebih difokuskan kepada proses pembinaan kondisi fisik atlet secara keseluruhan,
merupakan salah satu faktor utama dan terpenting yang harus dipertimbangkan sebagai unsur
yang diperlukan dalam proses latihan guna mencapai prestasi yang tertinggi. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan potensi fungsional atlet dan mengembangkan
kemampuan biomotor ke derajat yang paling tinggi. Kondisi fisik merupakan unsur yang
sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Apabila kodisi fisik baik, maka :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan
Aklimatisasi
Adalah kemampuan tubuh dalam menyesuaikan diri terhadap iklim yang berbeda dgn iklim
yang biasanya tubuh berada.
1. Aklimatisasi Panas
Aklimatisasi panas adalah proses dimana seorang atlet menjadi terbiasa dengan suhu yang
meningkat, selama 4 - sampai 14 hari periode. Pelatihan panas berkaitan dengan faktor
yang sesuai dari dehidrasi dan kemampuan atlet untuk mengisi cairan. Sebagian besar
atlet akan mencapai aklimatisasi sekitar 75% dalam waktu 5 hari eksposur di iklim yang
lebih hangat.
Aklimatisasi panas meningkatkan kemampuan tubuh untuk:
-
Program:
1. Pelatihan volume dan intensitas pelatihan berkurang pada pajanan pertama atlet
terhadap lingkungan yang panas
2. Volume dan intensitas yang meningkat karena atlet mulai beradaptasi.
Yang perlu diperhatikan adalah: Massa tubuh, tingkat hidrasi, dan indikator fisik lainnya
harus dipantau melalui tahap pelatihan panas.
2. Aklimatisasi Ketinggian
Para atlet mampu beradaptasi selama 1-3 bulan. Karena kurangnya oksigen. Pelatihan
ketinggian akan membantu atlet untuk lebih memanfaatkan oksigen. Sebagai atlet dalam yang
menjadi fokus adalah sistem anaerobik. Pada pelatihan ketinggian yang dilakukan di 8.000
kaki (2.500 m), tingkat oksigen berkurang memaksa tubuh untuk meningkatkan produksi
sel darah merah. Ketinggian pelatihan akan meningkatkan kapasitas oksigen antara 2%-3%
dalam 3 bulan.
a. Pada ketinggian
2500 = 7 10 hari
3500 = 15 21 hari
4500 = 21 25 hari
b. Bila tidak aklimatisasi terjadi mountain sickness
c. Gejala: Sakit Kepala, nadi cepat, anoreksia dan udema paru
d. Penurunan performance pada altitude disebabkan oleh : hipoksia
Pada minggu minggu pertama, beban & lamanya latihan fisik harus dibatasi dan
sedikit demi sedikit dinaikan utk memberi kesempatan pd tubuh utk mengalami
aklimatisasi
Setiap 20 menit latihan istirahat 10 menit
Setelah mengalami aklimatisasi, panas tubuh seseorang akan membuat penyesuaian
penyesuaian sehingga tubuh dpt melakukan pengaturan keringat lebih baik lagi
Dalam proses terbentuknya aklimatisasi terdapat perubahan 2 faktor penting, yaitu :
a. pembentukkan keringat terjadi lebih dini dan dlm jumlah yg lebih besar
b. kemampuan dlm vasodilatasi PD kulit bertambah
Keuntungan aklimatisasi panas
a. meningkatkan toleransi eksercise dilingkungan yg panas (meningkatkan
produksi panas dgn suhu oral & rectal ttp normal)
b.
Mental
Stress sebelum bertanding adalah hal yang lumrah, namun mampu mengelola stress atau
tidak adalah sebuah kemampuan yang harus ditumbuhkan. Stress bisa jadi pemicu semangat
dan motivasi untuk maju, namun stress berlebihan bisa berdampak negatif. Tanpa kesiapan
mental, sang atlet akan sulit mengubah energi negative (misal, yang dihasilkan dari keraguan
penonton terhadap kemampuan sang atlet) menjadi energi positif (motivasi untuk berprestasi)
sehingga akan menurunkan performancenya (dengan gejala-gejala sulit berkonsentrasi,
tegang, cemas akan hasil pertandingan, mengeluarkan keringat dingin, dll). Bahkan sangat
mungkin jika sang atlet terpengaruh oleh energi negatif para penonton.
