disusun oleh
KELOMPOK 2
Widya Natalia Manurung
22030114120014
Pradita Putri R.
22030114120042
Riva Hidayah
22030114120050
22030114120062
Lola Alviche
22030114130064
Ajeng Larasati
22030114130072
Nisa Rahmadhani
22030114130078
22030114140086
Devana Doanaresta
22030114130094
Bernadeth Ajeng
22030114130106
22030113130093
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut International Council of Sport and education yang dikutip oleh Lutan
(1992:17) bahwa Olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat
permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau perjuangan dengan
orang lain serta konfrontasi dengan unsur alam. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Olahraga adalah /olahraga/ (n) gerak badan untuk menguatkan dan
menyehatkan tubuh (spt. sepak bola, berenang, lempar lembing).(1)
Klub (club) yaitu, perkumpulan atau persatuan orang-orang yang memiliki
minat yang sama terhadap suatu kegiatan yang biasanya bertujuan sosial, maupun
rekreasi dengan didukung kerjasama serta dengan mengadakan pertemuan
berkala. Perkumpulan orang-orang dari berbagai tujuan dengan minat yang
umumnya sama.
Sepak bola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di
seluruh dunia termasuk di Indonesia. Di dalam dunia olahraga, tidak hanya
metode latihan atau bakat yang akan menentukan prestasi yang dapat diraih oleh
seorang atlet namun asupan zat gizi yang tepat juga akan memberikan pengaruh
yang positif terhadap peningkatan performa serta prestasi yang dapat diraih oleh
seorang atlet. Oleh karena itu, atlet yang memiliki tingkat kegiatan aktivitas fisik
yang tinggi akan membutuhkan konsumsi zat gizi yang tepat komposisinya agar
ketersediaan sumber energi di dalam tubuh dapat tetap terjaga baik untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari maupun saat akan menjalani program latihan
atau saat akan bertanding.
Peranan energi dan gizi dalam olahraga penting diperhatikan, misalnya
kelelahan dapat terjadi akibat tidak cukupnya ketersediaan nutrient energi yang
diperlukan dari glikogen otot atau glukosa darah. Mungkin juga akibat tidak
berfungsi sistem energi secara optimal akibat defisiensi nutrient lain seperti
vitamin dan mineral. Kelebihan lemak tubuh (obese) atau berkurangnya berat
badan akibat hilangnya jaringan otot akan mempengaruhi performance atlet.
Semua aktivitas fisik memerlukan energi. Kebutuhan energi yang diperlukan
bervariasi sesuai dengan derajat kegiatan/ aktivitas yang dilakukan.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Peneliti melakukan pengamatan selama 3 bulan, yaitu dari bulan Maret
sampai bulan Mei 2016. Tempat penelitian dilakukan di tempat latihan para atlet
SSB SSS (Sport Supaya Sehat), yaitu di lapangan Sidodadi Semarang (Home
Base).
2.2 Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel penelitian dari SSB SSS
(Sport Supaya Sehat) angkatan tahun 2001. Pada awal pengambilan sampel,
terdapat 15 atlet yang dilakukan obsevasi, namun pada pertengahan penelitian, 5
orang atlet mengundurkan diri dari SSB SSS sehingga 5 orang atlet tersebut
mengalami drop out.
Di bulan ke-2 saat penelitian, terdapat 6 orang atlet baru yang bergabung
dengan SSB SSS, sehingga peneliti menambahkan 6 orang atlet tersebut ke dalam
sampel penelitian. Saat melakukan pengukuran VO2max, 1 orang atlet mengalami
drop out karena berhalangan hadir, sehingga jumlah sampel yang diteliti ialah
sebanyak 15 orang atlet.
2.3 Metode
Penelitian yang dilakukan ialah dengan metode observasional, dimana peneliti
melakukan pengamatan langsung pada atlet SSB SSS tahun 2001. Metode
pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara (pengisian kuisioner),
pengukuran antropometri dilakukan dengan pengukuran langsung seperti
pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital, tinggi badan
menggunakan microtoise, lingkar pinggang menggunakan metlin, persen lemak
tubuh menggunakan Bioelectric Impendance Analyzer (BIA), tekanan darah
menggunakan alat tensi digital, status hidrasi menggunakan indikator warna urin.
Metode yang digunakan untuk mengetahui asupan harian atlet digunakan food
recall 24-jam sebanyak 3 kali dengan waktu yang berseling.
2.4 Kendala
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa kendala seperti saat pengambilan
sampel maupun pengambilan data. Kendala saat pengambilan sampel berupa
pengunduran diri atlet dari SSB SSS serta atlet yang tidak hadir setiap saat
adanya latihan sehingga pengambilan data harus dilakukan berulang kali. Kendala
saat pengambilan data ialah terbatasnya sumber daya peneliti dimana jumlah atlet
lebih banyak daripada sumber daya peneliti dan terbatasnya jumlah alat
pengukuran yang digunakan peneliti.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Atlet
Gambaran atlet merupakan deskripsi secara umum dan singkat mengenai atlet
SSB SSS tahun 2001.
3.1.1 Gambaran Umum Atlet
Responden dalam penelitian ini berjumlah 15 atlet. Gambaran umum
responden berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan atlet sepakbola
SSS adalah sebagai berikut:
Usia responden berkisar antara 14-15 tahun, dengan rincian 6 orang
(40%) berumur 14 tahun dan 9 orang (60%) berumur 15 tahun.
Tabel 1. Gambaran Usia Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
14 tahun
40
15 tahun
60
14 tahun
40%
15 tahun
60%
kg.(2) Atlet yang memiliki berat badan di bawah 40 kg ada 1 orang (6,7%),
yang memiliki berat badan 40 kg 45 kg ada 2 orang (13,3%), yang
memiliki berat 45 kg 50 kg ada 5 orang (33%), yang memiliki berat 50
kg 55 kg ada 4 orang (26,7%), yang memiliki berat badan 55 kg 60 kg
ada 1 orang (6,7%) dan sisanya, 2 orang responden memiliki berat lebih
dari 60 kg (13,3%).
Tabel 2. Gambaran Berat Badan Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
< 40 kg
6.7
40 45 kg
13.3
45 50 kg
33
50 55 kg
26.7
55 60 kg
6.7
> 60 kg
13.3
55-60
kg
7%
>60
kg
13%
50-55
kg
27%
<40
kg
7%
40-45
kg
13%
45-50
kg
33%
160 cm sebanyak 4 orang (26,7%) dan tinggi badan antara 160 cm 165
cm yaitu sebanyak 8 orang (53,3%).
Tabel 3. Gambaran Tinggi Badan Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
140 150 cm
6.7
150 155 cm
13.3
155 160 cm
26.7
160 165 cm
53.3
140-150cm
7%
150-155cm
13%
160-165
53%
155-160
27%
Nama
Usia
TTL
Agama
Pendidikan
Responden
1
BKR
15
Semarang, 15/12/01
Islam
SMP Kelas 2
BNR
15
Semarang, 15/12/01
Islam
SMP Kelas 2
MBP
14
Semarang, 3/07/01
Islam
SMP Kelas 3
DT
15
Semarang, 3/03/01
Kristen
SMA Kelas 1
15
Semarang, 1/12/01
Islam
SMP Kelas 2
SP
14
Semarang, 5/12/01
Islam
SMP Kelas 2
SBP
14
Banyumas, 14/05/01
Islam
SMP Kelas 3
TF
15
Semarang, 27/02/01
Islam
SMP Kelas 2
MF
15
Semarang, 24/06/01
Islam
SMP Kelas 2
10
ABP
14
Semarang, 8/08/01
Islam
SMP Kelas 3
11
15
Kendal, 23/11/01
Islam
SMP Kelas 2
12
15
Semarang, 17/10/01
Islam
SMP Kelas 2
13
BA
15
Semarang, 14/02/01
Islam
SMP Kelas 2
14
AB
14
Semarang, 30/07/01
Islam
SMP Kelas 2
15
14
Semarang, 24/12/01
Islam
SMP Kelas 1
(1996)
menyatakan
bahwa
beberapa
faktor
yang
Persen (%)
40
60
Total
15
100
Baik
0%
Kurang
40%
Cukup
60%
10
Batas
dipakai
Pengelompokan
TB/U
< -3 SD
Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD
Pendek
- 2 s/d +2 SD
Normal
> +2 SD
Tinggi
Persen (%)
Normal
13
86.67%
Pendek
13.33%
Pendek,
13.33%
Normal,
86.67%
11
gambaran
status
gizi
balita.
Nilai
IMT/U
kemudian
PB/U atau
TB/U
BB/U
Di atas 3
Di atas 2
BB/PB atau
BB/TB
IMT/U
Obesitas
Obesitas
Overweight
Overweight
(Gizi Lebih)
(Gizi Lebih)
Kurus
Kurus
Sangat Kurus
Sangat Kurus
Di atas 1
0
(median)
Di bawah
-1
Di bawah
Perawakan
Gizi
-2
Pendek
Kurang
Di bawah
-3
Perawakan
Sangat
Pendek/Kerdil
Gizi
Buruk
Melalui hasil pengambilan data pada atlet SSS diketahui bahwa dari
15 atlet dilihat dari data nilai z-score IMT/U, 13 atlet atau sekitar 86.67%
termasuk dalam kategori normal dan 2 atlet atau sekitar 13.33% termasuk
dalam kategori overweight.
12
Tabel 9. Kategori Status Gizi Berdasarkan Nilai Z-score IMT/U Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
Normal
13
86.67%
Overweight
13.33%
Resiko
Overweight,
13.33%
Normal,
86.67%
tidak,
karena
nilai
antropometri
lingkar
pinggang
lebih
Persen (%)
Normal
14
93.33%
Obesitas Sentral
6.67%
13
Obesitas
sentral,
6.67%
Normal,
93.33%
19 Tahun
20 29 Tahun
30 39 Tahun
40 49 Tahun
50 Tahun
Kurus
<3%
<3%
<3%
<3%
<3%
Baik Sekali
12 %
13 %
14 %
15 %
16 %
Baik
12.1 17.0 %
13.1 18.0 %
14.1 19.0 %
15.1 20.0 %
16.1 21.0 %
Cukup
17.1 22.0 %
18.1 23.0 %
19.1 24.0 %
20.1 25.0 %
21.1 26.0 %
Gemuk
22.1 27.0 %
23.1 28.0 %
24.1 29.0 %
25.1 30.0 %
26.1 31.0 %
Sangat
27.1 %
28.1 %
29.1 %
30.1 %
31.1 %
Gemuk
14
Persen (%)
Sangat baik
6.67%
Baik
33.33%
Cukup
46.67%
Gemuk
6.67%
Sangat gemuk
6.67%
Sangat
gemuk,
6.67%
Sangat
baik,
6.67%
Gemuk,
6.67%
Baik,
33.33%
Cukup,
46.67%
15
Tekanan Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Rendah
< 90
< 60
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-89
Stage 1 Hipertensi
140-159
90-99
Stage 2 Hipertensi
160
100
Kategori
Persen (%)
Normal
11
73.33%
Prehipertensi
26,67%
16
Prehipertensi
,
26.67%
Normal,
40.00%
cairan/elektrolit
sangat
penting
bagi
performa
baik, sedangkan warna urin yang gelap atau keruh dengan volume yang
sedikit menunjukkan level hidrasi yang rendah di dalam tubuh.
Secara ideal pada saat latihan atau juga dalam pertandingan atlet
disarankan untuk minum air secara rutin agar level hidrasi di dalam tubuh
dapat terjaga. Penting bagi atlet untuk dapat menjaga level hidrasi di dalam
tubuh melalui pola konsumsi cairan secara rutin baik pada saar sebelum dan
sedang berolahraga dan setelah berolahraga agar fungsi-fungsi tubuh dapat
berjalan dengan baik terutama fungsi thermoregulasi (pengaturan panas).(12)
Maka melalui observasi level hidrasi sebelum latihan yang
dilakukan terhadap atlet sepak bola di SSS diketahui bahwa dari 15 orang, 8
orang atau sekitar 53.33% termasuk dalam indikator kurang dan 7 orang
atau sekitar 46.67% termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk level
hidrasi setelah latihan, diketahui bahwa 12 orang atau sekitar 80% termasuk
dalam indikator kurang, 2 orang atau sekitar 13.33% termasuk dalam
indikator baik, dan 1 orang atau sekiat 6.67% termasuk dalam indikator
dehidrasi.
Tabel 15. Kategori Level Hidrasi Sebelum Latihan Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
Kurang
53.33%
Baik
46.67%
Baik
47%
Kurang
53%
18
Persen (%)
Kurang
12
80%
Baik
13.33%
Dehidrasi
6.67%
Dehidrasi
7%
Baik
13%
Kurang
80%
19
Klasifikasi
>51,6
Baik Sekali
42,6 51,5
Baik
33,8 42,5
Sedang
25,0 33,7
Kurang
<25,0
Kurang sekali
Persen (%)
Baik
13,33%
Sedang
11
73,33%
Kurang
6,67%
Kurang,
6.67%
Baik,
13.33%
Sedang,
73.33%
latihan yang mampu mencakup seluruh fungsi dan tujuan dari latihan itu
sendiri. Latihan yang baik dapat terdiri dari latihan untuk mempertahankan
daya tahan jantung-paru seorang atlet, latihan untuk meningkatkan kekuatan
otot, latihan untuk memperkuat kelenturan tubuh, latihan untuk
meningkatkan kebugaran serta latihan teknik, keseimbangan tubuh dan
keterampilan dalam bermain sepak bola.(16)(17) Sekolah sepak bola SSS
(Sport Supaya Sehat) memiliki jadwal latihan yang tetap, yaitu setiap
Minggu pukul 08.00, Selasa pukul 15.00, dan hari Jumat pukul 15.00.
Meski ada jadwal tetap namun setiap responden memiliki absensi kehadiran
yang berbeda-beda, ada yang hanya mengikuti 2 kali latihan namun juga
ada yang melakukan ekstra latihan (4 kali latihan dalam satu minggu).
Jumlah responden yang melakukan latihan 2 kali dalam seminggu ada 2
orang (13.3%), yang melakukan latihan 3 kali dalam seminggu ada 8 orang
(53,3%) dan yang melakukan latihan 4 kali dalam seminggu ada 1 orang
(6,7%).
Tabel 19. Gambaran Jadwal Latihan Atlet SSS
Jumlah Latihan
Persen (%)
2 kali
13.3
3 kali
12
80
4 kali
6.7
Dalam Seminggu
4 kali
7%
2 kali
13%
3 kali
80%
22
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
1,2
1,2
1,4
1,4
Kerja ringan
1,5
1,5
Kerja ringan-sedang
1,7
1,6
Kerja sedang
1,8
1,7
Kerja berat
2,1
1,8
2,3
2,0
23
60
70
80
90
10
12
5,5 menit/
10
12
14
15
17
5 menit/km
10
12
15
17
19
4,5 menit/km
11
13
15
18
20
4 menit/km
13
15
18
21
23
10 menit/km
8 menit/km
10
11
5menit/km
10
12
15
17
19
Sepak bola
Lari
Jalan kaki
Umur
Tambahan
(Tahun)
Energi
10-14
2 kkal/kg BB
15
1 kkal/kg BB
16-18
0,5 kkal/kg BB
Laki-laki dan
Perempuan
24
Persen (%)
Defisit
33,3%
Kurang
13,3%
Cukup
40%
Lebih
13,3%
Lebih
13%
Cukup
40%
DeFisit
34%
Kurang
13%
Persen (%)
Defisit
53,3%
Kurang
20%
Cukup
20%
Lebih
6,7%
Lebih
7%
Cukup
20%
Kurang
20%
DeFisit
53%
3.4.1.3 Protein
Kebutuhan protein bagi seorang atlet disebutkan berada berada
pada rentang 1.2-1.6 gr/kg berat badan per-harinya dan nilai ini berada
diatas kebutuhan protein bagi non-atlet yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg
berat badan. Peningkatkan kebutuhan protein bagi atlet ini disebabkan
oleh karena atlet lebih beresiko untuk mengalami kerusakan jaringan
ototn terutama saat menjalani latihan/pertandingan olahraga yang
berat. Selain itu pada olahraga yang bersifat ketahanan (endurance)
dengan durasi panjang sebagian kecil asam amino dari protein juga
akan digunakan sebagai sumber energi terutama saat simpanan
glikogen sudah semakin berkurang. Oleh karena hal-hal tersebut diatas
maka kebutuhkan konsumsi protein seorang atlet dalam kesehariannya
akan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan nonatlet.(24)(25) Sumber makanan protein dapat dibagi menjadi dua yaitu
sumber makanan protein nabati yang di dapatkan dari tumbuhan
(kacang kedelai dan hasil olahannya) serta sumber makanan protein
hewani yang didapatkan dari hewan (telur, susu, daging, unggas, ikan,
dan kerang).(23)
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada atlet di
sekolah sepak bola Sport Supaya Sehat, 73.3% atlet mengalami defisit
asupan protein, 6.7% diantaranya mengalami kekurangan, 6.7%
lainnya sudah cukup akan asupan protein, namun 13.3% atlet
mengalami asupan protein yang berlebih.
