Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN RANCANGAN WEBSITE PENYEDIA INFORMASI


(SPACIBLE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCRUM

Oleh:
Sambas Jundi Mahfuzdi

1106134218

Dirgahariawan Erryck Ferryansyah

1106134219

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS DAN RANCANGAN WEBSITE PENYEDIA INFORMASI


(SPACIBLE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCRUM

Oleh:
Sambas Jundi Mahfuzdi

1106134218

Dirgahariawan Erryck Ferryansyah

1106134219

Proposal pengajuan tugas akhir ini telah disetujui dan disepakati oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

(Soni Fajar Surya G, ST., MT)

(Dr. Tien Fabrianti K, ST., MT)

NIP. 14751603-3

NIP. 14791411-2

Ketua Keprofesian ESD

(Dr. Irfan Darmawan, ST., MT)


NIP. 14751398-2

ii

ABSTRAK
Technopreneurship di Indonesia mulai berkembangan. Hal ini didorong oleh
perkembangan teknologi dan informasi. Dengan munculnya technopreneurship
membuat bidang usaha dan bisnis di level perusahaan hingga usaha mikro, kecil
dan menengah mengalami perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut
didasarkan pada kemudahan dalam menjalankan aktivitas usaha dan bisnis. Namun
sebenarnya perubahan tersebut belum merata di berbagai aspek yang berkaitan
dengan aktivitas masyarakat di Indonesia. Seperti di kota-kota besar, produk dari
munculnya ilmu technopreneurship seperti startup digital dirasa masih kurang.
Banyak aktivitas masyarakat di kota-kota besar tersebut dilakukan secara
konvensional. Padahal ketika melihat perkembangan teknologi yang telah ada saat
ini, banyak informasi yang dengan mudah disajikan di beberapa media online atau
media lain seperti website. Terkhusus lagi di kota besar seperti Bandung yang
memiliki banyak pengusaha dan pekerja pada suatu perusahaan. Dalam melakukan
salah satu aktivitas yang menunjang kegiatan usaha dan bisnis mereka, seperti
melakukan pertemuan dengan rekan kerja, dirasa masih sulit. Hal yang biasa
mereka lakukan terkait aktivitas tersebut adalah mendatangi langsung tempat yang
menjadi tujuan pertemuan itu untuk melakukan pemesanan tempat karena tidak
jarang informasi yang tersedia di beberapa media online adalah informasi yang
terbatas dan beberapa dari itu hanya merupakan informasi yang bersifat opini. Tentu
ini bukanlah informasi yang terpercaya. Oleh sebab itu perlu adanya satu produk
technopreneurship yaitu startup digital yang menyajikan informasi yang lengkap
dan terpercaya mengenai suatu tempat pertemuan yang berbasis website demi
memudahkan masalah yang mereka hadapi. Salah satunya adalah dengan
menganalisis dan merancang terlebih dahulu terhadap suatu website yang mampu
memecahkan masalah tersebut.

Kata kunci: technopreneurship, startup digital, tempat pertemuan, website

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini tepat pada
waktunya guna memenuhi kriteria dalam penyusunan tugas akhir dan mendapatkan
dosen pembimbing yang berkompeten pada bidang kajian tugas akhir serta topik
yang disetujui oleh dosen pembimbing tersebut.

Diharapkan Proposal Tugas Akhir ini akan mendapatkan sambutan positif


dari calon dosen pembimbing sehingga dosen tersebut dapat membimbing kami
agar meningkatkan mutu dari tugas akhir yang akan kami susun.

Bandung, Oktober 2016

Penulis

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii


ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
I.1

LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

I.2

RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2

I.3

BATASAN MASALAH .......................................................................... 2

I.4

TUJUAN DAN MANFAAT .................................................................... 3

I.5

METODOLOGI ....................................................................................... 3

I.6

SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................ 3

BAB II ..................................................................................................................... 5
KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 5
II.1

TECHNOPRENEURSHIP ....................................................................... 5

II.2

STARTUP ................................................................................................ 8

II.3

METODE PENGEMBANGAN SCRUM ................................................ 8

BAB III ................................................................................................................. 13


RENCANA PENELITIAN ................................................................................... 13
III.1

TARGET AKTIVITAS .......................................................................... 13

III.2

RENCANA BISNIS 3 TAHUN KEDEPAN ......................................... 13

III.3

PEMETAAN LINK CANVAS .............................................................. 14

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

LATAR BELAKANG
Pada era ini perkembangan teknologi dan informasi sangatlah cepat dan
tiada henti. Perkembangan ini telah menjangkau banyak aspek di kehidupan
masyarakat, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Walaupun terbilang negara
yang berkembang, namun Indonesia tidak kalah dalam perkembangan teknologi
dan informasinya seperti pada bidang usaha. Perkembangan tersebut masuk
dalam proses bisnis dalam bidang tersebut. Ini berdampak baik bagi kesuksesan
suatu bisnis.
Hal lain yang juga telah mempengaruhi proses bisnis pada dunia
kewirausahaan tersebut adalah munculnya ilmu berbisnis yang baru yang
berkaitan dengan teknologi dan informasi yaitu technopreneurship. Walaupun
tergolong sebagai hal yang baru dalam dunia kewirausahaan di Indonesia,
technopreneurship ini sudah cukup dikenal dan diterapkan pada beberapa
perusahaan bahkan belum lama ini technopreneurship telah menjangkau pada
usaha mikro, kecil dan menengah.
Perkembangan dengan technopreneurship didasarkan pada kemudahan
dalam menjalankan aktivitas usaha dan bisnis yang ditunjang dengan teknologi
yang telah ada. Namun perkembangan ini dirasa masih belum merata di
berbagai aspek yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat di Indonesia
walaupun pada kenyatannya telah banyak produk yang muncul dari
technopreneurship. Seperti di kota-kota besar, produk dari munculnya ilmu
technopreneurship seperti startup digital dirasa masih kurang. Banyak aktivitas
masyarakat di kota-kota besar tersebut dilakukan secara konvensional.
Ketika melihat kembali perkembangan teknologi yang telah ada saat ini,
banyak informasi yang dengan mudah disajikan di beberapa media online atau
media lain seperti website. Terkhusus lagi di kota besar seperti Bandung yang
memiliki banyak pengusaha dan pekerja pada suatu perusahaan. Dalam

melakukan salah satu aktivitas yang menunjang kegiatan usaha dan bisnis
mereka, seperti melakukan pertemuan dengan rekan kerja, dirasa masih sulit.
Hal yang biasa mereka lakukan terkait aktivitas tersebut adalah mendatangi
langsung tempat yang menjadi tujuan pertemuan itu untuk melakukan
pemesanan tempat karena tidak jarang informasi yang tersedia di beberapa
media online adalah informasi yang terbatas dan beberapa dari itu hanya
merupakan informasi yang bersifat opini. Tentu ini bukanlah informasi yang
terpercaya.
Melihat beberapa masalah yang telah dibahas sebelumnya, perlu adanya
satu produk startup digital yang menyajikan informasi yang lengkap dan
terpercaya mengenai suatu tempat pertemuan yang berbasis website demi
memudahkan masalah yang mereka hadapi. Salah satunya adalah dengan
menganalisis dan merancang terlebih dahulu terhadap suatu website yang
mampu memecahkan masalah tersebut.

I.2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka
penulis mengambil beberapa masalah pokok yaitu diantaranya:
1. Bagaimana rancangan website spacible yang akan membantu masyarakat
Bandung dalam mencari informasi tempat pertemuan?
2. Bagaimana rancangan website spacible yang memudahkan masyarakat
Bandung dalam melakukan pemesanan tempat pertemuan?
3. Bagaimana sistem yang akan diterapkan pada website spacible sebagai
penyedia informasi tempat pertemuan?

