Anda di halaman 1dari 22

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN


DIVIDEN DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2010
Zumrotun Nafiah
Dosen Tetap STIE Semarang
Abstract

This
study
aimsto
investigate
theeffect
ofownershipstructure,
growth,profitability, and firm size to dividendpolicy. The study alsoexamined the
effect ofthese factors to firm value throughdividend policy.The data was collectedat
themanufacturingcompanieslisted on theIndonesiaStock Exchange. From 56
population of 5 manufacturing firm which pay dividend, obtained 126 companies
that pay dividends during the observation period and then tested with path analysis.
The results showedthat the ownership structure has significantly negative
effect to dividend policy, while growth has positive and significant effect to
dividendpolicy. Profitability and firm sizein this studydid notprove that have effect to
dividendpolicy. The results also showedthatownership structure does not influence
firm value, while firmgrowth, profitability, firm size, anddividend policyhave a
positiveand significant effect to firm value. Dividend policyis avariable thatmediates
theeffect ofownershipstructureand growth to dividendpolicy. Neither, avariablethat
mediatesthe effectof firm size and profitability to dividendpolicy.
The study concluded that investors in Indonesia tend to orient to
thebirdinthehandtheory, investorspreferthe certainty of dividend payment,
ifdividendisnotpaidtheintereston their investments will be weakandcan not effectfirm
value.
Keywords: ownershipstructure, growth,earnings, firm size, dividend policy, the
firm's value.
PENDAHULUAN
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang (Abdul Halim,
2005: 4). Investasi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu investasi pada asset-aset
keuangan (financial assets) seperti berinvestasi di pasar modal dan investasi pada
aset-aset riil (real assets) seperti membeli atau mendirikan pabrik (Eko Wahyudi dan
Baidori, 2008).
Lintner (1956) sebagaimana dikutip dari Zaenal Arifin (2005: 103),
menyatakan walaupun kondisi bisnis saat ini semakin kompleks dan isu kebijakan
dividen semakin beragam, permasalahan yang sering timbul atau dihadapi oleh
123

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

perusahaan adalah apakah DPR (Dividend Payout Ratio) pada periode lalu tetap
dipertahankan atau harus diubah, jika dinaikkan apakah perusahaan dapat
mempertahankannya pada tahun-tahun mendatang dan bagaimana pula reaksi
investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba
perusahaan.
Kebijakan dividen sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi banyak
pihak yang terlibat di masyarakat. Bagi para pemegang saham atau investor, dividen
merupakan tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang
diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas
keluar yang mengurangi kas perusahaan. Kebijakan dividen masih merupakan
masalah yang mengundang perdebatan karena ada beberapa pendapat mengenai
dividen. Pembagian dividen yang relatif besar oleh perusahaan akan dianggap
investor sebagai sinyal positif terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan
datang. Penghentian atau pengurangan dividen akan dianggap sinyal negatif oleh
investor terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. The fact
that capital market punish dividend cut with large stock price reductions (Jensen,
1986 dalam Eko Wahyudi dan Baidori, 2008).
Hubungan biaya keagenan dan kebijakan dividen telah menjadi berkembang
saat ini dalam teori keuangan perusahaan berfokus pada bagaimana pembayaran
dividen dapat digunakan untuk mengontrol biaya keagenan dari perusahaan.
Berbagai teori keagenan secara terpisah memandang dari dua sudut pandang yang
berbeda, yang pertama menganggap dividen sebagai solusi dari perselisihan antara
manajer dan pemegang saham atau lebih lanjut antara pemegang saham luar dan
pemegang saham pengendali. Dalam pandangan kedua, kebijakan dividen payout
adalah alternatif dalam isu-isu pemerintahan sebuah organisasi (Syed Zulfiqar Ali
Shah dkk., 2010).
Hasil penelitian Syed Zulfiqar Ali Shah dkk (2010) menunjukkan bahwa
struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Menunjukkan
bahwa perusahaan-perusahaan dengan shareholders yang duduk dalam anggota
dewan komisaris mencoba mempengaruhi kekuasaan dewan dalam membuat
keputusan terkait dengan kebijakan dividen.
Faktor lain yang juga mempengaruhi kebijakan dividen adalah ukuran
perusahaan(Taswan, 2003: 8). Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke
124

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

pasar modal, sehinggamemiliki fleksibilitas dan kemampuan lebih besar untuk


mendapatkan dana bagi pembayarandividen. Di sisi lain, set investasi perusahaan
besar juga lebih banyak, sehingga semakin besarukuran perusahaan, dividen yang
dibayarkan bisa menjadi lebih kecil. Modal yang digunakanperusahaan besar juga
besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibandingperusahaan
kecil. Akibatnya, dividen juga tidak akan dibayarkan terlalu tinggi.
Penelitian Fira Puspita (2009) menyatakan bahwa firm sizeberpengaruh
positif dan signifikan terhadap DPRpada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2005-2007. Penelitian Desy Faramita (2011) pun demikian,
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap DPR. Hal ini menjelaskan
bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaanmaka akan semakin besar pula
dividend payout ratio yang dibagikan. Namun berbeda dengan temuan penelitian
Intan Rahmawati dan Arkam (2007) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen, begitu juga dengan temuan penelitian Syed Zulfiqar Ali
Shah dkk (2010) yang juga menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak signifikan
secara statistik walaupun memiliki hubungan yang positif.
Inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu mendorong perlunya
diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio
dengan menggunakan variabel struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba,
dan ukuran perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2008-2010.

KerangkaPemikiran
Struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba dan ukuran perusahaan
dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Besarnya perusahaan berperan dalam
besarnya rasio pembayaran dividen. Perusahaan yang besar cenderung mempunyai
akses yang lebih mudah dalam pasar modal, sehingga perusahaan dapat
membayarkan dividen yang lebih besar dari laba yang diperolehnya sehingga
mengurangi ketergantungan pada pendanaan internal. Strategi yang dipilih oleh
perusahaan saat terjadi penurunan laba adalah dengan melakukan penurunan dividen
yang dibayarkan atau bahkan dengan cara tidak membayar dividen, dengan tujuan
untuk memperkuat modal internal. Hal ini dapat dilihat dari kerangka pemikiran
sebagai berikut:
125

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
Struktur kepemilikan (X1)
Px1y1

Px1y2

Pertumbuhan perusahaan (X1)


Px2y2

Px2y1

Kebijakan Deviden (Y1)

Nilai perusahaan
(Y2)

Px3y2

Px3y1

Laba (X3)

Py1y2

Px4y2

Px4y1

Ukuran perusahaan (X4)

Gambar 1. Kerangka Penelitian


METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena
yang terjadi dari beberapa variabel dan kemungkinan adanya hubungan antar
variabel (Sugiyono, 2004: 26).
Populasidan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2010 yaitu 155 perusahaan.
Sampel
Sampel dipilih secarapurposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan setiap periode
pengamatan.
2. Perusahaan mengalami keuntungan (profit) periode pengamatan.
3. Perusahaan tersebut membagikan dividen setiap periode pengamatan yaitu
periode 2008-2010.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data perusahaan yang tercatat pada BEI yang memenuhi kriteria-kriteria diatas yang
berupa laporan keuangan tahunan dan data yang diambil dari ICMD tahun 2008
sampai 2010 (www.idx.co.id).
126

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
MetodePengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga
metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yaitu mengambil data
dari laporan keuangan perusahaan sampel yang terdapat pada laporan ICMD
(Indonesian Capital Market Directory) yang diterbitkan oleh BEI. Data-data tersebut
berupa dividend payout ratio, ukuran perusahaan, strategi, stabilitas dan profitabilitas
perusahaan.
DefinisiOperasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel independen penelitian ini meliputi:
1. Struktur kepemilikan
Struktur kepemilikan diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh
anggota direktur dibagi dengan total jumlah saham (Syed Zulfiqar Ali Shah dkk.,
2010).
2. Pertumbuhan perusahaan
Kesempatan bertumbuh suatu perusahaan dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan rasio Market-to-Book Value of Asset (MBVA) seperti pada
penelitian yang dilakukan oleh Desy Faramita (2011).
Dengan menggunakan rasio tersebut maka kesempatan bertumbuh
dirumuskan dengan membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai
buku (Brigham dan Houston, 2001). Nilai pasar adalah kapitalisasi pasar (harga
saham penutupan dikalikan jumlah saham yang beredar) ditambah total
kewajiban. Sedangkan nilai buku perusahaan adalah total aset. Secara sistematis
MBVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total asset, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan
dan rata-rata total asset. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log Natural (LN) dari
total assets tiap tahun (Intan Rahmawati dan Arkam, 2007).
Ukuran perusahaan = Ln Total Assets
127

