Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat
berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang
lama tanpa gejala. Rheumatoid arthritis

merupakan penyakit progresif

biasanya yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan sendi dan


kecacatan fungsional. Penyakit ini telah lama dikenal dan tersebar luas di
seluruh dunia serta melibatkan ras dan kelompok etnik. Rheumatoid arthritis
lebih sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria
sebesar 3:1.
Timbulnya kejadian Rheumatoid arthritis

sampai sekarang belum

sepenuhya diketahui. Meskipun agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur
telah lama dicurigai, tak satu pun telah terbukti sebagai penyebabnya.
Penyebab Rheumatoid arthritis merupakan masalah yang sangat aktif diteliti
diseluruh dunia. Hal ini diyakini bahwa kecenderungan untuk terkena
penyakit Rheumatoid arthritis dapat diwariskan secara genetik. Hal ini juga
diduga infeksi tertentu atau lingkungan yang mungkin memicu pengaktifan
sistem kekebalan tubuh pada individu yang rentan. Serangan Rheumatoid
arthritis sering terjadi pada orang diantara umur 25 sampai 55 tahun.
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan
jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua
keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk
memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 1

Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang


berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat
yang terdapat pada intisel - sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam
tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan
dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan,
ikan sarden).
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia
adalah penyakit asam urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak orang
sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong muda juga sering ditimpa
penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja gejala, penyebab,
dan solusinya? Serta makanan apa yang menjadi pantangan? Berikut kita
akan membahasnya.
I.2 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout
Artritis
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Rheumatoid arthritis dan
Gout Artritis
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi penyakit
Rheumatoid arthritis dan Gout Artritis
4. Untuk mengetahui prevalensi dari penyakit Rheumatoid arthritis

dan

Gout Artritis
5. Untuk mengetahui terapi yang digunakan dalam penyakit Rheumatoid
arthritis dan Gout Artritis
6. Untuk mengetahui gejala dari penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout
Artritis
7. Untuk mengetahui salah satu contoh kasus dan terapi yang diberikan
dalam penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout Artritis

I.3 Rumusan Masalah

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 2

1. Apa yang dimaksud penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout Artritis ?


2. Bagaimana patofisiologi yang terjadi dari penyakit Rheumatoid arthritis
dan Gout Artritis ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyakit Rheumatoid arthritis dan
Gout Artritis?
4. Bagaimana prevalensi dari penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout
Artritis?
5. Apa saja terapi yang digunakan dalam penyakit Rheumatoid arthritis dan
Gout Artritis?
6. Apa saja gejala dari penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout Artritis?
7. Sebutkan salah satu contoh kasus dan terapi yang diberikan dalam
penyakit Rheumatoid arthritis dan Gout Artritis ?

BAB II
PEMBAHASAN

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 3

II.1 Pengertian
a.

Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun kronik dimana
sistem imun tubuh menyerang jaringan yang sehat dan dalam jangka panjang
dapat menyebabkan kerusakan sendi, nyeri kronik, gangguan hingga
hilangnya fungsi sendi hingga kecacatan. Arthritis rheumatoid adalah tipe
arthritis yang paling parah dan dapat menyebabkan cacat, kebanyakan
menyerang perempuan hingga tiga sampai empat kali daripada laki-laki. RA
pada umumnya menyerang persendian tangan, kaki dan pergelangan serta
menurunkan tingkat harapan hidup hingga 6 10 tahun (Price. A Sylvia,
Wilson M. Lorraine., 2003)
Rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling
sering diserang adalah sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan
engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di
tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan bahkan sambungan antar
tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Rematik juga dapat memengaruhi
organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru- paru. Serangan
rematik biasanya simetris yaitu menyerang sendi yang sama di kedua sisi
tubuh, berbeda dengan osteoartritis yang biasanya terbatas pada salah satu
sendi.
b. Gout artritis
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu
penyakit dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah
dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri
infalamasi satu sendi.
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri
yang paling sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas
pada jempol kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki,
pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di
Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 4

jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya mempengaruhi satu sendi pada
satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari waktu ke waktu dapat
mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang dipakai untuk
sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia).
Asam urat merupakan senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses
katabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam
deoksiribonukleat). (Syukri, 2007). Gout dapat bersifat primer, sekunder,
maupun idiopatik. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan
asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat.
Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan
atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian

obat-obatan

tertentu

sedangkan

gout

idiopatik

adalah

hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primer, kelainan genetik, tidak ada
kelainan fisiologis atau anatomi yang jelas.(Putra, 2009)

