DISUSUN KELOMPOK 6
AULIA KAURI
BUDIANTO
I MADE DEDE KRESNA
NOVI PRATIWI
RENI RAHMAWATI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah Asuhan keperawatan bedah jantung.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada orang yang telah memberikan bantuan dan bimbingan
kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Penyusun juga menyadari dalam mengerjakan makalah ini banyak
kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi karena keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki. Penyusun akan sangat berterima kasih dan menerima dengan
senang hati masukan dan kritikan serta saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan menjadi
acuan pembuatan makalah yang akan datang dapat menjadi lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung.
Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi
arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang rusak.
Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang memungkinkan
diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan penanganan
dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan yang berarti.Penanganan
dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus dikembangkan dengan
cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat..
Perkembangan yang paling revolusioner dalam perkembangan
pembedahan jantung adalah teknik pintasan jantung-paru. Pertama kali
digunakan dengan berhasil pada manusia di tahun 1951.Di masa kini lebih
dari 250.000 prosedur yang dilakukan dengan menggunakan pintasan jantung
paru.Terbanyak (lebih dari 200.000) dilakukan di Amerika Utara. Kebanyakan
prosedur adalah graft pintasan arteri koroner (CABG = coronary artery bypass
graft) dan perbaikan atau penggantian katup.
Kemajuan dalam diagnostik, penatalaksanaan medis, teknik bedah dan
anestesia, dan pintasan jantung paru, dan juga perawatan yang diberikan di
unit perawatan kritis serta program rehabilitasi telah banyak membantu
pembedahan menjadi pilihan penanganan yang aman untuk pasien dengan
penyakit jantung.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada
pasien bedah jantung yang dimulai dari perawatan pra bedah, intra bedah
hingga perawatan pasca bedah jantung.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian bedah jantung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan bedah jantung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bedah jantung
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofiologi bedah jantung
5. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi bedah jantung
6. Mahasiswa mampu menjelaskan toleransi dan perkiraan resiko operasi
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Bedah Jantung
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah
jantung. Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan,
revaskularisasi arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung
yang rusak. Bedah jantung adalah Usaha atau operasi yang dikerjakan
untuk melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung.
Operasi jantung dibagi atas 2 pembagian yaitu :
1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan
membuka rongga jantung dengan memakai bantuan mesin jantung
paru (mesin extra corporal).
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka
rongga
jantung
misalnya
ligasi
PDA,
Shunting
aortopulmonal.
2.2 Tujuan Bedah Jantung
Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-macam antara
lain :
1. Transposition Of Great Arteri (TGA). Umumnya tindakan ini dikerjakan
terutama pada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.
2. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan
mempersiapkan operasi yang definitive atau total koreksi karena operasi
total belum dapat dikerjakan saat itu, misalnya shunt aortopulmonal pada
TOF, Pulmonal atresia.
3. Repair yaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalami
insufisiensi.
4. Replacement katup yaitu operasi penggantian katup yang mengalami
kerusakan.
5. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi
stenosis/sumbatan arteri koroner.
6. Pemasangan inplant seperti kawat pace maker permanen pada anak-anak
dengan blok total atrioventrikel.
7. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung seseorang yang tidak
mungkin diperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang
meninggal karena sebab lain.
2.3 Jenis-jenis Bedah Jantung
Dalam dunia medis, yang dimaksud operasi jantung adalah
prosedur pembedahan yang bertujuan mengganti fungsi pembuluh darah
yang menyempit yang membuat aliran darah ke jantung terhambat.
Metode operasi jantung yang banyak dilakukan adalah bypass
jantung. Namun, ada juga beberapa jenis operasi jantung lainnya. Berikut
jenis-jenis operasi jantung adalah :
serangan jantung pun sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, ahli bedah
biasanya
akan
berusaha
untuk
mengatasi
bagian
jantung
yang
(CCS).
7. Unstable angina pectoris.
8. Aneurisma dinding ventrikel kiri akibat suatu infark miokardium akut.
9. Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti VSD dan mitral
regurgitasi yang berat karena ruptur otot papilaris.
10. Arrhytmia jantung misalnya WPW syndrom.
11. Endokarditis/infeksi katub jantung.
12. Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan obstruksi pada katub
misalnya myxoma.
13. Trauma jantung dengan tamponade atau perdarahan.
2.6 Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi
dilakukan elektif.
Pembagian Waktu dibagi atas :
1. Emergensi yaitu operasi yang sifatnya sangat perlu untuk menyelamatkan
jiwa penderita. Untuk bypass coroner hal ini dilakukan kapan saja
tergantung persiapan yang diperlukan.
2. Semi Elektif yaitu operasi yang bisa ditunda 2 - 3 hari atau untuk koroner
dilakukan 3 X 24 jam setelah dilakukan kateterisasi jantung.
3. Elektif yaitu operasi yang direncanakan dengan matang atas indikasi
tertentu, waktunya lebih dari 3 hari.
2.7 Persiapan Pra Bedah
Setelah penderita diputuskan untuk operasi maka perlu dipersiapkan
agar operasi dapat berlangsung sukses. Persiapan terdiri dari :
a. Persiapan mental
Menyiapkan klien secara mental siap menjalani operasi, menghilangkan
kegelisahan menghadapi operasi. Hal ini ditempuh dengan cara wawancara
dengan dokter bedah dan kardiolog tentang indikasi operasi, keuntungan
operasi, komplikasi operasi dan resiko operasi. Diterangkan juga hal-hal
yang akan dialami/akan dikerjakan di kamar operasi dan ICU dan alat
yang akan dipasang, juga termasuk puasa, rasa sakit pada daerah operasi
dan kapan drain dicabut.
b. Persiapan medikal
1. Obat-obatan
furunkolosis/bisul
harus
diobati
dan
juga
tidak
dalam
masa
jantung,
10
4. Defibrillator
Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia yang mengancam jiwa
5. Deathermi
Melakukan pemasangan ground pad harus disesuaikan dengan ukuran
untuk mencegah panas yang terlalu tinggi pada tempat pemasangan
1. Posisi pasien dimeja operasi
Mengatur pasien tergantung dari prosedur operasi yang akan dilakukan.
Hal
yang
perlu
diperhatikan:
posisi
harus
fisiologis,
system
b. EKG
Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama
dasar jantung dan adanya kelainan irama jantung seperti AF, VES,
11
12
operasi.
a) Intervensi : Dorong pasien untuk melaporkan lokasi, dan intensitas nyeri
rentang skala sampai 10. Tanyakan pasien bagaimana membandingkan
dengan nyeri pada operasi dengan nyeri dada.
13
a)
ml/jam
Tanda-tanda vital stabil
Nyeri terbatas pada luka operasi
EKG negative terhadap perubahan iskemik
Intervensi : Pantau/catat kecenderungan frekuensi jantung dan td,
khususnya mencatat hipotesis waspada terhadap batas sistolik/diastolic
khusus pada pasien.
14
15
BAB III
PEMBAHASAN
KASUS : Coronary Artery Bypass Graft
3.1 PRA OPERASI CABG
A. Persiapan sebelum pelaksanaan operasi CABG
16
1. Persiapan pasien :
a) Informed concern
b) Persiapan mental pasien
c) Obat obatan pra operasi : aspirin, nitrogliserin, nifedipin, diltiazem
d) Pemeriksaan laboratorium lengkap terutama : Hb, Hematokrit, jumlah
leukosit, kadar elektrolit, faal hemotasis, foto thorak, EGC, serta tes
e)
f)
g)
h)
operasi
i) Pencukuran area pembedahan
j) Lepaskan perhiasan, kontak lensa, mata palsu, gigi palsu ( identifikasi
dan simpan yang aman atau berikan keluarganya ).
k) Cek benda benda asing dalam mulut.
3.2 INTRA OPERASI CABG
a. Peran perawat kamar bedah
1. Pemeliharaan Keselamatan
a. Atur posisi pasien
Kesejajaran fungsional
Pemajanan area pembedahan
Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
b. Memasang alat grounding ke pasien
c. Memberikan dukungan fisik
d. Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
2. Pematauan Fisiologis
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan
secara berlebihan pada pasien
b. Membedakan data kardiopumonal yang normal dengan yang
abnormal
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada nadi, pernafasan, suhu
tubuh dan tekanan darah pasien.
3.
17
18
3.
4.
5.
6.
15) Setelah CPB terpasang, operator ditempat klem lintas aorta (aortic
cross clamp) diseluruh aorta dan mengintruksikan perfusionist untuk
memasukkan cardioplegia untuk menghentikan jantung.
16) Ujung setiap pembuluh darah grefting dijahit pada arteri koronaria
diluar daerah yang diblok dan ujung alin dihubungkan pada aorta.
17) Jantung dihidupkan kembali; atau pada operasi off pump alat
stabilisator dipisahkan. Pada beberapa kasus, aorta didukung sebagian
oleh klem C-Shaped, jantung dihidupkan kembali dan penjahitan
jaringan grafting ke aorta dilakukan sembari jantung berdenyut.
18) Protamin diberikan untuk memberikan efek heparin .
19) Sternum dijahit bersamaan dan insisi dijahit kembali.
20) Pasien akan dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) untuk
penyembuhan.
21) Setelah keadaan sadar dan stabil di ICU (sekitar 1 hari), pasien bisa
dipindah ke ruang rawat sampai pasien siap untuk pulang.
3.3 PASCA OPERASI
Setelah operasi selesai, pasien segera dipindahkan ke ruang
Intensive Care Unit (ICU). Segera setelah pasien tiba di ICU, perawat
harus segera melakukan pengkajian meliputi semua sistem organ untuk
menentukan status pascaoperasi dibandingkan dengan preoperasi dan
mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama pembedahan.
1. Perawatan di ICU
a. Monitoring Hermodinamik
20
normal,
kehijauan,
kental,
atau
berbusa
21
h. Drain
Drain
LFT/ Albumin
Ureum, kretinin, gula darah
Enzim CK dan CKMB untuk penderita bintas koroner
yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari
22
harus dibuka jahitannya sehingga nanah yang ada bisa keluar. Dan
dikompres dengan antiseptik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang dikerjakan untuk
melakukan koreksi kelainan anatomi atau fungsi jantung. Operasi Jantung
Dibagi Atas :
corporal).
Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa
membuka rongga jantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.
Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang memungkinkan
diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan penanganan
dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan yang berarti.Penanganan
dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus dikembangkan
dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti, 2005, Kiat Sukses menghadapi
Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta.
https://www.deherba.com/5-jenis-operasi-jantung.html diakses tanggal 24 oktober
2016 pada jam 17.10 WIB
http://fzee.blogspot.co.id/2008/08/bedah-jantung.html diakses tanggal 24 oktober
2016 pada jam 17.10 WIB
https://inkesehatan.blogspot.co.id/2015/06/inilah-5-jenis-jenis-operasijantung.html diakses tanggal 24 oktober 2016 pada jam 17.10 WIB
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep,
Proses, dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito
Yogyakarta, Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 1, EGC, Jakarta
Wibowo, Soetamto, dkk. 2001. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga
University Press : Surabaya.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :
24
Jakarta.
25