Tabel 25. Analisis Asupan Protein Atlet SSS
Indikator
Persen (%)
Defisit
11
73,3%
Kurang
6,7%
Cukup
6,7%
Lebih
13,3%
27
Cukup
7%
Lebih
13%
Kurang
7%
DeFisit
73%
28
Persen (%)
Defisit
33,3%
Kurang
13,3%
Cukup
6,7%
Lebih
46,7%
DeFisit
33%
Lebih
47%
Kurang
13%
Cukup
7%
menurunkan
kadar
glukosa
dalam
darah
dengan
Persen (%)
20%
46,7%
33,3%
Asupan
<50%
33%
Asupan
<20%
20%
Asupan
<30%
47%
30
Persen (%)
Kurang
12
80%
Cukup
13,3%
Dehidrasi
6,7%
31
Dehidrasi
6,7%
Cukup
13,3%
Kurang
80%
32
Persen (%)
Defisit
54%
Kurang
13%
Cukup
13%
Lebih
20%
Cukup
13%
Defisit
54%
Lebih
20%
Kurang
13%
33
Persen (%)
Defisit
13
87%
Kurang
7%
Cukup
6%
Lebih
0%
Lebih
0%
Cukup
6%
Kurang
7%
Defisit
87%
Persen (%)
13
87%
34
Kurang
0%
Cukup
13%
Lebih
0%
Kurang
0%
Lebih
0%
Cukup
13%
Defisit
87%
35
7% atlet kekurangan asupan vitamin B3, 13% lainnya cukup, dan 27%
berlebih.
Tabel 32. Analisis Asupan Vitamin B3
Indikator
Persen (%)
Defisit
53%
Kurang
7%
Cukup
13%
Lebih
27%
Cukup
13%
Defisit
53%
Lebih
27%
Kurang
7%
36
Persen (%)
Defisit
40%
Kurang
13%
Cukup
20%
Lebih
27%
Defisit
40%
Cukup
20%
Lebih
27%
Kurang
13%
kecukupan asupan vitamin B12 pada remaja laki laki usia 15 tahun
yaitu 2,4 mcg.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada atlet di
sekolah sepak bola Sport Supaya Sehat, 60% altet defisit, 7%
mengalami kurang asupan vitamin B12, 20% lainnya cukup, dan 13%
berlebih.
Tabel 34. Analisis Asupan Vitamin B12
Indikator
Persen (%)
Defisit
60%
Kurang
7%
Cukup
20%
Lebih
13%
Cukup
20%
Defisit
60%
Lebih
13%
Kurang
7%
Persen (%)
Defisit
15
100%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
Lebih
0%
Cukup
0%
Kurang
0%
Defisit
100%
39
Persen (%)
Defisit
40%
Kurang
7%
Cukup
0%
Lebih
53%
Cukup
0%
Defisit
40%
Lebih
53%
Kurang
7%
yang
berkaitan
dengan
sintesis
dan
degradasi
karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat. Sumber seng paling baik
adalah makanan sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang
dan telur. Serealia tumbuh dan kacang-kacangan juga merupakan
sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologik yang
rendah. Jadi, seng juga merupakan salah satu mineral yang penting
bagi atlet pada saat melakukan latihan atau bertanding karena pada
proses metabolisme untuk menghasilkan energi, CO2 merupakan hasil
sampingan yang harus dikeluarkan tubuh. Sumber makanan seng yaitu
daging sapi, sayur bayam, biji labu, kerang, bawang putih, jamur, biji
wijen, dan hati sapi.(30) Angka kecukupan asupan mineral Zn pada
remaja laki laki usia 15 tahun yaitu 18 mg.
40
Persen (%)
Defisit
14
93%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
7%
Cukup
0%
Lebih
7%
Kurang
0%
Defisit
93%
41
Persen (%)
Defisit
15
100%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
Lebih
0%
Cukup
0%
Kurang
0%
Defisit
100%
42
Persen (%)
Defisit
15
100%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
Kurang
0%
Defisit
100%
pada
43
Persen (%)
Defisit
15
100%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
Kurang
0%
Cukup
0%
Lebih
0%
DeFisit
100%
Persen (%)
Defisit
12
80%
Kurang
0%
Cukup
7%
Lebih
13%
Cukup
7%
Kurang
0%
Lebih
13%
DeFisit
80%
45
kecukupan gizi fosfor pada remaja laki laki usia 15 tahun yaitu 1200
mg.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada atlet di
sekolah sepak bola Sport Supaya Sehat, 73% atlet mengalami defisit
asupan fosfor, 13% kekurangan, dan 14% lainnya berlebih.
Tabel 42. Analisis Asupan Fosfor
Indikator
Persen (%)
Defisit
11
73%
Kurang
13%
Cukup
0%
Lebih
14%
Cukup
0%
Lebih
14%
Kurang
13%
DeFisit
73%
46
Persen (%)
Konsumsi
40
Tidak Konsumsi
60
Konsumsi
40%
Tidak
Konsumsi
60%
Persen (%)
Pisang
16,7
STMJ
50
Gula Jawa
16,7
Kopi
16,7
47
Kopi
17%
Pisang
16%
Gula
Jawa
17%
STMJ
50%
tuntutan
untuk
menang
sehingga
terdorong
untuk
harus
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
dosis
yang
dianjurkan.(32)
Suplemen yang sering kali dipercaya untuk pertumbuhan dan
perkembangan atlet serta untuk meningkatkan performa atlet adalah
suplemen vitamin C, suplemen vitamin D, suplemen kalsium, dan
suplemen protein. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada
atlet di sekolah sepak bola Sport Supaya Sehat terdapat beberapa atlet
yang penah dan sedang mengonsumsi suplemen sebanyak 40% dan
60% lainnya belum pernah mengonsumsi suplemen. Dari 40% anak
yang
mengonsumsi
suplemen
26.67%
diantaranya
pernah
48
Persen (%)
Konsumsi
40
Tidak Konsumsi
60
Konsumsi
40%
Tidak
Konsumsi
60%
Persen (%)
Pernah
26.67
Sedang Mengonsumsi
13.33
Tidak
60
49
Pernah
27%
Tidak
60%
Sedang
13%
untuk
karena dalam
tubuh jumlah air dan natrium tidak seimbang. Untuk itu, pemberian
cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini
dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga
untuk mencegah hipoglikemik.(34)
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan pada atlet di sekolah
sepak bola Sport Supaya Sehat, 100% atlet pernah mengonsumsi
minuman elektrolit. Minuman elektrolit yang biasanya dikonsumsi
oleh atlet adalah pocari, mizone, hydro coco, dan isotonik. Dari hasil
wawancara kepada atlet mereka biasa mengonsumsi minuman
elektrolit ketika sedang bertanding.
50
Persen (%)
Konsumsi
15
100
Tidak Konsumsi
Tidak
Konsumsi
0%
Konsumsi
100%
Persen (%)
Konsumsi
26.6
Tidak Konsumsi
11
73.3
51
Konsumsi
27%
Tidak
Konsumsi
73%
merupakan
produk
pemanis
alami
yang
banyak
52
Persen (%)
Konsumsi
20
Tidak Konsumsi
12
80
Konsumsi
20%
Tidak
Konsumsi
80%
53
Persen (%)
100
100
konsumsi
0%
tidak
konsumsi
100%
54
putih. Air putih yang dikonsumsi atlet dilakukan sebelum, saat, dan
sesudah latihan untuk menjaga status hidrasinya.
Tabel 51. Konsumsi Air Putih
Indikator
Persen (%)
Konsumsi
15
100
Tidak Konsumsi
Tidak
Konsumsi
0%
Konsumsi
100%
remaja.
Kebugaran
jasmani
bermanfaat
untuk
Persen (%)
Tidak Sarapan
20
Sarapan
12
80
Tidak
Sarapan
20%
Sarapan
80%
Persen (%)
25
75
3 - 4 jam sebelum
Contoh Menu
Nasi (1 centong)
Krakers (3 buah)
1 - 2 jam sebelum
pertandingan
pertandingan
2 - 3 jam sebelum
pertandingan
57
30 - 60 menit sebelum
pertandingan
Contoh Menu
Contoh Menu
Biskuit 5 keping
Nasi (1 centong)
Contoh Menu
Makan Pagi
07.00
Nasi (1 centong)
Air mineral
Selingan
58
09.00
Jus Alpukat
Makan Siang
12.00
Nasi (1 centong)
Selingan
16.00
Es buah (1 mangkok)
Makan Malam
19.00
Nasi (1 centong)
Air mineral
Selingan
21.00
Interpretasi
Persentase
(%)
Nyaman
Tidak nyaman
15
0
100%
Memadai
Tidak memadai
15
0
100%
Memadai
15
Tidak memadai
100%
Persen (%)
Merokok
Tidak Merokok
15
100
Merokok
0%
Tidak
Merokok
100%
Persen (%)
Konsumsi
46.67
Tidak Konsumsi
53.33
61
Konsumsi
Kopi
47%
Tidak
Konsumsi
Kopi
53%
Persen (%)
Konsumsi
Tidak Konsumsi
15
100
62
Konsumsi
Alkohol
0%
Tidak
Konsumsi
Alkohol
100%
Persen (%)
Nyenyak - Cukup
20
20
Nyenyak - Kurang
20
40
63
Tidur
kurang
dan
tidak
nyenyak
40%
Tidur
cukup
dan
nyenyak
20%
Tidur
cukup
dan
tidak
nyenyak
20%
Tidur
kurang
dan
nyenyak
20%
Persen (%)
Sering
12
80
Jarang
20
64
Jarang
20%
Sering
80%
atau
kelebihan
berat
badan
merupakan
hasil
65
3.9.1.2 IMT/U
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 2 orang atlet
yang mengalami overweight.
