Anda di halaman 1dari 4

A.

Berempati Terhadap Sesama


Empati adalah keadaan mental yang membuat orang merasa dirinya dalam
keadaan, perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Dalam istilah
lain,empati dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyadari diri sendiri atas
perasaan seseorang,lalu bertindak untuk membantunya.
1. Dalil-dalil yang menunjukkan pentingnya sikap empati terhadap sesama
Empati merupakan sifat terpuji Islam menganjurkan hambanya memiliki sifat ini,
sebagaimana firman Allah swt. dalam (Q.S. an-Nisa/4: 8 )



Artinya: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak
yatim dan orang-orang miskin,maka berilah mereka dari harta itu
(sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
baik.(Q.S. An Nisa/4: 8).
Ayat di atas menerangkan tentang kerabat, anak yatim yang tidak mempunyai
hak warisan dari harta pusaka, dan ketika pembagian harta pusaka tersebut
mereka hadir, maka berilah mereka bagian sekadarnya. Rasulullah saw. Besabda:
Artinya: Dari Anas radiallahuanhu, dari Nabi Muhammad saw. Beliau telah
besabda: Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai
saudaranya, sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri(H.R. Muslim).
2. Melatih dan membiasakan sikap empati tehadap sesama:
Sikap empati terhadap sesama akan timbul apabila:
a) Dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
b) Mampu menempatkan diri sebagai orang lain
c) Menjadi orang lain yang merasakan
Perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari:
a) Peka terhadap perasaan orang lain
b) Berlatih untuk membahagiakan orang lain
c) Mendahulukan kepentingan orang lain

B. Kewajiban Menghormati orang tua


Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan kita sejak kita
lahir.Terutama ibu yang mengandung kita dengan penuh kesusahan, melahirkan kita,
membesarkan, merawat, dan mendidik kita. Hal itu merupakan bentuk kasih sayang

orang tua terhadap kita, dan kita wajib untuk berbakti kepada kedua orang tua kita.
Allah swt. Berfiman:








Artinya: Dan (ingatlah ),ketika Kami mengambil janji dan Bani Isaril (yaitu):
janganlah

kamu menyembah selain Allah,dan bebuat kebaikanlah

kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang


miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,dirikanlah
salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Q.S.
Al Baqarah: 83).

Jasa-jasa orang tua kepada kita antara lain:


a) Ibu mengandung dengan penuh susah payah dan melahirkan
dengan mempertarukan nyawanya.
b) Ibu menyusui selama 2 tahun dengan penuh kasih sayang dan
terjaga malam. hari karena memenuhi kebutuhan anaknya.
c) Ibu dan Ayah memelihara kita sehingga kita siap untuk hidup
mandiri.
d) Ayah dan Ibu kerja keras untuk memenuhi keperluan keluarga.
Dalam kaitannya dengan berbakti kepada kedua orang tua, Rasulullah
saw. Besabda:
Artinya: Dari Abdulah bin Umar bekata: seseorang yang datang
kepada Rasulullah saw. Dan berkata Aku akan berbaiat
kepadamu untuk behijrah,dan aku tinggalkan kedua orang
tuaku dalam keadaan menangis. Rasulullah saw. Besabda,
kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah
keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat
keduanya menangis.(H.R.Baihaqi)

Bentuk dan cara berperilaku menghormati orang tua:


1. Ketika orang tua masih hidup:
a) Menaati perintah orang tua
b) Membantu pekerjaan dan melayani keduanya dengan lembut
c) Tidak betutur kasar/membentak bentak terhadap orang tua
d) Mengikuti nasihatnya(apabila nasihat itu baik)
e) Apabila disuruh tidak menunda/mengatakanah
f) Memperlakukan keduanya dengan sopan dan hormat
g) Membahagiakan keduanya

2. Ketika kedua orang tua sudah wafat:


a) Mendoakan orang tua kita agar mendapat ampunan Allah
swt. Doa yang diajarkan oleh Rasulullah yaitu:
Artinya: Ya Allah: Ampunilah aku dan kedua orang tuaku
dan sayangilah mereka sebagaimana mereka memeliharaku
pada waktu kecil
b) Melaksanakan wasiatnya
c) Menyambung dan melanjutkan silahturahmi yang dahulu
sudah dilakukan oleh kedua orang tua
d) Menjaga nama baik mereka

C. Kewajiban Menghormati Guru


Guru / ulama adalah pewaris nabi. Guru / ulama menjadi perantara / wasilah
kesinambungan silsilah keilmuan sampai pada junjungan Nabi Muhammad saw.
Begitu penting kedudukan guru sebagai seseorang yang berilmu Allah swt.
menyandingkan derajatnya dengan orang-orang yang beriman. Dalam Al Quran
Allah swt. memberikan penghargaan yang tinggi pada mereka yang berilmu, karena
ilmu merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhiat
sebagaimana firmanya:






Artinya: ...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al Mujadilah:11)
Dalam ayat lain Allah swt. juga mengingatkan tentang pentingnya / keutamaan
orang yang berilmu, seperti dalam ( Q.S. Al Ankabut: 43) :



Artinya: dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Ayat tersebut memberikan pemahaman kepada kita tentang kedudukan golongan
orang-orang yang berilmu. Orang-orang yang berilmu mampu memberi hikmah dari
semua ciptaan Allah swt.
Adapun bentuk perilaku menghormati guru antara lain:

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Rendah hati,sopan,dan menghargai


Melaksanakan nasihatnya
Mengikuti proses belajar dengan tekun dan ikhlas
Beperilaku sopan dan tidak bekata kasar kepada guru
Apabila bertemu,menyapa dengan mengucapkan salam
Bertanya dengan baik dan sopan

Anda mungkin juga menyukai