Pengaturan Suhu
Pengaturan Suhu
jaringan coklat vasukuler yang ada saat lahir dimetabolisme untuk produksi panas. Jaringan
tersebut sangat terbatas jumlahnya.
b. Kehilangan panas tubuh
Struktur kulit dan pajanan terhadap lingkungan mengakibatkan kehilangan panas normal yang
konstan melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi.
1) Radiasi adalah transfer panas dari permikaan suatu objek ke permukaan objek lainnya tanpa
kontak langsung antara keduanya. Panas pada 80% area luas permukaan tubuh diradiasikan ke
lingkungan.
2) Konduksi adalah transfer panas dari dan melalui kontak langsung antara dua objek. Benda
padat, cair dan gas mengonduksikan panas melalui kontak. Saat kulit yang hangat menyantuh
objek yang lebih dingin, panas akan hilang.
3) Konveksi adalah transfer panas melalui garakan udara, contohnya adalah kipas angin.
Kehilangan panas konveksi meningkat jika kulit yang lembab terpapar dengan udara yang
bergerak.
4) Evaporasi adalah transfer energy panas saat cairan berubah menjadi gas. Tubuh kehilangan
panas secara continue melalui evaporasi. Sekitar 600-900 cc air tiap harinya menguap dari kulit
dan paru-paru sehingga terjadi kehilangan air dan panas.
4. Hal-hal yang mempengaruhi Suhu Tubuh
a. Usia
Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan suhu sehingga dapat
terjadi perubahan suhu tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Pastikan mereka mengenakan
yang cukup dan hindari pajanan terhadap suhu lingkungan. Seorang bayi baru lahir dapat
kehilangan 30 % panas tubuh melalui kepala sehingga dia harus menggunakan tutup kepala
untuk mencegah kehilangan panas. Suhu tubuh bayi lahir berkisar antara 35,5C sampai
37,5C.Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan saat pubertas. Suhu normal akan terus menerus
menurun saat seseorang semakin tua. Para dewasa tua memiliki kisaran suhu tubuh yang lebih
kecil dibandingkan dewasa muda.
b. Olahraga
Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta peningkatan pemecahan karbonhidrat dan
lemak. Berbagai bentuk olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan produksi
panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama seperti jalan jauh dapat
meningkatkan suhu tubuh sampai 41 C.
c. Kadar Hormon
Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya
variasi hormonal saat siklus menstruasi. Kadar progesteron naik dan turun sesuai siklus
menstruasi. Saat progesterion rendah suhu tubuh dibawah suhu dasar, yaitu sekitar 1/10nya.
Suhu ini bertahan sampai terjadi ovulasi. Saat ovulasi, kadar progesteron yang memasuki
sirkulasi akan meningkat dan menaikan suhu tubuh ke suhu dasar atau suhu yang lebih tinggi.
Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa subur seorang wanita. Perubahan suhu tubuh
juga terjadi pada wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode panas tubuh yang
intens dan perspirasi selama 30 detik sampai 5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu
tubuh sementara sebanyak 4 C, yang sering disebut hotflases. Hal ini diakibatkan ketidakstabilan
pengaturan fasomor.
d. Irama sircadian
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 sampai 1 C selama periode 24 jam. Suhu teremdah berada
diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari suhu tubuh meningkat dan mencapai maximum
pada pukul6 sore, lalu menurun kembali sampe pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami
perubahan pada individu yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari. Dibutuhkan 1
sampai 3 minggu untuk terjadinya pembalikan siklus. Secara umum, irama suhu sircadia tidak
berubah seiring usia.
e. Stres
Stres fisik maupun emosianal meningkatkan suhu tubuh melali stimulasi hormonal dan syaraf.
Perubahan fisiologis ini meningkatkan metabolisme, yang akan meningkatkan produksi panas.
Klien yang gelisah akan memiliki suhu normal yang lebih tinggi.
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme kompensasi yang tepat, suhu tubuh
manusia akan berubah mengikuti suhu lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengaruh terhadap
anak-anak dan dewasa tua karena mekanisme regulasi suhu mereka yang kurang efisien.
g. Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar kisaran normal akan mempengaruhi titik pengaturan hypotalamus.
Perubahan ini berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan panas berlebihan,
produksi panas minimal, kehilangan panas minimal, atau kombinasi hal di atas. Sifat perubahan
akan mempengaruhi jenis masalah klinis yang dialami klien.
5. Pengukuran suhu tubuh
Suhu tubuh rata-rata orang dewasa melalui oral adalah 37c, rektal 35,7c, dan aksila 36,7sc.
Pusat pengukuran suhu tubuh adalah hipotalamus, dalam susunan saraf pusat yang terletak di
bawah otak. Hipotalamus mempunyai peranan penting sebagai pengaturan suhu.
Menentukan Tempat untuk Mengukur Suhu :
a. Suhu mulut/oral merupakan suhu tubuh inti tubuh. Tidak dilakukan pada pasien pingsan,
bernapas dengan mulut, dengan terapi oksigen, dan sedang makan /minum (tunggu 30 menit
untuk memberi waktu jaringan kembali kesuhu normal.
b. Suhu aksila. Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan rektal tidak mungkin dilakkukan
karena merupakan kontraindikasi. Metode tersebut adalah metode yang paling tidak akurat
karena kondisi ketiak mudah di pengaruhi oleh suhu lingkungan.
c. Suhu rektal .lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan pada pasien diare, kanker anus,
atau sakit jantung.
Pengukuran Suhu Tubuh :
Alat dan Bahan :
Siapkan alat di atas troli atau baki yang terdiri atas :
1) Termometer yang sesuai dengan kondisi pasien .
2) Botol pencuci termometer : berisi larutan Lysol, sabun dan air biasa
3) Tissu
4) Gel / pelumas bila perlu
5) Sarung tangan
6) Bengkok/plastik
7) Pensil dan buku tulis
di dekat api atau ruang yang hangat, atau tempatkan lembaran panas di sisi tubuh ( kepala dan
leher) yang paling cepat kehilangan panas.
a. Hipertermi
Suhu tubuh diatas rentang normal disebut hipertermia, atau pireksia, atau (dalam istilah awam)
demam. Demam yang sangat tinggi, (misalnya 41 C [105,8 F]) disebut hiperpireksia. Klien
yang demam disebut sedang febril.
Tanda Klinis Demam
Denyut jantung meningkat
Frekuensi dan kedalaman pernapasan meningkat
Menggigil
Pucat, kulit dingin (selama fase menggigil)
Kulit kemerahan dan hangat
Mengeluh merasa dingin (selama fase menggigil)
Bulu roma berdiri pada kulit (selama fase menggigil)
1)
Penatalaksanaan hipertermi dibagi 2 yaitu:
a) Terapi Farmakologis
Antipiretik adalah obat penurun demam. Obat nonsteroid seperti asetaminofen, salisilat,
indometasin, dan ketorolac menurunkan demam dengan meningkatkan kehilangan panas. Steroid
menurunkan produksi demam dengan memodifikasi sistem imun dan menyembunyikan tanda
infeksi. Steroid tidak digunakan untuk penanganan demam, namun steroid dapat menekan
demam yang terjadi akibat pirogen.
b) Terapi Non Farmakologi
Dilakukan dengan menggunakan metode pembuangan panas lewat evaporasi, konduksi,
konveksi, atau radiasi. Mandi air hangat dengan spons, mandi dengan larutan air alkohol,
pemberian bungkus es ke area aksila dan paha, dan kipas angin awalnya digunakan untuk
menurunkan demam; tetapi hindari terapi ini karena dapat mengakibatkan menggigil. Tidak ada
keuntungan yang mengungguli antipiretik. Selimut dingin dengan air yang bersirkulasi
memungkinkan pembuangan panas konduktif. Ikuti instruksi pabrik untuk penggunaan selimut
hipotermia ini karena adanya resiko iritasi kulit dan luka bakar beku. Selimut mandi yang
diletakkan di antara klien dan selimut hipotermia serta pembungkusan ekstremitas distal (jari dan
genital) menurunkan resiko cidera kulit dan jaringan akibat hipotermia. Membungkus
ekstremitas klien dapat menurunkan insiden dan intensitas menggigil. Obat seperti meperidine
atau butorphanol menurunkan menggigil
8. ASKEP pada masalah gangguan suhu tubuh
a. Pengkajian
- Periksa tanda vital : suhu, nadi, respirasi, tekanan darah
- Palpasi kulit : kulit hangat, kering
- Observasi penampilan dan perilaku klien saat berbicara dan istirahat : gelisah, bingung,
tampak merah.
