Model Motivasi Arcs
Model Motivasi Arcs
1.
dan kedua ini akan memberikan dasar untuk menganalisis pemelajar yang akan dilakukan
pada Langkah 3.
Langkah 3: Analyze Audience/Analisis Pemelajar
Analisis pemelajar merupakan langkah penting dalam proses mendesain model ARCS.
Keputusan yang diambil akan memiliki pengaruh langsung dalam mendefinisikan tujuan dan
memilih strategi motivasi dalam pembelajaran. Tujuan dari langkah ini adalah untuk
memperkirakan strategi motivasi apa yang cocok untuk seluruh kelas atau sub-kelompok atau
individu dalam kelas. Salah satu tantangan dalam memecahkan masalah motivasi adalah
bahwa motivasi awal peserta didik bisa terlalu tinggi serta terlalu rendah. Jika terlalu rendah,
prestasi mereka akan rendah karena mereka memiliki sedikit motivasi berpresatasi dan
mereka tidak akan mengerahkan usaha yang cukup. Jika tingkat motivasi mereka terlalu
tinggi, maka kualitas kinerja mereka menurun karena stres yang berlebihan yang
menyebabkan mereka tidak dapat mengingat informasi. Dengan melakukan analisis
pemelajar dapat ditentukan secara spesifik jenis masalah motivasi yang ada. Hal ini juga
membantu menghindari masalah yang timbul karena memiliki terlalu sedikit atau terlalu
banyak strategi motivasi.
Langkah 4: Analyze Existing Materials/Menganalisis Bahan yang Ada
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menganalisis materi pembelajaran saat ini, yang bisa
menjadi sebuah unit, modul, program pembelajaran, atau apapun segmen instruksi yang
ditujukan untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan strategi motivasi. Hal yang
penting untuk dipertimbangkan adalah memeriksa bahan-bahan instruksi untuk
menentukan strategi motivasi apa yang diperlukan, termasuk karakteristik pemelajar, materi
pembelajaran yang sedang digunakan, atau dipertimbangkan untuk diadopsi.
Di sisi lain, perlu juga dipertimbangkan apakah bahan yang ada memiliki kekurangan yang
akan menyebabkan demotivasi. Pertama, jika materi yang ada tidak relevan, maka perlu
dilakukan penambahan, bagian mana yang perlu. Kedua, jika materi mengandung elemen
motivasional terlalu banyak atau kegiatan yang tidak pantas, seperti permainan yang tidak
cocok untuk pemelajar, maka perlu perbaikan seperlunya. Dalam situasi di mana siswa sangat
termotivasi untuk siap mengikuti pembelajaran termasuk penilaian dalam waktu yang sempit,
diupayakan untuk tidak menyisipkan kegiatan yang tidak perlu seperti, game atau simulasi.
Langkah 5 :
Langkah ini dilakukan untuk menulis tujuan desain motivasi dan penilaian. Dalam tujuan
akan digambarkan perilaku motivasi yang ingin diamati dalam pemelajar. Saat menulis
tujuan, pertimbangkan perbedaan antara menutup kesenjangan motivasi dan menjaga
motivasi. Dalam beberapa pengaturan, seperti yang ditunjukkan oleh analisis audiens, akan
ada masalah motivasi tertentu yang memerlukan perhatian. Upayakan menyertakan strategi
motivasi yang cukup untuk menghindari pembelajaran menjadi membosankan, seperti
meningkatkan kepercayaan pemelajar dengan kegiatan yang menantang.
Langkah 6: List Potential Tactics/Daftar Strategi Potensial
Langkah ini dibutuhgkan kemampuan pembelajar untuk menganalisis melalui
diskusi/brainstorming, bukan hanya yang berhubungan dengan tujuan pada Langkah 5, tetapi
juga termasuk strategi yang akan membantu mempertahankan motivasi pemelajar pada
kegiatan pembelajaran. Hasil langkah ini adalah adanya daftar sebanyak mungkin strategi
motivasi sesuai dengan pemikiran kreatif pembelajar. Selanjutnya pada langkah berikutnya
akan diinjau kembali kemungkinan strategi yang paling sesuai yang akan digunakan.
Langkah dalam memilih strategi. Dapat dilakukan dengan seleksi awal dengan menyiapkan
daftar rencana atau solusi strategi motivasi yang akan dikembangkan, yang berkaitan dengan
tujuan spesifik dan situasi umum. Kemudian, pada Langkah 7, akan diterapkan satu set
kriteria seleksi untuk memilih, menggabungkan, dan mengatur strategi yang benar-benar akan
digunakan.
Langkah 7: Select and Design Tactics/Memilih dan Mendesain Strategi
Dalam langkah ini pembelajar akan memilih strategi motivasi untuk benar-benar dimasukkan
ke dalam bahan ajar. Selain beragam strategi potensial yang baru saja di buat, juga
pembelajar telah memiliki informasi tentang lingkungan instruksional, karakteristik
pemelajar, analisis bahan, dan tujuan motivasi , termasuk kriteria yang akan membantu
memilih strategi yang paling dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Biasanya, dalam
memilih dan mendesain strategi yang akan dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran tidak
hanya memilih salah satu strategi yang ada tetapi dilakukan dengan menggabungkan satu atau
lebih strategi menjadi sebuah strategi tunggal yang memenuhi beberapa kebutuhan
pembelajaran.
Langkah 8 : Integrate with Instructional Design Overview/ Mengintegrasikan Strategi
Motivasi dengan Desain Pembelajaran
Langkah ini dilakukan untuk mengintegrasikan strategi motivasi yang sudah dirancang
kedalam unsur-unsur utama pengajaran, yang meliputi tujuan pembelajaran, isi, dan kegiatan
belajar. Saran pertama adalah meninjau unit instruksi yang sedang dikembangkan dan daftar
semua unsur-unsurnya. Kemudian, meninjau strategi motivasi yang dipilih dan dan
menempatkannya dalam situasi pembelajaran dengan tepat. Hal ini dibutuhkan kesiapan
dalam membuat keputusan. LAngkah ini sangat berguna karena merupakan kompinasi dari
keseluruhan langkah sebelumnyayang dilakukan secara bersama-sama. Pengajar yang telah
memiliki banyak pengalaman akan sangat mempertimbangkan langkah ini secara lebih serius.
Mereka biasanya akan lebih mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal lingkungan
belajarnya secara komprehensif.
Langkah 9 : Select and Develop Materials/Memilih dan Mengembangkan Bahan
Dalam langkah ini, akan dilakukan identifikasi jenis strategi motuivasi yang akan
dimasukkan kedalam bahan pembelajaran. Beberapa strategi mungkin tidak akan
memerlukan mencari strategi karena dapat diterapkan secara langsung, atau hanya
memerlukan modifikasi pada konten pembelajaran yang ada. Tapi, jika Anda ingin
menggunakan permainan, simulasi, atau kegiatan pengalaman belajar dan belum memiliki
strategi tertentu dalam pikiran, maka dapat dilakukan dengan mencari strategi bisa
disesuaikan atau, setidaknya dapat berfungsi sebagai model untuk dikembangkan. Dalam
langkah ini jangan lupa untuk mencatat (sebagai dokumentasi) hasil keputusan yang sudah
diambil yakni strategi yang sebenarnya akan dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam
pelajaran.
Model ARCS mengidentifikasi ada empat Kondep Penting untuk memotivasi pembelajaran:
a. Attention (perhatian): adalah bentuk pengarahan untuk memusatkan tenaga dan energi
psikis dalam menghadapi suatu obyek. Munculnya perhatian di dorong oleh rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh,
lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif. Peserta didik diharap dapat menimbulkan minat
yaitu kecenderungan untuk merasa tertarik pada pelajaran atau pokok pelajaran tertentu dan
merasa senang mempelajari materi itu melahirkan semangat yang baru dan dapat berperan
positif dalam proses belajar mengajar selanjutnya.
b. Relevance (relevansi): yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi
pembelajaran, kebutuhan dan kondisi pesrta didik. Ada tiga strategi yang dapat digunakan
untuk menunjukkan relevansi dalam pembelajaran, yaitu:
Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi yang dipelajari dengan kebutuhan
kondisi peserta didik. Peserta didik akan termotivasi bila mereka merasa bahwa apa yang
akan dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat bagi mereka.
c. Confidence (kepercayaan diri): yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan
potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya harapan untuk berhasil. Ada sejumlah strategi untuk meningkatkan
kepercayaan diri, yaitu sebagai berikut:
d. Satisfaction (kepuasan): adalah perasaan gembira, perasan ini dapat positif yaitu timbul
kalau orang mendapatkan penghargaan dalam dirinya. Perasaan ini meningkat kepada
perasaan harga diri kelak, membangkitkan semangat belajar di antaranya dengan:
Mengucapkan baik, bagus dan memberikan senyum bila peserta didik menjawab atau
mengajukan pertanyaan.
Menunjukkan sikap non verbal positif pada saat menanggapi pertanyaan atau jawaban
peserta didik.
Memuji dan memberi dorongan dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang
simpatik atas prestasi peserta didik.
Memberi tuntunan pada peserta didik agar dapat memberi jawaban yang benar.
Memberi pengarahan sederhana agar peserta didik memberi jawaban yang benar.
Dalam teori jangkaan, "usaha" dikenalpastikan sebagai hasilan utama yang boleh diukur. Supaya
"usaha' boleh berlaku, dua prasyarat mesti ditetapkan - (1) orang berkenaan mesti menghargai
tugas, dan (2) orang tersebut mesti percaya ia boleh berjaya melakukan tugas. Justeru itu, dalam
situasi instruksi, tugasan pembelajaran mesti disembahkan dalam cara yang melibatkan dan
bererti kepada pelajar; dan dapat menggalakkan jangkaan positif akan kejayaan pencapaian
objektif-objektif pembelajaran.
Models ARCS mengenalpasti empat komponen strategi yang penting untuk memotivasikan
instruksi:
[A]ttention / Perhatian - strategi untuk memberangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu
dan minat
[R]elevance / Perkaitan - strategi untuk menghubungkan keperluan, minat dan motif
pelajar.
[C]onfidence / Keyakinan - strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkaan
positif untuk kejayaan pencapaian pembelajaran; dan
[S]atisfaction / Kepuasan - strategi untuk membekalkan pengukuhan ekstrinsik dan
instrinsik. (Keller, 1983)
Attention / Perhatian
Perangsangan Inkuiri: stimulasikan rasa ingin tahu dengan mengajukan soalan atau
masalah untuk diselesaikan. Contoh: Guru menyampaikan satu senario tentang seseuatu
masalah dan mengarahkan murid melukan percambahan idea (brainstorm) penyelesaian
yang munasabah berasaskan apa yang telah dipelajari dalam kelas.
Kepelbagaian: memasukkan beraneka jenis kaedah dan media untuk memenuhi kehendakkehendak pelajar yang berbeza-beza. Contoh: Selepas menyampai dan meneliti isi
pelajaran di OHP, murid-murid menjalankan perbincangan dan latihan dalam kumpulan
koperatif.
Relevance / Perkatian
Orientasi Matlamat: menerangkan objektif dan tujuan berkaitan dengan instruksi dan
kaedah-kaedah spesifik untuk pencapaian berjaya. Contoh: Guru menjelaskan objektif
dan kepentingan objektif pelajaran.
Pemadanan Motif: memadankan objektif dengan keperluan dan motif pelajar. Contoh:
Guru membenarkan pelajar menyampaikan hasil projek dalam bentuk bertulis, lisan atau
grafik demi menyesuaikan gaya dan keperluan pembelajaran yang berbeza-beza di
kalangan muridnya.
Kebiasaan: menyampaikan isi kandungan dengan cara yang mudah difaham dan boleh
berkatian dengan pengalaman dan nilai pelajar. Contoh: Murid-murid diminta memberi
contoh tentang pengalaman diri sendiri yang berkaitan dengan konsep yang telah diterima
dalam kelas.
Confidence / Keyakinan
Satisfaction / Kepuasan
Rumusan
Model ARCS dalam rekabentuk instruksi adalah pendekatan yang mudah digunakan untuk
meningkatkan tarikan motivasi dalam instruksi. ARCS menyediakan kerangka yang kuat untuk
mereka bentuk dan meningkatkan mutu motivasi dalam berbagai-bagai entiti seperti pengajaran
di bilik darjah, penyediaan bahan di internet, dan bahan pengajaran dan pembelajaran.
Rujukan
Chemotti, J.T. (1992, June). From nuclear arms to Hershey's kisses: Strategies for motivating
students. School Library Media Activities Monthly, 8(10), 34-36. (EJ 446 223)
Keller, J.M.(1983). Motivational design of instruction. In C.M. Reigeluth (Ed.). Instructional
design theories and models: An overview of their current status. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Keller, J.M. (1987a, Oct.). Strategies for stimulating the motivation to learn. Performance and
Instruction, 26(8), 1-7. (EJ 362 632)
Keller, J.M. (1987b). IMMS: Instructional materials motivation survey. Florida State University.
Keller, J.M. & Keller, B.H. (1989). Motivational delivery checklist. Florida State University.
Porter, L.W. & Lawler, E.E. (1968). Managerial attitudes and performance. Homewood, IL: Dorsey
Press.
Schamber, L. (1994). Relevance and information behavior. Annual Review of Information Science
and Technolgy, Medford, NJ: Learned Information, Inc. (EJ 491 620)
Small, R.V. (1992, Apr.). Taking AIM: Approaches to instructional motivation. School Library
Media Activities Monthly, 8(8), 32-34.
Small, R.V. (1997). Assessing the motivational quality of world wide websites. ERIC
Clearinghouse on Information and Technology. (ED number pending, IR 018 331)
Taylor, R.S. (1986). Value-added processes in information systems. Norwood, NJ: Ablex. (ISBN:
0-89391-273-5)
Vroom, V.H. (1964). Work and motivation. New York: Wiley.