Adapun penyebab masalah gizi pada kedua atlet tersebut setelah
dilakukan wawancara mendalam ialah karena adanya pengaruh
asupan, aktivitas fisik, pola tidur, dan screentime yang tinggi. Asupan
pada kedua atlet tersebut berlebih, aktivitas fisik tergolong sedang
sebab keduanya merupakan atlet baru di SSB SSS, pola tidur kedua
atlet tersebut tergolong kurang (waktu tidur kurang dari 6 jam), serta
keduanya mengaku sering bermain gadget, menonton TV serta ngemil
disaat waktu luang.
3.9.1.3 TB/U
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 2 orang atlet
yang mengalami stunting.
Stunting merupakan masalah gizi kronik yang disebabkan
langsung oleh penyakit infeksi dan asupan makan yang tidak memadai
seperti kurang energi dan protein. Stunting digambarkan dengan nilai
Z-Score TB/U kurang dari 2 SD.(47)
3.9.1.4 Lemak Tubuh
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 2 orang atlet
dengan persen lemak tubuh lebih dari batas normal sehingga
dikategorikan sebagai gemuk dan sangat gemuk.
3.9.1.5 Lingkar Pinggang
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, hanya terdapat 1 orang
atlet yang mengalami obesitas sentral ditandai dengan lingkar
pinggang yang lebih dari 90 cm.
3.9.1.6 Tekanan Darah
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 4 orang atlet
yang mengalami prehipertensi.
66
67
3.9.2.3 Protein
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 11 orang atlet
yang memiliki asupan protein yang tergolong defisit, 1 orang atlet
kurang asupan protein, dan 2 lainnya berlebih.
3.9.2.4 Lemak
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, terdapat 5 orang atlet
yang defisit asupan lemak, 2 orang atlet kurang asupan lemak, dan 7
lainnya berlebih
3.9.2.5 Serat
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 15 atlet mengalami
kekurangan akan asupan lemak.
3.9.2.6 Cairan
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 12 orang atlet
mengalami kekurangan asupan cairan dan 1 orang mengalami
dehidrasi. Berdasarkan hasil recall, atlet yang mengalami dehidrasi
disebabkan karena asupan cairan harian yang kurang serta kebiasaan
minum yang jarang. Atlet yang mengalami dehidrasi tersebut
mengaku bahwa ia biasa tidak minum sebelum latihan.
3.9.2.7 Vitamin A
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 8 orang atlet
mengalami defisit asupan vitamin A, 2 orang kurang, dan 3 orang
lainnya berlebih.
3.9.2.8 Vitamin B1
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 13 orang atlet
mengalami defisit, 1 orang atlet mengalami kekurangan.
3.9.2.9 Vitamin B2
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 13 atlet mengalami
defisit akan vitamin B2
68
3.9.2.10 Vitamin B3
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 8 orang atlet
mengalami deifisit asupan vitamin B3, 1 orang atlet kekurangan
asupan vitamin B3, dan 4 orang atlet.
3.9.2.11 Vitamin B6
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 6 orang atlet
mengalami defisit asupan vitamin B6, 2 orang mengalami kekurangan,
dan 4 orang atlet berlebih.
3.9.2.12 Vitamin B12
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 9 orang atlet
mengalami defisit asupan vitamin B12, 1 orang mengalami
kekurangan, dan 2 orang berlebih.
3.9.2.13 Vitamin C
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 15 orang atlet
mengalami defisit akan asupan vitamin C.
3.9.2.14 Magnesium
Berdsarkan data yang sudah dianalisis, 6 orang atlet
mengalami defisit, 1 orang atlet mengalami kekurangan asupan
magnesium, dan 8 orang atlet berlebih.
3.9.2.15 Seng
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 14 orang atlet
mengalami defisit asupan seng, dan 1 orang atlet berlebih.
3.9.2.16 Zat Besi
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 15 orang atlet
mengalami defisit asupan zat besi.
3.9.2.17 Kalsium
69
70
bertanding, hanya saja atlet yang memiliki riwayat penyakit asma dan
bronchitis memiliki kesulitan apabila penyakit tersebut kambuh mendadak.
3.9.6 Lingkungan
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 100% atlet mengaku kondisi
lingkungan tempat latihan sudah nyaman serta fasilitas fisik maupun fasilitas
untuk latihan sudah cukup memadai sehingga tidak ditemukan masalah pada
lingkungan SSB SSS.
3.9.7 Gambaran Gaya Hidup
3.9.7.1
Riwayat Merokok
Berdasarkan data yang sudah dianalisis, 15 orang atlet
tidak memiliki riwayat merokok sama sekali.
3.9.7.2
3.9.7.3
3.9.7.4
3.9.7.5
Riwayat Screentime
Berdasarkan data yang sudah dianalisis terdapat 12
atlet yang sering melakukan screentime pada waktu luang.
71
3.10
Pemecahan Masalah
3.10.1 Status Gizi
3.10.1.1 IMT/U
Atlet sepakbola SSB SSS memiliki umur antara 14 15 tahun
yang masuk dalam kategori remaja. Indikator IMT/U lebih
menggambarkan status gizi pada remaja. Berdasarkan hasil
pengukuran IMT/U terdapat 13.33% atau 2 responden yang
mengalami overweight. Overweight pada remaja apabila tidak
segera ditangani akan berdampak pada timbulnya masalah
kesehatan ketika dewasa. Overweight pada atlet juga akan
mempengaruhi performanya. Untuk mengembalikan status gizi
atlet yang mengalami overweight dapat dilakukan saat periode
persiapan umum. Alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan untuk atlet tersebut adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
3.10.1.2 TB/U
Berdasarkan indikator TB/U terdapat 2 atlet yang mengalami
stunting. Anak yang mengalami stunting mempunyai massa bebas
lemak yang lebih rendah dan basal metabolic rate (BMR) yang
menurun sehingga beresiko mengalami kelebihan deposit jarigan
72
2.
Menyarankan
agar
mengkonsumsi
makanan
yang
4.
di
dalam
jaringan
lemak
tubuh.
Alternative
73
2.
3.
4.
5.
6.
75
10-20
menit
sebelum
pertandingan
atau
latihan
direkomendasikan untuk mengonsumsi cairan sebanyak 200300 ml atau sebanyak 300-600 ml dengan kondisi lingkungan
yang panas. Jenis cairan yag dapat dikonsumsi adalah air dan
sport drink.
2. Saat pertandingan atau latihan
Ketika pertandingan atau latihan berlangsung diharapkan atlet
tidak bergantung kepada rasa haus untuk mengonsumsi cairan.
Hal ini disebabkan ketika rasa haus timbul, tubuh sebenarnya
sudah berada pada kondisi dehidrasi ringan. Karena sepak bola
merupakan olahraga yang bersifat kontinyu, maka atlet
disarankan untuk memanfaatkan berhentinya permainan untuk
mengonsumsi cairan.
Setiap 10-20 menit direkomendasikan untuk mengonsumsi
cairan sebanyak 200-300 ml, namun konsumsi ideal yang
disarankan untuk atlet sepak bola adalah setiap 15 menit. Jenis
cairan yang dapat dikonsumsi adalah air putih dan sport drink.
3. Setelah pertandingan atau latihan
Konsumsi cairan juga dilakukan setelah pertandingan atau
latihan yang berfungsi mengembalikan cairan yang hilang
melalui
keringat.
Pada
periode
ini,
atlet
diharapkan
sebuah
penelitian
mengatakan
bahwa
76
yang
sering
terjadi
pada
atlet
adalah
77
Jenis Makanan
Bertanding
Makanan Utama
3 4 jam
2 3 jam
1 2 jam
30 60 menit
78
79
1g/KgBB
yang
diberikan
jam
setelah
pertandingan
Jenis Makanan
Saat Selesai
Bertanding
1-2 gelas
30 menit
1 jam
2 jam
4 jam
Makanan utama
atlet
dapat
mempertahankan
kondisinya
dengan
makan
setelah
pertandingan.
Hindari
makan
secara
berlebihan.
80
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menimbang
berat
badan
setiap
hari
untuk
memonitor
81
akan
menyebabkan
rebound
insulin,
sehingga
menyebabkan
hipoglikemia.
Atlternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah mitos yang dimiliki atlet sepak bola tersebut
adalah sebagai berikut:
v Memberikan edukasi mengenai dampak STMJ terhadap tubuh para
atlet.
v Memberikan contoh makanan yang dapat dikonsumsi atlet
sebelum bertanding untuk meningkatkan performa atlet seperti jus
buah dan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
seperti roti, crackers dan biscuit.(16)
3.10.4 Kebiasaan Sarapan
Sarapan memiliki manfaat untuk tumbuh kembang remaja
yang diantaranya adalah terpeliharanya fungsi tubuh yang optimal.
Dengan demikian remaja dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi,
kebugaran untuk mengikuti semua aktifitas dan terbentuknya sumber
daya manusia yang berkualitas. Akibat apabila tidak sarapan adalah
menurunya kadar gula darah dengan tanda tanda lemah, keluar
keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan.(56) Untuk
mengatasi atlet yang sering melewatkan sarapan adalah dengan:
Menyarankan agar bangun lebih pagi karena ada atlet yang mengaku
tidak sempat untuk sarapan
menemani
atlet
tersebut
untuk
sarapan
pagi
dan
82
Para
meningkatkan
atlet
mengaku
performa.
mengkonsumsi
Namun
ketika
kopi
untuk
mereka
tidak
83
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
85
WAKTU
BangunTidur 04.00
Sarapan
06.30
Selingan Pagi
10.00
14.00
2 jam sebelum latihan
BAHAN
MAKANAN
Air putih
Air putih
Nasi
Nasi putih
Omelet
Telur ayam
Daging kornet
Daun bawang
Minyak
Cah tahu & Sayuran Tahu putih
Sawi
Air putih
Tauge
Air putih
Roti isi coklat
Roti tawar
Selai coklat
Jus jambu
Buah jambu
Drinking water
Gula pasir
Nasi putih
Nasi putih
Sayur sop
Wortel
Kentang
Kembang kol
Seledri
Daun bawang
Air kaldu
Tempe goreng
Tempe
Minyak kelapa
Buah semangka
Semangka
Air putih
Air putih
Biscuit crackers
Crackers
Jus mangga
Buah mangga
MENU MAKAN
BRT
(g)
480 ml
200
55
45
5
10
110
50
50
240 ml
70
10
100
240 ml
13
200
25
25
25
5
5
240 ml
50
10
90
240 ml
50
100
URT
2 gls
2ctg
1 btr
3 sdm
2 btg
1 sdm
1 bj bsr
gls
gls
1 gls
2 iris
1 sdm
1 bj bsr
1 gls
1 sdm
2 ctg
gls
gls
gls
2 btg
2 btg
1 gls
2 ptg
1 sdm
1 ptg
1 gls
5 bh
1 bj
Energi
(Kal)
0
260
85.3
121.1
1.1
86.2
83.6
7.5
30.5
0
191.7
2.2
50.9
0
50.3
260
11.2
23.2
6.3
0.6
1.1
18.9
109.5
86.2
28.8
0
223.5
65.0
KH
(g)
0
57.2
0.6
0.0
0.3
0.0
2.1
1.0
2.4
0
36.3
0.3
11.9
0
13
57.2
2.6
5.4
1.4
0.1
0.3
1.9
9.4
0
6.5
0
36.8
17.0
L (g)
P (g)
0
0.4
5.8
8.1
0.0
10
5.3
0.1
1.7
0
2.1
0.1
0.6
0
0
0.4
0.1
0.0
0.1
0.0
0.0
0.7
4.2
10
0.4
0
7.0
0.3
0
4.8
6.9
11.2
0.1
0.0
8.9
1.1
3.3
0
6.2
0.0
0.8
0
0
4.8
0.3
0.5
0.3
0.1
0.1
1.2
10.4
0
0.5
0
3.8
0.5
Cairan
(ml)
480 ml
0
0
0
0
0
0
0
0
240
0
0
0
240
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
240
0
0
86
15.10
20 menit sebelum
latihan
15.30-18.00 Selama
latihan
18.00
Sesaat setelah latihan
18.30
19.00
Drinking water
Gula pasir
Air putih
Air putih
Air putih
Air putih
20. 00
Makan malam
Es jeruk
21.00
Menjelang Tidur
Susu
Total
240 ml
13
1 gls
1 sdm
0
50.3
0
13.0
0
0
0
0
240
0
200300 ml
1-2 gls
300 ml
2L
8 gls
2000 ml
240 ml
1 gls
240 ml
100
240 ml
13
25
25
25
20
65.0
0
50.3
95.2
11.2
15.2
57
17.0
0
13.0
22.8
2.6
1.2
0.0
0.3
0
0
0.0
0.1
0.9
3.8
0.5
0
0
0.1
0.3
1.6
5.4
0
240
0
0
0
0
0
0
260
15.1
156.7
0
57.2
2.1
0.0
0
0.4
0.2
10.4
0
4.8
2.3
14.8
240
0
0
0
6.0
25.9
0
50.3
0.6
6.5
0
13
0
0.1
0
0
1.0
0.5
0
0
0
0
240
0
640.1
57.2
0.4
4.8
240
3302.2
521.3
90.9
112.7
Air putih
Nasi putih
Kangkung
Dada ayam
240 ml
200
100
55
Kecap manis
Jeruk
Drinking water
Gula
Susu kental manis
20
55
240 ml
13
1 bh
1 gls
1 sdm
gls
gls
gls
ptg
sdg
1 gls
2 ctg
1 gls
1 ptg
sdg
2 sdm
1 bh
1 gls
1 sdm
200
1 gls
4940
87
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kondisi umum dari atlet sepak bola SSB SSS masih tergolong belum
memenuhi kategori ideal dari segi kecukupan gizi dan hidrasi. Hal ini ditunjukan
dari hasil analisis recall asupan dan cairan dari 15 atlet sepak bola di SSB SSS.
Untuk status gizi berdasarkan pengukuran antropometri dengan indikator IMT/U
terdapat 2 atlet yang mengalami overweight, indikator TB/U terdapat 2 atlet
mengalami stunting, berdasarkan persen lemak tubuh terdapat 1 atlet termasuk
gemuk dan 1 atlet sangat gemuk, berdasarkan indikator lingkar pinggang terdapat
1 atlet mengalami obesitas sentral, dan terdapat 4 atlet yang mengalami
prehipertensi. Berdasarkan status hidrasi, masih terdapat terdapat 8 orang atlet
yang memiliki status hidrasi kurang baik sebelum berlatih dan 12 orang atlet yang
memiliki status hidrasi kurang baik setelah latihan ditambah 1 orang atlet yang
dehidrasi.
Berdasarkan hasil recall masih terdapat 33.3% atlet yang mengalami defisit
energi, defisit karbohidrat sebesar 53.3%, defisit protein sebesar 73.3%, defisit
lemak sebesar 33.3% dan asupan lemak berlebih sebesar 46.7%, dan 100% atlet
mengalami kekurangan asupan serat. Untuk asupan vitamin dan mineral atlet SSS
masih tergolong rendah seperti defisit vitamin A sebesar 54%, vitamin B1 sebesar
87%, vitamin B2 sebesar 87%, vitamin B3 sebesar 53%, vitamin B6 sebesar 40%,
vitamin B12 sebesar 60%, vitamin D sebesar 100%, dan vitamin C sebesar100%.
Asupan mineral juga mengalami defisit seperti asupan Magnesium sebesar 40%,
seng sebesar 93%, zat besi sebesar 100%, kalsium sebesar 100%, natrium sebesar
80%, dan fosfor sebesar 73%.
Untuk kepercayaan terhadap makanan masih terdapat beberapa atlet yang
mempercayai STMJ untuk meningkatkan performa mereka. Terdapat 40% atlet
mengkosumsi suplemen, dan 100% atlet mengkonsumsi minuman elektrolit.
Sedangkan hanya terdapat 27% atlet yang mengkonsumsi susu.
Kebiasaan screen time pada atlet SSS termasuk tinggi yaitu sebesar 80% yang
dapat mempengaruhi kesehatanya. Untuk analisis lingkungan sudah baik karena
semua atlet merasa nyaman, selain itu lapangan sepak bola di SSB SSS juga
dikelilingi oleh pohon pohon besar yang membuat lapangan tersebut terasa sejuk.
88
4.2 Saran
Untuk mengatasi ketidakseimbangan asupan zat gizi makro maupun mikro
dari atlet sepak bola di SSB SSS, kami menyarankan diadakannya edukasi dan
pendampingan berkala oleh ahli gizi untuk memberikan pemahaman terhadap
atlet dan pelatih sehingga terjadi keselarasan dalam pengawasan makan dari
pelatih. Kami juga menyarankan untuk mengajukan pengadaan snack
pendamping yang lebih mengandung banyak serat dan memiliki kandungan
energi cukup.
Kemudian diberikan edukasi tentang pentingnya pengamatan berat badan,
komposisi tubuh, dan pemenuhan cairan dalam pengaruhnya terhadap performa
dan status kesehatan. Sehingga tercapai pemahaman yang berdampak kepada
lebih mudahnya pengawasan asupan makan dan cairan atlet.
Kemudian dilakukan pendataan ulang untuk atlet yang memiliki penyakit
yang kemungkinan mempengaruhi performa, sehingga pelatih ataupun pihak
pengawas atlet diberikan pemahaman untuk lebih memperhatikan pola asupan
dari atlet yang memiliki riwayat penyakit.