II.2 Patofisiologi
a. Rheumatoid arthritis
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vascular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi articular
cartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
menutup yang menutupi kaartilago pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi di antara permukaan
sendi, karena jaringan vibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 5

kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dalam sub chondrial bisa menyebabkan osteoporosis
setempat. Lamanya Rheumatoid arthritis berbeda dari tiap orang. Di tandai
dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang
lagi. Yang lain, terutama yang mempunyai faktor Rheumatoid (seropositif
gangguan Rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
b. Gout artritis

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh


pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun
keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 6

normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai


berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan ( salvage pathway ).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang
diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam
inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh
serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim
yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu
mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk,
yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui
basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.
Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa
purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP
untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini
dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan
difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal
ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di
nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.

II.3 Faktor Yang Mempengaruhi


a. Rheumatoid arthritis

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 7

Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi berbagai faktor


(termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun.
Artritis rheumatoid ini merupakan bentuk artritis yang serius, disebabkan
oleh peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut
persendian. Ditandai dengan sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama
pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku dan lutut. Penyebab artritis
rheumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai
patogenesisnya telah terungkap. Faktor genetik dan lingkungan diduga
timbulnya penyakit ini. Faktor infeksi sebagai penyebab artritis rematoid
patogenesis Patogenesis dimulai dengan terdapatnya suatu antigen.
Arthritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh
inflamasi sistemik kronik dam progresif, dimana sendi merupakan target
utama. Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti tapi ada beberapa
factor yang dianggap mencetuskan penyakit ini yaitu factor genetic,
hormone sex, protein heat shock(HSP) dan beberapa factor resiko.
a) Factor genetic
Terdapat interaksi yang kompleks antara factor genetic dan
lingkungan. Factor grnrtic berperan penting terhadap kejadian AR,
dengan angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60%.
Hubungan gen HLA-DRB1 dengan kejadian AR telah diketahui
dengan baik, walaupun beberapa lokus non-HLA juga berhubungan
dengan AR seperti daerah 18q21 dari gen TNFRSR11A yang
mengkode activator reseptor nuclear factor kappa B. gen ini
berperan penting dalam resorpsi tulang pada AR.

b) Hormone sex
Prevalensi AR lebih besar pada perempuan dibandingkan dengan
laki-laki,

sehingga

diduga

hormone

sex

berperanan

dalam

perkembangan penyakit ini.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 8

c) Protein heat shock (HSP)


HSP adalah keluarga protein yang di produksi oleh sel pada semua
spesies sebagai respon homolog terhadap stress. Protein ini
mengandung untaian asam amino. HSP tertentu manusia dan HSP
mikobaktrium tuberculosis mempunyai 65% untaian yang homolog.
Hipotesisnya adalah antibody dan sel T mengenali epitop HSP pada
agen infeksi dan sel host. Hal ini memfasilitasi reaksi silang limfosit
dengan sel host sehingga mencetuskan reaksi kemiripan molekul
(molecular mimicry).
d) Factor resiko
Factor resiko yang berhubungan dengan peningkatan terjadinya AR
antara lain jenis kelamin perempuan, ada riwayat keluarga yang
menderita AR, umur lebih tua (pada usia 20-60, umumnya 34-45
tahun), paparan salisilat dan merokok, sering mengonsumsi kopi
decaffeinated.
b. Gout artritis
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit /
penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering
terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan
metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari
ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:

Faktor

genetik

seperti

gangguan

metabolisme

purin

yang

menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat,

atau keduanya.
Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat
menyebabkan hiperuricemia.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 9

Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam


urat seperti aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta

zolamid dan etambutol.


Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang
tinggi adalah jeroan yang dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi,
kambing dan kerbau.

II.4 Prevalensi dari Penyakit


a. Rheumatoid Arthritis
Di Indonesia, prevalensi AR hanya 0,1-0,3 persen di kelompok
orang dewasa dan 1:100 ribu jiwa dikelompok anak-anak. Total,
diperkirakan hanya terdapat 360 ribu pasien di Indonesia. Walau
prevalensi rendah, penyakit ini sangat progresif dan paling sering
menyebabkan cacat, ujar Prof DR dr Harry Isbagio, SpPD-KR, Guru
Besar

Departemen

Ilmu

Penyakit

Dalam

Fakultas

Kedokteran

Universitas Indonesia (Price. A Sylvia, Wilson M. Lorraine, 2003).


Terdapat berbagai prevalensi kasus AR di daerah di Indonesia.
Hasil survey yang dilakukan di Jawa Tengah mendapatkan prevalensi AR
sebesar 0,2% di daerah rural dan 0,3% di daerah urban. Di poliklinik
Reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, kasus baru AR
merupakan 4,1% dari seluruh kasus baru tahun 2000 dan pada periode
Januari s/d Juni 2007 didapatkan sebanyak 203 kasus AR dari jumlah
seluruh kunjungan sebanyak 1.346 orang (15,1%).
Prevalensi AR lebih banyak ditemukan pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki dengan rasio 3:1 dan dapat terjadi pada
semua kelompok umur, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan pada
decade keempat dan kelima. Penyakit ini menyerang semua etnis, dengan
insiden pada orang berusia di atas 18 tahun berkisar 0,1 persen sampai
0,3 persen, sedangkan pada anak-anak dan remaja yang berusia kurang

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 10

dari 18 tahun 1/100.000 orang.Prevelensi diperkirakan kasus RA diderita


pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari
jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1. Penyakit ini
75 % diderita oleh kaum wanita, bisa menyerang semua sendi. Prevalensi
meningkat 5 % pada wanita diatas usia 50 tahun (Padip R. Patel, 1990).
Arthritis rheumatoid masih menjadi masalah kesehatan dunia,
diperkirakan 0,5-1 % dari populasi global menderita AR. Peluang
terjadinya penyakit hati pada penderita AR dua kali lebih besar dari yang
tidak menderita. America Arthritis Fondation melaporkan, penderita AR
berisiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung sehingga
meningkatkan angka kematian penderita Cardiovascular dan infeksi.
Lima puluh persen pasien AR mengalami kecacatan fungsional
sementara setelah 20 tahun, 80 % cacat dan dapat mengurangi usia
harapan hidup 3-18 tahun. Pasien mengalami nyeri kronis serta
peningkatan disabilitas, yang bila tidak diobati, dapat menurunkan angka
harapan hidup.3,14 Prevalensi artritis reumatoid relatif konstan pada
banyak populasi, sekitar 0,5 - 1%. Prevalensi tinggi artritis reumatoid
dilaporkan pada suku Indian Pima sebesar 5,3% dan Indian Chippewa
sebesar 6,8%. Sebaliknya prevalensi rendah dilaporkan pada populasi
dari Cina dan Jepang.15 Di Jawa Tengah, Indonesia, prevalensinya
sebanyak 0,2% di desa dan 0,3% di kota.

b. Gout artritis
Sejak ditemukan pada abad V SM, hingga kini belum
ditemukan obat yang efektif untuk menyembuhkan penyakit asam
urat.

Jumlah

penderita Asam urat dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Di Indonesia sendiri penyakit Gout Arthritis pertama kali


diteliti oleh seorang dokter Belanda, dr. Van Den Horst, pada tahun

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 11

1935. Saat dilakukan penelitian, ditemukan 15 kasus Gout Arthritis


berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Kemudian dari hasil
penelitian tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa
Tengah, menunjukkan bahwa, diantara 4.683 orang berusia 15-45 tahun
yang diteliti, diperoleh 0,8% sampel menderita asam urat tinggi
(1,7% pria dan 0,05% Wanita diantaranya sudah mencapai tahap Gout
Arthritis).
Kejadian atau prevalensi asam urat jumlahnya bervariasi
pada tiap negara. Di Amerika Serikat, laki-laki yang berumur di
atas

18

tahun prevalensinya

mencapai 1,5%.

Di

Selandia Baru

didapatkan 1-18 perseribu penduduk menderita asam urat. Dan untuk


di Indonesia sendiri, asam urat banyak dijumpai pada etnis Minahasa,
Toraja, dan Batak. Prevalensi tertinggi terdapat pada penduduk pantai
dan

yang

paling

tinggi

yaitu

di

daerah Manado-Minahasa, ini

dikarenakan kebiasaan mereka mengkonsumsi alkohol dalam jumlah


besar. Angka kejadian asam urat di Minahasa sebesar 29,2% pada tahun
2003.
Data yang diperoleh dari RSCM Jakarta, menunjukkan
kenaikan jumlah penderita asam urat, dari 9 orang di tahun 1993-1994,
menjadi sekitar 19

orang

dari

1994-1995.

Dari

data

tersebut

didapatkan hasil yaitu Kebanyakan penderita gangguan ini umumnya


adalah laki-laki. Dan penelitian terakhir yang dipublikasikan di The New
England Journal of Medicine pada tanggal 8 Maret 2004 memuat artikel
hasil karya dr Choi dan rekannya, yang berjudul Purine-Rich Foods,
Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. dr Choi
dan rekannya melakukan penelitian ini selama 12 tahun terhadap 47.150
laki-laki yang berusia 40 sampai 75 tahun pada tahun 1986 saat
penelitian mulai dilakukan, didapatkan 730 kasus gout baru atau
sekitar 15/1000 penduduk (1,5%).

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 12

Menurut data

yang diperoleh dari puskesmas Kelurahan

Limo, pada tahun 2008 masyarakat yang datang untuk berobat


dengan keluhan yang mengarah ke penyakit asam urat ada 27 orang
(0,04%) dari 66.891 orang penduduk Kecamatan Limo. Sedangkan
data yang diperoleh dari bulan Januari sampai bulan Maret 2009,
masyarakat yang berobat dengan keluhan mengarah kepada penyaikit
asam

urat ada

18

orang.

Dan

dari

pemeriksaan laboratorium

didapatkan 2 orang positif menderita penyakit asam urat, dengan


kadar purin diatas 7,5 mg/dL.
II.5 Terapi Yang Digunakan Dalam Penyakit
a. Rheumatoid arthritis
Penderita Rheumatoid arthritis hanya bisa melakukan perawatan
karena hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan
Rheumatoid arthritis secara total, namun dengan perawatan yang tepat,
penyebaran dan peradangan dapat dihambat.
Perawatan rheumatoid arthritis yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan terapi serta pengobatan jangka panjang untuk menghambat
perkembangan dan gejala rheumatoid arthritis. Jika perawatan dengan
terapi dan pengobatan sudah tidak efektif, maka operasi untuk
memperbaiki masalah persendian dapat dilakukan.
Perawatan bisa membantu mengurangi gejala peradangan di
persendian,

mencegah

atau

memperlambat

kerusakan

persendian,

mengurangi tingkat disabilitas, dan membuat penderita Rheumatoid


arthritis bisa tetap hidup aktif. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah
mengonsumsi obat, perawatan pendukung dan operasi, serta mengubah
gaya hidup.
Ada beberapa cara perawatan dan pengobatan yang bisa dilakukan
untuk menekan perkembangan penyakit ini. Pada awalnya, dokter akan
meresepkan obat dengan efek samping paling sedikit setelah itu, jika tidak

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 13

efektif, obat dengan efek samping lebih berat akan ditambahkan. Dokter
akan menyesuaikan dosis dengan kondisi pasien.
Obat pereda sakit

Obat pereda sakit seperti parasetamol atau kodein digunakan untuk


meredakan rasa sakit. Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) juga
bisa digunakan. Obat pereda sakit tidak dapat mencegah perkembangan
rheumatoid arthritis, tapi dapat membantu meredakan rasa sakit dan
peradangan di persendian. Obat OAINS yang biasa digunakan adalah
naproxen, ibuprofen, diclofenac.
Steroid
Steroid adalah singkatan dari corticosteroid dan merupakan
obat sintetis yang menyerupai sebuah hormon yang dihasilkan
tubuh secara alami, yaitu kortisol.Obat ini bisa berbentuk tablet,
salep, atau cairan suntik yang bisa disuntikkan langsung ke otot
atau persendian yang sakit. Steroid digunakan untuk meredakan
nyeri jangka pendek karena jika digunakan secara jangka panjang
bisa menimbulkan efek samping yang serius. Efek samping
tersebut bisa berupa mudah memar, kulit menjadi lebih tipis,
osteoporosis, lemah otot, dan bertambahnya berat badan. Obat ini
perlu dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.