I.3

BATASAN MASALAH
Agar pembahasan tidak meluas maka diperlukan batasan atas
permasalahan ini, yaitu membahas mengenai:
1. Tempat pertemuan yang terlibat adalah tempat pertemuan yang dapat
disewakan atau dipesan oleh masyarakat.
2. Lingkup tempat pertemuan berada di daerah Bandung.
3. Studi ini dilakukan dengan menganalisis dan merancang website spacible
sebagai penyedia informasi tempat pertemuan.
2

4. Studi ini dilakukan dengan menganalisis dan merancang website spacible


sebagai wadah untuk memesan tempat pertemuan.

I.4

TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari disusunnya studi ini adalah sebagai berikut:
1. Rancangan website spacible dapat membantu masyarakat Bandung untuk
mendapatkan informasi tempat pertemuan.
2. Rancangan website spacible memudahkan masyarakat Bandung untuk
melakukan pemesanan tempat pertemuan.
3. Rancangan website spacible didukung dengan sistem yang memudahkan
masyarakat dalam memesan tempat pertemuan.
Manfaat dari disusunnya studi ini adalah memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada yaitu terbatasnya informasi tempat pertemuan dan
sulitnya melakukan pemesanan terhadap tempat pertemuan.

I.5

METODOLOGI
1. Metode Wawancara
Melakukan tanya-jawab terhadap pihak atau pemilik tempat pertemuan
mengenai tempat pertemuan tersebut.
2. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data yang ada pada tempat pertemuan di daerah Bandung
untuk menunjang kebutuhan informasi seperti.

I.6

SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas gambaran secara umu dan penjelasan singkat mengenai
permasalahan yang diangkat pada studi ini. Bab ini terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi
serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan
studi ini tentang technopreneurship, startup digital, website, metode
pengembangan dan bahasa pemrograman. Dasar dari teori-teori ini bersumber

dari literatur seperti buku, jurnal nasional maupun internasional, majalah,


lembaga survei dan media lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas model konseptual dan sistematika pada penelitian studi.
Pada model konseptual dijelaskan mengenai sistem dari mulai input, proses
hingga output. Untuk sistematika penelitian studi menjelaskan mengenai proses
sesuai dengan fase pada metode yang diambil pada penelitian ini.
BAB IV ANALISIS DAN DESAIN
Pada

bab

ini

membahas

mengenai

tahapan-tahapan

analisis

dan

perancangannya hingga muncul analisis akhir dan rancangan yang digunakan


pada sistem. Di bab ini juga terdapat diagram-diagram seperti usecase diagram,
activity diagram, class diagram, ERD dan sequence diagram.
BAB V PENGUJIAN
Pada bab ini membahas mengenai fase dari pengujian dengan mockup dan
sistem yang telah ada dan akan diujikan kepada user. Pengujian akan
menghasilkan feedback dari user dan feedback hasil akhir untuk mengetahui
tingkat kepuasan user terhadap mockup yang telah dirancang.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dituliskan kesimpulan dari hasil penelitian dengan melakukan
analisis dan perancangannya. Selain itu dituliskan juga saran yang dapat
dilakukan dan diterapkan untuk mengembangkan penelitian.

BAB II
KAJIAN TEORI

II.1

TECHNOPRENEURSHIP
Technopreneur mengandung

makna

tentang

bagaimana

cara

pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pesat untuk dijadikan sebagai


peluang usaha. Karena untuk entrepreneur itu sendiri mengandung arti
sesesorang/badan usaha yang mengelola usaha dengan keberanian untuk
mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yang ada.
Teknologi dimasa sekarang menjadi salah satu peluang yang ada. Dari
penjelasan

tersebut,

dapat

disimpulkan

bahwa technopreneur itu

adalah Entrepreneur yang mengoptimalkan berbagai potensi perkembangan


teknologi yang ada sebagai basis pengembangan usaha yang di jalankannya,
atau bisa di bilang Technopreneur ini adalah Entrepreneur modern yang
berbasis pada teknologi dalam menjalankan usahanya.
Ada sedikit perbedaan antara enterpreneur dengan technopreneur,
meskipun esensinya adalah sama. Seseorang disebut Enterpreneur Sukses
adalah apabila secara ekonomi ia mampu memberikan nilai tambah ekonomis
bagi komoditas yang dijualnya, sehingga mampu menciptakan kesejahteraan
bagi dirinya.
Webster Dictionary (2005) membedakan definisi enterpreneur dengan
technopreneur dalam bidangnya yang lebih spesifik kearah teknologi tinggi.
Bila entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan,
memanajemen, dan mengambil resiko dari suatu bisnis atau suatu perusahaan,
maka Webster Dictionary mendefinisikan Technopreneur sebagai seorang
entrepreneur dimana bisnisnya melibatkan teknologi tinggi

Technopreneurship sudah seharusnya didorong pengembangannya oleh


pemerintah. Hanya dengan bertambahnya jumlah mereka inilah, maka bangsa
Indonesia akan mampu menjadi bangsa yang berdaya saing pada tataran
persaingan global. Technopreneur tidak sekedar menjual barang komoditas
ataupun barang industry yang persaingan pasarnya relatif sangat ketat. Mereka
menjual produk inovatif yang mampu menjadi substitusi maupun komplemen
dalam kemajuan peradaban manusia.

II.2

STARTUP
Perusahaan startup atau startup adalah organisasi perusahaan atau

sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang berulang dan
scalable. Perusahaan-perusahaan ini, umumnya baru dibuat, berada dalam fase
pengembangan dan penelitian untuk pasar. Istilah menjadi populer secara
internasional selama dot-com bubble sedang marak ketika sejumlah besar dotcom perusahaan didirikan.Akhir-akhir ini, istilah startup telah dikaitkan dengan
sebagian besar usaha teknologi yang dirancang untuk high-growth. Paul
Graham, pendiri salah satu akselerator startup terbaik di dunia, mendefinisikan
startup sebagai:. Startup adalah sebuah perusahaan yang dirancang untuk
tumbuh cepat. Meskipun baru didirikan bukan berarti menjadi perusahaan
Startup membuat perusahaan startup Juga tidak harus selalu dalam lingkup
teknologi, atau mengambil dana ventura, Satu-satunya hal penting adalah
pertumbuhan Segala sesuatu yang lain kita yang terkait dengan startups selalu
diikuti

dari

pertumbuhan/growth.

Evolusi

dari

sebuah

perusahaan

startupPerusahaan startup bisa datang dalam berbagai bentuk, tetapi frase


perusahaan startup sering dikaitkan dengan perusahaan teknologi yang
berorientasi pertumbuhan tinggi. Investor umumnya paling tertarik pada
perusahaan-perusahaan baru yang dibedakan oleh risiko / reward profile dan
skalabilitas. Artinya, mereka memiliki biaya bootstrappingrendah, risiko tinggi,
dan laba potensial atas investasi yang lebih tinggi. Startups sukses biasanya
lebih terukur dari bisnis yang mapan, dalam arti bahwa mereka berpotensi bisa
tumbuh pesat dengan investasi terbatas modal, tenaga kerja atau lahan.

II.3

METODE PENGEMBANGAN SCRUM


Scrum merupakan framework untuk manajemen pengembangan

software dengan karakteristik cekatan dan bersifat iteratif dan incremental.


Scrum mendefinisikan dirinya fleksible, strategi pengembangan yang
menyeluruh di mana seluruh team bekerja sebagai satu unit dalam mencapai
sebuah gol yang sama. Dalam menjalankan kerjasama antara anggota team,
scrum menekankan lokasi fisik yang sama atau sarana online yang akrab antara
semua member, dan juga pertemuan muka dengan muka setiap hari antara
semua anggota team. Prinsip kunci dari scrum adalah memahami bahwa dalam
8

project yang tengah berlangsung, klien mungkin mengubah apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginannya. Perubahan sulit diadaptasi oleh framework
pengembangan aplikasi yang bersifat tradisional. Scrum menerima perubahan
ini dan memaksimalkan seluruh anggota team untuk menyesuaikan perubahan
mendadak ini. Scrum mengadopsi permainan Rugby yang begitu mudah
menyesuaikan diri semua anggota team setelah ada sedikit pelanggaran.
Kemudian menyesuaikan diri inilah yang mengimpirasi scrum.
Event penting dalam Scrum adalah sprint/iteration. Sprint merupakan
unit dasar dalam development dengan Scrum. Sprint merupakan jangka waktu
yang dibatasi pada suatu durasi 1 minggu, 2 minggu atau 1 bulan. Setiap sprint
dimulai dengan planning meeting dan diakhiri dengan sprint review dan
retrospective meeting.
Dasar-Dasar Scrum terdiri dari Iterative Development dan Team
Empowerment. Dalam Iterative Development, product dibangun melalui
beberapa proses iterasi, yang di setiap iterasinya akan menambahkan fitur
tertentu, dan dapat diperlihatkan: demo program, dokumentasi, desain.
Sementara pada Team Empowerment, anggota project dibagi menjadi beberapa
tim yang disebut Sprint Teams yang terdiri hingga 7 atau 8 orang. Masingmasing tim diberikan keleluasaan untuk menggunakan metode development
atau tools yang dianggap terbaik untuk memenuhi target. Role-role yang ada
pada Scrum:
1. The Product Owner
Product ownerlah yang memiliki definisi terhadap berhasil atau
tidaknya pembangunan sebuah product. Dia akan memimpin dan
mengarahkan pengembangan product, sprint by sprint (iterasi demi iterasi)
demi tercapainya target. Dia jugalah yang menentukan skala prioritas,
release plans, dan pemilik(assingment) dari setiap product backlog yang
ada. Selain itu dia juga membuat development timeschedule berdasarkan
skala prioritas backlog. Hanya satu orang yang ditempatkan pada role ini
dengan harapan hanya ada satu orang yang menentukan requirement yang
akan dipenuhi. Requirement ini dapat diperoleh berdasarkan pertemuan
dengan client, sales, dll. Tetapi yang menjadi poin penting adalah bahwa

hanya Product Owner lah yang menentukan skala prioritas dan validitas
requirement. Mekanisme ini akan meng-eliminasi adanya kebingungan
anggota tim terhadap perbedaan asumsi requirement, opini yang
berkembang, dan dari gangguan-gangguan lainnya.
2. The Scrum Master
Scrum Master adalah seorang yang memfasilitasi / menangani tim
pada process development harian. Scrum Master tidak mempunyai tugas
lain karena pada dasarnya pekerjaan tersebut akan memakan keseluruhan
waktu kerja yang dimiliki. Scrum master bertanggung jawab dalam
memastikan bahwa setiap tim menerapkan prinsip dan nilai-nilai dalam
Scrum. Scrum master bertanggung jawab memecahkan setiap masalah yang
timbul selama proses development yang ditemukan pada project
management meeting. Role ini umumnya diisi oleh project manager atau
technical team leader.
3. The Sprint
Merupakan

rentang

waktu

yang

telah

ditetapkan

untuk

menghasilkan suatu incremental product. Sprint meliputi : desain, koding,


testing, dan dokumentasi. Special Release Sprint merupakan sprint khusus
yang dilakukan untuk memperiapkan product yang akan dinaikkan ke level
production. Tidak seperti sprint pada umumnya, sprint ini hanya
mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan persiapan production,
seperti mem-package aplikasi, mempersiapkan environtment yang
dibutuhkan, dll.
Sprint Planning Meeting
Rapat

ini

dipimpin

oleh

Product

Owner.

Dilakukan

untuk

mendeskripsikan fitur-fitur yang diinginkan berikut skala prioritasnya. Setelah


itu tim akan menentukan fitur mana saja yang akan dipenuhi dan fitur mana
yang tidak. Disinilah ditentukan goal dari system , untuk kemudian tim akan
mempersiapkan daftar Product Backlog yang akan dijadikan acuan.

The Daily Scrum

10

Daily scrum biasanya berdurasi sekitar 15 menit setiap harinya.


Dilakukan di waktu dan tempat yang sama untuk menjaga konsistensi. Idealnya
Scrum Team membentuk sebuah lingkaran, dan duduk saling berhadapan
dengan anggota tim yang lain. Setiap tim diharuskan menjawab pertanyaanpertanyaan di bawah ini:
1. Apa yang sudah dikerjakan/dicapai semenjak Daily Scrum terakhir?
2. Kendala apa yang ditemukan untuk mencapai target?
3. Apa saja yang akan dikerjakan/dicapai sebelum Daily Scrum berikutnya?
Sprint Review
Rapat ini dilakukan setiap akhir dari sebuah Sprint. Selama rapat,
masing-masing tim mendemonstrasikan hasil yang dicapai sesuai target pada
sprint tersebut. Sprint Review ini sangat direkomendasikan untuk dilakukan
secara informal, sehingga diharapkan tidak membebani tim secara psikologis.
Sprint Review biasanya dihadiri oleh Product Owner, Scrum Master, Customer,
Management, dan Scrum Team sendiri. Dalam rapat ini akan dibandingkan
hasil Sprint dengan Sprint Goal yang telah disepakati saat Sprint Planning
Meeting berdasarkan backlog yang terikat dengan Sprint yang bersangkutan.
Sprint Restrospective
Rapat ini difasilitasi oleh Scrum Master, untuk mendiskusikan dan
menyimpulkan hasil dari Sprint yang baru saja dilakukan. Selain itu rapat ini
juga dilakukan untuk membicarakan hal-hal yang dapat membuat Sprint
berikutnya lebih efektif dan menyenangkan bagi seluruh anggota tim. Sprint
Review digunakan untuk melihat perkembangan system yang dibangun,
sedangkan Spring restrospective digunakan untuk melihat perkembangan tim
yang membangun system. Semua hal yang mempengaruhi bagaimana tim
mengembangkan system dapat dibicarakan, seperti: faktor komunikasi,
environtment, tools, dll. Sprint berkembang seiring pengembangan system.
Product Backlog
Restrospective merupakan satu tool yang sangat penting untuk membuat
tim semakin. Merupakan sebuah daftar requirement, beserta skala prioritas, dan
estimasi waktu yang diperlukan untuk penyelesaian/implementasi. Estimasi
waktu biasanya dalam satuan hari, dan biasanya tersusun mulai dari prioritas

11

tertinggi. Dimana prioritas tertinggi ditentukan berdasarkan hal yang dinilai


krusial atau penting dengan sistem yang akan dibangun. Daftar ini dapat secara
dinamis berubah, bergantung pada bisnis rule dan teknologi yang digunakan.
Sprint Backlog
Sprint Backlog adalah sekumpulan task yang akan dikerjakan oleh
scrum team pada setiap sprint. Sprint Backlog dibuat berdasarkan Product
Backlog. Dan biasanya lebih detil daripada Product Backlog. Sprint Backlog ini
lah yang sebenarnya lebih dicek pada Daily Srum untuk dikonfontir dengan
Product Backlog yang bersangkutan.

12

BAB III
RENCANA PENELITIAN

III.1

TARGET AKTIVITAS
Berikut ini target aktivitas (work breakdown structure) pembuatan
website spacible hingga peluncuran produk.dalam kurun waktu 1 tahun:

III.2

RENCANA BISNIS 3 TAHUN KEDEPAN


Berikut ini proyeksi rencana bisnis (3 years projection of strategic plan)
yang akan dilakukan hingga 3 tahun kedepan:

13

III.3

PEMETAAN LINK CANVAS


Berdasarkan dengan masalah yang diangkat pada penelitian ini maka
dapat dipetakan dalam link canvas berdasarkan bagian dan sub bagian masingmasing.

14

Anda mungkin juga menyukai