89
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Available
from:
http://eprints.undip.ac.id/44833/1/Methaaprilia_22010110120083_Bab0.pdf
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Budi MFS, Sugiharto. Circuit Training dengan Rasio 1:1 dan Rasio 1:2
terhadap Peningkatan VO2Max. J Sport Sci Fit [Internet]. 2015;4(3). Available
from:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ve
d=0ahUKEwiP4K3Aju_MAhVFwI8KHf_vCmAQFggcMAA&url=http://jour
nal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/jssf/7386/5097&usg=AFQjCNFZnyepC5LoPPb
Ism3uyCkP7ZmORg&sig2=T3xqgCM5sG-ILYz3BwWS1w
14.
Anonim. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi terhadap
Kebugaran Atlet Bulu Tangkis Jaya Raya pada Atlet Laki-laki dan Perempuan
di Asrama Atlet Ragunan. Universitas Esa Unggul; 2013.
15.
N.L.G K, K.T A. Tingkat Kecukupan Gizi, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi
Atlet Sepakbola Remaja Putera Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kota Denpasar Tahun 2011. J Ilm Kedokt. 2012;43.
16.
Negri
Yogyakarta;
Available
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika
from:
Rismayanthi,
18.
19.
Dini. Kebutuhan Nutrisi untuk Atlet [Internet]. 2015 [cited 2016 May 20].
Available
from:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-dr-
rachmah-laksmi-ambardini-mkes/kebutuhan-nutrisi-atlet.pdf
20.
21.
22.
Burke LM, Kiens B, Ivy JL. Carbohydrate & Fat for Training & Recovery. J
Sports Sci. 2004;
23.
Sabar Surbakti. Asupan Bahan Makanan dan Gizi Bagi Atlet Renang. 2012;
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Veronica D. Gambaran Status Gizi Antropometri Dan Asupan Zat Gizi Siswa
Sekolah Sepak Bola Anyelir Dan Sekolah Sepak Bola Bangau Putra Makassar
Tahun 2013. 2013; Available from: http://repository.unhas.ac.id
32.
33.
34.
35.
92
36.
37.
38.
I H. Gaya Hidup, Status Gizi, dan Stamina Atlet pada Sebuah Klub Sepak
Bola. Ber Kedokt Masy. 2007;23((4): 192-199).
39.
40.
41.
42.
Penggalih MHST, Huriyati E. Gaya Hidup, Status Gizi, dan Stamina Atlet
pada Sebuah Klub Sepakbola. 2007.
43.
44.
Kairupan TS. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Screen Time Dengan
Status Gizi pada Siswa Siswi SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado. 2013.
45.
46.
L. Kathleen Mahan, Sylvia Escott-Stump dan JLR. Krauses Food and the
Nutrition Care Process. 13th ed. USA: Elsevier Saunders; 2012.
47.
48.
http://180.250.43.170:1782/poltekkes/Bahan_Ajar/IGDK/atlet/Pedoman
Gizi
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
Anonim. Hubungan Aktivitas Fisik Judo Dengan Insomnia pada Atlit Judo Jad
Tiang Bendera Jakarta Barat. Universitas Esa Unggul; 2013.
94
Lampiran 1
DATA IDENTITAS ATLET
Tingkat
Jadwal
Pendidikan
Latihan/minggu
Islam
SMP Kelas 2
Smg, 15/12/2001
Islam
SMP Kelas 2
15
Smg, 3/07/2001
Islam
SMP Kelas 3
Daniel Tegar
15
Smg, 3/03/2001
Kristen
SMP Kelas 1
Fauzan
15
Smg, 1/12/2001
Islam
SMP Kelas 2
Surya P.
15
Smg, 5/12/2001
Islam
SMP Kelas 2
Selvin B. P.
15
Banyumas, 14/05/2001
Islam
SMP Kelas 3
Taufiq Febri
15
Smg, 27/02/2001
Islam
SMP Kelas 2
M. Faizin
15
Smg, 24/06/2001
Islam
SMP Kelas 2
10
Abi Bagus P.
15
Smg, 8/08/2001
Islam
SMP Kelas 3
11
Yosidane
15
Kendal, 23/11/2001
Islam
SMP Kelas 2
12
Alvindo
15
Smg, 17/10/2001
Islam
SMP Kelas 2
13
Bagas A.
15
Smg, 14/02/2001
Islam
SMP Kelas 2
14
Agung Bintoro
15
Smg, 30/07/2001
Islam
SMP Kelas 2
15
15
Smg, 24/12/2001
Islam
SMP Kelas 1
No
Nama
Usia
TTL
Agama
Bangkit Ramadhan
15
Smg, 15/12/2001
Bangun Ramadhan
15
M. Bagus P.
95
Lampiran 2
DATA ANTROPOMETRI
BB
BB
Selisih
Sebelum
Sesudah
BB
Bangkit Ramadhan
43.1
42.7
Bangun Ramadhan
37.1
M. Bagus P.
No
Nama
TB
IMT
TB/U
Interpretasi
PLT
Interpretasi
0.4
156.4
17.62
Underweight
-0.82
Normal
-0.78
Normal
14.8
Baik
37.1
144.8
17.70
Underweight
-0.78
Normal
-2.72
Pendek
21.2
Cukup
54.1
53.5
0.6
165
19.87
Normal
0.08
Normal
-0.43
Normal
15.1
Baik
Daniel Tegar
52.2
51.7
0.5
162.2
19.84
Normal
-0.04
Normal
-1
Normal
19.8
Cukup
Fauzan
45.8
45.6
0.2
156.1
18.80
Normal
-0.25
Normal
-1.29
Normal
17.8
Cukup
Surya P.
44.2
44.4
-0.2
159.9
17.29
Underweight
-1.01
Normal
-0.8
Normal
13.7
Baik
Selvin B. P.
53.4
52.9
0.5
163
20.10
Normal
0.12
Normal
-0.78
Normal
17
Cukup
Taufiq Febri
45.5
45.2
0.3
160
17.77
Underweight
-1.01
Normal
-1.28
Normal
16.9
Baik
M. Faizin
48.2
47.5
0.7
162.3
18.30
Underweight
-0.74
Normal
-0.8
Normal
10.6
Sangat Baik
10
Abi Bagus P.
52.8
52.4
0.4
161.2
20.32
Normal
0.28
Normal
-0.86
Normal
13.5
Baik
11
Yosidane
46.8
46.4
0.4
153.5
19.86
Normal
-0.01
Normal
-1.64
Normal
17.9
Cukup
12
Alvindo
61.3
61.1
0.2
150.5
27.06
Obese
1.93
Overweight
-2.1
Pendek
27.2
Sangat Gemuk
13
Bagas A.
48.9
48.4
0.5
160
19.10
Normal
-0.47
Normal
-1.3
Normal
18.9
Cukup
14
Agung Bintoro
65.4
65
0.4
165.2
23.96
Overweight
1.15
Overweight
-0.36
Normal
23.1
Gemuk
15
46.4
45.6
0.8
156.5
18.94
Normal
-0.35
Normal
-1.2
Normal
17.6
Cukup
96
Level Urin
No
Nama
Lipi
Interpretasi
Bangkit Ramadhan
64
Normal
Baik
Bangun Ramadhan
65
Normal
M. Bagus P.
67
Normal
Daniel Tegar
72
Fauzan
Level Urin
Interpretasi
Tensi
Kurang
125/70
Normal
Kurang
Kurang
110/57
Normal
Baik
Baik
132/86
Prehipertensi
Normal
Baik
Kurang
132/73
Prehipertensi
67
Normal
Baik
Baik
106/58
Normal
Surya P.
73
Normal
Kurang
Kurang
113/55
Normal
Selvin B. P.
70
Normal
Kurang
Kurang
131/87
Prehipertensi
Taufiq Febri
66.5
Normal
Kurang
Kurang
115/69
Normal
M. Faizin
66
Normal
Baik
Kurang
127/69
Normal
10
Abi Bagus P.
72
Normal
Kurang
Kurang
121/72
Normal
11
Yosidane
73
Normal
Baik
Kurang
105/73
Normal
12
Alvindo
94
Obes Sentral
Kurang
Kurang
124/69
Normal
13
Bagas A.
80
Normal
Baik
Kurang
128/81
Normal
14
Agung Bintoro
79
Normal
Kurang
Kurang
132/67
Prehipertensi
15
66
Normal
Kurang
Dehidrasi
124/79
Normal
Sebelum
Interpretasi
Sesudah
Interpretasi
97
Lampiran 3
DATA PENGUKURAN VO2MAX
No
Nama
LEVEL
BALIKAN
HASIL
INTERPRETASI
Bangkit Ramadhan
38.5
Sedang
Bangun Ramadhan
42.1
Sedang
M. Bagus P.
10
43
Baik
Daniel Tegar
42.1
Sedang
Fauzan
11
50.4
Baik
Surya P.
38.5
Sedang
Selvin B. P.
10
48.4
Baik
Taufiq Febri
40.8
Sedang
M. Faizin
42.4
Sedang
10
Abi Bagus P.