- Anamnesa dan pengukuran suhu tubuh. Pengkajian tentang penyebab hipertermi
- Dapat dikaitkan dengan riwayat penyakit saat ini dan lampau. Seperti kita ketahui
- Bahwa penyebab terjadinya demam ada 2 yaitu non infeksi seperti dehidrasi,
- Aktifitas yang berlebihan, terpapar lingkungan yan sangat panas, reaksi paska
- Imunisasi, reaksi obat obatan, keracunan, luka bakar atau trauma pada otak. Dan
- Penyebab yang kedua adalah karena infeksi seperti ISPA, ISK, meningitis,
- Ensefalitis dan infeksi infeksi lain.
- Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat. Tetapi
- Pengukuran yang paling tepat adalah dengan menggunakan alat yaitu termometer.
- Kita mengenal ada banyak tempat pengukuran suhu tubuh dengan termometer
- Tetapi umumnya yang sering digunakan adalah rektal, oral dan aksila. Ada juga
- Tempat pengukuran suhu yang lain yaitu membrana timpani, suhu yang dihasilkan
- Sama dengan suhu rektal atau mendekati suhu inti.
- Lihat riwayat medis: riwayat kesehatan dahulu
b. Diagnose menurut nanda 2012-2014
1) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Definisi : beresiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal
Faktor resiko :
- Perubahan laju metabolisme
- Dehidrasi
- Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem
- Usia ekstrem
- Berat badan ekstrem
- Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
- Tidak beraktivitas
- Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
- Obat yang menyebabkan vasokontriksi
- Obat yang menyebabkan vasodilatasi
- Sedasi
- Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
- Aktivitas yang berlebihan
2) Hipertermia
Definisi : keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kenaikan suhu tubuh
lebih dari
Batasan karakteristik:
- Konvulsi
- Kulit kemerahan
- Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- Kejang
- Takikardia
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan
- Anestesia
- Penurunan perspirasi
- Dehidrasi
- Pemejanan lingkungan yang panas
- Penyakit
- Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
- Peningkatan laju metabolism
- Medikasi
- Trauma
- Aktivitas yang berlebihan
3) Hipotermia
Definisi : suhu tubuh berada dibawah kisaran normal
Batasan karakteristik :
- Suhu tubuh dibawah kisaran normal.
- Kulit dingin
- Dasar kuku sianotik
- Hipertensi
- Pucat
- Piloereksi
- Mengigil
- Pengisian ulang kapiler lambat
- Takikardi
Faktor yang berhubungan :
- Penuaan
- Konsumsi alcohol
- Kerusakan hipotalamus
- Penurunan kemampuan mengigil
- Penurunan laju metabolisme
- Penguapan/ evaporasi dari kulit di lingkungan yang dingin
- Pemajanan lingkunagan yang dingin
- Penyakit
- Tidak beraktivitas
- Pemakaian pakaian yang tidak adekuat
- Malnutrisi, medikasi, trauma
4) Termoregulasi tidak efektif
Definisi : Fluktuasi suhu di antara hipotermia dan hipertemia
Batas karakteristik :
- Dasar kuku sianotik
- Fluktuasi suhu tubuh diatas bawah kisaran normal
- Kulit kemerahan, hipertemi
- Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- Peningkatan frekuensi pernapasan, sedikit memgigil
- Pucat sedang, piloereksi
- Penurunan suhu tubuh di bawah kisaran normal
- Kejang, kulit dingin
- Pengisian ulang kapiler yang terlambat
- Takikardi
Faktor yang berhubungan
- Usia yang ektrim
- Situasi suhu lingkungan
- Penyakit dan trauma