Anda di halaman 1dari 18

Kebutuhan Gizi Atlet Olahraga

Bulutangkis
Definisi nutrisi atau gizi
• Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan.
Fungsi dari nutrisi atau gizi
• Penghasil energi tubuh : Zat makanan yang
dikonsumsi oleh sistem pencernaan tubuh
yang kemudian diolah sedemikian rupa hingga
menghasilkan energi
• Pembentuk sel jaringan tubuh : Adapun zat
gizi pembentuk sel jaringan tubuh adalah
protein, air, dan mineral.
• Pengatur fungsi reaksi biokimia yang ada
dalam tubuh
Kebutuhan gizi atlet bulutangkis
• Kebutuhan energi merupakan prioritas yang
utama bagi atlet bulutangkis. Keseimbangan
energi untuk menjaga masa jaringan-jaringan,
imun dan fungsi-fungsi reproduksi, dan
menunjang penampilan optimal atlet. Untuk
menunjang prestasinya atlet memerlukan
nutrisi/ zat gizi yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitas.
Perencanaan gizi atlet bulutangkis
Perencanaan gizi meliputi 4 (empat) hal, yakni:
• Perbaikan status gizi : pada umumnya
perbaikan status gizi dilaksanakan pada
periode persiapan umum.
• Pemeliharaan status gizi : dapat dimulai sejak
awal periode persiapan apabila atlet telah
memiliki status gizi normal.
• Pengaturan gizi pertandingan : pada periode
pertandingan perlu disusun perencanaan
makanan: sebelum bertanding, saat
bertanding dan setelah bertanding, terutama
untuk olahraga yang memerlukan waktu
bertanding lebih dari 60 menit.
• Pemulihan Status gizi : Perencanaan makanan
untuk memulihkan kondisi fisik olahragawan,
dilaksanakan pada periode transisi.
Perbaikan Gizi Atlet Bulutangkis
Tujuan pengaturan makanan pada tahap ini
mencakup upaya:
• Meningkatkan status gizi antara lain:
menambah berat badan, meningkatkan kadar
Hb.
• Menurunkan berat badan terutama atlet yang
memiliki berat badan lebih sehingga
mengurangi performanya.
Pengaturan gizi atlet bulutangkis
1. Periode persiapan pertandingan
Pengaturan makan pada masa latihan adalah salah satu
persiapan atlet guna mengtaur asupan gizi atau nutrisi
untuk menghadapi pertandingan. Untuk itu pengaturan
gizi pada masa latihan bertujuan :
• Memperbaiki status gizi, baik akibat kekurangan zat
gizi maupun kelebihan gizi.
• Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal
selama menjalani latihan intensif,
• Mebiasakan atlet terhadap makanan yang sehat dan
seimbang untuk kesehatan dan prestasi.
Untuk meningkatkan variasi jenis makanan yang dapat
diterima oleh atlet dilakukan dengan :
• Makanan seimbang
• Makanan lebih banyak terdiri dari sumber hidrat arang
kompleks seperti nasi, roti, sayuran termasuk kacang-
kacangan.
• Mengurangi lemak terutama lemak jenuh dan minyak
• Mengurangi penggunaan gula yang berlebihan
• Mengurangi penggunaan garam atau sodium clorida
• Minum air putih atau juice buah lebih banyak
• Makan jenis makanan yang kaya calsium untuk atlet
wanita, terutama pada atlet yang mengalami gangguan
mesntruasi/amenorea.
• Makan jenis makanan yang kaya zat besi terutama atlet
wanita dan yang vegetarian.
2) Periode pertandingan
Tujuan pengaturan makanan pada periode ini :
• Meningkatkan cadangan glikogen otot dan
mencegah terjadinya hypoglikemi
• Menjaga status hidrasi
• Menenangkan lambung agar tidak
menimbulkan masalah pada lambung. Dengan
pengaturan waktu makan yang tepat sebelum
bertanding, makanan dalam lambung akan
menetralisir cairan
Prinsip pengaturan makanan sebelum pertandingan
(persiapan pertandingan)
• Makanan lebih banyak hidrat arang komplek
untuk meningkatkan cadangan glikogen
• Makanan rendah lemak
• Mengurangi jenis makanan yang tinggi serat
• Minuman cukup terutama bila pertandingan
diadakan dalam cuaca panas
• Mengatur waktu makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan
• Usahakan agar makanan yang dikonsumsi
sebelum bertanding sudah dikenal dan atlet
sudah terbiasa dengan makanan tersebut.
Pengaturan waktu makan saat sebelum tanding di
mulai.
• Waktu makan :
• 3 – 4 jam sebelum bertanding : Makanan utama
terdiri dari nasi sayur, lauk pauk dan buah.
• 2 – 3 jam sebelum bertanding : snack/makanan
kecil, misalnya Krakers, roti dan lain-lain
• 1 – 2 jam sebelum bertanding : Makanan
cair/minuman misalnya Juice, buah, teh dan lain-
lain.
Prinsip pengaturan makan dan minum pada saat
tanding :
• Pemberian minuman, cairan yang menggulung
dengan hidrat arang, terutama diberikan
terhadap atlet yang bertanding 30-60 menit
terus menerus.
• Minuman atau cairan sebaiknya bersuhu sejuk
dan atlet telah terbiasa dengan jenis minuman
tersebut.
• Apabila diberikan cairan yang mengandung
hidrat arang maka jumlah hidrat arang yang
dibutuhkan 30-60 gr/jam.
3) Periode pemulihan saat setelah pertandingan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
• Minum setelah bertanding sangat penting untuk memulihkan
status hidrasi.
• Minuman diberikan dengan interval waktu tertentu
• Minumlah jenis juice buah yang banyak mengandung kalium dan
natrium; misalnya juice tomat, belimbing dll
• Untuk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan
karbohidrat
• Kebutuhan karbohidrta 1 jam setelah bertanding 1 gr/kg berat
badan. Misalnya berat badan 60 kg kebutuhan karbohidrat 60 gr
atau 240 kalori.
• Pilihlah karbohidrta kompleks (pati)
• Sebaiknya makanan tersebut dalam bentuk cairan
• Pada umumnya setelah bertanding atlet malas makan oleh
karena itu porsi makanan diberikan ½ porsi dari biasanya
Masalah Gizi atlet Bulutangkis
Penyebab masalah gizi pada atlit bulu tangkis antara
lain:
• Kehabisan tenaga (energi) pada saat pertandingan.
Contoh : atlit bulu tangkis profesional kehabisan
tenaga pada detik-detik terakhir pertenadingan,
meskipun pada set sebelumnya ia telah unggul.
• Kekuatan tenaga otot tidak mencapai kekuatan
optimal.
Contoh : kekuatan pukulan seorang atlit bulu tangkis
tidak optimal karena sumber energi tubuh telah
hilang dalam proses penurunan berat badan (yang
kurang benar) pada saat sehari sebelum bertanding.
• Terjadinya collaps atau asidosis. Contoh :
seorang atlit bulu tangkis mengalami collaps
karena persiapan gizi sebelum bertanding
tidak benar.
• Tertimbunnya zat-zat metabollic intermediate
yang tidak diinginkan.
Contoh : pegal-pegal/sakit pada otot atlit bulu
tangkis karena penimbunan asam laktat, asam
urat, dan lain-lain.
Berdasarkan masalah gizi diatas, penanganan
aspek gizi pada olahraga bulu tangkis perlu
diperbaiki, tidak hanya mengenai jumlah serta
cukup tidaknya makanan yang masuk ke sistem
tubuh, tetapi juga pengawasan utilisasi
(pemanfaatan dan pengguanaan) zat-zat gizi di
dalam tubuh, khususnya yang menyangkut
transfer energi di dalam jaringan.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai