Anda di halaman 1dari 4

FASOS DAN FASUM DI KOMPLEK PEMUKIMAN

FASILITAS sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial
(fasos) adalah seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman
bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya.
Dan pengertian fasilitas umum adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum.
Contoh dari fasilitas umum (fasum) adalah seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly
over, under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur busway,
tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.
Penghuni kompeks permukiman bisa melakukan gugatan class action jika pengembang tidak
membangun fasilitas perumahan yang dijanjikan pada saat tran saksi. Berdasarkan Undang-undang
no.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, gugatan terhadap pengembang juga bisa dilakukan
secara individu.
Pada prinsipnya, penghuni sebuah kompleks perumahan adalah konsumen atau pengguna akhir dari
suatu produk barang atau jasa. Oleh karena itu, ia dilindungi UU Perlindungan Konsumen.
Dari mulai fasilitas yang tidak sesuai dengan brosur penawaran sampai soal cicilan lunas tapi
sertifikat tidak keluar. Selain itu, juga masih banyak pengembang yang tak menyediakan fasilitas
umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos) sesuai aturan.
Ancaman bagi pengembang yang tidak melakukan kewajiban membangun Fasum dan Fasos
adalah denda hingga 2 milyar rupiah, atau penjara selama 5 tahun.
Izin membuka perumahan pada pengembang tidak dapat dikeluar kan jika belum memenuhi persyara
tan yang telah ditetapkan. Diantaranya, perumahan yang dibangun harus dilengkapi fasum dan fasos.
Perbandingan antara luas fasum dan fasos dengan luas permukiman adalah sekitar 40 banding 60.
Meski begitu, perbandingan/ persentase tersebut tergantung besar kecilnya kompleks peruma
han yang dibangun. Untuk peru mahan kecil, yang luas arealnya kurang dari 5000 m2, lahan fasumfasos bisa 20 atau 30 %.
Kebanyakan digunakan untuk jalan, drainase, gorong-gorong, brangang dan lahan terbuka.
Semua kompleks perumahan harus memiliki fasum dan fasos, meski persentasenya berbeda-beda.
Kalau mereka tidak punya, izinnya pasti tidak akan keluar.
Fasum dan Fasos juga harus tercantum dalam site plan, untuk menjadi salah satu persyaratan
izin. Selain itu, pengembang juga diharuskan menyediakan areal pemakaman seluas 2 % dari total
lahan yang dikembangkan. (*)

P E R ATU R A N TE N TAN G S E R A H TE R I M A FAS OS FAS U M


Pada halaman ini dikutip beberapa peraturan pemerintah tentang serah terima prasarana
lingkungan, fasos dan fasum dari Pengembang kepada Pemerintah Daerah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.1 Tahun 1987, diketahui
sebagai berikut:
Prasarana Lingkungan terdiri dari Jalan; Saluran pembuangan air limbah; Saluran
pembuangan air hujan;
Utilitas umum terdiri dari Jaringan air bersih; Jaringan listrik; Jaringan gas; Jaringan telepon;
Terminal angkutan umum/bus shelter; Kebersihan/pembuangan sampah; Pemadam kebakaran;
Fasilitas Sosial terdiri dari: Sarana Pendididikan; Kesehatan; Perbelanjaan dan niaga;
Pemerintahan dan pelayanan umum; Peribadatan; Rekreasi dan kebudayaan; Olahraga dan lapangan
terbuka, Pemakaman Umum.
Seluruh prasarana lingkungan, fasum dan fasos yang telah di Serahkan kepada Pemerintah
Daerah (Pemda) berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, hak, wewenang dan
tanggungjawab pengurusannya beralih sepenuhnya kepada Pemda yang bersangkutan. Jika
Pengembang menggunakan prasarana yang telah diserahkan kepada Pemda untuk keperluan
melanjutkan pembangunan perumahan, maka Pengembang diwajibkan memperbaiki dan memelihara
Prasarana dimaksud.
Pemda selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak saat menerima penyerahan,
wajib menyerahkan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas social dimaksud kepada instansi
yang membidanginya masing-masing dengan membuat Berita Acara Serah Terima.
Berdasarkan PERDA Kota Bekasi No.10 Tahun 2007, tentang Penyadiaan Lahan, Prasana
Lingkungan, Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial oleh Pengembang di Kota Bekasi, diantaranya
menyabutkan sebagai berikut:

Tahapan Penyerahan

Penyerahan Fasos, Fasum dan Prasarana Lingkungan bagi perumahan horizontal dengan luas
lebih dari 5 ha dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut: a. Penyerahan fasilitas sosial
dilaksanakan secara keseluruhan pada saat site plan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; b.
Penyerahan fasilitas umum dan prasarana lingkungan dilaksanakan secara bertahap sesuai prosentase
jumlah kavling efektif terbangun dan terjual.
Penyerahan sebesar 40% dari jumlah fasum dan prasarana lingkungan pada saat kavling
efektif terbangun dan terjual sejumlah 50%; Penyerahan sebesar 100% dari jumlah fasum dan
prasarana lingkungan pada saat kavling efektif terbangun dan terjual sejumlah 90%. Pemeliharaan
Fasos, Fasum dan Prasarana Lingkungan yang diserahkan tetap menjadi kewajiban Pengembang
sampai seluruh kavling efektif terbangun dan terjual
1. Prosedur Penyerahan
Sebelum dilakukan penyerahan oleh Pemohon kepada Pemda terlebih dahulu dilakukan
verifikasi oleh Tim Verifikasi. Hasil verifikasi dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan.
Penyerahan dilakukan dengan dua cara yaitu:
Penyerahan Umum/Biasa adalah penyerahan fasos, fasum, prasarana lingkungan, kepada
Pemda dalam keadaan baik;
Penyerahan Khusus adalah penyerahan fasos, fasum kepada Pemda yang telah lama selesai
namun belum juga dilakukan penyerahan, dan pada saat akan dilakukan penyerahan kondisi dalam
keadaan rusak. Dalam hal penyerahan khusus, Pengembang diwajibkan memperbaiki lebih dahulu
kerusakan tersebut.

2. Bentuk Penyerahan
Bentuk penyerahan fasos, Fasum dan prasarana lingkungan meliputi :
a. Penyerahan fasilitas umum dan prasarana lingkungan kepada Pemda dalam bentuk Berita Acara
hasil verifikasi;
b. Penyerahan Fasos kepada Pemda harus dilengkapi dengan sertipikat tanah atas nama Pemda;
c. Dalam hal sertipikat belum selesai maka penyerahan tersebut disertakan dengan bukti proses
pengurusan dari Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN);
Di sebutkan dalam Pasal 8 bahwa Pembangunan dan pengelolaan Fasos dapat dikerjasamakan
dengan pihak ketiga sepanjang dapat memberikan manfaat langsung bagi penghuni perumahan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai