TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan
antara minyak dan lemak, adalah pada temperatur kamar lemak berbentuk padat
dan minyak berbentuk cair. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh, sedangkan
minyak tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Dalam proses pembentukannya, lemak dan minyak yang biasa disebut dengan trigliserida, merupakan hasil dari
proses kondensasi dan esterifikasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam
lemak (umumnya ketiga asam lemak berbeda-beda) yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air (Ginting dan Herlina, 2002).
H2C-OH
HC-OH
O
H2C O C R1
O
HC O C R2 + 3 H2O
O
H2C O C R3
O
+
3R-C-OH
H2C-OH
Gliserol
asam lemak
trigliserida
air
Jika R1=R2=R3 maka gliserida yang terbentuk adalah trigliserida sederhana (simple triglyceride) dan jika berbeda disebut trigliserida campuran (mixed
triglyceride). Apabila satu molekul gliserol hanya mengikat satu molekul asam
lemak, makanya hasilnya disebut monogliserida dan bila dua asam lemak disebut
trigliserida. Trigliserida sederhana adalah senyawa yang terdiri dari ester organik
20
dimana terdapat satu jenis asam lemak yang teresterifikasi dengan gliserol. masing-masing atom karbon pada molekul gliserol ini diberi penomoran yakni 1-, 2-,
3- atau , , dan . Apabila stuktur gliserol hanya mengandung dua gugus hidroksil, maka dua asam lemak dapat diesterifikasikan pada posisi ini. Gugus hidroksil yang terletak ditengah atau pada posisi kedua disebut juga sn-2 sedangkan
alkohol primer umumnya disebut sn-1 dan sn-3 (Perkins, 1991).
Lemak yang secara alami banyak mengandung berbagai asam lemak yang
meliputi asam lemak dengan jumlah atom karbon 2-40 tetapi yang paling dominan
adalah C18 dan C20 (Winarno, 1992).
2.2 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus tanpa cabang yang
mengandung atom karbon genap mulai dari C-4, tetapi yang paling banyak adalah C-16
dan C-18. Asam lemak dapat dikelompokan berdasarakan panjang rantai, ada tidaknya
ikatan rangkap dan isomer trans-cis. Asam lemak berdasarkan panjang rantai meliputi
asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA) yang mengandung jumlah atom karbon C-4 sampai C-8, asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids, MCFA)
mengandung atom karbon C-10 dan C-12), dan asam lemak rantai panjang (long chain
fatty acids, LCFA) mengandung jumlah atom karbon C-14 atau lebih (White, 2009).
Berdasarkan jumlah ikatan rangkapa asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh
dapat dibagi tiga golongan, asam lemak jenuh (saturated fatty acid; SFA) karena tidak
mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acids;
MUFA) hanya memiliki satu ikatan ranggkap dan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan ranggkap (White, 2009).
Komposisi asam lemak dari beberapa minyak nabati yang penting dapat dilihat
pada Tabel 2.1 (Silalahi, 2004).
21
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak (%) dari beberapa minyak nabati yang
penting
Asam lemak
Minyak jagung
Minyak
kelapa Minyak
sawit
Asam kaproat
Asam kaprilat
Asam kaprat
Asam laurat
Asam miristat
Asam palmitat
Asam palmitoleat
Asam stearat
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
Asam arakidat
11,5
2,2
26,6
58,7
0,8
0,2
kelapa
murni
0,1
1,2
46,8
3,8
37,8
10,0
0,2
7,6
7,3
48,2
16,6
8,0
1,0
3,3
5,0
2,5
0,2
23
24
bebas, untuk anti kerut dan penuaan dini yang dioleskan pada kulit, untuk pertumbuhan anak seperti menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, meningkatkan kecerdasan, menambah daya tahan, dan stamina tubuh, membantu mencegah
penyakit lever, membantu mencegah tekanana darah tinggi, membantu
melindungi tubuh dari serangan kanker payudara dan kanker kolon, dibidang farmasi, digunakan untuk membuat obat-obatan dan kosmetika (Sutarmi dan Hartin,
2005).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang diperoleh
dari kelapa yang sudah tua tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia apapun, diproses
dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang berkualitas
tinggi. Keunggulan dari minyak ini adalah jernih, tidak berwarna, tidak mudah
tengik, dan tahan hingga dua tahun. Komponennya masih utuh artinya tidak ada
senyawa yang hilang dalam minyak ini (Yong, 2001).
Minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru
dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa. Proses pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan yang tinggi. CODEX
Alimentarius mendefinisikan minyak murni (virgin oil) sebagai minyak dan lemak
makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak, minyak diperoleh hanya dengan
perlakuan mekanis dan pemanasan minimal. Karena tidak melalui pemanasan
tinggi, maka vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah
kelapa dapat dipertahankan (Anonim, 2011).
Sifat-sifat kimia dan fisika dari VCO yaitu tidak berwarna, aroma berbau
asam dan harum karamel, tidak larut dalam air, berat jenis 0,883 pada suhu 200C
memiliki pH di bawah 7, tidak menguap pada suhu 200C (0 %), titik cair 20-250C,
25
titik didih 2250C, kerapatan uap 6,91; tekanan uap 1 mmHg pada suhu 1210C, kecepatan penguapan tidak diketahui (Hairi, 2010). Standar mutu minyak kelapa
murni dapat diliha pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008
No Jenis uji
1. Keadaan:
1. Bau
2. Rasa
3. Warna
2
Bilangan iod
Bilangan peroksida
Asam lemak:
6.1 asam kaporoat (C8:0)
6.2 asam kapirat (C10:0)
6.3 asam kaprat (C12:0)
6.4 asam laurat (C14:0)
6.5 asam miristat (C16:0)
6.6 asam palmitat (C18:0)
6.7 asam stearat (C18)
6.8 asam oleat (C18:1)
6.9 asam linoleat (C18:2)
6.10 asam linolenat (C18:3)
Cemaran mikroba
7.1 Angka lemprng total
Cemaran logam:
8.1 timbal (Pb)
8.2 tembaga (Cu)
8.3 besi (Fe)
8.4 cadmium (Cd)
Satuan
Persyaratan
Khas kelapa segar tidak berbau tengik, normal khas minyak kelapa, tidak berwarna
hingga kuning pucat.
Maks 0,2
g iod/100g 4,1-11,0
%
Maks 0,2
mg ek/kg
Maks 0,2
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
ND-0,7
4,6-10,0
5,0-8,0
45,1-53,2
16,8-21
7,5-10,2
2,0-4,0
5,0-10,0
1,0-2,5
ND-0,2
Koloni/ml
Maks 10
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 0,1
Maks 0,4
Maks 5,0
Maks 0,1
26
mg/kg
Maks 0,1
27
28
Minyak pertama tanpa pemanasan yang diperoleh biasanya disebut sebagai vico
(Dede, dkk., 2006).
2.5.4 Cara pancingan
Pada pembuatan minyak kelapa murni cara pancingan menggunakan
umpan minyak kelapa murni yang sudah jadi. Ikatan lemak-protein pada santan
diputus dengan pancingan minyak kelpa murni yang sudah jadi. Setelah beberapa
lama didiamkan minyak akan keluar dengan sendirinya. Kelebihan minyak kelapa
murni yang dibuat dengan pancingan kandungan asam lemak rantai sedang dan
antioksidannya tidak mengalami denaturasi (Prayugo dan bambang, 2006).
2.5.5 Cara enzimatiss
Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara enzimatis yaitu
dengan penanbahan enzim pada santan. Biasanya enzim yang digunakan pada
pembuatan minyak kelapa murni ini adalah papain dari getah papaya, enzim bromelin dari nenas dan enzim protease dari kepiting sungai. Kelebihan cara enzimatis adalah prosesnya lebih cepat dibandingkan proses fermentasi. Kelemahan cara
ini dapat mengeluarkan enzim-enzim yang terkandung dalam minyak kelapa
(Baswardojo, 2005).
2.5.6 Cara sentrifugasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan minyak kelapa murni dengan
cara mekanik. Upaya yang dilakukan untuk memutuskan ikatan lemakproteinpada santan dengan sentrifugasi. VCO yang dihasilkan dengan sentrifugasi
memiliki beberapa kelebihan yaitu; berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa, daya simpannya cukup lama sepuluh tahun, proses pembuatannya sngat ce-
29
pat, kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturasi, demikian
juga kandungan antioksidannya (Prayugo dan Bambang, 2006).
Wardani (2007) telah melakukan penelitian mengenai uji kualitas VCO
berdasarkan cara pembuatan dari proses pembuatan tanpa pemancingan dan proses pembuatan tanpa pemancingan. Hasil yang diperoleh adalah tidak ada perbedaan kualitas dari pembuatan VCO proses pengadukan dengan pancingan dengan
proses pengadukan tanpa pancingan.
Hasil dari pembuatan minyak kelapa murni yang dibuat dari metodemetode pembuatan minyak kelapa murni terhadap beberapa parameter kualitas
minyak kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hasil dari metode-metode pembuatan minyak kelapa murni terhadap kualitas minyak kelapa murni
No
Metode pembuatan
Pemanasan
bertahap
Enzimatis
Fermentasi
Pancingan
Pengadukan
Rendemen
Kadar
(%)
air
Parameter
Berat
jenis
Sumber
Angka
Angka
asam peroksida
0,13
0.22
0,25
16,0
0,08
0,42
7,88
18,6
0,42
2,23
3,30
21
0,11
0,56
38,49
0,42
0,18
0,40
40
0,17
0,12
20,05
0,30
0,28
0,09
0,90
0,19
Keterangan:
a:Novarianto, dkk (2004), b: Manuhara, ddk (2004), c:Suryanto, dkk (2005),
d: Wardani (2007), e: Leta (2009), f:Handayani (2007)
2.5 Kualitas Minyak Kelapa Murni
2.5.1 Organoleptik
30
Uji kualitas minyak kelapa murni secara organoleptik meliputi warna, bau,
dan rasa. Jika tidak terlihat warna lain atau kuning pucat maka hasilnya dinyatakan normal. Bau minyak kelapa murni yang alamiah dan normal dianggap berbau tengik. Bau tengik timbul karena proses oksidasi berkepanjangan. Jika tercium bau minyak kelapa segar dan tengik maka hasilnya dinyatakan normal. Rasa
serik di tenggorokan yang timbul pada saat mengkonsumsi minyak kelapa murni
adalah normal. Ini semua gejala normal dan bukannya minyak kelapa murninya
rusak. Hasilnya dinyatakan normal bila rasa khas minyak kelapanya (SNI, 2008).
2.5.2 Kadar Air
Kadar air adalah Kadar air adalah jumlah (dalam%) bahan yang menguap
pada pemanasan dengan suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapatair
maka akan mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkankerusakan
minyak, yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak. Asam lemak bebas
yang mudah menguap dengan jumlah C4, C6, C8, dan C10 menghasilkan bau
tengik karena dapat berubah menjadi senyawa keton (Haryani, 2006).
Kadar air dinyatakan sebagai (b/b) dihitung sampai dua desimal dengan
menggunakan rumus:
kadar air =
angka asam =
BAB III
METODE PENELITIAN
32