Perawatan biologis merupakan bentuk perawatan Rheumatoid


arthritis yang paling baru dan berguna untuk menghentikan sistem kekebalan
tubuh menyerang persendian.
Perawatan biologis dilakukan dengan cara menyuntikkan protein yang
berasal dari genetika manusia. Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang
memicu peradangan dan menyebabkan kerusakan jaringan serta persendian
dijadikan target oleh obat-obatan biologis. Perawatan biologis telah terbukti
mampu memperlambat perkembangan rheumatoid arthritis.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 14

Sama seperti pengobatan lainnya, perawatan biologis juga memiliki


efek samping, tapi biasanya hanya efek samping ringan. Efek samping yang
bisa terjadi adalah demam, mual, infeksi, sakit kepala, serta reaksi kulit pada
titik penyuntikan. Beberapa penderita Rheumatoid arthritis yang pernah
mengidap tuberkulosis akan memiliki risiko terinfeksi kembali.
Obat biologis biasanya dikombinasikan dengan obat anti-rematik
modifikasi-penyakit (disease-modifying antirheumatic drugs/DMARDs) jika
penggunaan obat biologis saja tidak efektif. Contoh obat-obat biologis adalah
abatacept, etanercept, infliximab, rituximab, dan anakinra.
Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs)

DMARDs (diseas-modifying anti-rheumatic drugs) adalah perawatan


tahap awal yang diberikan untuk menghambat dan meredakan gejala
rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada persendian
dan jaringan lainnya. Kerusakan pada ligamen, tulang, dan tendon akibat efek
sistem kekebalan tubuh saat menyerang persendian dapat dihambat oleh
DMARDs.

Beberapa

DMARDs

yang

bisa

digunakan

adalah

hydroxychloroquine, methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.


Obat pertama yang diberikan untuk Rheumatoid arthritis umumnya
adalah methotrexate, tapi obat ini juga memiliki efek samping yang umum
terjadi, seperti sakit kepala, diare, rambut rontok, mual, mulut terasa sakit,
dan hilang nafsu makan. Tes darah harus dilakukan secara rutin untuk
mengawasi efek pada hati dan jumlah darah selama mengonsumsi obat ini.

Terapi

Penderita Rheumatoid arthritis dapat melakukan terapi untuk


membuat persendian lebih fleksibel, serta membantu meningkatkan kekuatan

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 15

otot dan kebugaran tubuh. Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah terapi
okupasi, podiatry, dan fisioterapi.
Operasi

Penderita Rheumatoid arthritis mungkin harus menjalani operasi jika


pengobatan yang telah dilakukan masih belum berhasil untuk mencegah atau
memperlambat kerusakan pada persendian.
Operasi dilakukan untuk memperbaiki kelainan bentuk, kerusakan
persendian, membantu mengembalikan kemampuan untuk menggunakan
persendian, dan meredakan rasa sakit. Berikut ini adalah prosedur operasi
Rheumatoid arthritis yang dapat dilakukan.

Perbaikan tendon. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki tendon


yang putus atau kendur di sekitar persendian yang mengalami kerusakan

sendi atau peradangan.


Penggantian sendi total. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti bagian

sendi yang rusak dengan prostesis yang terbuat dari plastik atau logam.
Operasi penggabungan sendi. Prosedur ini dilakukan untuk meredakan
nyeri, dan menyetel kembali atau menstabilkan sendi jika penggantian
sendi total tidak bisa dilakukan.
Penderita Rheumatoid arthritis juga disarankan untuk menjalani diet

yang sehat serta berolahraga secara teratur untuk memperkuat otot yang
mendukung persendian, membantu pergerakan sendi, dan meredakan stres.
Bagi orang yang mengalami kelebihan berat badan, olahraga juga bisa
membantu menurunkan berat badan dan meringankan tekanan pada tulang
dan sendi.
Sendi akan terasa lebih kaku dan otot menjadi lebih lemah jika tidak
digerakkan, tapi aktivitas yang dilakukan harus seimbang dan tepat. Hindari
olahraga yang membutuhkan kontak fisik secara langsung dan disarankan
untuk melakukan olahraga yang tidak terlalu menekan persendian, seperti
berjalan, berenang, dan bersepeda.
Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 16

b. Gout Artritis
Asupan Cairan
Menjaga asupan cairan yang cukup membantu mencegah serangan
gout akut. Asupan cairan yang cukup juga menurunkan resiko
pembentukan batu ginjal pada pasien dengan gout. Alkohol diketahui
memiliki efek diuretik yang dapat berkontribusi terhadap dehidrasi
dan mengendapkan asam urat, lalu timbullah serangan gout akut.
Alkohol

juga

dapat

mempengaruhi

metabolisme

asam

urat

menyebabkan hyperuricemia. Oleh karena itu, alkohol memiliki dua


efek

utama

yang

memperburuk

gout

dengan

menghambat

(memperlambat) ekskresi asam urat dari ginjal serta dengan


menyebabkan

dehidrasi,

yang

keduanya

berkontribusi

pada

pengendapan kristal asam urat dalam sendi.