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
4. Laba

Laba atau profitabilitas dalam penelitian ini diproksi dengan return on


assets (ROA) yang merupakan perbandingan antara earnings after tax dengan
total assets. Rumusnya adalah:Sartono (1999: 154)
Earnings after tax
ROA = ------------------------Total assets
Dimana:
ROA : Return on Assets;
EAT : Earnings after tax;
TA : total assets
Variable Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen dan nilai
perusahaan. Kebijakan dividen yaitu keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang (dividend
payout ratio/DPR). DPR didefinisikan sebagai resiko antara dividend per share
(DPS) terhadap earnings per share(EPS) (Ang Robert, 1997):
DPR

dividen per share


Earning per share

Sedangkan nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan,


yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan diproksi dengan Price
to Book Value (PBV) yang menggambarkan seberapa besar persepsi investor
terhadap emiten bersangkutan. Baik buruknya persepsi tercermin dalam perubahan
harga pasar saham dibanding nilai bukunya.
Formula untuk menghitung price to book value ditunjukkan sebagai berikut
(Brigham & Ehrhardt, 2002):
Harga saham
Price to book value = ------------------------Nilai buku saham
Di mana Nilai Buku Saham (Book Value per Share) dapat dihitung dengan formula:
Modal
Book Value per Share = ----------------------------------Jumlah saham biasa beredar
128

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
TeknikAnalisis Data
Model regresi
Dalam penelitian ini, model estimasi yang digunakan adalah persamaan
linier, adapun persamaan model regresi berganda tersebut adalah:
Y1 = a0 + b1X1+ b2X2h + b3X3 + b4X4 + e1 .... (1)
Y2 = a1 + b5X1 + b6X2 + b7X3 + b8x4 + b9Y1 + e2.. (2)
Keterangan:
e1,2
= error term, diasumsikan 0
a1,2
= konstanta
b1-b9
= koefisien regresi
Y1
= dividend payout ratio
Y2
= price to book value (nilai perusahaan)
X1
= struktur kepemilikan
X2
= kesempatan bertumbuh
X3
= return on asset (proksi laba)
X4
= ukuran perusahaan
Uji KelayakanModel
Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian
secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R 2)
(Imam Ghozali, 2005: 145). Pengujian hipotesis tersebut meliputi analisis koefisien
determinasi (R2) dan uji F.
Uji Hipotesis
Pengujian secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara
parsial).
HASIL PENELITIAN
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.
Tidak semua perusahaan menjadi sampel penelitian ini. Perusahaan yang telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan dan dapat digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini berjumlah 59 perusahaan yang membayarkan dividen pada periode
2008-2010, dari perusahaan-perusahaan ini diperoleh 126 data. Dalam penelitian ini
akan menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba
dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan Dividend Payout Ratio (DPR) dan nilai
perusahaan.
129

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
Deskriptif Statistik Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, karakteristik sampel yang


digunakan di dalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel
(mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing
variabel. Menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 126 sampel data. Berikut deskripsi dari masing-masing variable terlihat
bahwa rata-rata dari struktur kepemilikan adalah 24,04% dengan tingkat rata-rata
penyimpangan sebesar 15,27%. Nilai struktur kepemilikan tertinggi adalah 58,77%
sedangkan nilai terendah adalah 1,54%. Hal ini menunjukkan bahwa data pada
variabel struktur kepemilikan memiliki sebaran yang tidak begitu besar, karena
standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.
Rata-rata dari pertumbuhan perusahaan adalah 0,74 dengan tingkat rata-rata
penyimpangan sebesar 0,59. Nilai pertumbuhan perusahaan tertinggi adalah 4,50
sedangkan nilai terendah adalah 0,11. Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel
pertumbuhan perusahaan memiliki sebaran yang tidak begitu besar, karena standar
deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya.
Rata-rata dari laba perusahaan adalah 17,35% dengan tingkat rata-rata
penyimpangan sebesar 13,47%. Nilai laba perusahaan tertinggi adalah 60,58%
sedangkan nilai terendah adalah 0,29%. Hal ini menunjukkan bahwa data pada
variabel laba perusahaan memiliki sebaran yang tidak begitu besar, karena standar
deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Rata-rata dari ukuran perusahaan adalah
14,50 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 1,48%. Nilai ukuran
perusahaan tertinggi adalah 18,54% sedangkan nilai terendah adalah 11,03%. Hal ini
menunjukkan bahwa data pada variabel ukuran perusahaan memiliki sebaran yang
rendah, karena standar deviasi jauh lebih kecil dari nilai mean-nya. Rata-rata dari
DPR adalah 47,99% dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 43,02%. Nilai
DPR tertinggi adalah 302,94% sedangkan nilai terendah adalah 0,10%. Hal ini
menunjukkan bahwa data pada variabel DPR memiliki sebaran yang tidak begitu
tinggi, karena standar deviasi lebih kecil dari nilai mean-nya. Rata-rata dari nilai
perusahaan adalah 2,83 dengan tingkat rata-rata penyimpangan sebesar 4,97. Nilai
perusahaan tertinggi adalah 35,45 sedangkan nilai terendah adalah 0,23. Hal ini
menunjukkan bahwa data pada variabel nilai perusahaan memiliki sebaran yang
tinggi, karena standar deviasi lebih besar dari nilai mean-nya.
130

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode regresi dan
dihitung dengan menggunakan program SPSS. Berdasar output SPSS tersebut secara
parsial pengaruh dari keempat variabel independent yaitu struktur kepemilikan,
pertumbuhan perusahaan, laba, dan ukuran perusahaan terhadap DPR dapat disusun
persamaan regresi linear berganda yang pertama yaitu:
Kebijakan dividen = 3,920 0,020 kepemilikan + 0,327 pertumbuhan 0,011 laba 0,001
ukuran
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut di atas dapat dilihat nilai
konstanta sebesar 3,920. Hal ini mengindikasikan bahwa DPR mempunyai nilai
sebesar 3,920 bila tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel independen (struktur
kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba, dan ukuran perusahaan).
Persamaan regresi linear berganda yang kedua sebagai berikut :
Nilai Perusahaan = -2,840 0,004 kepemilikan + 0,339 pertumbuhan + 0,512 laba + 0,117
ukuran + 0,004 kebijakan dividen
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut di atas dapat dilihat nilai
konstanta sebesar -2,840. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai perusahaan
mempunyai nilai sebesar -2,840 bila tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel
independen (struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba, dan ukuran
perusahaan, serta kebijakan dividen).
Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Berdasar output SPSS tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai
koefisien determinasi (R2) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008-2010 sebesar 0,055 untuk regresi 1. Hal ini menunjukkan bahwa besar
pengaruh variabel independen yaitu struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan,
laba, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen
(DPR) yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 5,5%
sedangkan sisanya sebesar 94,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model regresi.
Nilai koefisien determinasi (R2) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2010 sebesar 0,482 untuk regresi 2. Hal ini menunjukkan
131

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu struktur kepemilikan, pertumbuhan


perusahaan, laba, dan ukuran perusahaan, serta kebijakan dividen terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan (PBV) yang dapat diterangkan oleh model
persamaan ini adalah sebesar 48,2% sedangkan sisanya sebesar 51,8% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Uji Statisik F
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama
variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,830 dengan probabilitas 0,028
pada regresi 1; karena probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
digunakan yaitu 5%, maka struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba, dan
ukuran perusahaandapat digunakan untuk memprediksi DPR.
Pada regresi 2, diperoleh nilai F hitung sebesar 24,226 dengan probabilitas
0,000; karena probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan
yaitu 5%, maka struktur kepemilikan, pertumbuhan perusahaan, laba, ukuran
perusahaan, dan kebijakan dividendapat digunakan untuk memprediksi nilai
perusahaan.
Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Imam Ghozali, 2005). Hasil uji statistik t dapat dilihat sebagai berikut:
Uji Hipotesis 1-4
Dari hasil analisis regresi 1 dapat diketahui hasil pengujian hipotesis untuk
regresi 1 sebagai berikut:
1. Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hal
ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar -0,020 dan signifikansi sebesar
0,003 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh
karena itu penelitian ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend
payout ratio. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,327 dengan
signifikansi sebesar 0,053 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
132

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

digunakan ( = 0,05). Oleh karena itu penelitian ini menolak hipotesis kedua
yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.

