Disusun Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembinaan prestasi olahraga memerlukan proses panjang dan berkesinambungan.
Prestasi terbaik seorang atlit selain di tentukan oleh faktor yang ada dalam diri atlit tersebut,
yakni kemampuan fisik, segi mental, keterampilan taktik, bakat dan lain-lain juga ketepatan
program latihan, pemeliharaan kesehatan, pengaturan gizi dan penyediaan makanan atlit.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selama periode pembinaan dikenal periode penyelenggaraan latihan yang terbag atas
periode persiapan pertandingan, periode pertandingan, dan periode pemulihan/transisi. Dari
ketiga periode penyelenggaraan latihan dari segi pengaturan makan pada masa latihan dan
pengaturan makan pertandingan yang mencakup pengaturan makan sebelum, saat dan setelah
bertanding.
2
jenis karbohidrat, adanya zat gizi lain, ada tidak kerusakan otot dari latihan yang dilakukan
selama masa pemulihan.
b. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya cadangan glikogen hati adalah pencernaan dan
jenis karbohidrat.
2. Makanlah makanan yang kadar lemaknya rendah, karena proses pencenaan lemak
membutuhkan waktu lama. Asupan protein secukupnya tidak perlu berlebihan karena akan
meningkatkan pengeluaran cairan.
3. Mengurangi jenis makanan yang tinggi serat karena akan menyebabkan lambung penuh atau
akan terasa lebih cepat kenyang.
4. Minuman cukup, terutama bila pertandingan diadakan dalam cuaca panas, karena akan dapat
mengurangi tingginya resiko dehidrasi (kekurangan cairan).
5. Mengatur waktu makan dan jenis makan yang dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan.
6. Usahakan agar makanan yang dikonsumsi sebelum bertanding sudah dikenal dan etlit sudah
terbiasa dengan makanan tersebut, hal ini dilakukan agar nafsu makan atlit tetap terjaga agar
asupan gizi yang dibutuhkan oleh atlit sesuai dengan yang diinginkan.
Adapun metode pengaturan waktu makan sebelum pertandingan (persiapan pertandingan) yang
nantinya akan dapat dijadikan contoh oleh atlit akan dijabarkan sebagai berikut, yaitu: pada
saat 3 – 4 jam sebelum bertanding dapat di isi dengan menu utama yang terdiri dari nasi, lauk
pauk dan buah. Seterusnya 2 – 3 jam sebelum bertanding dapat di isi dengan snack/makanan
ringan, misalnya krakers, roti dan lain-lain. Di saat 1 – 2 jam sebelum melakukan pertandingan
menu yang dapat disajikan yaitu berupa makanan cair/minuman misalnya, juice, buah, teh dan
sebagainya. Dan kurang dari 1 jam sebelum bertanding atlit yang akan melakukan pertaningan
dapat diberikan menu berupa cairan/minuman.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan makan sebelum, saat dan setelah bertanding sangatlah penting. Hal ini bertujuan
agar permainan atlit saat bertanding dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan/permainan
atlit berada di kondisi prima (optimal) dan mencegah terajdinya gangguan pencernaan
(sembelit) pada saluran pencernaan saat bertanding yang nantinya dapat menganggu
konsentrasi si atlit. Serta pengaturan/penyusunan menu makan setelah pertandingan tidak kalah
pentingnya diberikan agar kondisi atlit kembali ke keadaan awal/semula dengan cepat. Hal ini
dilakukan agar atlit bisa terhindar dari hidrasi yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan
kekurangan cairan dan fatalnya dapat menyebabkan penyakit hepatitis atau lebih dikenal
dengan sakit kuning.
B. Saran
Diharapkan kepada pelatih/pembina agar lebih memerhatikan menu atau asupan makanan atlit,
agar tujuan dan cita-cita dari atlit maupun pelatih dapat diraih dengan mudah sesuai dengan
yang diharapkan.
6
DAFTAR PUSTAKA
2. Clark, Nancy. 1997. Sport Nutrition Guide Book Eating to Full Your active Lifestyle
Leisure Press.
3. Burke, Louis. 1995. The Complete Guide to Food for Sports Performance Send
Australian Pent Group.
4. Burke Louis, Vichi Deakin. 1994. Clinical Sport Nutrition MG. Hill Book Co.