39.5
Sedang
11
Yosidane
41.4
Sedang
12
Alvindo
25
Kurang
13
Bagas A.
42.4
Sedang
14
Agung Bintoro
41.4
Sedang
15
38.5
Sedang
98
Lampiran 5
DATA ASUPAN MAKAN DAN MINUM
No
Nama
Bangkit Ramadhan
Sebelum
Latihan
Sarapan
Jenis Makanan
Jajan
Jenis
Jajanan
-
Bangun Ramadhan
Makanan Pokok
Snack Gurih
Gorengan
M. Bagus P.
Buah
Makanan Pokok
Nasi + Lauk
Ciki
Daniel Tegar
Makanan Pokok
Fauzan
Buah
Makanan Pokok
Roti
Surya P.
Makanan Pokok
Roti
Selvin B. P.
Makanan Pokok
Buah
Taufiq Febri
Makanan Pokok
Makanan Pokok
Ciki
M. Faizin
Makanan Pokok
Makanan Pokok
10
Abi Bagus P.
Makanan Pokok
Ciki
11
Yosidane
Makanan Pokok
Snack Gurih
Nasi Rames
12
Alvindo
Makanan Pokok
Snack Gurih
Nasi + Lauk
Nasi Rames
13
Bagas A.
STMJ
STMJ
Gorengan
14
Agung Bintoro
Snack Gurih
Makanan Pokok
Nasi + Lauk
Gorengan
15
Makanan Pokok
Makanan Pokok
Ciki
Jenis Makanan
-
Saat
Jenis
Setelah
Jenis Makanan
Latihan Makanan Latihan
Makanan Pokok
99
Bangkit Ramadhan
Sebelum
Latihan
Jenis
Minuman
Air Mineral
Saat
Latihan
Jenis
Minuman
Air Mineral
Setelah
Latihan
Jenis
Minuman
Air Mineral
Freq.
Minum
Sering
Pernah
Jenis
Supl.
tdk ingat
Bangun Ramadhan
Air Mineral
Air Mineral
Kopi
Sering
Pernah
tdk ingat
Pelatih
M. Bagus P.
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
-4
Daniel Tegar
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Fauzan
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Surya P.
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Selvin B. P.
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Zevitgro
Taufiq Febri
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
STMJ
Pelatih
M. Faizin
Min. Isotonik
Air Mineral
Air Mineral
Kadang
STMJ
Ayah
10
Abi Bagus P.
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Pernah
tdk ingat
Ayah
11
Yosidane
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Pernah
Vit. C
Ayah
12
Alvindo
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
Kopi
13
Bagas A.
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
STMJ
Dokter
14
Agung Bintoro
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Sering
tdk ingat
Pisang
Ayah
15
Air Mineral
Air Mineral
Air Mineral
Jarang
No
Nama
Suplemen
Mitos
Jenis
Sumber
Pelatih
Gula
Jawa
100
Ayah
Lampiran 6
DATA GAYA HIDUP ATLET
Bangkit Ramadhan
Waktu
Bangun
05.30
Waktu
Tidur
22.00
Jumlah Jam
Tidur
7 jam 3 menit
Kenyenya
kan Tidur
Bangun Ramadhan
05.00
20.00
9 jam
M. Bagus P.
04.10
21.00
-4
Daniel Tegar
05.30
Fauzan
No
Nama
Merokok
Kopi
Alkohol
Screentime
Riwayat Penyakit
Sering
Keluarga: Stroke
Sering
Keluarga: Stroke
7 jam 10 menit
Sering
Amadel
22.00
7 jam 30 menit
Sering
Thypus
04.30
22.00
6 jam 30 menit
Sering
Surya P.
04.00
21.00
7 jam
Sering
Selvin B. P.
04.30
22.00
6 jam 30 menit
Sering
Thypus
Taufiq Febri
05.30
21.30
8 jam
Sering
M. Faizin
04.30
21.00
7 jam 30 menit
Jarang
Thypus
10
Abi Bagus P.
06.00
21.00
9 jam
Sering
11
Yosidane
05.50
21.30
8 jam 20 menit
Sering
12
Alvindo
04.30
00.00
4 jam 30 menit
Sering
Asma, Keluarga: DM
13
Bagas A.
05.30
21.00
8 jam 30 menit
Jarang
14
Agung Bintoro
04.00
23.00
5 jam
Sering
15
06.00
21.00
9 jam
Jarang
101
Lampiran 7
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI MAKRO
Energi
Ratarata
Asupan
(kkal)
Kebutu
han
(kkal)
Kecuku
pan
Bangkit
Ramadhan
2080,5
2310,4
90%
2.
Bangun
Ramadhan
2121,9
2264,5
93,7%
3.
M. Bagus
Pamungkas
2283,3
3527,5
4.
Daniel Tegar
2457,9
5.
Fauzan
Karbohidrat
Lemak
Protein
Ratarata
Asupan
(gr)
Kebutu
han
(gr)
Kecuku
pan
Interpre
tasi
Ratarata
Asupan
(gr)
Kebutu
han
(gr)
Kecuku
pan
Interpre
tasi
Ratarata
Asupan
(gr)
239,97
346,5
69,3%
82,57
64,2
128,6%
191,5
339,6
56,4%
101,2
62,9
160,8%
64,7%
292,73
343,5
85,2%
90,10
97,7
3243,5
75,7%
367,1
486,5
75,4
62,3
1956,6
2532,4
77,26%
195,2
379,8
51,4%
6.
Surya
Pratama
Putar
2367,5
2907,6
81,4%
383,40
436,1
87,9%
7.
Selvin Budi
Pratama
1930,5
2978,5
64,8%
221,63
446,7
8.
Taufih Febri
Nugroho
3045,1
3269
93,1%
376,73
490,3
No
Nama
1.
Interpre
tasi
Kebutu
han
(gr)
Kecuku
pan
Interpre
tasi
88,70
78,1
113.6%
61,56
84,9
72,5%
92.2%
75,03
132,3
56,7%
90,1
69,1%
78,9
121,6
64,8%
104,1
70.3
148,1%
57,3
94,9
60,4%
59,57
80,7
73,7%
67,33
109,1
61,6%
49,6%
65,77
82,7
79,4%
55,93
111,7%
50,1%
76,8%
83,85
63,8
142,8%
71,5
122,5%
58,1%
102
9.
M. Fauzin
2954,1
3346,1
88,3%
354,63
501,9
70,6%
128,10
92,9
137,8%
73,27
125,5
58,4%
10.
Abi Bagus P
1215,1
3290,3
36,9%
171,40
493,5
34,7%
45,90
91,4
50,2%
26,43
123,4
21,4%
11.
Yosidane
1060,5
2798,5
37,9%
170,50
419,7
40,6%
25,53
77,7
32,8%
34,23
104,9
32,6%
12.
Alvindo
3445,1
3011,5
114,3%
459,7
451,7
101,7
129,7
83,6
155,1%
110,3
112,9
97,6%
13.
Bagus A
1077,1
2942,1
36,6%
106,63
24,1%
62,9
110,3
39,6%
14.
Agung
Bintoro
3430,9
3258,5
105,3%
452,1
488,7
92,5%
145,7
90,5
160,9%
157,2
122,2
128,6%
15.
Rico
2462
2862,4
86%
258,9
429,4
60,3%
52,1
79,5
65,5%
44,17
107,34
41,14%
441,3
51,47
81,7
43,70
Keterangan : D= Defisit (< 70% Kebutuhan ) K= Kurang (70-80% Kebutuhan ) C= Cukup (80-100% Kebutuhan ) L= Lebih (>100% Kebutuhan)
103
Serat
No
Nama
Cairan
Rata-rata Asupan
(kkal)
Kebutuhan
(kkal)
Kecukupan
Interpretasi
Kecukupan
1.
Bangkit Ramadhan
7,77
38
20,4%
Kurang
2.
Bangun Ramadhan
8,43
38
22,1%
Kurang
3.
M. Bagus P
9,00
38
23,6%
Cukup
4.
Daniel Tegar
12,6
38
33,1%
Kurang
5.
Fauzan
8,4
38
22,1%
Cukup
6.
Surya P
9,97
38
26,2%
Kurang
7.
Selvin B.P
7,67
38
20,1%
Kurang
8.
Taufiq Febri
15,97
38
42,1%
Kurang
9..
M. Faizin
11,8
38
31,1%
Kurang
10.
Abi Bagus P
6,87
38
18,1%
Kurang
11.
Yosidane
5,50
38
14,4%
Kurang
12
Alvindo
12,8
38
33,6%
Kurang
13.
Bagus A
3,13
38
8,2%
Kurnag
104
14.
Agung Bintoro
14,6
38
38,4%
Dehidrasi
15.