3. Laba tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Hal ini dapat dilihat dari
signifikansi sebesar 0,128 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang
digunakan ( = 0,05). Oleh karena itu penelitian ini menolak hipotesis ketiga
yang menyatakan bahwa laba berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Hal ini
dapat dilihat dari signifikansi sebesar 0,990 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh karena itu penelitian ini menolak
hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Uji Hipotesis 5-9
Dari hasil analisis regresi 2 dapat diketahui hasil pengujian hipotesis untuk
regresi 2 sebagai berikut:
1. Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,345 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh karena itu penelitian ini menolak
hipotesis kelima yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
ini dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,339 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,004 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan ( =
0,05). Oleh karena itu penelitian ini menerima hipotesis keenam yang
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari
koefisien regresi sebesar 0,550 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh karena itu
penelitian ini menerima hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa laba
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

133

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

4. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini


dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,117 dengan nilai signifikansi sebesar
0,011 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh
karena itu penelitian ini menerima hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
dapat dilihat dari koefisien regresi sebesar 0,004 dengan nilai signifikansi sebesar
0,015 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan ( = 0,05). Oleh
karena itu penelitian ini menerima hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa
kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung


Dalam penelitian ini dibuktikan pula hasil pengaruh langsung dan tidak
langsung antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Hal ini dapat dilihat dari
hasil uji path analisis yang terlihat pada Gambar 1.
Struktur kepemilikan
-0,020 (S)

Pertumbuhan
perusahaan

-0,004 (NS)
0,339 (S)

0,327 (NS)

Kebijakan Deviden

-0,011 (NS)

0,004 (S)

Nilai
perusahaan

0,512 (S)

Laba

-0,001 (NS)

0,117 (S)

Ukuran perusahaan

Keterangan: S = signifikan; NS = tidak signifikan


Gambar 2. Hasil Uji Path Analysis
Besar pengaruh langsung dan tidak langsung antara masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikatnya dapat diketahui besar pengaruh langsung dan tidak
langsung sebagai berikut:
1. Pengaruh langsung antara struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan adalah
lebih besar (-0,004) dan tidak signifikan, dibandingkan dengan pengaruh tidak
langsung antara struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan
dividen (-0,00008) dan signifikan; dengan demikian struktur kepemilikan
134

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen atau dividen


memediasi pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh langsung antara pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan


adalah lebih besar (0,339) dan signifikan, dibandingkan dengan pengaruh tidak
langsung antara pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen (0,001308) dan signifikan; dengan demikian pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan/atau melalui kebijakan
dividen, atau dividen memediasi pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap
nilai perusahaan.
3. Pengaruh langsung antara laba terhadap nilai perusahaan adalah lebih besar
(0,512) dan signifikan, dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara laba
terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen (0,00003) dan tidak
signifikan; dengan demikian laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan tanpa
melalui kebijakan dividen, atau dividen tidak memediasi pengaruh laba terhadap
nilai perusahaan.
4. Pengaruh langsung antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah
lebih besar (0,117) dan signifikan, dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung
antara laba terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen (0,00004) dan
tidak signifikan; dengan demikian ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan tanpa melalui kebijakan dividen, atau dividen tidak memediasi
pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
PEMBAHASAN
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen
Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.
Tanda

negatif

koefisien

regresi

struktur

kepemilikan

manajerial

(insider

ownership)terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa semakin besar


insider ownership maka dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang
saham semakin rendah sebaliknya semakin rendah kepemilikan manajerialmaka
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan semakin besar.
Temuan ini sejalan dengan temuan penelitian Atul K. Saxena (1999) dan
Farinha (2002) yang menunjukkan bahwa insider holding atau insider ownership
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Akan tetapi tidak mendukung
135

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

hasil penelitian Syed Zulfiqar Ali Shah dkk (2010) yang menemukan bahwa
struktur kepemilikan insider berpengaruh positif terhadap DPR. Juga tidak sejalan
dengan penelitian-penelitian seperti yang dilakukan oleh Sunarto (2004), Eko
Wahyudi dan Baidori (2008), Bambang Sugeng (2009), perbedaan hasil penelitian
ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat terjadi karena sampel yang
digunakan saling berbeda, dan tidak menggunakan sampel yang dapat mewakili
seluruh emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (misal penelitian Sunarto (2004)
dilakukan pada perusahaan-perusahaan LQ45; dan Bambang Sugeng (2009) yang
melakukan penelitian pada sampel perusahaan dengan IPO (Initial Public Offering).
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal
ini terjadi karena meskipun perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan tetapi
dilain pihak perusahaan juga ingin membagikan keuntungan yang diperolehnya
kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Tetapi kedua hal tersebut saling
bertentangan satu dengan lainnya. Jika bagian laba operasi perusahaan yang akan
dibagikan sebagai dividen lebih tinggi daripada bagian yang akan ditanamkan
kembali dalam laba ditahan, maka ketergantungan perusahaan terhadap sumber dana
eksternal semakin besar. Sebaliknya jika perusahaan ingin menahan sebagian besar
dari pendapatannya sebagai laba ditahan maka bagian laba pendapatan yang tersedia
untuk dividen semakin kecil, sehingga dalam hal ini akan mempengaruhi minat
investor terhadap saham perusahaan