Faktor Penentu
1. Berpikir positif
2. Motivasi
3. Sasaran yang jelas
4. Pengendalian emosi
5. Daya tahan terhadap stres
6. Rasa percaya diri
7. Daya konsentrasi
8. Kemampuan evaluasi diri
9. Minat
10. Kecerdasan (emosional dan intelektual)
Nutrisi Atlet
Dalam hal pemenuhan kebutuhan energi, seorang atlet secara umum disarankan
untukmemenuhi kebutuhannya dengan kombinasi sebesar
50% atau secara ideal 55-65% melalui konsumsi karbohidrat,
20-35% melalui konsumsi lemak serta
12-15% melalui konsumsi protein
Tabel Kebutuhan Energi
Nutrisi untuk tiap jenis olahraga berbeda
KAL/KG BERAT BADAN/ 24 JAM
Jenis
Kelamin
Ringan
Sedang
Berat
Berat Sekali
Laki- Laki
42
40
54
62
Perempuan
36
46
47
55
olahraga berat ( renang, tinju, gulat, kempo, judo, dan karate) dan
olahraga berat sekali (balab sepeda jarak jauh 130 km, angkat besi, maraton rowing).
Ada beberapa tahapan pemberian zat gizi untuk atlet, sebagai berikut: pemberian zat gizi
pada masa waktu dipusat latihan, dekat masa pertandingan, hari-hari pertandingan dan
makanan, sesudah pertandingan
1. Pada Waktu di Pusat Latihan
Pada hari-hari laihan makan sebaknya tak kurang 3 kali sehari dengan catatan harus cukup.
Waktu makan biasanya disesuaikan dengan waktu latihan. Tetapi dengan meningkatnya
frekuensi latihan menjadi 2-3 kali sehari, atau bagi olahraga yang memerlukan waktu latihan
yang lama dan melelahkan sekali ( exhausting ) maka disarankan 4-6 kali makan sehari dalam
porsi yang lebih kecil.
Dua jam sebelum latihan janganlah makan banyak-banyak. Pada permulaan masa latihan
0-2 bulan, dianjurkan protein cukup tinggi terutama bagi mereka yang memilih cabang
olahraga yang mengharapkan perkembangan otot (muscle mass) yang banyak. Contoh menu
untuk serombongan olahragawan yang sudah masuk pusat latihan (dalam 1-2 bulan pertama)
olahraga sedang, usia 20-39 tahun BBI rata-rata 55 kg.
tidak merangsang
dilarang meminum kopi, cola-cola, minuman beralkohol atau mengandung zat asam
arang (CO2)
4. Sesudah Pertandingan
Sesudah olahraga yang berjalan lama, maka makanan sanagat perlu untuk menganti
lemak, karbohidrat, protein, vitamin mineral dan air yang berkurang. Sebaiknya langsung
sesudah pertandingan olagragawan harus minum yang banyak cairan. Cairan dapat berupa
cairan pada waktu bertanding ditambah atau dicampur dengan es krim yang mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak. Minimal satu jam sesudah pertandingan baru atlet dapat
makan bila memungkinkan dalam jumlah yang banyak.
Makanan yang dapat mengganti cadangan energi dalam otot dan hati yang harus
diutamakan menu yaitu terutama karbohidrat. Makanan yang mudah dicerna seperti es krim,
pudding, nasi, telur setengah masak, susu, buah-buahan yang segar sebaiknya disediakan.
Jadi jumlah sayuran dikurangi dahulu. Jumlah protein juga perlu ditingkatkan, karena perlu
untuk pulih asal jaringan-jaringan yang cedera.
Penyimpanan glikogen otot akan secara cepat terbentuk < dari 2 jam setelah olahraga.
Pada interval waktu ini, peyimpanan glikogen otot akan berjalan secara cepat dengan laju 7-8
mmol/jam, namun seiring dengan bertambahnya waktu, laju penyimpanannya akan kembali
berjalan secara normal dengan laju 5-6 mmol/jam.
Oleh karena itu, untuk mempersingkat waktu pemulihan (recovery) agar performa dapat
secara cepat terjaga untuk menghadapi latihan/pertandigan selanjutnya, dalam interval jam
setelah selesainya latihan atau pertandingan olahraga, atlet direkomendasikan untuk
mengkonsumsi karbohidrat sebesar 50-100 gr atau dapat juga mengkonsumsi 1-1.2 gr
karbohidrat / kg berat badan tiap jamnya dengan interval waktu 4 jam.
Pos Kesehatan
Berguna untuk memantau kesehatan para atlet
Terdiri dari:
1. Dokter
2. Perawat umum
3. Perawat TNI
4. Fisioterapi
5. Ditunjang dengan peralatan medis serta obat-obatan