Rico
8,87
38
23,3%
Kurang
105
Lampiran 6
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI MIKRO
Vitamin A (mcg)
Interpr
etasi
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecuku
pan
Interpr
etasi
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecuku
pan
Interpr
etasi
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecuku
pan
Interpr
etasi
543,8
600
90,6
0,4
1,2
33,3
0,7
1,5
46,7
13,4
14
95,7
989,2
600
164,9
1,1
1,2
91,7
1,4
1,5
93,3
18,8
14
134,3
M. Bagus P.
660,2
600
110,0
0,6
1,2
50,0
0,7
1,5
46,7
14,0
14
100,0
Daniel Tegar
181,8
600
30,3
0,8
1,2
66,7
0,6
1,5
40,0
3,4
14
24,3
Fauzan
185,4
600
30,9
0,5
1,2
41,7
0,5
1,5
33,3
8,7
14
62,1
Surya P
384,0
600
64,0
0,7
1,2
58,3
0,8
1,5
53,3
9,0
14
64,3
Selvin B. P.
527,4
600
87,9
0,5
1,2
41,7
0,9
1,5
60,0
10,1
14
72,1
Taufiq Febri
419,9
600
70,0
0,9
1,2
75,0
1,3
1,5
86,7
18,3
14
130,7
M. Fauzin
381,3
600
63,6
0,7
1,2
58,3
0,9
1,5
60,0
14,5
14
103,6
Abi Bagus P.
406
600
67,7
0,3
1,2
25,0
0,4
1,5
26,7
2,9
14
20,7
Yosidane
199,7
600
33,3
0,37
1,2
30,8
0,5
1,5
33,3
5,5
14
39,3
Alvindo
1286,
0
600
214,3
0,43
1,2
35,8
1,0
1,5
66,7
4,7
14
33,6
Bagus A.
98,8
600
16,5
0,2
1,2
16,7
0,5
1,5
33,3
6,5
14
46,4
Agung
Bintoro
349,7
600
58,3
0,4
1,2
33,3
0,4
1,5
26,7
9,0
14
64,3
1.
Bangkit
Ramadhan
Bangun
Ramadhan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
Vitamin B3 (mg)
Kecuku
pan
Nama
3.
Vitamin B2 (mg)
Keb.
No
2.
Vitamin B1 (mg)
Rata
rata
Asupa
n
106
15.
Rico Dwi M.
459,6
600
76,6
0,5
1,2
41,7
0,4
1,5
26,7
14,4
14
102,9
107
Vitamin B6 (mg)
No
Nama
1.
2.
Bangkit Ramadhan
Bangun Ramadhan
Rata
rata
Asup
an
1
2,0
3.
M. Bagus P.
4.
Interpretasi
Rata
rata
Asupa
n
76,9
153,8
K
L
1,3
100,0
1,9
1,3
Fauzan
0,5
6.
Surya P
7.
Vitamin C (mg)
Interpretasi
Rata
rata
Asupa
n
Keb.
Kecuk
upan
Interpretasi
391,7
179,2
L
L
5,8
13,1
75
75
7,7
17,5
D
D
2,4
91,7
8,0
75
10,7
1,0
2,4
41,7
0,1
75
0,1
1,2
2,4
50,0
1,5
75
2,0
69,2
1,8
2,4
75,0
2,0
75
2,7
1,3
84,6
1,4
2,4
58,3
26,4
75
35,2
1,8
1,3
138,5
2,2
2,4
91,7
7,5
75
10,0
M. Fauzin
1,8
1,3
138,5
1,5
2,4
62,5
19,0
75
25,3
10
Abi Bagus P.
0,4
1,3
30,8
0,5
2,4
20,8
2,1
75
2,8
11.
Yosidane
0,7
1,3
53,8
1,2
2,4
50,0
19,1
75
25,5
12.
Alvindo
1,1
1,3
84,6
1,4
2,4
58,3
42,0
75
56,0
13.
Bagus A.
0,6
1,3
46,2
2,0
2,4
83,3
3,9
75
5,2
14.
15.
Agung Bintoro
Rico Dwi M.
0,5
1,0
1,3
1,3
38,5
76,9
D
K
0,7
1,5
2,4
2,4
29,2
62,5
D
D
0,5
14,7
75
75
0,7
19,6
D
D
Keb.
Kecuk
upan
Keb.
Kecuk
upan
1,3
1,3
9,4
4,3
2,4
2,4
1,3
2,2
Daniel Tegar
146,2
5.
1,3
38,5
0,9
1,3
Selvin B. P.
1,1
8.
Taufiq Febri
9.
108
Mg (mg)
No
1.
2.
Nama
Bangkit
Ramadhan
Bangun
Ramadhan
Rata
rata
Asup
an
Zn (mg)
Keb.
Kecu
kupa
n
Inter
preta
si
Rata
rata
Asup
an
251,2
200
125,6
314,9
200
157,5
Fe (mg)
Ca (mg)
Keb.
Kecu
kupa
n
Inter
preta
si
Rata
rata
Asup
an
Keb.
Kecu
kupa
n
Inter
preta
si
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecu
kupa
n
Inter
preta
si
9,9
18
55,0
6,4
19
33,7
1214,3
1200
101,2
9,2
18
51,1
10,3
19
54,2
237,1
1200
19,8
3.
M. Bagus P.
277,7
200
138,9
8,0
18
44,4
7,5
19
39,5
220,8
1200
18,4
4.
Daniel Tegar
103,6
200
51,8
27,7
18
153,9
3,9
19
20,5
254,9
1200
21,2
5.
Fauzan
135,6
200
67,8
4,1
18
22,8
3,7
19
19,5
115,9
1200
9,7
6.
Surya P
260,7
200
130,4
7,6
18
42,2
6,8
19
35,8
163,3
1200
13,6
7.
Selvin B. P.
159,1
200
79,6
6,0
18
33,3
5,6
19
29,5
347,8
1200
29,0
8.
Taufiq Febri
397,5
200
198,8
12,4
18
68,9
11,7
19
61,6
296,0
1200
24,7
9.
M. Fauzin
289,7
200
144,9
8,4
18
46,7
7,9
19
41,6
208,3
1200
17,4
10
Abi Bagus P.
100,8
200
50,4
3,3
18
18,3
2,6
19
13,7
77,6
1200
6,5
11.
Yosidane
128,4
200
64,2
3,7
18
20,6
3,0
19
15,8
192,0
1200
16,0
12.
Alvindo
205,9
200
103,0
4,5
18
25,0
7,4
19
38,9
492,8
1200
41,1
13.
Bagus A.
89,0
200
44,5
4,8
18
26,7
3,2
19
16,8
51,5
1200
4,3
14.
15.
Agung Bintoro
Rico Dwi M.
116,4
240,5
200
200
58,2
120,3
D
L
3,6
5,1
18
18
20,0
28,3
D
D
4,5
7,5
19
19
23,7
39,5
D
D
84,3
282,7
1200
1200
7,0
23,6
D
D
109
Vitamin D (mcg)
No
1.
2.
Nama
Bangkit
Ramadhan
Bangun
Ramadhan
Na (mg)
P (mg)
Rata
rata
Asupa
n
Keb.
Kecuku
pan
Interpre
tasi
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecuku
pan
Interpre
tasi
Rata
rata
Asupan
Keb.
Kecuku
pan
Interpr
etasi
1,5
15
10,0
738,2
1500
49,2
1432,9
1200
119,4
2,2
15
14,7
346,0
1500
23,1
684,9
1200
57,1
3.
M. Bagus P.
3,3
15
22,0
1602,2
1500
106,8
948,7
1200
79,1
4.
Daniel Tegar
1,2
15
8,0
486,3
1500
32,4
444,4
1200
37,0
5.
Fauzan
4,1
15
27,3
120,7
1500
8,0
591,1
1200
49,3
6.
Surya P
3,8
15
25,3
993,7
1500
66,2
805,1
1200
67,1
7.
Selvin B. P.
1,0
15
6,7
839,5
1500
56,0
706,3
1200
58,9
8.
Taufiq Febri
0,7
15
4,7
1280,6
1500
85,4
1287,4
1200
107,3
9.
M. Fauzin
0,2
15
1,3
500
1500
33,3
906,8
1200
75,6
10
Abi Bagus P.
0,5
15
3,3
84,8
1500
5,7
292,3
1200
24,4
11.
Yosidane
3,1
15
20,7
157,5
1500
10,5
556,6
1200
46,4
12.
Alvindo
1,3
15
8,7
427,9
1500
28,5
540,2
1200
45,0
13.
Bagus A.
0,7
15
4,7
122,4
1500
8,2
367,8
1200
30,7
14.
15.
Agung Bintoro
Rico Dwi M.
0,3
0,2
15
15
2,0
1,3
D
D
1548,3
578,6
1500
1500
103,2
38,6
L
D
404,3
590,6
1200
1200
33,7
49,2
D
D
110
Lampiran 7
DOKUMENTASI
Gambar 1. Pengukuran TB
Gambar 2. Pengukuran BB
Gambar 5. Pengukuran
Tekanan Darah
Gambar 7. Pengukuran
Lingkar Pinggang
111
112
113
114