yang bersangkutan. Akibatnya akan

mempengaruhi atau menurunkan harga saham dan selanjutnya akan berpengaruh


terhadap nilai perusahaan yang bersangkutan.
Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Damayanti dan
Achyani (2006) dan Fira Puspita (2009) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap DPR, namun tidak konsisten dengan hasil
penelitian Atul K. Saxena (1999), Prihantoro (2003), Eko Wahyudi dan Baidori
(2008) yang masing-masing menunjukkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif terhadap DPR.
Analisis Pengaruh Laba Terhadap Kebijakan Dividen
Laba tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini terjadi karena
secara umum perusahaan sampel dalam penelitian ini telah beroperasi dalam kurun
136

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

waktu yang lama dan berada dalam tahap maturity (kedewasaan). Perusahaanperusahaan ini telah memiliki banyak cadangan laba yang dapat digunakan baik
untuk diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam bentuk deviden tanpa harus
merubah proporsi deviden bagi pemegang saham yang sebagian besar juga
merupakan pemegang saham pengendali (managerial shareholder) dan tanpa
tergantung pada besarnya ROA yang diperoleh perusahaan.
Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu yang
antara lain dilakukan oleh: Yuniningsih (2002), Prihantoro (2003), Sunarto (2004),
Damayanti dan Achyani (2006), Intan Rahmawati dan Arkam (2007), Risaptoko
(2007), dan Faramita (2011) yang juga menunjukkan bahwa laba atau profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Akan tetapi hasil temuan ini tidak
mendukung hasil penelitian Michell Suharli (2007), Indah Agustina Manurung dan
Hasan Sakti Siregar (2008), dan Fira Puspita (2008), yang masing-masing
menunjukkan bahwa laba atau profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen.
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal ini
menunjukkan bahwa besar kecilnya dividen yang dibagikan tidak bergantung pada
besar kecilnya ukuran perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan besar umumnya
tidak bisa menghasilkan rasio profitabilitas yang cukup besar karena sekalipun laba
yang dihasilkan besar, namun modal yang digunakan juga besar.
Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Damayanti dan Achyani
(2006), Intan Rahmawati dan Arkam (2007), bahwa ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi kebijakan dividen yang dibagikan. Namun temuan penelitian ini tidak
mendukung penelitian Prihantoro (2003), Fira Puspita (2009), dan Desy Faramita
(2011) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
terjadi karena tidak optimalnya fungsi kontrol kepemilikan insider, kepemilikan
insider tidak dapat menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer, sehingga
nilai perusahaan tidak terpengaruh.

137

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

Hal ini tidak sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang

dikemukakan oleh Demsetz (1983) dan Fama & Jensen (1983) bahwa kepemilikan
insider yang relatif rendah akan berdampak pada efektifitas kontrol dan kemampuan
menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer yang nantinya akan
berdampak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan
perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Investor akan lebih memilih
berinvestasi pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi karena
berasumsi bahwa perusahaan memiliki peluang survive lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan bahwa pertumbuhan
perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga
saham, yang artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan
direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham
(Sriwardany, 2006). Demikian sebaliknya jika perusahaan menghadapi kesempatan
pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan
nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan
yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan.
Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada
keberadaan kesempatan pertumbuhan (Stulz, 1990).
Analisis Pengaruh Laba Terhadap Nilai Perusahaan
Laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, semakin
besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin besar pula nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan laba merupakan informasi bagi investor dalam
keputusan investasinya. Investor berasumsi bahwa dengan laba yang besar mereka
juga akan menerima keuntungan dalam jumlah besar. Hal ini juga menunjukkan
bahwa sebagian besar investor di Indonesia yang mengandalkan analisis fundamental
biasanya melihat profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas adalah salah satu aspek yang dilihat investor (baik investor lama
maupun investor baru), karena aspek ini mencerminkan kesehatan perusahaan.
Dengan tingginya profitabilitas, investor bisa memperoleh pengembalian yang tinggi
138

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
pula dari dividen.

Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Intan Rahmawati dan
Akram (2007) bahwa laba yang dilaporkan acapkali digunakan oleh manajemen
sebagai signal kepada investor mengenai kinerja perusahaan. Sama halnya dengan
pertumbuhan laba dan sejalan dengan peningkatan likuiditas, jika terjadi peningkatan
laba maka growthof earning after tax meningkat, maka semakin baik kinerja
perusahaan, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam nilai perusahaan yang
diproksi oleh Price Book Value (PBV) juga akan meningkat.
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin
besar perusahaan semakin besar pula nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
preferensi investor untuk memilih berinvestasi pada perusahaan besar adalah lebih
tinggi, karena investor yang memilih saham perusahaan besar cenderung
menginginkan tingkat laba yang lebih stabil dari tahun ke tahun, karena perusahaan
besar memang memiliki ketahanan yang lebih baik.
Hal ini sesuai dengan temuan penelitian Intan Rahmawati dan Akram, (2007)
bahwa perusahaan-perusahaan besar memiliki kemampuan dan sumber dana lebih
besar sehingga dapat memperoleh keuntungan lebih besar.
Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya dividen yang dibagikan
berdampak pada tingginya nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori hipotesis
kandungan informasi atau pengisyaratan (information signaling hypothesis), teori ini
menyatakan bahwa investor menganggap bahwa perubahan dividen merupakan
isyarat atau sinyal tentang prospek aliran kas perusahaan di masa mendatang
(signaling effect), sehingga peningkatan dividen akan meningkatkan nilai perusahaan
atau sebaliknya penurunan dividen akan menurunkan nilai perusahaan juga sesuai
dengan bird in the hand theory. Model ini menganggap bahwa pembayaran dividen
yang dilakukan saat ini adalah lebih baik daripada capital gain di masa mendatang
karena dividen yang diterima saat ini oleh investor bersifat lebih pasti daripada
capital gain yang akan diterima di masa mendatang, yang jelas-jelas mengandung
ketidakpastian. Investor menyukai dividen karena kepastian pembayarannya,
139

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

sehingga jika dividen menurun maka nilai perusahaan akan menurun pula (Intan
Rahmawati dan Akram, 2007).
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan, Laba, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen
Struktur

kepemilikan

dan

pertumbuhan

perusahaan

masing-masing

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan deviden. Kebijakan dividen


merupakan variabel yang memediasi hubungan antara struktur kepemilikan dan
pertumbuhan perusahaan. Hal ini menunjukkan proporsi kepemilikan saham oleh
perusahaan mampu berkontribusi pada keputusan dibagikannya dividen sehingga
dapat menarik minat investor untuk berinvestasi yang selanjutnya dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Terkait dengan pertumbuhan perusahaan, untuk
memicu pertumbuhannya perusahaan berupaya bisa menarik minat investor dengan
cara menawarkan pembagian dividen. Minat investor ini pula yang ditujukan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
Sedangkan laba dan ukuran perusahaan masing-masing tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan deviden. Kebijakan dividen bukan
variabel yang memediasi hubungan antara laba dan ukuran perusahaan. Hal ini ini
terjadi karena meskipun perusahaan-perusahaan dalam penelitian tergolong dalam
perusahaan yang mature (dewasa) mereka memiliki banyak cadangan laba sehingga
proporsi kebijakan dividen bisa jadi bernilai tetap, karena tidak ada peningkatan
dalam proporsi dividen maka minat investor untuk berinvestasi menjadi melemah
sehingga tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Demikian juga dengan ukuran
perusahaan yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan
dividen, hal ini terjadi karena umumnya perusahaan besar juga memerlukan modal
yang besar sehingga pembayaran dividen menjadi ditangguhkan dan karena investor
di Indonesia cenderung berorientasi pada bird in the hand theory atau investor
menyukai dividen karena kepastian pembayarannya maka jika dividen tersebut tidak
dibayarkan maka minat investasi mereka jadi melemah dan tidak dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.

140

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa: Struktur kepemilikan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen, semakin tinggi tingkat kepemilikan insider (manajerial)
semakin rendah jumlah dividen yang dibagikan. Pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, semakin tinggi tingkat pertumbuhan
perusahaan semakin tinggi pula jumlah dividen yang dibagikan.Laba tidak
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, karena secara umum perusahaan sampel
dalam penelitian ini telah beroperasi dalam kurun waktu yang lama dan berada dalam
tahap maturity (kedewasaan). Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, karena perusahaan besar umumnya tidak bisa menghasilkan rasio
profitabilitas yang cukup besar karena sekalipun laba yang dihasilkan besar, namun
modal yang digunakan juga besar.
Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena
tidak optimalnya fungsi kontrol kepemilikan insider, kepemilikan insider tidak dapat
menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer, sehingga nilai perusahaan
tidak terpengaruh.Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan semakin
tinggi pula nilai perusahaan. Laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, semakin tinggi laba perusahaan semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
semakin tinggi ukuran perusahaan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kebijakan
dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, semakin
jumlah dividen yang dibayarkan semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
kebijakan dividen, atau dividen memediasi pengaruh struktur kepemilikan terhadap
nilai perusahaan.Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui kebijakan dividen, atau dividen memediasi pengaruh pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Laba tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen, karena pengaruh langsung laba terhadap nilai
perusahaan lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya melalui kebijakan
dividen. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
141

