Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat berupa
kesehatan sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan untuk melengkapi
tugas perkuliahan Penelitian Tindakan Kelas. Makalah ini kami susun dengan
judul “Model-model Penelitian Tindakan Kelas”.
Atas terselesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak terkait
yang telah memberikan saran dan solusi dalam penulisan makalah ini.
Demikianlah semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 10 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………………........
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………
A. Latar Belakang ………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..
C. Tujuan ……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….
A. Model Kurt Lewin …………………………………………………………...
B. Model Kemmis Mc Taggart ………………………………………………….
C. Model John Elliot ……………………………………………………………
D. Model Cohen dkk ……………………………………………………………
E. Model Mc Kernan ……………………………………………………………
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk melakukan Penelitian Tindak Kelas (PTK),terlebih dahulu
dikemukakan model-model atau desain-desain penelitian tindakan yang
selama ini digunakan. Hal ini dimaksudkan agar wawasan kita menjadi
lebih luas dan dengan mengetahui berbagai design model penelitian
tindakan kelas, design yang dikebangkan akan menjadi lebih jelas dan
terarah. Pada prinsipnya peerapan PTK dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Ada beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-
design tersebut diantaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis Mc
Taggart, Model John Elliot, Model Jhon Elliot, Model Cohen dkk, Model
Hopkins, dan Model McKernan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identifikasi model Kurt Lewin?
2. Bagaimana identifikasi model Kemmis Mc Taggart?
3. Bagaimana identifikasi model John Elliot?
4. Bagaimana identifikasi model Cohen dkk?
5. Bagaimana identifikasi model Mc Kernan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Kurt Lewin
2. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Kemmis Mc Taggart
3. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model John Elliot
4. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Cohen dkk
5. Untuk mengetahui bagaimana identifikasi model Mc Kernan

1
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL-MODEL PTK
A. Model Kurt Lewin
PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Model
Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah
yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan.
Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran
yang terus-menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian
langkah yang membentuk spiral.
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c)pengamatan
(observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Acting

Planning Observing

Reflecting

Siklus PTK menurut Kurt Lewis

1. Menyusun perencanaan (planning)


Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat RPP,
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan
dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
2. Melaksanakan tindakan (acting).

2
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah dirumuskan
dalam RPP, dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan awal, inti dan
penutup.
3. Melaksanakan pengamatan (observing)
Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku siswa
siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau kegiatan diskusi
atau kerja sama antar kelompok mengamati pemahaman tiap tiap siswa dalam
penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan PTK.
4. Melakukan refleksi (reflecting)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus
berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.
Contoh:
Bagaimana saya dapat membuat para mahasiswa speak
1. up dalam matakuliah speaking? Mungkin saya perlu
Perencanaan : memberikan penghargaan (reward) kepada mahasiswa
yang mau berbicara.
2. Saya memberikan penghargaan (yang berupa tambahan
Tindakan : nilai) kepada setiap mahasiswa yang mau berbicara.
3. Bersamaan dengan itu, saya mengamati apakah dengan
Pengamatan :penghargaan tersebut para mahasiswa mau berbicara.
Para mahasiswa mulai mau berbicara. Namun, mereka
4. tampak masih malu-malu kucing. Saya perlu
Refleksi : merencanakan suatu tindakan agar mahasiswa mau
berbicara tanpa malu-malu lagi.
B. Model Kemmis dan McTaggart
Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja,
komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai
satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya

3
kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua
kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan
dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula
observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan
bentuk designnya (Kemmis & McTaggart, 1990:14).

Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart

Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart


pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai
satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Pada gambar diatas, tampak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat
komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan
sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu
diselesaikan.
Berikut langkah-langkahnya secara lebih jelas:
1. Refleksi Awal

4
Refleksi awal merupakan kegiatan penjajakan yang dimanfaatkan untuk
mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema
penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi
awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi
masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan
tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti
sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan
diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya
perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.
2. Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal.
Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa
perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi
nyata yang ada.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada
rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu
didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh
berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
4. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi.
5. Refleksi

5
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari
kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian
yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat
penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi,
yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa
siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang
sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-
permasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu siklus.
PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini pada
umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini.
C. Model John Elliot
Jika diperhatikan desain PTK John Illiot seperti yang terpampang di bawah,
tampak bahwa di dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau
langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah
tindakan 3. Adanya langkah-lamgkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar
pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan,
dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi yang tidak diselesaikan
dalam satu kali tindakan. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan satu pokok
bahasan tertentu diperlukan beberapa kali langkah tindakan yang terealisasi di
dalam kegiatan belajar-mengajar. Apa pun masalah yang akan diangkat dalam
penelitian, hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi
oleh guru dalam praktik kesehariannya di kelas dan merupakan sesuatu yanng
ingin dirubah atau diperbaiki. Semuanya itu harus dimulai dari ide awal, sampai
monitoring pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan bagan dibawah ini, semuanya
tetap dalam bentuk spiral.

6
Model ini sebenarnya bagus untuk diterapkan di sekolah, namun dalan
kenyataannya belum banyak guru yang memakai model ini. Hal ini dikarenakan
model ini kurang dikenal oleh guru dan sangat sulit penerapannya di lapangan.
Mungkin karena belum terbiasa dan belum banyak dosen yang membantu
menerapkannya dalam melaksanakan PTK di sekolah.
Siklus I Siklus II Siklus III

Ide Awal

Temuan dan Analisis

Perencaan Umum
] Langkah tindakan 1,2,3
Implementasu Langkah
Tindakan

Monitoring Implementasi
dan Efeknya

Penjelasan Kegagalan
Revisi perencanaan Umum
tentang Implementasinya

Perbaikan Perencanaan
Langkah Tindakan 1,2,3

Implementasi Langkah berikutnya

Monitoring Implementasi dan Efek

Penjelasan Kegagalan dan Efek Revisi Ide Umum

7
Perbaikan Perencanaan
Langkah Tindakan 1,2,3

Monitoring Implementasi dan Efek Implementasi Langkah berikutnya

Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan
model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan demikian, karena
di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi
(tindakan). Sementara itu, setiap tindakan kemungkinan terdiri dari beberapa
langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud
disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat
kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau
proses belajar-mengajar.
Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau
tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri
dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam
kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat
diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa hal
tersebut itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang
berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya.
Penjelasan tahapan PTK John Elliot
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan
menemukan masalah-masalah apa aja yang terjadi disekolah. Lebih khususnya
lagi dalam proses pembelajaran di kelas. Identifikasi masalah ini sangat penting
posisinya karena tahapan ini merupakan pondasi awal atau acuan awal kegiatan
penelitian kedepannya. Seorang peneliti yang baik tentunya akan bisa melihat
masalah-masalah apa aja yang patut untuk dipecahkan dengan segera dan urgent
bagi sekolah tersebut.
2. Penyelidikan

8
Penyelidikan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang masalah yang ditemukan oleh seorang peneliti disekolah. Berdasarkan
hasil penyelidikan dapat dilakukan pemfokusan masalah yang kemudian
dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut
maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.
3. Rencana Umum
Rencana umum merupakan seperangkat rencana awal tentang kegiatan yang
akan dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang
ditemukan dikelas atau disekolah. Pada tahapan ini, seorang peneliti akan
memberikan perlakuan kepada sampel agar bisa terlihat perubahan prilaku sesuai
yang diharapkan oleh peneliti. Dalam model PTK dari John Elliot, terdapat
beberapa langkah tindakan yang direncanakan oleh peneliti. Bagian inilah yang
membedakan model PTK John Elliot dengan model-model PTK yang lainnya.
4. Implementasi Langkah Tindakan 1
Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan perlakuan
pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, merubah atau memperbaiki
masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti dikelas. Tentunya dalam
tahap ini, seorang peneliti akan melakukan perlakuannya didasarkan pada
langkah-langkah tindakan yang direncanakan pada tahap rencana umum.
5. Memonitor Implementasi
Tahap ini bagi seorang peneliti akan melihat dan memantau hasil pemberian
perilaku pada kelas sampel. Peneliti akan mendata dan mencatat hasil-hasil dari
implementasi pada tahap selanjutnya. Apakah menunjukkan hasil peningkatan
(positif) ataupun malah menunjukkan peningkatan yang sebaliknya (negatif).
Sudah benarkah atau belum implementasi yang diterapkan oleh peneliti.
6. Penyelidikan
Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan menjelaskan
tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa aja yang bisa
menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang peneliti akan belajar dari
kegagalan dan ketidakberhasilan implementasi pada tahapan sebelumnya.
7. Merevisi Ide Umum

9
Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat pada tahap-
tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana penelitian. Tentunya tahapan
ini hanya akan dilakukan jika implementasi telah mengalami kegagalan dan tidak
memenuhi harapan serta tujuan penelitian dari peneliti. Makanya dianggap perlu
untuk melakukan siklus kedua yang diawali dengan merevisi rencana awal.
D. Model Cohen dkk
Saat melaksanakan PTK, peneliti harus mengikuti langkah-langkah tertentu
agar proses yang ditempuh tepat, sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Model Cohen dikembangkan oleh beberapa ahli
penelitian yaitu (1) Cohen dan Manion (1980), Taba dan Noel (1982), serta
Winter (1989). Berikut ini beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam
melakukan PTK (disarikan dari Marzuki: 1997 dalam Sukayat: 2008).
Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dianggap penting dan kritis
yang harus segera dicarikan penyelesaian dalam pembelajaran seharihari, antara
lain meliputi ruang lingkup masalah, identifikasi masalah dan perumusan
masalah.
1. Analisis masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi problem
yang ada untuk mengidentifikasi aspek-aspek pentingnya sehingga dapat
memberikan penekanan tindakan.
2. Merumuskan hipotesis tindakan
Hipotesis dalam PTK bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan
hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat jawaban sementara
terhadap persoalan yang diajukan dalam PTK. Jawaban itu masih bersifat teoritik
dan dianggap benar sebelum terbukti salah melalui pembuktian dengan
menggunakan data dari PTK.
3. Membuat rencana tindakan dan pemantauan
Rencana tindakan memuat informasi-informasi tentang hal-hal sebagai
berikut:

10
1) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan pemecahan masalah
yang telah dirumuskan;
2) alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data;
3) rencana pencatatan data dan pengolahannya;
4) rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasil.
4. Pelaksanaan tindakan dan pencatatan
Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan hendaknya cukup fleksibel
untuk mencapai perbaikan yang diinginkan. Dalam hal ini jika sesuatu terjadi dan
memerlukan perubahan karena tuntutan situasi (pada saat pelaksanaan tindakan),
maka peneliti hendaknya siap melakukan perubahan asal perubahan tersebut
mendukung tercapainya tujuan PTK. Pada saat pelaksanaan tindakan berarti
pengumpulan data mulai dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup semua
yang dilakukan oleh tim peneliti yang terkait dalam PTK, antara lain melalui
angket, catatan lapangan, wawancara, rekaman video, foto, dan slide.
5. Mengolah dan menafsirkan data
Isi semua catatan hendaknya dilihat dan dijadikan landasan untuk refleksi.
Dalam hal ini peneliti harus membandingkan isi catatan yang dilakukan tim untuk
menentukan hasil temuan. Semua yang terjadi baik yang direncanakan maupun
yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan
yang signifikan ke arah perbaikan.
6. Pelaporan hasil
Hasil dari analisis data dilaporkan secara lengkap tentang pelaksanaan
tindakan yang telah direncanakan maupun perubahan yang mungkin terjadi
E. Model McKernan
Menurut Mc. Kernan ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam PTK,
yaitu:
1. Analisis situasi (reconnaisissance) atau kenal medan.
2. Perumusan dan klarifikasi permasalahan.
3. Hipotesis tindakan.
4. Perencanaan tindakan.
5. Penerapan tindakan dengan memonitoringnya.

11
6. Evaluasi hasil tindakan.
7. Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.

Siklus PTK menurut Mc. Kernan

Melihat bagan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Definisi Masalah
Guru/peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang memerlukan
tindakan untuk mengatasinya.
2. Assesmen Kebutuhan
Setelah masalah ditetapkan dilakukan analisis kebutuhan untuk menetapkan
tindakan yang digunakan dan perangkat-perangkat yang diperlukan untuk
memecahkan masalah termasuk juga pemahaman peneliti terhadap
teori/filosofi/langkah-langkah penerapan tindakan.
3. Hipotesis
Setelah kebutuhan pemecahan tindakan teridentifikasi peneliti membuat
hipotesis tindakan agar upaya pemecahan tindakan dapat dilakukan. Hipotesis
tindakan dapat dalam bentuk: “jika……maka……” misalnya “jika
pembelajaran matematika dilaksankan dengan metode pemecahan masalah
maka hasil belajar siswa akan lebih baik”. Hipotesis dapat juga dinyatakan
dengan rumusan lain seperti: “Bagaimana pelaksanaan metode pemecahan
masalah agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V
SD?”
4. Implementasi

12
Pada tahap implementasi ini guru melaksanakan apa yang telah direncanakan
dalam bentuk tindakan pada proses pembelajaran.
5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan sebelum mengambil keputusan terhadap pelaksanaan
siklus yang telah berlangsung.
6. Pengambilan Keputusan
Dari pengambilan keputusan yang dilakukan dapat menjurus pada kesimpulan
“apakah melanjutkan pada pelaksanaan siklus selanjutnya? Atau, kembali
untuk mengevaluasi kegiatan awal siklus yang dilakukan yaitu mendefinisikan
masalah?” Kegiatan ini mungkin disebabkan pelaksanaan siklus yang telah
dilalui tidak terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan.

13
BAB III
PENUTUP
Dari desain yang dilukiskan di atas tampak bahwa penelitian kelas
merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih
mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin
sempurna.
Untuk mengatasi suatu masalah,mungkin diperlukan lebih dari satu
siklus.Siklus siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan.Siklus kedua
dilakukan apa bila masih ada hal hal yang kurang berhasil pada siklus
pertama.Siklus ketiga dilakukan karena siklus kedua belum mengatasi
masalah,begitu juga siklus siklus berikutnya.
Ada beberapa model atau design yang dapat diterapkan. Design-design
tersebut diantaranya Model Kurt Lewin, Model Kemmis Mc Taggart, Model John
Elliot, Model Jhon Elliot, Model Hopkins, dan Model McKernan

14
DAFTAR PUSTAKA

Guruku Miistjg. Model-model penelitian menurut para ahli.


From:http://gurukumiisjtg.blogspot.co.id/2014/04/model-model-penelitian-
tindakan-kelas.html. Diakses tanggal 20 Januari 2017
Ekawarna. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada : Jakarta.
Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Indeks: Jakarta
Suhadinet. Langkah-langkah PTK menurut Kemmis dan McTaggart. From:
https://suhadinet.wordpress.com/2009/06/08/langkah-langkah-ptk-menurut-
kemmis-dan-mctaggart/. Diakses tanggal 20 Januari 2017

15

Anda mungkin juga menyukai