Pengaturan pola makan (diet)


Perubahan pola makan dapat membantu mengurangi kadar asam urat
dalam darah. Karena bahan kimia purin dikonversi oleh tubuh menjadi
asam urat, makanan yang kaya purin dihindari. Contoh makanan yang
kaya purin termasuk daging kerang dan organ seperti hati, otak, ginjal,
dan roti manis. Para peneliti telah melaporkan, secara umum, bahwa
konsumsi daging atau makanan laut meningkatkan risiko serangan
gout, sedangkan susu tampaknya mengurangi risiko. Protein asupan
purin atau kaya konsumsi sayuran tidak berhubungan dengan
peningkatan risiko gout. Asupan alkohol total sangat terkait dengan
peningkatan risiko gout (bir dan minuman keras adalah faktor yang
sangat kuat). Fruktosa dari sirup jagung dalam minuman ringan juga
meningkatkan risiko gout. Perlu dicatat bahwa diet yang paling
baguspun dengan menghindari makanan dan minuman yang
meningkatkan risiko gout hanya akan menurunkan kadar asam urat
sebesar 1 mg/dL. Pelajari lebih lanjut apa saja yang menjadi
Pantangan Asam Urat.

Menurunkan Berat Badan

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 17

Pengurangan berat badan dapat membantu dalam menurunkan risiko


serangan gout berulang. Hal ini paling baik dilakukan dengan
mengurangi lemak dari makanan dan asupan kalori, dikombinasikan
dengan program olahraga teratur seperti aerobik.

Obat-obatan Asam Urat


Ada tiga aspek untuk pengobatan asam urat dengan obat-obatan :
1. penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (parasetamol) atau
analgesik lebih kuat lainnya yang digunakan untuk mengatasi rasa
sakit.
2. Agen Anti-Inflamasi Seperti :
a. Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs)
NSAID seperti indometasin dan naproxen berperan efektif
sebagai obat anti-inflamasi untuk gout akut. Obat-obatan yang
diminum dikurangi perlahan-lahan arthritis. Efek samping yang
umum dari NSAID termasuk iritasi sistem pencernaan, ulserasi
lambung dan usus, dan bahkan usus perdarahan. Orang-orang
yang memiliki riwayat alergi terhadap aspirin atau polip hidung
harus menghindari NSAIDs karena risiko reaksi alergi yang
intens (anafilaksis).
b. Colchicine
Colchicine untuk gout akut diberikan melalui mulut untuk
mengurangi peradangan serta untuk mencegah serangan
arthritis gout sambil mengoreksi hyperuricemia dengan obatobatan seperti allopurinol atau febuxostat. Untuk serangan
akut, itu diberikan per jam atau setiap dua jam sampai ada
perbaikan yang signifikan dalam rasa sakit atau pasien
mengembangkan efek samping saluran cerna seperti diare
berat. Untuk pencegahan, obat diberikan sekali atau dua kali
sehari. Efek samping lain yang umum dari colchicine termasuk
mual dan muntah.
c. Kortikosteroid
Kortikosteroid seperti prednison, sebagai agen anti-inflamasi

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 18

yang kuat untuk mengobati gout akut. Prednison dapat


diberikan secara oral atau disuntikkan langsung ke dalam sendi
yang meradang. Kortikosteroid dapat diresepkan untuk pasien
dengan gangguan ginjal, hati, atau masalah pencernaan.
Penggunaan jangka panjang kortikosteroid kronis tidak
disarankan karena efek samping jangka panjang yang serius.
Selain obat-obat untuk serangan gout akut, obat lain yang berfungsi
menurunkan asam urat juga harus diminum sebagai pengobatan jangka
panjang. Menurunkan kadar asam urat darah mengurangi risiko
serangan berulang dari arthritis, batu ginjal, dan penyakit ginjal, dan
juga perlahan-lahan akan melarutkan deposit tophi yang keras. Obat
asam urat yang digunakan untuk menurunkan asam urat ada dua
mekanisme yakni dengan meningkatkan ekskresi (pembuangan) asam
urat melalui ginjal atau dengan cara menurunkan produksi asam urat.
Obat-obatan ini umumnya tidak dimulai sampai setelah peradangan
arthritis gout akut telah mereda karena malah dapat memperburuk
serangan akut. Probenesid (Benemid) dan sulfinpyrazone (Anturane)
adalah obat-obat yang biasa digunakan untuk menurunkan kadar asam
urat darah dengan meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin.
Karena obat ini, dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan
batu ginjal, sehingga harus dihindari oleh pasien-pasien dengan
riwayat batu ginjal. Ketika minum obat ini harus disertai dengan
minum air putih yang banyak sehingga mempercepat keluarnya asam
urat dari saluran kencing dan mencegah pembentukan batu ginjal.
Allopurinol menurunkan kadar asam urat dengan mencegah produksi
asam urat. Ini benar-benar menghalangi konversi metabolisme purin
dari dalam makanan menjadi asam urat. Obat ini digunakan dengan
hati-hati pada pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, karena dapat
menyebabkan efek samping, termasuk ruam parah dan kerusakan hati.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 19

Febuxostat (Uloric) telah disetujui oleh US Food and Drug


Administration (FDA) untuk pengelolaan kronis hyperuricemia dari
gout pada tahun 2009. Febuxostat telah terbukti lebih efektif daripada
allopurinol dalam mencegah serangan akut artritis gout dan efektif
dalam menyusutkan deposit tophi asam urat dalam jaringan seperti
jari,

siku,

dan

dimetabolisme

telinga.
oleh

Karena

ginjal,

febuxostat

mungkin

tidak

memiliki

signifikan
keunggulan

dibandingkan allopurinol pada pasien dengan penyakit ginjal yang


mendasarinya. Nmaun sebelum minum febuxostat, pasien harus
memeriksa dulu kadar asam urat dan tes fungsi hati secara teratur.
obat penurun asam urat seperti allopurinol dan febuxostat
umumnya tidak dimulai pada pasien yang mengalami serangan akut
gout. Obat-obat ini, ketika dimulai selama serangan akut, benar-benar
dapat memperburuk peradangan akut. Oleh karena itu, obat penurun
asam urat biasanya diminum hanya setelah resolusi lengkap dari
serangan arthritis akut, tetapi jika pasien sudah terlanjur minum obatobat ini, mereka dipertahankan pada dosis yang sama selama serangan
akut. Pada beberapa pasien, meningkatkan dosis obat penurun asam
urat malah dapat memicu serangan gout. Pada pasien ini, dosis rendah
colchicine dapat diberikan untuk mencegah pengendapan gout akut.
Perawatan yang dapat dilakukan di rumah antara lain beristirahat
dan meletakkan sendi yang meradang lebih tinggi dari tubuh pada
waktu tidur atau berbaring. Kompres es terkadang bisa membuat
peradangan lebih buruk dengan menyebabkan lebih banyak asam urat
membentuk kristal di daerah yang terlibat. Sebaiknya hindari
penggunaan obat yang mengandung aspirin, karena aspirin mencegah
ekskresi asam urat melalui ginjal.
II.6 Gejala Dari Penyakit Rheumatoid arthritis
a. Rheumatoid arthritis

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 20

Gejala Rheumatoid arthritis pada masing-masing orang berbeda dan


bisa berubah seiring waktu. Biasanya gejala Rheumatoid arthritis tidak
langsung muncul semua, tapi berkembang perlahan-lahan selama beberapa
pekan. Walau jarang terjadi, sebagian penderita Rheumatoid arthritis juga
bisa mengalami perkembangan gejala dengan cepat, bahkan hanya dalam
hitungan hari. Gejala Rheumatoid arthritis juga bisa muncul dan menghilang
selama beberapa saat.
Rheumatoid arthritis biasanya menyerang persendian kecil di tangan
dan kaki terlebih dulu. Beberapa gejala yang sering timbul pada persendian
akibat rheumatoid arthritis, di antaranya:

Kaku. Persendian akan terasa kaku dan sulit untuk digerakkan. Gejala ini
terutama dirasakan pada pagi hari atau setelah beristirahat. Gejala kaku
pada persendian ini sering dikaitkan dengan osteoartritis. Namun biasanya
pada osteoartritis, gejala akan menghilang setengah jam setelah bangun
tidur, sedangkan pada Rheumatoid arthritis akan bertahan lebih lama.

Kemerahan, bengkak, dan terasa hangat. Persendian akan berwarna


kemerahan, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh.

Nyeri. Persendian akan terasa nyeri dan berdenyut. Sama halnya dengan
rasa kaku pada persendian, biasanya rasa nyeri lebih parah pada pagi hari
atau setelah beristirahat.
Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa

penderita Rheumatoid arthritis juga bisa mengalami demam, berat badan


menurun, lelah dan kurang berenergi, berkeringat, serta berkurangnya nafsu
makan.
Rheumatoid arthritis harus segera ditangani karena jika penyakit
bertambah parah, gejala bisa menyebar ke sendi-sendi lain termasuk lutut,
pergelangan tangan, bahu, pergelangan kaki, pinggul, dan siku. Dan jika

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 21

dibiarkan terlalu lama, Rheumatoid arthritis dapat menyebabkan persendian


bergeser dan berubah bentuk.
b. Gout Arthritis
Gejala asam urat yang berupa arthritis gout biasanya tiba-tiba seseorang
akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut :

Sendi menjadi panas merah, bengkak. Sendi yang paling umum


terlibat adalah di dasar jempol kaki di mana pembengkakan dapat
dikaitkan dengan nyeri yang parah, tapi hampir semua sendi dapat
terlibat (misalnya, lutut, pergelangan kaki, dan sendi kecil dari
tangan). Pada beberapa orang, rasa sakit akut begitu kuat. Arthritis
gout akut di dasar jempol kaki disebut sebagai podagra.

Tanpa pengobatan, serangan pertama dapat berhenti secara spontan


setelah satu atau dua minggu. Walaupun rasa sakit dan bengkak benarbenar sudah hilang, arthritis gout sering kembali kambuh pada sendi
yang sama atau di sendi lain.

Dengan berjalannya waktu, serangan arthritis gout dapat terjadi lebih


sering dan mungkin bertahan lebih lama. Walaupun serangan pertama
biasanya hanya melibatkan satu atau dua sendi, pada serangan
berikutnya beberapa sendi dapat terlibat secara bersamaan.

II.7 Contoh Kasus Penyakit Rheumatoid arthritis

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 22

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 23

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 24

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 25

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 26

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Arthritis rhematoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien arthritis rheumatoid terjadi
setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan
umum cepat lelah. Biasanya gejala timbul perlahan-lahan seperti lelah,
demam, hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, nyeri, dan kaku
sendi. Oleh karena itu, penderita Arthritis Rheumatoid seringkali datang
dengan keluhan arthritis yang nyata dan tanda-tanda keradangan sistemik.
Meskipun penderita arthritis rheumatoid jarang yang sampai
menimbulkan kematian, namun apabila tidak segera ditangani dapat
menimbulkan gejala deformitas/cacat yang menetap. Selain itu karena
penyakit ini bersifat kronis dan sering kambuh, maka penderita akan
mengalami penurunan produktivitas pekerjaan karena gejala dan keluhan
yang timbul menyebabkan gangguan aktivitas fisik, psikologis, dan kualitas
hidup

menderita.

Prognosis

untuk

kehidupan

penderita

tidak

membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit sukar tercapai.

III.2 Saran
Diharapkan

penilitian

mengenai

penyakit

ini

dapat

terus

berlangsung, agar didapatkan pengobatan yang lebih baik lagi.

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 27

DAFTAR PUSTAKA
American College of Rheumatology. 1987 Criteria for the Classification of Acute
Arthritis of Rheumatoid Arthritis. Diunduh dari: http://www.rheumatology.org.
Diakses 23 september 2012
American College of Rheumatology. The 2010 ACR-EULAR classification
criteria for rheumatoid arthritis. Diunduh dari: http://www.rheumatology.org.
Diakses 23 september 2012
Dipiro, J. T. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 7nd Edition.
USA : The McGraw-Hill Companies
Gunawan, S. 2007. Farmakologi dan Terapi, FKUI : Jakarta
Helbert M. Flesh and Bones of Immunology. Elseivers Health Sciences Right
Departement; 2006. p. 82
Padip R. Patel. 1990. RADIOLOGI edisi 2. Fransisco : Penerbit buku Erlangga
Medical Series
Palande DD. 2009. Arthritis Reumatoid. http://www.medicastore.com, diakses
tanggal 9 April 2013 pukul 15.00 WIB
Price. A Sylvia, Wilson M. Lorraine. 2003. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran ECG
Stovitz SD, Johnson RJ. 2003. NSAID and Musculoskeletal Treatmen. The
Physician and Sport Medicine Vol 31 N0 1 January 2003
Sujudi, A. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia, DEPKES RI: Jakarta
Sukandar, E. 2008. ISO Farmakoterapi. PT ISFI : Jakarta
Tjay, T. H. 2007. Oat-Obatan Penting. PT Gramedia : Jakarta

Makalah Farmakoterapi : Rheumatoid arthritis dan Gout artritis| 28

Anda mungkin juga menyukai