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

kebijakan dividen, karena pengaruh langsung ukuran perusahaan terhadap nilai


perusahaan lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya melalui kebijakan
dividen.
SARAN
Saran yang dapat peneliti ajukan terkait dengan penelitian ini adalah dari
sudut pandang investor akan lebih baik bagi manajer jika dapat meningkatkan
dividen jika ada kenaikan profitabilitas atau pertumbuhan laba, selama hal ini tidak
mengganggu adanya rencana proyek yang dapat menghasilkan keuntungan lebih
tinggi pada tahun-tahun berikutnya.Bagi peneliti selanjutnya, disarankan menambah
jumlah variabel bebas yang mempengaruhi kebijakan dividen serta kemungkinan
menjadikan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Untuk nilai
perusahaan, dapat digunakan proksi lain yang lebih baik selain price to book value,
yaitu EVA. Selain terhadap nilai perusahaan, penelitian ini juga dapat divariasi
dengan meneliti dampak pengumuman dividen terhadap abnormal return dan harga
saham.Jenis perusahaan yang digunakan juga bisa lebih diperluas ke seluruh
perusahaan go public di BEI, agar hasilnya lebih dapat digeneralisir secara lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2005, Analisis Investasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Ang Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia,
Jakarta.
Atul K. Saxena, 1999, Determinants of Dividend Payout Policy: Regulated Versus
Unregulated Firms, http://www.westga.edu/~bquest/1999/payout.html
Bambang Riyanto, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Badan
Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta.
Brigham, E.F., and Ehrhardt, M.C. 2002. Financial Management, Theory and.
Practice, (10 th ed). New York : Thomson Learning, Inc.
Brigham, Eugene F. dan Louis C. Gapenski, 2006, Financial Management: Theory
and Practice. Orlando, Florida: The Dryden Press
Desy Faramita, 2011, Analisis Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kebijakan
Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 20022009, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
142

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

Eko Wahyudi, dan Baidori, 2008, Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable


Assets, Growth in Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
2002-2006, Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor 3, Desember
2008, 474-482.
Fira Puspita, 2009, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend
Payout Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2007), Tesis, Program Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Unversitas Diponegoro Semarang.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Intan Rahmawati dan Akram, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan pada PerusahaanPerusahaan di BEJ Periode 2000 2004, Jurnal Riset Akuntansi Aksioma,
Volume 6, No. 1, Juni 2007, 31-44.
Jack Guinan, 2009, Investopedia. Mizan Publika, Jakarta.
Jensen, M., 1986, Agency cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers.
American Economic Review. 76:323-329.
Farinha Jorge, 2002, Dividend Policy, Corporate Governance and The Managerial
Entrenchment Hypothesis: An Empirical Analysis, Journal of Financial
Research.
Michell Suharli, 2007, Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode
2002-2003), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 9-17.
Prihantoro, 2003, Peranan Dividen Payout Ratio dalam Perusahaan Manufaktur
yang Listed di BEJ.Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Sartono Agus, 1999, Manajemen Keuangan-Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat,.
Cetakan Keenam, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Sriwardany. 2006, Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Struktur
Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
Manufaktur. Tbk.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

143

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 3, Edisi Oktober 2013 (ISSN : 2252 7826)

Suharli Michell, dan Harahap S.S., 2004, Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu
Kebijakan Jumlah Dividen, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,
Volume 4 Nomor 3, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE) Universitas
Trisakti, Jakarta.
Syed Zulfiqar Ali Shah, Wasim Ullah W., dan Baqir Hasnain., 2010, Impact Of
Ownership Sturcture On Dividend Policy Of Firm (Evidence From Pakistan),
IPEDR vol.3 (2011) (2011) IACSIT Press, Hong Kong, 22-26.
Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategis di LIK dan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
www.idx.co.id
Zaenal Arifin, 2005. Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit
Ekonisia.

144

Anda mungkin juga menyukai